2. Arvian Jalu Jiwan P. (P17163) 3. Dewi Puspitasari (P17167) 4. Frensiska Meilinda (P17177) 5.Mahanani P. P (P17183) 6. Silvia Nilam U. (P17199) 7. Yuzlimah Dhias M. (P17207) Asuhan Keperawatan Pengkajian : Keluhan Utama Penyakit ini dapat berjalan tanpa keluhan dan dapat juga dengan atau tanpa gejala klinik yang jelas. Mula-mula timbul kelemahan badan, rasa cepat payah yang makin menghebat, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, badan menguning (ikterus), demam ringan, sembab tungkai dan pembesaran perut (asites). Pemerikasaan fisik B1 (Breathing) Dispnea, Wheezing, Penggunaan otot bantu pernafasan, Ekspansi paru terbatas disebabkan karena asites atau efusi pleura. Hipoksia. Napas berbau aseton. B2 (Blood) Distensi vena abdomen, anemia, nadi tidak teraba akibat hipovolemia intra vaskuler B3 (Brain) Perubahan kepribadian, penurunan mental, bingung, , koma. (penurunan kesadaran) salah satunya dengan adanya anemia menyebabkan pasokan O2 ke jaringan kurang termasuk pada otak. Flapping tremor, Diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
muntah 2. Gangguan kelebihan volume cairan dan elektrolit b/d gangguan mekanisme regulasi, retensi natrium, hematemesis, melena 3. Resiko tinggi pola pernapasan tak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intra abdomen (asites) 4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan: gangguan sirkulasi/status metabolic. adanya edema, asites. Analisis Jurnal Berdasarkan EBP : 1. P (Problem/Population) Pasien dengan sirosis sering memiliki keterbatasan fungsional, penurunan massa otot, dan resiko tinggi jatuh. Dari 25 pasien yang termasuk dalam penelitian, 1 pasien dalam kelompok latihan dan 1 pasien dalam kelompok relaksasi tidak menyelesaikan program karena penarikan sukarela. Oleh karena itu, analisis akhir termasuk 14 pasien dalam kelompok latihan dan 9 pasien dalam kelompok relaksasi. 2. I ( Intervention ) Melakukan penelitian terhadap 25 orang pasien yang mengalami sirosis hepar dengan melakukan tindakan program pelatihan pada kapasitas fungsional, komposisi tubuh, dan resiko jatuh pada pasien. Dengan dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok latihan dan kelompok relaksasi. Tindakannya berupa tes latihan Cardiopulmonary dan beberapa latihan moderat 3. C (Comparation) a) Dalam kelompok latihan Dalam kelompok ini tes latihan Cardiopulmonary menunjukkan peningkatan waktu total usaha dan waktu ambang anaerobik ventilatori. Lingkar paha atas meningkat dan ketebalan lipatan paha tengah dan paha menurun. Absorpsiometri sinar-X energi ganda menunjukkan penurunan massa lemak tubuh dan peningkatan massa tubuh tanpa lemak massa appendicular ramping dan massa kaki ramping. Tes Timed Up & Go menurun pada akhir penelitian . b) Dalam Kelompok Relaksasi Tidak ada perubahan yang diamati pada kelompok relaksasi. Kami menyimpulkan bahwa program latihan moderat pada pasien dengan sirosis meningkatkan kapasitas fungsional, meningkatkan massa otot, dan mengurangi lemak tubuh dan waktu Waktu Diatur & Pergi. 4. O (Outcome) Dari 25 pasien yang termasuk dalam penelitian, 1 pasien dalam kelompok latihan dan 1 pasien dalam kelompok relaksasi tidak menyelesaikan program karena penarikan sukarela. Oleh karena itu, analisis akhir termasuk 14 pasien dalam kelompok latihan dan 9 pasien dalam kelompok relaksasi. Dalam hal ini perawat diharapkan bisa melakukan pelatihan ini agar bisa mengurangi resiko pasien dengan sirosis hepar agar terhindar dari resiko keterbatasan fungsional, penurunan massa otot, dan resiko tinggi jatuh. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Sirosis Hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel – sel hati sehingga susunan parenkim hati terganggu (rusak). Etiologi penyakit Sirosis hepatis belum diketahui secara jelas, namun terdapat factor predisposisi yakni diantaranya pasien dengan riwayat penyakit hepatitis, alkoholik, malnutrisi, dll. 2. Saran Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tantang penyakit sirosis hepatis, hal ini diyujukan apabila mahasiswa menemukan kasus penyakit sirosis hepatis di lingkungannya, mahasiswa dapat melakukan tindakan lebih awal dengan meminta pasien memeriksakan dirinya ke dokter. Selain itu asuhan keperawatan pada klien dengan sirosis sangat penting dipelajari mahasiswa agar dapat membuat asuhan keperawatan pada klien dan merawat klien jika dihadapkan langsung dengan sirosis hepatis.