OLEH :
MUTIA MISLIKA
200202040
MEDAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak yang berjudul
“BBLR”. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan,
akan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, memberi pengarahan, bimbingan, semangat serta doa untuk
keberhasilan penulis, antara lain :
1. Ibu Ns. Rani Kawati Damanik, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Anak, yang telah membimbing dan memberi masukan kepada
penulis.
2. Ns. Novita Ariyani, M Biomed selaku dosen penguji mata kuliah Keperawatan
Anak yang telah menguji dan memberikan masukan kepada penulis.
3. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
2.1 Pembahasan...................................................................................................................
2.1.1 Definisi..................................................................................................................
2.1.2 Etiologi..................................................................................................................
2.1.4 Patofisiologi...........................................................................................................
2.1.7 Penatalaksanaan.....................................................................................................
2.2.1 Pengkajian.............................................................................................................
3.1 Pengkajian.....................................................................................................................
BAB IV PENUTUPAN.....................................................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena
diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global
dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare
membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut
Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke 2 terbesar pada
balita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua mengenai
kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun dalam menjalankannya
seseorang harus mengetahui bayak hal seperti penyesuaian terhadap kehidupan,
pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
(pengkajian, perencanaan, intervensi, implementasi, dan evaluasi) .Melalui makalah
ini pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa saja yang akan diberikan kepada
bayi dan anak yang menderita penyakit tersebut.
TINJAUAN TEORITIS
2.1Pembahasan
2.1.1 Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah
padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah
buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare didefinisikan sebagai buang air
besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering
dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP,
2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare adalah buang air
besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau
lendir saja, frekuensi lebih tiga kali sehari.
Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan menjadi :
1. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi
sedang, diare dengan dehidrasi ringan
2. Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten
dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
3. Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.
2.1.2 Etiologi
5. Anus lecet
7. Anoreksia
13. Lemah
14. Pucat
2.1.5 Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh
pada keadaan syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
b. Dehidrasi Sedang
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian cairan.
2. Dehidrasi ringan
3. Dehidrasi sedang
4. Dehidrasi berat
1. Memberikan asi.
- Obat antibiotik.
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.
Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini
membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang
lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric
menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi
juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,
porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.
kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan
makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan
cuci tangan,
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
6. Pemeriksaan Fisik
a. Laboratorium :
Diagnosa 1:
- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0 c, RR : <
40 x/mnt )
- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB
tidak cekung.
- Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit R/ Penurunan
sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan
urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki deficit
4. Setelah rehidrasi berikan diet regular pada anak sesuai toleransi R/ Karena
penelitian menunjukkan pemberian ulang diet normal secara dini bersifat
menguntungkan untuk menurunkan jumlah defekasi dan penurunan berat
badan serta pemendekan durasi penyakit
5. Pantau intake dan output (urin, feses, dan emesis) R/ Untuk
mengevaluasi keefektifan intervensi
6. Timbang berat badan setiap hari R/ Mendeteksi kehilangan cairan ,
penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt
7. Kaji TTV, turgor kulit, membrane mukosa, dan status mental setiap 4 jam
atau sesuai indikasi R/ Untuk mengkaji hidrasi
8. Hindari masukan cairan jernih seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan
gelatin R/ Karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit,
dan mempunyai osmolaritas yang tinggi
Kolaborasi :
Kriteria :
Kriteria :
Intervensi :
1. Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur R/
Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila
basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya) R/ Mencegah
terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan
keasaman feces
3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam R/ Melancarkan
vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi
iskemi dan irirtasi .
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
4. Agama : Islam
1. Ayah
a. Nama : Tn.S
b. Usia : 35 tahun
c. Pendidikan : SLTP
e. Agama : Islam
2. Ibu
a. Nama : Ny. D
b. Usia : 30 Tahun
c. Pendidikan : S1
d. Pekerjaan : Guru
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. Sanara No.45 03/02 Kel.Gegesik, Kab.Cirebon
3.1.2 Riwayat Kesehatan
Dilakukan pengkajian pada tanggal 20 Mei 2018 pukul 10:00 WIB. Ibu
pasien mengeluh anaknya mencret-mencret, ibu mengatakan anaknya
mencret karena memakan jajanan warung seperti ciki- cikian, coklat,
dan es susu. Saat menangani anaknya mencret ibu memberi olesan
minyak kayu putih di daerah perut pasien dan memberikan minum air
putih. Tinjanya berwarna hijau kekuningan, cair, sedikit ampas, tidak
berlendir, tidak ada darah saat BAB dan berbau khas. Sejak tadi pagi
pukul 05.00 hingga waktu pengkajian pasien sudah BAB lebih dari 10
kali. Ibu pun mengeluh dibagian dubur anaknya terdapat warna
kemerahan. Selama sakit anaknya selalu rewel, nafsu makannya
menurun dan sering merintih “lara” sambil memegangi perutnya.
c. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1. Prenatal Care
3. Antenatal Care
a. Kondisi bayi : berat badan bayi saat lahir 2.300 gram, tinggi 34
cm. Appereance : merah muda seluruhnya, Pulse : 110
kali/menit, Grimace : menangis, Activity : fleksi dengan baik,
Respiratory : menangis kuat
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : -
Ket :
:
Perempuan : Meninggal :
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 8 bulan
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 13 bulan
4. Kamar klien :
kesakitan terkadang
- Feses berlebihan
memegangi perutnya.
DO :
- Area anus lecet
1. Cengeng
- Nyeri akut
3. DS : ibu mengatakan - Masuknya Kerusakan
terdapat kemerahan mikroorganisme integritas kulit b/d
disekitar anus dalam saluran cerna. iritasi lapisan
DO : - Pertahanan tubuh rektum akibat
memproduksi HCL peningkatan
- Sering buang
- Peningkatan HCL defekasi.
air besar
dalam saluran cerna
Frekuensi BAB lebih dari
- Fecec bersifat asam
10 kali
- Pengeluaran feces
berlebihan
- Kemerahan pada area
anus
- Kerusakan integritas
kulit
4.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal (normal 100-200
cc/jam tinja), berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja,
frekuensi lebih tiga kali. Perlu penanganan yang tepat untuk mencegah diare.
Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat :
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan
muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah.
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,
jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber
air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk
memasak, mandi, dan sebagainya
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan pada anak dengan diare kami
masih memiliki banyak kekurangan, kami harap kritik dan saran yang
membangun agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/11323701/ASKEP_diare_anak
http://digillib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/5/jtstikesmuhgo-gdl-nurlalia- 213-1-
askepgas-pdf.
https://www.slideshare.net/mobile/FransiskaOktafiani/asuhan-keperawatan-pada-anak
usia-17-bulan-toddler-dengan-diare