(Sutoto, 2016)
SURVEIOR
Peran :
1. PERAN PENILAI: Menilai penerapan standar dalam sistem
pelayanan RS
2. PERAN MOTIVATOR: Memotivasi,Mendorong RS untuk
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
Tugas :
Tujuan Utama:
• MENILAI KEPATUHAN RS TERHADAP`A STANDAR
AKREDITASI VERSI 2012
Tujuan Mulia:
• MEMOTIVASI, MEMBIMBING RS UNTUK MENINGKATKAN
MUTU DAN PELAYANAN PASIEN
(Sutoto, 2016)
Kompetensi inti :
3
Teknik Skoring
Pengertian :
Teknik Skoring adalah tata cara bagi Surveior untuk
menilai Elemen Penilaian dengan :
1) melakukan asesmen dan mencatat Fakta &
Analisis,
2) menetapkan Skor, dan
3) memberikan (uraian) Rekomendasi untuk
perbaikan / peningkatan yang adekuat dan
relevan untuk EP ybs.
Butir 1) dan 3) agar dapat bermanfaat untuk
pembelajaran bagi RS
Peran Pokja Akreditasi 16 Pokja
“Pathway” Akreditasi : Proses Vertikal dan Horizontal
Proses Vertikal
Pokja : anggotanya sebanyak mungkin dari berbagai unit2 terkait,
mendalami/menguasai Bab (Std-EP), sbg proses vertikal, menjadi NS di RSnya
Unit
Proses Horizontal
-Pola pikir Pokja hrs Hrztl
-Std-EP link Hrztl ke Std-
Bab Bab.. EP/Bab lain
Bab dst -Penerapan Bab/Std
PMKP
Bab Prog
ARK Bab.. tersebar Hrztl di unit2,
Bab Nas
SKP
terintegrasi, dgn
koordinasi, utk mencapai
keseragaman yan
BAB 1. AKSES KE RUMAH SAKIT DAN
KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
Skrining untuk Admisi ke Rumah Sakit
Admisi ke RS
Kesinambungan pelayanan
Pemulangan dari RS (discharge) dan tindak
lanjut
Rujukan pasien
Transportasi
GAMBARAN UMUM
RS seyogyanya mempertimbangkan bhw asuhan di RS
merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yg terintegrasi dgn
para professional pemberi asuhan dan tingkat pelayanan yg akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan.
Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan asuhan
pasien dgn pelayanan yg tersedia di RS, mengkoordinasikan
pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan
selanjutnya
Hasilnya adalah meningkatkan mutu asuhan pasien dan efisiensi
penggunaan sumber daya yg tersedia di RS.
Perlu informasi penting utk membuat keputusan yg benar ttg:
• Kebutuhan pasien yg dapat dilayani RS.
• Pemberian pelayanan yg efisien kepada pasien.
• Rujukan ke pelayanan lain baik ,di dalam maupun keluar RS
• Pemulangan pasien yg tepat dan aman ke rumah
9
PROSES PENERIMAAN PASIEN KE RS
SKRINING
*Standar ARK.1
RS menetapkan regulasi ttg penerimaan pasien di ranap atau
pemeriksaan pasien di rajal sesuai kebutuhan pelayanan
kesehatan mereka yg telah diidentifikasi sesuai misi serta
sumber daya RS yg ada. Skrining menentukan
kebutuhan pasien
Elemen Penilaian ARK.1.
1. Ada regulasi utk proses skrining baik di dalam maupun di luar RS
termasuk pemeriksaan penunjang yg diperlukan/spesifik utk
menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk.(R)
2. Ada pelaksanaan proses skrining baik di dlm maupun di luar RS.
(D,W)
3. Ada proses pemeriksaan penunjang yg diperlukan/spesifik utk
menetapkan apakah pasien diterima atau dirujuk. (D,W)
4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien
sesuai dgn kemampuan RS (lihat juga TKRS 3.1, EP.1). (D,W)
5. Pasien diterima bila RS dapat memberi pelayanan rajal dan ranap
yg dibutuhkan pasien.(D,O,W)
6. Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum
10
diperoleh hasil tes yg dibutuhkan tersedia.(D,O,W)
ARK.1
1. Ada regulasi untuk R Regulasi tentang skrining baik 10 TL
proses skrining baik di didalam maupun diluar RS. 5 TS
dalam maupun di luar 0 TT
rumah sakit termasuk
pemeriksaan penunjang
yang diperlukan/spesifik
untuk menetapkan apakah
pasien diterima atau
dirujuk. (R)
W Staf medis
Staf keperawatan
Staf medis
W Staf keperawatan
Staf admisi
W Staf medis
Staf keperawatan 13
Diskusi
ARK 1.
1. Skrining : utk menentukan kebutuhan pasien IAR (Asesmen
Pasien) oleh PPA : Dr &/ Perawat. Dibantu dgn proses ”Fast
Track” dsb.
2. Didalam : di RS : Rajal, IGD, termasuk yg dirujuk ke RS kita. Diluar
: dilokasi pasien, a.l. dirumahnya
3. Skrining (penapisan) : *kebutuhan pasien :pelayanan GD (ARK
1.1), *kebutuhan pasien : pelayanan prev-kuratif-paliatif-rehab
(ARK 1.2), *khusus : daftar negatif.
4. Pasien diterima hanya apabila RS dapat/mampu menyediakan
kebutuhan pelayanan Ranap & Rajal yg tepat.
5. Tes diagnostik dlm proses IAR perlu ada PPK/CP
6. Ada skrining juga pada Asesmen Awal : utk menentukan Risiko
Nutritional & Kebutuhan Fungsional, Risiko Jatuh di AP 1.4, 1.4.1,
utk menentukan Nyeri AP 1.5
14
Maksud dan Tujuan ARK.1.
Menyesuaikan kebutuhan pasien dgn misi dan sumber daya RS
tergantung pd informasi yg didapat ttg kebutuhan pasien dan kondisinya
lewat skrining pd kontak pertama.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
Skrining dapat terjadi ditempat pasien, ambulans atau waktu pasien tiba
di RS. Keputusan utk mengobati, mengirim atau merujuk dibuat setelah ada
evaluasi hasil skrining. Bila RS mempunyai kemampuan menyediakan
pelayanan yg dibutuhkan dan konsisten dgn misi dan kemampuan
pelayanannya, maka dipertimbangkan utk menerima pasien ranap atau
pasien rajal.
RS dapat menentukan tes atau bentuk penyaringan tertentu utk populasi
pasien tertentu sebelum ditetapkan pasien dapat dilayani. Misalnya,
pasien diare aktif harus diperiksa clostridium difficile, atau pasien tertentu
diperiksa Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin. Tes
spesifik tertentu atau evaluasi tertentu dilakukan jika RS mengharuskannya,
sebelum diputuskan dapat dilayani di ranap atau terdaftar di unit rajal.
(lihat juga AP.1)
15
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care
18
ARK.1.1
1. Ada regulasi R Regulasi tentang triase berbasis 10 TL
tentang proses triase bukti (menggunakan acuan yang 5 TS
berbasis bukti. (R) berbasis bukti) 0 TT
ARK 1.1
1. Triase berbasis bukti : referensi/metode harus jelas,
EBM/EBP
2. Pasien dgn kebutuhan pelayanan GD atau sangat
mendesak (infeksius secara airborne) didahulukan/
prioritas
3. Staf dilatih : daftar Dr & Perawat IGD, kolom2
pendidikan formal, institusi, tahun dsb, copy ijazah,
sertifikat
4. Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil sesuai
kemampuan RS dulu sebelum dirujuk : regulasi &
telusur
21
Maksud dan Tujuan ARK.1.1
Pasien darurat, sangat mendesak atau pasien yg
membutuhkan pertolongan segera diidentifikasi
menggunakan proses triase berbasis bukti utk
memprioritaskan kebutuhan pasien yg mendesak, dgn
mendahulukan dari pasien yg lain. Pada kondisi bencana, dapat
menggunakan triase bencana. Sesudah dinyatakan pasien
darurat, mendesak dan membutuhkan pertolongan segera,
dilakukan asesmen dan menerima pelayanan secepat mungkin.
Kriteria psikologis dibutuhkan dlm proses triase. Pelatihan bagi
staf diadakan agar staf mampu memutuskan pasien2 yg
membutuhkan pertolongan segera dan pelayanan yg
dibutuhkan.
Jika RS tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dgn kondisi
darurat, pasien dirujuk ke RS lain yg fasilitas pelayanannya
dapat memenuhi kebutuhan pasien. Sebelum ditransfer atau
dirujuk pasien harus dlm keadaan stabil dan dilengkapi dgn
dokumen pencatatan. 22
Elemen Kegiatan Rujukan
*Standar ARK 1.2.
Pada proses admisi pasien rawat inap, dilakukan
skrining kebutuhan pasien utk menetapkan pelayanan
preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif yg
diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien.
W Staf medis
Staf keperawatan
27
*Standar ARK 1.3.
RS mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan
memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan
kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan atau
pemeriksaan penunjang diagnostik.
Penundaan-kelambatan yan
Elemen penilaian ARK 1.3.
1. Ada regulasi ttg penundaan dan kelambatan
pelayanan di rawat jalan maupun rawat inap yg
harus disampaikan kpd pasien. (R)
2. Pasien diberi tahu alasan kelambatan dan
penundaan pelayanan dan diberi informasi ttg
alternatif yg tersedia sesuai kebutuhan klinik pasien
dan dicatat di rekam medis. (D, W)
28
ARK.1.3
1. Ada regulasi R Regulasi tentang apabila terjadi 10 TL
tentang penundaan penundaan dan/atau kelambatan 5 TS
dan kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun 0 TT
pelayanan di rawat rawat inap yang harus disampaikan
jalan maupun rawat kepada pasien, termasuk
inap yang harus pencatatannya.
disampaikan kepada
pasien. (R)
30
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN
Nama pasien No MR
Ruangan
31
PENDAFTARAN Pendaftaran Rajal, Ranap
*Standar ARK 2.
RS menetapkan regulasi yg mengatur proses pasien masuk RS
utk rawat inap dan proses pendaftaran rawat jalan.
Elemen Penilaian ARK 2.
1. Ada regulasi ttg proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat
inap, pasien gawat darurat, proses penerimaan pasien GD ke unit
rawat inap, menahan pasien utk observasi dan mengelola pasien bila
tidak tersedia tempat tidur pada unit yg dituju maupun diseluruh RS.
(R)
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien ranap dan pendaftaran
rajal. (D,W)
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien GD ke unit ranap. (D,W)
4. Ada pelaksanaan proses menahan pasien utk observasi. (D,W)
5. Ada pelaksanaan proses mengelola pasien bila tidak tersedia tempat
tidur pd unit yg dituju maupun diseluruh RS. (D,W)
6. Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai regulasi.
(D,W)
7. Ada pelaksanaan sistem pendaftaran rajal dan ranap secara online.
(D,W) (lihat Std MIRM 1)
32
ARK.2
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang pendaftaran 10 TL
proses pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat 5 TS
pasien rawat jalan, pasien inap, pasien gawat darurat, 0 TT
rawat inap, pasien gawat proses penerimaan pasien
darurat, proses gawat darurat ke unit rawat
penerimaan pasien gawat inap, menahan pasien untuk
darurat ke unit rawat observasi dan mengelola
inap, menahan pasien pasien bila tidak tersedia
untuk observasi dan tempat tidur pada unit yang
mengelola pasien bila dituju maupun di seluruh rumah
tidak tersedia tempat sakit, termasuk EP 7.
tidur pada unit yang
dituju maupun di seluruh
rumah sakit. (R)
W Staf medis
Staf keperawatan
Pasien
5. Ada pelaksanaan D Bukti tentang pemberian informasi 10 TL
proses mengelola rujukan dan pengelolaan pasien 5 TS
pasien bila tidak apabila tempat tidak tersedia. 0 TT
tersedia tempat tidur Perhatikan tentang kebutuhan
pada unit yang dituju kelompok pasien untuk rawat inap
maupun di seluruh biasa dan rawat intensif.
rumah sakit. (D,W)
W Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
KARS, Nico A. Lumenta 35
ARK.2
6. Staf memahami dan D Bukti tentang pelaksanaan EP 1 10 TL
melaksanakan semua sampai dengan EP 5 dan EP 7. 5 TS
proses sesuai dengan 0 TT
regulasi. (D,W) W Staf medis
Staf keperawatan
Staf admisi
Pasien/keluarga
7. Ada pelaksanaan D Bukti tentang pelaksanaan sistem 10
sistem pendaftaran pendaftaran rawat jalan dan rawat 5 TL
rawat jalan dan rawat inap secara online. 0 TS
inap secara online. TT
(D,W) (lihat juga MIRM W Staf admisi
1) Pasien/keluarga
38
39
KEBIJAKAN DITJEN PELAYANAN KESEHATAN TERKAIT SISTEM INFORMASI
SIRANAP
1. Data Ketersediaan tempat tidur
merupakan hak masyarakat atas
keterbukaan informasi publik
2. Dirjen Yankes menghimbau agar RS
mengintegrasikan data
ketersediaan tempat tidur melalui
aplikasi SIRANAP Ditjen Yankes
3. Dinas Kesehatan harus melakukan
monitoring implementasi SIRANAP
terhadap RS di wilayahnya dan akan
menjadi pertimbangan dalam
perpanjangan izin operasional RS
KEBIJAKAN DITJEN PELAYANAN KESEHATAN TERKAIT SISTEM INFORMASI
SISRUTE
W Staf Admisi
Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
Staf Admisi
Staf medis
Staf keperawatan
Pasien/keluarga
3. Penjelasan D Bukti materi penjelasan perkiraan 10 TL
termasuk perkiraan biaya yang ditanggung pasien atau 5 TS
biaya yang keluarga antara lain tarif RS. 0 TT
ditanggung pasien
atau keluarga. W Staf admisi
(D,W) Pasien/keluarga
46
*Standar ARK 2.2.
RS menetapkan proses utk mengelola alur pasien di
seluruh bagian RS.
Pengelolaan alur pasien
perihal stagnasi
Elemen penilaian ARK 2.2.
1. Ada regulasi yg mengatur tentang proses utk
mengatur alur pasien di RS termasuk elemen a. s/d g.
di dlm Maksud dan Tujuan.(R)
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien utk
menghindari penumpukan. (D,W)
3. Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien
secara berkala dan melaksanakan upaya
perbaikannya. (D,O,W)
47
ARK.2.2
1. Ada regulasi yang R Regulasi tentang proses untuk 10 TL
mengatur tentang mengatur alur pasien di rumah 5 TS
proses untuk mengatur sakit termasuk elemen a) sampai 0 TT
alur pasien di rumah dengan g) di maksud dan tujuan.
sakit termasuk elemen
a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (R)
W Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
W Dokter IGD
Perawat IGD
Kepala IGD
Manajer Pelayanan Pasien
Pasien/keluarga
50
(Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk:
a. Ketersediaan tempat tidur ranap
b. Perencanaan fasilitas ttg alokasi tempat, peralatan, utilitas,
teknologi medik, dan kebutuhan lain utk mendukung
penempatan sementara pasien
c. Perencanaan tenaga utk menghadapi penumpukan pasien
di beberapa lokasi sementara dan atau pasien yg tertahan
di unit GD
d. Alur pasien didaerah dimana pasien menerima asuhan,
tindakan, pelayanan (seperti unit rawat inap, laboratorium,
kamar operasi, radiologi dan unit pasca anestesi)
e. Efisiensi pelayanan non-klinik penunjang asuhan dan
tindakan kepada pasien (spt kerumahtanggaan dan
transportasi)
f. Pemberian pelayanan ke ranap sesuai kebutuhan pasien
g. Akses pelayanan yg bersifat mendukung (spt pekerja
sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dsb).
51
...
(Maksud dan Tujuan ARK.2.2.)
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yg
tepat dan bermanfaat utk mengatasi masalah. Semua staf RS,
mulai dari unit ranap, unit GD, staf medik, keperawatan,
administrasi, lingkungan, manajemen risiko, dapat ikut
berperan serta menyelesaikan masalah arus pasien ini.
Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer
Pelayanan Pasien (MPP)/Case manager.
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit GD berpotensi
membuat pasien bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit
GD yg merupakan jalan keluar sementara mengatasi
penumpukan pasien ranap RS. Maka RS harus menetapkan
standar waktu berapa lama pasien di unit GD, di unit
intermediate, kmd selanjutnya harus ditransfer ke unit ranap
RS. Yg diharapkan disini adalah agar RS mengatur dan
menyediakan tempat aman bagi pasien.
52
*Standar ARK 2.3.
RS menetapkan regulasi ttg kriteria yg ditetapkan untuk
masuk rawat di pelayanan spesialistik atau pelayanan
intensif.
Yan spesialistik, paliatif, intensif
Elemen penilaian ARK 2.3.
1. Ada regulasi ttg kriteria masuk dan keluar ICU, unit
spesialistik lain, ruang perawatan paliatif termasuk bila
digunakan untuk riset atau program2 lain utk memenuhi
kebutuhan pasien berdasarkan kriteria prioritas,
diagnostik, parameter obyektif, serta kriteria berbasis
fisiologi dan kualitas hidup (quality of life).(R)
2. Staf yg kompeten & berwenang dari unit intensif atau unit
spesialistik terlibat dalam menentukan kriteria.(D,W)
3. Staf terlatih utk melaksanakan kriteria. (D,W)
4. Catatan medik pasien yg diterima masuk atau keluar dari
unit intensif atau unit spesialistik memuat bukti bhw
pasien memenuhi kriteria masuk atau keluar. (D,W)
53
ARK.2.3
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang kriteria masuk 10 TL
kriteria masuk dan keluar dan keluar 5 TS
intensive unit care (ICU), Di rawat intensif ,antara lain 0 TT
unit spesialistik lain, ICU,ICCU,PICU,NICU.
ruang perawatan paliatif Di unit spesialistik antara
termasuk bila digunakan lain unit luka bakar, unit
untuk riset atau program- stroke ,ruang perawatan
program lain untuk paliatif .
memenuhi kebutuhan Lain lain,misalnya untuk
pasien berdasar atas riset atau program-program
kriteria prioritas, lain .
diagnostik, parameter untuk memenuhi kebutuhan
objektif, serta kriteria pasien berdasar atas kriteria
berbasis fisiologi dan prioritas, diagnostik,
kualitas hidup (quality of parameter objektif, serta
life). (R) kriteria berbasis fisiologi dan
kualitas hidup (quality of life),
termasuk dokumentasinya.
57
(Maksud dan Tujuan ARK.2.3.)
Mereka yg berasal dari unit2 GD, intensif atau layanan
spesialistik berpartisipasi menentukan kriteria. Kriteria
digunakan utk menentukan penerimaan langsung di unit,
misalnya masuk dari unit GD.
Kriteria juga digunakan utk masuk dari unit2 didalam atau dari
luar RS, spt halnya pasien dipindah dari RS lain. Pasien yg
diterima masuk di unit khusus memerlukan asesmen dan
evaluasi ulang utk menentukan apakah kondisi pasien berubah
shg tidak memerlukan lagi pelayanan spesialistik. Misalnya,
jika status fisiologis sudah stabil dan monitoring intensif baik,
tindakan lain tidak diperlukan lagi. Ataupun jika kondisi pasien
menjadi buruk sampai pd titik pelayanan intensif atau tindakan
khusus tidak diperlukan lagi, pasien kemudian dapat dipindah
ke unit layanan lebih rendah (seperti unit pelayanan medik
atau bedah, rumah penampungan, atau unit pelayanan
paliatif).
58
(Maksud dan Tujuan ARK.2.3.)
Kriteria utk memindahkan pasien dari unit khusus ke unit
pelayanan lebih rendah harus sama dgn kriteria yg dipakai utk
memindahkan pasien ke unit pelayanan berikutnya. Misalnya,
jika keadaan pasien menjadi buruk shg pelayanan intensif
dianggap tidak dapat menolong lagi, maka pasien masuk ke
rumah penampungan (hospices) atau ke masuk ke unit
pelayanan paliatif dengan menggunakan kriteria.
Yan
Follow-up
Discharge Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel • Ke RS Yan Kes
Penunjang,
Rehab
Planning • Telpon Primer
•Awal & durante dilingkungan
ranap Proses Pulang/Fase Discharge :
•Kriteria o 24-48 jam pra-pulang
•Tim Multidisiplin o Penyiapan Yan dilingkungan
o Kriteria pulang +
•Keterlibatan
o Resume pasien pulang
Pasien-Kel o Transport
•Antisipasi masalah o dsb
•Program Edukasi
/Pelatihan
•EDD=Expected
Discharge Date
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
(Nico Lumenta, 2015)
Maksud dan Tujuan ARK 3.
Kesinambungan asuhan pasien setelah di ranap memerlukan persiapan
dan pertimbangan khusus bagi sebagian pasien, spt perencanaan
pemulangan pasien (P3)/ discharge planning. Penyusunan P3
diawali saat proses asesmen awal ranap, membutuhkan waktu agak
panjang, termasuk pemutakhiran /updating. Utk identifikasi pasien yg
membutuhkan P3, RS menetapkan mekanisme dan kriteria misalnya
a.l. : umur, tidak adanya mobilitas, perlu bantuan medik dan keperawatan
terus menerus, bantuan melakukan kegiatan sehari hari.
Rencana pulang termasuk pendidikan / pelatihan khusus yg mungkin
dibutuhkan pasien dan keluarga utk kontinuitas (kesinambungan) asuhan
diluar RS. Sebagai contoh, pasien yg baru didiagnosis Tipe 1 diabetes
akan membutuhkan pendidikan terkait diet dan nutrisi, termasuk cara
memberikan suntikan insulin. Pasien yg dirawat inap karena infark
miokardial membutuhkan rehabilitasi sesudah keluar RS pulang, termasuk
mengatur makanan.
Kesinambungan asuhan pasca ranap akan berhasil bila penyusunan P3
dilakukan secara terintegrasi antar PPA terkait/relevan dan
difasilitasi MPP (Manajer Pelayanan Pasien) (lihat juga, ARK.4).
63
64
65
h. 1/2
71
2. Ada penunjukkan MPP dgn uraian tugas a.l. dlm
konteks menjaga kesinambungan dan koordinasi
pelayanan bagi individu pasien melalui komunikasi
dan kerjasama dgn PPA dan pimpinan unit serta
mencakup butir a. s/d h. (D,W)
3. Pasien diskrining utk kebutuhan pelayanan
manajemen pelayanan pasien (D,W)
4. Pasien yg mendapat pelayanan MPP, pencatatannya
dilakukan dalam Form MPP selalu diperbaharui utk
menjamin komunikasi dengan PPA.(D,W)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
didukung dgn menggunakan perangkat pendukung,
spt rencana asuhan PPA, catatan MPP, panduan, atau
perangkat lainnya. (D,O,W)
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di
semua tingkat/fase asuhan pasien. (D,O,W) 72
ARK.3.1
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang MPP dan 10 TL
proses dan pelaksanaan proses dan pelaksanaan untuk 5 TS
untuk mendukung mendukung kesinambungan 0 TT
kesinambungan dan dan koordinasi asuhan, sebagai
koordinasi asuhan, asuhan pasien terintegrasi
termasuk paling sedikit i) yang berpusat pada pasien
sampai dengan m) di (patient centered care)
dalam maksud dan termasuk:
tujuan, sesuai regulasi penetapan MPP yang bukan
rumah sakit (lihat juga PPA aktif, penuh waktu di jam
TKRS 10). (R) kerja
ketentuan tentang MPP
dimaksud dalam EP 4
sesuai PAP 2.
W Staf Klinis
Manajer Pelayanan Pasien
W DPJP/PPA lainnya
Manajer Pelayanan Pasien
Kepala instalasi rawat
inap/kepala ruang rawat inap
Pasien
82
(Maksud dan Tujuan ARK.3.1)
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, RS harus
menciptakan proses utk melaksanakan kesinambungan dan
koordinasi pelayanan diantara PPA, MPP, Pimpinan unit dan staf lain
sesuai regulasi RS di :
i. Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap
j. Pelayanan diagnostik dan tindakan
k. Pelayanan bedah dan non-bedah
l. Pelayanan rawat jalan
m. Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu dgn
penunjang lain spt panduan praktik klinik, alur klinis/clinical pathways,
rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik /check list lain dan
sebagainya.
Diperlukan regulasi utk proses koordinasi tsb. (lihat juga, SKP.2.2;
ARK.2.3; AP.4; PAB.7.2).
83
Konsep
Patient Centred Care
(Std HPK)
DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio Analis
• Interpretasi grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya
Yan Kes
/ RS Lain
MPP
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM :
Kontinuitas Pelayanan
Pelayanan dgn Kendali
Mutu dan Biaya
Pelayanan yg memenuhi
kebutuhan Pasien-Kel pd Case
ranap s/d dirumah
Good Patient Care Manager
MPP
(*Pemandu, *Laison/
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
• Penerapan PCC >
Konsep • Kolaborasi PPA >
Manajemen Pelayanan Pasien • Kendali mutu asuhan
• Kendali biaya asuhan
• Kendali safety asuhan
Pembayar 1. Asuhan sesuai
kebutuhan pasien
PPA 2. Kesinambungan
pelayanan
3. Pasien memahami
Sistem asuhan
Pendukung 4. Kepuasan pasien
Keluarga,Teman, Pasien 5. Kemampuan pasien
Tetangga dsb
mengambil keputusan
6. Keterlibatan &
pemberdayaan
7. Kepatuhan
MPP / Case Mgr 8. Kemandirian pasien
9. Optimalisasi sistem
pendukung pasien
10.Pemulangan aman
MPP bukan PPA aktif, Ratio 1:25 pasien 11.Quality Of Life
Ilustrasi Pra Rumah Sakit
Rumah Sakit
Case
Rumah Sakit
Manager
Rumah Sakit (di Klinik/
Rumah Sakit FKTP)
Ilustrasi di Rumah Sakit
Sakit : (kompleks): PPA
Pasien DPJP, Perawat,
DM, Gangrene Kaki, Dietisien,
Keluarga
Batuk (KP) Apoteker dsb
(Dirumah)
• Discharge Planning • Periksa Lab
• Proses Adm di RS • Ro, USG
Proses • Proses Adm di luar RS : • Endoskopi
Pulang BPJS, Perusahaan dsb • Biopsi
Di • Obat
Rumah Masalah Keluarga, Sosial,
Psikologis, Spiritual
• Konsultasi
Spesialis Lain
• Operasi
• ICU
Harus • Pem Ro diluar
DIRUJUK • Komplikasi..
• Dsb…..
“Urusan Panjang”
Case
Manager
Asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, monev dan advokasi untuk opsi dan Pasien
pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien
di ranap & di rumah, dgn kendali mutu & Keluarga ??/!!
biaya, melalui kolaborasi dan komunikasi
Peran & Fungsi MPP
Peran :
1. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk
keluarga dan pemberi asuhannya, baik akut, dalam proses
rehabilitasi di RS maupun pasca rawat, mendorong
keterlibatan dan pemberdayaan pasien.
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada
pasien (patient centered care) dan asuhan pasien terintegrasi,
serta membantu meningkatkan kolaborasi interprofesional
3. Mengoptimalkan proses reimbursemen
Fungsi :
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen,
perencanaan, fasilitasi dan advokasi, melalui kolaborasi dgn
pasien, keluarga, PPA, shg menghasilkan outcome/hasil asuhan yg
diharapkan.
Aktivitas & Manfaat MPP di RS
1. Mengidentifikasi pasien utk intervensi manajemen pelayanan
pasien
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan pasien utk
mengidentifikasi hasil yang diharapkan dan mengembangkan
suatu rencana manajemen pelayanan pasien
3. Memonitor intervensi yang ada relevansinya bagi rencana
manajemen pelayanan pasien
4. Memonitor kemajuan pasien kearah hasil yg diharapkan
5. Menyarankan alternatif intervensi praktis yg efisien biaya
6. Mengamankan sumber-sumber klinis utk mencapai hasil yg
diharapkan
7. Membakukan jalur-jalur komunikasi dgn manajer departemen
/ bagian / unit
8. Bagi pasien dan keluarganya, MPP adalah analog dgn
pemandu wisata / tour guide dlm berbagai perjalanan
kegiatan pelayanan di RS
Manfaat MPP untuk Rumah Sakit
1. Peningkatan mutu pelayanan
2. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
3. Peningkatan keterlibatan dan pemberdayaan pasien dlm asuhan
4. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan
5. Peningkatan kualitas hidup pasien
6. Peningkatan kolaborasi interprofesional tim PPA
7. Penurunan tkt asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan klinis
8. Penurunan Lama Dirawat
9. Pencegahan Hari Rawat yg tidak perlu
10. Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk
pemeriksaan yg tidak perlu
11. Pengurangan / menghindari tagihan yang tidak perlu
12. Penurunan readmisi ke rumah sakit
13. Pengurangan kunjungan pasien yg sama ke IGD
14. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical Pathway)
Keuntungan MPP di Rumah Sakit
(Care
Coordination)
6 Rehabilitasi
7 Pengembangan Profesi
Proses Manajemen Yan Pasien
(Sumber : The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Karakteristik Seorang MPP
1. Seorang MPP hrs mempunyai kemampuan utk mengekspresi-
kan pendapat, keinginan, bukan membela diri, atau cemas.
Dapat mengatasi orang2 maupun situasi yg sulit dengan tenang
& penuh percaya diri. Agar MPP dapat berhasil melayani dalam
peran advokasi, memperjuangkan untuk yg terbaik bagi pasien,
RS, dan para pelanggannya
2. MPP bekerja secara otonom / mandiri, harus mempunyai rasa
percaya diri. Harus mempunyai gambaran yg akurat ttg kekuatan
dirinya, kelemahannya, maupun kepribadiannya serta harus
bebas dari kepentingan dirinya.
3. MPP harus siap utk menjangkau staf klinis dalam tim PPA
(Profesional Pemberi Asuhan) untuk memberikan advokasi dan
dukungan. MPP menanamkan hubungan positif dengan pihak lain
dalam komunikasi keseharian. Perlu ketrampilan bernegosiasi
4. MPP harus seorang yg berani mengambil risiko, mencari sasaran
baru yang lebih memadai utk tujuan memenuhi kebutuhan pasien.
Ada pendapat bahwa MPP haruslah sering “berpihak” kepada
pasien.
Dokumentasi
Manajemen Pelayanan Pasien di Rumah Sakit
Form A 1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien utk
Evaluasi manajemen pelayanan pasien
Awal MPP 2. Asesmen untuk manajemen pelayanan pasien
3. Identifikasi masalah, risiko dan kesempatan
4. Perencanaan manajemen pelayanan pasien
Form B 1. Pelaksanaan Perencanaan manajemen
Catatan pelayanan pasien
Implementa 2. Monitoring
si MPP 3. Identifikasi masalah – risiko – kesempatan
4. Fasilitasi, Koordinasi, Komunikasi,
5. Kolaborasi
6. Advokasi
7. Hasil Pelayanan
8. Terminasi manajemen pelayanan pasien
*Standar ARK.3.2
RS menetapkan regulasi bhw setiap pasien harus dikelola
oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) utk
memberikan asuhan kepada pasien.
DPJP & DPJP Utama
Elemen penilaian ARK.3.2
1. Ada regulasi ttg DPJP yg bertangg-jawab melakukan
koordinasi asuhan dan bertugas di dlm seluruh fase
asuhan rawat inap pasien, teridentifikasi dlm rekam
medis pasien.(R)
2. Regulasi juga menetapkan proses pengaturan
perpindahan tangg-jawab koordinasi asuhan pasien
dari satu DPJP ke DPJP lain, termasuk bila terjadi
perubahan DPJP Utama.(R)
3. DPJP yg ditetapkan telah memenuhi proses kredensial,
sesuai peraturan perUUan. (D,W)
4. Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP
utama sbg koordinator asuhan pasien. (D,W) 105
ARK.3.2
1. Ada regulasi R Regulasi tentang DPJP yang 10 TL
tentang dokter meliputi: 5 TS
penanggung jawab 1) penetapan tentang DPJP sebagai 0 TT
pelayanan (DPJP) team leader yang melakukan
yang bertanggung koordinasi asuhan inter PPA dan
jawab melakukan bertugas dalam seluruh fase
koordinasi asuhan asuhan rawat inap pasien serta
dan bertugas dalam teridentifikasi dalam rekam
seluruh fase asuhan medis pasien
rawat inap pasien 2) bila kondisi/penyakit pasien
serta teridentifikasi membutuhkan lebih dari 1 (satu)
dalam rekam medis DPJP, ditetapkan DPJP Utama
pasien. (R) (EP 4) yang berperan sebagai
koordinator mutu dan
keselamatan pasien antar DPJP
dan PPA.
Kontributor Utama:
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM,
MHKes
Kontributor:
1. dr. Djoti Atmodjo, Sp.A, MARS
2. dr. Luwiharsih, M.Sc
3. Dra. M. Amatyah S, M.Kes
4. dr. Djoni Darmadjaja, Sp.B, MARS
5. dr. H. Muki Reksoprodjo, Sp.OG
6. dr. Mgs. Johan T. Saleh, M.Sc
7. dr. Nina Sekartina, MHA
8. dr. Achmad Hardiman, Sp.KJ, MARS
9. Dra. Pipih Karniasih, S.Kp, M.Kep
10. dr. Isi Mularsih, MARS
11. dr. Henry Boyke Sitompul,Sp.B,FICS
114
SUPERVISI
dalam Pendelegasian Wewenang
2. SUPERVISI
1. SUPERVISI TINGGI MODERAT TINGGI
133
Discharge Planning
Transisi & Kontinuitas Yan
Keluarga :
Asuhan
Dirumah
Yan
Follow-up
Discharge Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel • Ke RS Yan Kes
Penunjang,
Rehab
Planning • Telpon Primer
•Awal & durante dilingkungan
ranap Proses Pulang/Fase Discharge :
•Kriteria o 24-48 jam pra-pulang
•Tim Multidisiplin o Penyiapan Yan dilingkungan
o Kriteria pulang +
•Keterlibatan
o Resume pasien pulang
Pasien-Kel o Transport
•Antisipasi masalah o dsb
•Program Edukasi
/Pelatihan
•EDD=Expected
Discharge Date
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
(Nico Lumenta, 2015)
*Standar ARK.4.2.
Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk
semua pasien rawat inap.
Ringkasan pulang
*Elemen penilaian ARK.4.2.
1. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik. (D)
2. Ringkasan pulang memuat indikasi pasien di ranap,
diagnosis dan komorbiditas lain. (D)
3. Ringkasan pulang memuat prosedur terapi dan
tindakan yg telah dikerjakan. (D)
4. Ringkasan pulang memuat obat yg diberikan,
termasuk obat setelah pasien keluar RS. (D)
5. Ringkasan pulang memuat kondisi kesehatan pasien
(status present) saat akan pulang RS. (D)
6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut dan
dijelaskan kpd pasien & keluarga. (D) 135
ARK.4.2
1. Ringkasan pulang D Bukti form ringkasan pulang 10 TL
memuat riwayat memuat riwayat kesehatan, 5 TS
kesehatan, pemeriksaan pemeriksaan fisik, dan 0 TT
fisik, dan pemeriksaan pemeriksaan diagnostik.
diagnostik. (D)
2. Ringkasan pulang D Bukti form ringkasan pulang 10 TL
memuat indikasi pasien memuat indikasi pasien dirawat 5 TS
dirawat inap, diagnosis, inap, diagnosis, dan 0 TT
dan komorbiditas lain. (D) komorbiditas lain.
3. Ringkasan pulang D Bukti form ringkasan pulang 10 TL
memuat prosedur terapi memuat prosedur terapi dan 5 TS
dan tindakan yang telah tindakan yang telah dikerjakan. 0 TT
dikerjakan. (D)
W DPJP
Kepala instalasi rawat
inap/kepala unit rawat inap
Staf Rekam Medis
Pasien/keluarga
143
*Standar ARK.4.3
Untuk pasien rawat jalan yg membutuhkan asuhan yg
kompleks atau diagnosis yg kompleks, dibuat catatan
tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan
tersedia untuk PPA.
PRMRJ, Diagnosis kompleks
Elemen penilaian ARK.4.3
1. Ditetapkan kriteria pasien rawat jalan dgn asuhan yg
kompleks atau yg diagnosisnya kompleks, diperlukan
Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) sesuai
regulasi RS. (R)
2. Ada regulasi yg menetapkan bhw proses PRMRJ mudah
ditelusur (easy to retrieve) dan mudah direview. (R)
3. Informasi penting yg dimasukkan ke dlm PRMRJ
diidentifikasi oleh DPJP. (R)
4. Proses tsb dievaluasi utk memenuhi kebutuhan para
DPJP dan meningkatkan mutu serta keselamatan
pasien. (D,W)
144
ARK.4.3
1. Ditetapkan kriteria R Regulasi tentang pasien rawat 10 TL
pasien rawat jalan jalan yang asuhannya kompleks 5 TS
dengan asuhan yang meliputi: 0 TT
kompleks atau yang 1) kriteria diagnosis yang
diagnosisnya kompleks kompleks
diperlukan Profil 2) kriteria asuhan yang kompleks
Ringkas Medis Rawat 3) kriteria yang memerlukan Profil
Jalan (PRMRJ) yang Ringkas Medis Rawat Jalan
sesuai dengan regulasi (PRMRJ)
rumah sakit. (R) 4) cara penyimpanan PRMRJ agar
mudah ditelusur (easy to
retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam PRMRJ
oleh DPJP(EP 3).
2. Ada regulasi yang R Sesuai EP 1. 10 TL
menetapkan bahwa 5 TS
proses PRMRJ mudah 0 TT
ditelusur (easy to
retrieve) dan mudah di-
review. (R)
KARS, Nico A. Lumenta 145
ARK.4.3
147
(Maksud dan Tujuan ARK.4.3.)
Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) memuat informasi,
termasuk:
• Identifikasi pasien yg menerima asuhan kompleks atau
dengan diagnosis kompleks (seperti pasien di klinik jantung
dengan berbagai komorbiditas antara lain DM tipe 2, Total
Knee Replacement, Gagal ginjal tahap akhir dsb. Atau
pasien di klinik neurologik dengan berbagai komorbiditas).
• Identifikasi informasi yg dibutuhkan oleh para DPJP yg
menangani pasien tsb
• Menentukan proses yg digunakan utk memastikan bhw
informasi medis yg dibutuhkan DPJP tersedia dlm format
mudah ditelusur (“easy-to-retrieve”) dan mudah direview .
• Evaluasi dari hasil implementasi proses utk mengkaji bhw
informasi dan proses memenuhi kebutuhan DPJP dan
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien
148
Contoh ARK 4.3. Form PRMRJ Nama Pasien :….
151
ARK.4.4
158)
ARK.5
161)
*Standar ARK.5.1
RS menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien
pindah dengan aman.
Proses Rujuk
Elemen Penilaian ARK 5.1
1. Ada staf yg bertangg-jawab dlm pengelolaan rujukan,
termasuk utk memastikan pasien diterima di RS
rujukan yg dapat memenuhi kebutuhan pasien. (D,W)
2. Selama proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai
kondisi pasien yg selalu memonitor dan mencatatnya
dlm rekam medis. (D,W)
3. Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis
habis pakai, alat kesehatan dan peralatan medis sesuai
kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W)
4. Ada proses serah terima pasien antara staf pengantar
dan yg menerima. (D,O,W)
5. Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yg
dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. (D)
162)
ARK.5.1
1. Ada staf yang D Bukti tentang penunjukan staf yang 10 TL
bertanggung jawab bertanggung jawab dalam 5 TS
dalam pengelolaan pengelolaan rujukan termasuk untuk 0 TT
rujukan termasuk memastikan pasien diterima di
untuk memastikan rumah sakit rujukan yang dapat
pasien diterima di memenuhi kebutuhan pasien.
rumah sakit rujukan
yang dapat memenuhi W DPJP
kebutuhan pasien. Staf keperawatan
(D,W) Staf klinis terkait
2. Selama proses D Bukti pelaksanaan staf yang 10 TL
rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi 5 TS
kompeten sesuai pasien yang selalu memonitor dan 0 TT
dengan kondisi pasien mencatatnya dalam rekam medis.
yang selalu memonitor
dan mencatatnya W Staf keperawatan
dalam rekam medis. Petugas pendamping
(D,W)
W Staf keperawatan
Staf Farmasi
Petugas Ambulance
W Staf terkait
Petugas Ambulans
166)
(Maksud dan Tujuan ARK 5.1.)
Proses ini menangani :
• Ada staf yg bertangg-jawab dlm pengelolaan rujukan,
termasuk utk memastikan pasien diterima di RS rujukan yg
dapat memenuhi kebutuhan pasien.
• Selama dlm proses rujukan ada staf yg kompeten sesuai
kondisi pasien yg selalu memonitor dan mencatatnya dlm
rekam medis.
• Dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis
pakai, alat kesehatan dan peralatan medis yg dibutuhkan
selama proses rujukan.
• Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah
terima pasien antara staf pengantar dan yg menerima
RS melakukan evaluasi terhadap mutu dan keamanan dari
proses rujukan utk memastikan pasien telah ditransfer
dengan staf yg kompeten dan dengan peralatan medis yg
tepat.
167)
Elemen Kegiatan Rujukan
*Standar ARK.5.2
RS menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan
dan di catat di rekam medik pasien.
Proses Rujuk
W DPJP
Komite/tim PMKP
Kepala instalasi rawat inap/kepala
ruang rawat inap
Staf keperawatan
Petugas Ambulans
172)
(Maksud dan Tujuan ARK.5.2.)
Dokumentasi juga memuat nama fasyankes dan nama
orang di fasyankes yg menyetujui menerima pasien,
kondisi khusus untuk rujukan (spt kalau ruangan tersedia di
penerima rujukan, atau tentang status pasien). Juga dicatat
jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama
ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan
resusitasi).
Dokumen lain yg diminta sesuai kebijakan RS (misalnya,
tanda tangan perawat atau dokter yg menerima, nama orang
yg memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk
dalam catatan
180)
Terima kasih