Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 5 :

1. Aqila Fadhila Haya (P17162)


2. Arvian Jalu Jiwan P. (P17163)
3. Dewi Puspitasari (P17167)
4. Frensiska Meilinda (P17177)
5.Mahanani P. P (P17183)
6. Silvia Nilam U. (P17199)
7. Yuzlimah Dhias M. (P17207)
Asuhan Keperawatan
Pengkajian :
Keluhan Utama
Penyakit ini dapat berjalan tanpa keluhan dan
dapat juga dengan atau tanpa gejala klinik yang
jelas. Mula-mula timbul kelemahan badan, rasa
cepat payah yang makin menghebat, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, badan
menguning (ikterus), demam ringan, sembab
tungkai dan pembesaran perut (asites).
Pemerikasaan fisik
B1 (Breathing)
Dispnea, Wheezing, Penggunaan otot bantu pernafasan,
 Ekspansi paru terbatas disebabkan karena asites atau efusi
pleura. Hipoksia. Napas berbau aseton.
B2 (Blood)
Distensi vena abdomen, anemia, nadi tidak teraba akibat
hipovolemia intra vaskuler
B3 (Brain)
Perubahan kepribadian, penurunan mental,  bingung, ,
koma. (penurunan kesadaran) salah satunya dengan
adanya anemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan
kurang termasuk pada otak. Flapping tremor,
Diagnosa

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual


muntah
2. Gangguan  kelebihan volume cairan dan elektrolit b/d
gangguan mekanisme regulasi, retensi natrium, hematemesis,
melena
3. Resiko tinggi pola pernapasan tak efektif berhubungan
dengan pengumpulan cairan intra abdomen (asites)
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan:
gangguan sirkulasi/status metabolic. adanya edema, asites.
Analisis Jurnal Berdasarkan EBP :
1. P (Problem/Population)
Pasien dengan sirosis sering memiliki
keterbatasan fungsional, penurunan massa otot,
dan resiko tinggi jatuh. Dari 25 pasien yang
termasuk dalam penelitian, 1 pasien dalam
kelompok latihan dan 1 pasien dalam kelompok
relaksasi tidak menyelesaikan program karena
penarikan sukarela. Oleh karena itu, analisis
akhir termasuk 14 pasien dalam kelompok
latihan dan 9 pasien dalam kelompok relaksasi.
2. I ( Intervention )
Melakukan penelitian terhadap 25 orang
pasien yang mengalami sirosis hepar
dengan melakukan tindakan program
pelatihan pada kapasitas fungsional,
komposisi tubuh, dan resiko jatuh pada
pasien. Dengan dibagi dalam 2 kelompok
yaitu kelompok latihan dan kelompok
relaksasi. Tindakannya berupa tes latihan
Cardiopulmonary dan beberapa latihan
moderat
3. C (Comparation)
a) Dalam kelompok latihan
Dalam kelompok ini tes latihan
Cardiopulmonary menunjukkan peningkatan
waktu total usaha dan waktu ambang
anaerobik ventilatori. Lingkar paha atas
meningkat dan ketebalan lipatan paha tengah
dan paha menurun. Absorpsiometri sinar-X
energi ganda menunjukkan penurunan
massa lemak tubuh dan peningkatan massa
tubuh tanpa lemak massa appendicular
ramping dan massa kaki ramping. Tes Timed
Up & Go menurun pada akhir penelitian .
b) Dalam Kelompok Relaksasi
Tidak ada perubahan yang diamati
pada kelompok relaksasi. Kami
menyimpulkan bahwa program latihan
moderat pada pasien dengan sirosis
meningkatkan kapasitas fungsional,
meningkatkan massa otot, dan
mengurangi lemak tubuh dan waktu
Waktu Diatur & Pergi.
4. O (Outcome)
Dari 25 pasien yang termasuk dalam
penelitian, 1 pasien dalam kelompok latihan
dan 1 pasien dalam kelompok relaksasi tidak
menyelesaikan program karena penarikan
sukarela. Oleh karena itu, analisis akhir
termasuk 14 pasien dalam kelompok latihan
dan 9 pasien dalam kelompok relaksasi.
Dalam hal ini perawat diharapkan bisa
melakukan pelatihan ini agar bisa mengurangi
resiko pasien dengan sirosis hepar agar
terhindar dari resiko keterbatasan fungsional,
penurunan massa otot, dan resiko tinggi jatuh.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Sirosis Hepatis adalah penyakit yang ditandai
oleh adanya peradangan difus dan menahun
pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan
ikat, degenerasi, dan regenerasi sel – sel hati
sehingga susunan parenkim hati terganggu
(rusak). Etiologi penyakit Sirosis hepatis belum
diketahui secara jelas, namun terdapat factor
predisposisi yakni diantaranya pasien dengan
riwayat penyakit hepatitis, alkoholik, malnutrisi,
dll.
2. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus
mengetahui tantang penyakit sirosis hepatis,
hal ini diyujukan apabila mahasiswa
menemukan kasus penyakit sirosis hepatis di
lingkungannya, mahasiswa dapat melakukan
tindakan lebih awal dengan meminta pasien
memeriksakan dirinya ke dokter. Selain itu
asuhan keperawatan pada klien dengan sirosis
sangat penting dipelajari mahasiswa agar
dapat membuat asuhan keperawatan pada
klien dan merawat klien jika dihadapkan
langsung dengan sirosis hepatis.

Anda mungkin juga menyukai