Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data menurut WHO pada tahun 2016, menyebutkan bahwa 17,5


juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau 31% dari 56,5
juta juta kematian diseluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat
penyakit kardiovaskular terjadi di negara berkembang atau
berpenghasilan rendah sampai sedang. Dari selutuh kematian akibat
penyakit kardiovaskular 7,4 juta (42,3%) diantaranya disebabkan oleh
Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7 juta (38,3%) disebabkan oleh
stroke. Menurut WHO dalam jurnal 2014, terhitung sebanyak 7,2 juta
(12,2%) kematian terjaadi akibat penyakit Infrak Miokard Akut. Infrak
Miokard Akut adalah penyebab kematian nomor dua pada negara
berkembang, dengan angkat 2,4 juta (9,4%).
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan pasien yang
didiagnosa dengan penyakit jantung koroner di Indonesia sebanyak
1.017.290 orang atau setara (1,5%). Berdasarkan jumlah penderita
jantung koroner, jumlah paling banyak terdapat di Jawa Barat dengan
jumlah 186.809 orang atau setara (1,6%), sedangkan jumlah penderita
paling sedikit terdapat di Provinsi Papua Barat dengan jumlah 3588
orang atau setara (0,2%). Sedangkan untuk Provinsi Lampung berada
posisi pertengahan dengan jumlah 32.148 orang atau setara (1,2%).
Pada kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur
75 tahun keatas (4,7%), diikuti kelompok umur 65-74 tahun (4,6%),
kemudian kelompok umur 55-64 tahun (3,9%) dan kelompok umur 45-
54 tahun (2,4%).
Manusia memiliki kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu
mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama.
Perbedaannya pada pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Kebutuhan

1
2

dasar manusia memiliki beberapa kategori atau jenis. Salah satunya


adalah kebutuhan fisiologis (seperti oksigenasi, nutrisi, eliminasi,
personal higiene, dan aktivitas) sebagai kebutuhan yang paling
mendasar dalam jasmaniah (Walyani, 2015).
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan” (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu
aktivitas. Aktivitas fisik (WHO, 2008) adalah gerakan tubuh yang
dihasilkan otot rangka yang memerlukan suatu pengeluaran energi.
Kurangnya aktivitas fisik akan menjadi salah satu faktor independen
dalam suatu penyakit kronis yang bisa menyebabkan kematiansecara
global (Kebutuhan Dasar Manusia, Haswita, dkk, 2017). Kebutuhan
aktivitas diatur oleh beberapa sistem yaitu sistem muskuloskletal dan
sistem saraf. Intoleransi aktivitas merupakan ketidakcukupan energi
untuk melakukan aktivitas sehari-hari (SDKI, 2016).
Infark Miokard Akut adalah nekrosis sebagian otot jantung
akibat berkurangnya suplai darah ke bagian otot tersebut akibat oklusi
atau trombosis arteria atau dapat juga akibat keadaan syok atau anemia
akut. (Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Paula Krisanty, 2016).
Infark Miokard Akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi
koroner, atau hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam
jiwa yang ditandai dengan pembentukan area nekrotik lokal didalam
miokardium. Infark Miokard Akut biasanya mengikuti oklusi mendadak
dari arteri koroner dan henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke
otot jantung. Jadi otot jantung harus berfungsi terus-menerus,
penyumbatan darah ke otot sera munculnya area nekrotik merupakan
sesuatu yang fatal (LTA Annisa Gita Pratiwi, 2018).
Infark miokard merupakan suatu keadaan pada miokard yang
disebabkan oleh tidak adnya aliran darah yang cukup pada waktu yang
berkelanjutan, sehingga terjadi kekurangan oksigen pada jaringan
tersebut yang mengakibatkan kematian jaringan miokard, atau dengan
kata lain kematian sel miokard terjadi akibat kekurangan oksigen yang
berkepanjangan. Hal ini merupakan respons letal terakhir terhadap
iskemia miokard yang tidak dapat teratasi. Jika aliran darah terputus
atau hantaran oksigen setlah sekitar 20 menit berkurang , maka sel
miokard mulai mati (nekrosis miokard/infrak). Setelah periode ini,
kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secar aerob akan lenyap,
sehingga sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya. (KMB Sistem
Kardiovaskular M. Asikin dkk 2018)
Berdasarkan data yang didapat penulis saat melakukan penelitian
di Rumah Sakit Abdul Moeloek Ruang Tulip pada tahun 2018, jumlah
pasien infark miokard akut pada tahun 2017 berjumlah 185 dan setiap
bulannya berjumlah 20-30/bulan. Infark miokard akut masuk kedalam
10 penyakit terbesar. Infark miokard akut menempati urutan kedua
setelah gagal jantung. Berdasarkan uraian dan keterangan latar belakang
diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana
Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kebutuhan Aktivitas pada
Klien Infark Miokoard Akut yang berfokus pada masalah keperawatan
Intoleransi Aktivitas di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Intoleransi Aktivitas pada Klien
Infark Miokoard Akut yang berfokus pada masalah keperawatan
Intoleransi Aktivitas di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2019?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umun

Melaksanakan Asuhan Keperawatan dengan intoleransi aktivitas pada


Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan dengan intoleransi aktivitas
pada Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.
b. Melakukan diagnosis keperawatan dengan intoleransi aktivitas pada
Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.
c. Menyusun perencanaan keperawatan dengan intoleransi aktivitas
pada Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan intoleransi aktivitas
pada Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.
e. Melakukan evaluasi keperawatan dengan intoleransi aktivitas pada
Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.
f. Melakukan dokumentasi keperawatan dengan intoleransi aktivitas
pada Klien Infark Miokard Akut di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memberikan dan menambah
wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif pada pasien MCI dan karya tulis ilmiah ini dapat
digunakan untuk salah satu bahan bacaan kepustakaan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
memberikan dan meningkatkan mutu pemberian asuhan
keperawatan dengan gangguan aktivitas akibat penyakit MCI.
b. Bagi Prodi DIII Keperawatan Tanjungkarang
Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
serta pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan
dalam menangani klien dengan gangguan aktivitas akibat penyakit
MCI
c. Bagi Perawat
Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil
dalam melakukan asuhan keperawatan bagi pasien khususnya
dengan ganngguan aktivitas akibat penyakit MCI
d. Bagi Pasien
Laporan Tugas Akhir ini dijadikan sebagai sumber pengetahuan
serta dapat diterapkan oleh klien saat mengalami gangguan
aktivitas akibat penyakit MCI

E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Masalah
Asuhan keperawatan pada pasien MCI ini merupakan bagian dari
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Sistem Kardiovaskular
2. Lingkup Subjek
Asuhan keperawatan dilaksanakan pada 2 pasien dengan gangguan
pada sistem kardiovaskular yaitu kasus MCI
3. Lingkup Waktu
Asuhan keperawatan pada pasien MCI ini dilaksanakan pada
tanggal 25-30 Maret 2019, yaitu mulai dari penyusunan proposal
hingga hasil dari tindakan. Asuhan keperawatan ini sendiri
dilakukan minimal 3 hari atau 3x24jam.
4. Lingkup Tempat
Asuhan keperawatan pada pasien MCI dilakukan di Ruang Tulip
RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019
5. Lingkup Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien MCI dengan intoleransi aktivitas
di Ruang Tulip RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan meliputi pengkajian, perumusan masalah, diagnosis,
pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan dan dokumentasi
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai