Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL


Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Dewi Listyorini, S.Kep.,Ns. M.Kep.

DISUSUN OLEH :

DIMAS AVIAN WAHYU S

P17015

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI D3 KEPERAWATAN

2020
1. Model Penugasan/Model Asuhan Keperawatan

a. Metode Fungsional

Metode fungsional merupakan pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan

yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.

Contoh : Perawat A tugasnya menyuntik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan

klien. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien

yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan (head nurse) bertanggung jawab dalam

pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta menjawab

semua pertanyaan tentang klien

Merupakan model pertama dikembangkan, pelayanan askep dilakukan secara

terfregmentasi. Tindakan keperawatan dilaksanakaan sesudah tugasnya dan secara

rutin. Contoh : perawat membantu memandikan pasien dan perawat membantu

memberikan makanan. Dalam model ini Ka. Ruang harus koordinasi antar perawat

dan memikirkan atau memenuhi kebutuhan pasien secara komperhensif. Orientasi

hanya kepada penyelesaian tugas, bukan kepada kualitas. Keuntungan model

keperawatan fungsional yaitu :

1. Sederahana

2. Efisien

3. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu

4. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas

5. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalamaan

untuk satu tugas yang sederhana

6. Memudahkan kepala ruang untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek

untuk keterampilan tertentu


b. Metode tim keperawatan

Metode tim keperawatan yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh

sekelompok klien dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat

profesional yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya

(registered nurse). Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan

kelompok/ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan

anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan

keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila

menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang melaporkan pada kepala ruangan

tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.

Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi

masalah yang berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien.

Banyak yang percaya meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional,

system pelayanan pasien harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang

terpilah-pilah dari metode keperawatan fungsional.

Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung berkolaborasi dalam memberikan

pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah arahan seorang perawat professional.

Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui kondisi dan kebutuhan seluruh

pasien yang dirawat oleh tim. Kewajiban ketua tim bergantung kepada kebutuhan

pasien dan beban kerja, termasuk membantu anggota tim, memberikan pelayanan

langsung kepada pasien, mendidik pasien dan melakukan koordinasi terhadap

aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-menerus, pelayanan kompehensif

akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative banyak staf pendukung.

Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis.

Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas


meskipun juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui

nilai-nilai individual karyawan dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan

menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi.

Pelaksanaan metode tim harus didasarkan pada konsep berikut :

a. Ketua tim diberikan pada perawat profesional dan harus mampu menggunakan

berbagai tehnik kepemimpinan, manajemen dan komunikasi efektif.

b. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan,

supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.

c. Komunikasi yang efektif penting untuk menjamin kontinuitas rencana

perawatan. Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan

Prinsip tim keperawatan :

a. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim terhadap satu atau

sekelompok klien/pasien

b. Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai

kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin

c. Dalam model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level

kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas tim harus terkoordinasi secara

baik

d. Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar tim untuk setiap shift

dinas (Pagi – Sore – Malam). Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis

pasien

a. Metode keperawatan primer/utama (Primary Nursing)

Metode keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan

keperawatan, dimana seorang perawat register bertanggung jawab dan bertanggung

gugat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam 24 jam.


Metode keperawatan primer berkembang pada awal tahun 1970-an

menggunakan beberapa konsep pelayanan keperawatan total dan membawa perawat

teregister kembali ke sisi tempat tidur untuk memberikan pelayanan klinis.

Sesungguhnya Manthey (2001) dalam Marquis, B.L. & Huston, C., J. (2002)

menganjurkan bahwa hanya keperawatan primer jenis pemberian pelayanan pasien

yang mengharuskan hubungan perorangan antara seorang perawat dan pasien dengan

tanggung jawab dalam perencanaan dan pengelolaan pelayanan secara jelas.

Keperawatan primer didesain dengan seorang tenaga keperawatan profesional

terhadap 4-5 klien sebagai perawat primer yang bertanggung jawab terhadap kondisi

klien, semua kebutuhan dan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya.

Perawat primer bertanggung jawab mulai klien masuk sampai pulang. Perawat

Primer bertangungjawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam

merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika

diperlukan. Pada saat tidak bertugas perawat primer lain bertindak sebagai perawat

asosiet.

Tanggung jawab penting perawat primer adalah mengatur komunikasi yang

jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet, dan tim kesehatan lainnya. Kombinasi

komunikasi yang baik dan keberadaan interdisiplin dalam satu grup dalam

memberikan pelayanan langsung meningkatkan kualitas pelayanan pasien secara

holistic. Meskipun kepuasan kerja tinggi dalam keperawatan primer, metode ini sulit

diimplementasikan karena dibutuhkan tanggung jawab dan otonomi yang tinggi dari

perawat primer. Sehingga bila perawat mengembangkan kemampuannya dalam

pemberian pelayanan keperawatan primer, mereka akan merasa tertantang dan harus

mendapatkan harga yang setimpal.


b. Manajemen kasus

Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan multidisiplin yang bertujuan

meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai anggota tim kesehatan serta sumber-

sumber yang ada.

Perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dari masuk sampai

pulang. Integrasi layanan kesehatan untuk klien/pasien secara individu atau kelompok

dengan tim multidisiplin yang bertanggung jawab secara kolaboratif dalam kajian

kebutuhan klien dan menetapkan rencana tindakan, implementasi, evaluasi dari saat

pasien diterima, dirujuk dan atau dipulangkan. Dalam manajemen kasus diperlukan : 

1) Case manager

Case manager memegang setiap kasus individu untuk menjalankan fungsi

koordinasi dan kolaborasi, mengidentiifikasi pemberian pelayanan, pengobatan

yang memiliki nilai cost-effective, dan pengaturan pelayanan terhadap individu

yang ditangani (Finkleman, 2001 dalam Marquis, B.L. & Huston, C., J., 2002).

2) Critical/Clinical pathway yang merupakan panduan alur penanganan pasien

secara terintegrasi misalnya: CP pasien dengan Total Knee Replacement, dan

lain-lain.

Elemen penting dalam manajemen kasus

a. Kerja sama semua anggota pelayanan

b. Identifikasi hasil yang diharapkan pasien

c. Menggunakan prinsip perbaikan kualitas terus menerus dan menganalisa

varian Promosi praktek keperawatan professional.


2. Keuntungan Model Penugasan/Model Asuhan Keperawatan

a. Metode fungsional

1) Kelebihan metode fungsional yaitu manajemen klasik yang menekankan efisiensi,

pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.

2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan

pada pasien diserahkan kepada perawat junior

a. Metode kasus

1) Bersifat kontinue dan konfrehensif

2) Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap

pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit. Keuntungan yang dirasakan adalah

pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.

Selain itu asuhan diberiakan bermutut tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif

terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi sehingga

pasien merasa puas.

3) Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena senantiasa

mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan

komprehensif.

4) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

5) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

b. Metode tim

1) Kelebihan metode tim memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh

2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan

memberikan kepuasan kepada anggota tim


c. Metode primer

1) Kelebihan metode primer bersifat kontinuitas dan komprehensif

2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil akan

memungkinkan pengembangan diri

3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, pasien merasa dimanusiawikan karena

terpenuhinya kebutuhan secara individu.

4) Keuntungan terhadap perawat, dokter dan rumah sakit. Asuhan yang diberikan

bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,

dukungan, proteksi, infromasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan

dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi

pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.

d. Metode manajemen kasus

1) Kelebihan metode manajemen kasus perawat lebih memahami kasus per kasus

2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

b. Struktur pembagian tugas model tim

Kepala

Perawat Perawat KARU


Katim Katim

Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien


1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepermimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENERAPAN METODE TIM
Dosen Pembimbing : Dewi Listyorini , S.Kep., Ns.

DISUSUN OLEH :

1. Aulia Walen Pramita (P17011)


2. Cindy Galuh Rahmawati (P17012)
3. Devi Agustiana Sari (P17013)
4. Diah Laras Ati (P17014)
5. Dimas Avian Wahyu S (P17015)
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Pelayanan keperawatan merupakan Metode penugasan merupakan suatu sistem yang
akan diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien. Metode penugasan
keperawatan menurut Marquis dan Huston (2013) terdapat lima metode asuhan keperawatan
yaitu: Metode kasus, metode fungsional, metode keperawatan primer, metode keperawatan
tim,metode modifikasi: keperawatan tim.
Metode penugasan adalah suatu pendeketan yang digunakan oleh tim keperawatan
dalam mendesain dan mengorganisasikan pekerjaan sehingga tujuan pelayanan keperawatan
yaitu asuhan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan berkesinambungan dapat tercapai.
Ada beberapa jenis metode penugasan mulai dari yang bersifat konvensional sampai dengan
yang bersifat komprehensif.
Model yang umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan tim,
keperawatan primer, keperawatan total. Di Indonesia, pelaksanaan metode penugasan primer
itu sendiri harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit, oleh karena itu sering
disebut dengan metode penugasan primer modifikasi.
Metode Primer Modifikasi (Primer-Tim) adalah suatu variasi dari metode keperawatan
primer dan metode Tim. Metode primer modifikasi digunakan secara kombinasi dari metode
primer dan metode tim. Menurut Sitorus (2016) untuk kondisi di Indonesia karena saat ini
jenis pendidikan perawat yang ada di rumah sakit mayoritas lulusan Akademi Keperawatan
dan Sekolah Perawat Kesehatan maka lebih baik menggunakan metode gabungan tim-primer.
Pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi merupakan hal yang baru
sehingga pemahaman berbagai rumah sakit tentang hal tersebut masih kurang, pemanfaatan
lulusan sarjana keperawatan/Ners pada pemberian asuhan belum opimal, dan merasa sudah
puas dengan kondisi keperawatan yang ada walaupun asuhan keperawatan yang diberikan
belum professional. Pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi juga
dirasakan terlalu mahal karena pemanfaatan lulusan S1/Ners sebagai perawat primer
(Dumauli, 2018). Menurut Sitorus (2018), faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi adalah kemampuan
perawat primer.
Menurut Dumauli (2018) hambatan utama yang dialami dalam Pelaksanaan MPKP metode
penugasan perawat primer modifikasi adalah keterbatasan tenaga khususnya S1/Ners,
pembinaan dan bimbingan yang kurang pada implementasi MPKP, belum adanya standar
asuhan keperawatan, sarana dan prasarana kurang, dan kompensasi untuk perawat primer
kurang. Begitu pula dengan Nurhikmah (2017) yang menyatakan bahwa hambatan dalam
pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat primer modifikasi mengakibatkan
pelaksanaan asuhan keperawatan berjalan kurang optimal. Hambatan-hambatan tersebut yaitu
kurangnya jumlah tenaga perawat, dukungan manajemen yang kurang, kurang supervisi,
kurang motivasi, belum adanya reward/penghargaan, kurangnya fasilitas atau sarana
prasarana untuk terlaksananya kegiatan pelaksanaan MPKP metode penugasan perawat
primer modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai