Anda di halaman 1dari 11

CASE MANAGER

MANAJEMEN KEPERAWATAN
KELOMPOK 5

Dea Fairuz Hasna Latifah


Dilo Rivanca Farera
Fikri Maidawati
Novi Sri Mulyati
Raswan Dian
Widia Tamara Dewi
Yola Laudia
Konsep Dasar Manajemen Kasus

• Menurut American Nurses Association (1988),


Manajemen kasus adalah suatu sistem pemberian
pelayanan kesehatan yang didesain untuk memfasilitasi
pencapaian tujuan pasien yang diharapkan dalam kurun
waktu perawatan di rumah sakit.

• ANA dalam Marquis dan Hutson (2000) mengatakan


bahwa manajemen kasus merupakan proses pemberian
asuhan kesehatan yang bertujuan mengurangi
fragmentasi, meningkatkan kualitas hidup, dan efisiensi
pembiayaan.
Penjelasan Umum Manajemen Kasus

• Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan


keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan
adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang
perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut
• Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen
kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi.
• Di sisi lain, metode kasus keperawatan ini akan memberikan kesempatan
untuk komunikasi di antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lain, efisien
dalam manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasi dan
intervensi.
• Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas
sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk
ke rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan
pengobatan.
• Sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan
untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi.
Tujuan Manajemen Kasus

a. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan


yang diharapkan sesuai dengan standar.
b. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin
c. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin.
d. Efisiensi biaya
e. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan
keperawatan melalui kolaborasi dengan tim lainnya.
f. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja.
g. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan
Fungsi Manajemen Kasus
1. Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and
Orientation)
– Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin
dicapai, kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan
pelayanan yang dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen
kasus.
2. Asesmen klien (Client Assessment).
– Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan
suatu asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi
kehidupan, dan sumber-sumber.
3. Rencana Intervensi/Pelayanan.
– Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-
pelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk
membantu penanganan masalah klien.
4. Koordinasi hubungan dan pelayanan.
– Seorang manajemen kasus harus menghubungkan
klien dengan sumber-sumber yang sesuai
5. Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan
pelayanan.
– Seorang manajer kasus membuat peraturan dan
kontak tindak lanjut yang terus menerus dengan klien
dan penyedia pelayanan untuk menyaknkan baha
pelayanan yang diperlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh
klien secara tepat.
Kerangka Manajemen Kasus

1. Pasien masuk melalui “agency kesehatan”, manager


mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam
perencanaan sampai dengan evaluasi pada episode tertentu
tanpa membedakan pasien itu berasal dari unit mana.
2. Dalam manajemen kasus menggunakan dua cara, yaitu:
a. Case Management Plan (CMP). Merupakan perencanaan bersama
dari masing-masing profesi kesehatan.
b. Critical Path Diagram (CPD). Merupakan penjabaran dari CMP dan ada
target waktunya.
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari,
yang mengacu pada tujuan asuhan keperawatan yang telah
ditetapkan. Bentuk spesifik dari manajemen kasus ini
tergantung dari karakteristik tatanan asuhan keperawatan
Kelebihan Dan Kekurangan Manajemen
Kasus
1. Kekurangan
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama
perawat penaggung jawab klien bertugas.
2. Kelebihan
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
SUMBER
Cobell, C. ( 1992) , The efficacy of primary Nursing as a Foundation
For Patient Advocacy Nursing Practic, hal : 2-5
Douglas, LM. (1984) , the Effevtive Nurse Leader and Menager, Second
edition, St. Louis, the CV Mosby.
Gillies, D. (1989) , Nursing Management company a Sistem Approach,
Philadelphia, W.B. Saunders.
Nursalam (2007), Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Proffesional. Jakarta : Salemba Medika
Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit; Penataan Struktur dan Proses (Sistem)
Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
Tappen, R.M., (l 995). Nursing Leadership and Management. Concepts
and Practice. (3 rd edition). Philadelpia: F.A. Davis Company.
TERIMAKASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai