KTI
i
ASUHAN KEPERAWATAN (APENDISITIS) PADA MASALAH
NYERI AKUT DENGAN TINDAKAN PENGATURAN POSISI
TN. F DAN PASIEN TN. G DI RS PLUIT JAKARTA UTARA
TAHUN 2021
KTI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma III
Keperawatan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ns. Rogayah, M.Kep
Pembimbing II : Ns. Wahyuni Agustia, S.Kep
Penguji III : Ns Hernida Dwi Lestari Spd. M.Kep.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah rahmat
dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Asuhan Keperawatan (Apendisitis) Pada Masalah Nyeri Akut
Dengan Tindakan Pengaturan Posisi Tn. F Dan Pasien Tn. G Di Rs Pluit Jakarta
Utara Tahun 2021”
Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ns. Hernida Dwi Lestari, Spd, Mkep selaku Ketua STIKes Sismadi
2. Ns. Rogayah, M.Kep selaku ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES
Dr.Sismadi Jakarta
3. Ns. Rogayah, M.Kep selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
4. Ns. Wahyuni Agustia, S.Kep selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Ibu & suami dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan secara
penuh
6. Dr Soeprianto W SpB sebagai direktur RS Pluit yang memberi kesempatan
bagi saya untu melanjutkan Pendidikan saya dan mem,beri tempat untuk
melakukan penelitian ini.
7. Ns.Heriyanti S.Kep senagai Kabid Keperawatan RS Pluit yang memberikan
dukungan penuh.
iv
Stikes Dr. Sismadi
Diploma III Keperawatan
Laporan Tugas Akhir, September 2021
MERLAWATI PURBA
ABSTRAK
Apendisitis adalah radang pada usus buntu atau dalam bahasa latinnya appendiks
vermivormis Angka kejadian apendisitis cukup tinggi di dunia. Berdasarkan Word
Health Organization angka mortalitas akibat apendisitis adalah 21.000 jiwa.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan pada tahun 2018 jumlah
penderita apendiksitis mencapai 591.819, pada tahun 2016 sebesar 596.132 orang
dan insiden ini menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen
lainnya. Penulis tertarik meneliti asuhan keperawatan apendisitis dengan masalah
keperawatan nyeri akut di ruang lantai 5 RS Pluit Jakarta Utara yang di
laksanakan selama 3 hari dari tanggal 31 Agustus sampai 04 September 2021
dengan 2 subjek asuhan keperawatan berjenis kelamin laki-laki yaitu Tn. F
berusia 26 tahun & Tn. G berusia 30 tahun . Hasil evaluasi yang dilakukan oleh
peneliti pada pasien 1 dan 2 menunjukan bahwa masalah yang dialami pada kedua
pasien banyak yang belum teratasi. berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis dan resiko infeksi berhubungan dengan ketidakefektifan pertahanan
tubuh primer.
v
Dr. Sismadi
Diploma III Nursing
Final Project Report, September 2021
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
C. Rumusan Masalah............................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ......................................................................... 3
E. Manfaat Penulisan .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Apendis .................................................................................. 5
B. Konsep nyeri akut .............................................................................. 12
C. Konsep Pengaturan Posisi ................................................................. 20
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga pada Apendis ........... 22
BAB III METODE
A. Rancangan Studi Kasus ..................................................................... 26
B. Subjek Studi Kasus ............................................................................ 26
C. Fokus Studi Kasus ............................................................................. 27
D. Definisi Operasional .......................................................................... 27
E. Tempat dan waktu ............................................................................. 29
F. Instrument studi kasus ....................................................................... 29
G. Skala Penilaian .................................................................................. 30
H. Langkah studi kasus .......................................................................... 30
I. Etika studi kasus ................................................................................ 30
BAB IV HASIL ASUHAN
A. Hasil................................................................................................... 29
1. Pengkajian ................................................................................. 29
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 39
3. Perencanaan ................................................................................ 42
4. Pelaksanaan ................................................................................ 48
5. Evaluasi ...................................................................................... 52
B. Pembahasan ...................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................. 17
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis ........................................................................................ 30
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik ............................................................................. 33
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 38
Tabel 4.4 Hasil Penatalaksanaan ............................................................................... 39
Tabel 4.5 Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 39
Tabel 4.7 Perencanaan pasien 1 ................................................................................. 42
Tabel 4.8 Perencanaan pasien 2 ................................................................................ 46
Tabel 4.9 Implementasi keperawatan Pasien 1 ......................................................... 48
Tabel 4.10 Implementasi keperawatan Pasien 2 ....................................................... 50
Tabel 4.11 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 1 ................................................... 52
Tabel 4.12 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 2. .................................................. 54
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apendisitis adalah radang pada usus buntu atau dalam bahasa latinnya
appendiks vermivormis, yaitu suatu organ yang berbentuk memanjang
dengan panjang 6-9 cm dengan pangkal terletak pada bagian pangkal usus
besar bernama sekum yang terletak pada perut kanan bawah (Handaya,
2017).
Menurut (Kemenkes RI, 2018) Apendisitis akut dapat terjadi pada semua
kelompok usia, akan tetapi hal ini sangat jarang pada orang
dengan usia sangat lanjut. Frekuensi apendisitis akut tertinggi
ditemukan pada kelompok usia 10-19 tahun. Apendisitis ini bisa menimpa
pada laki-laki maupun perempuan dengan risiko menderita appendisitis
selama hidupnya mencapai 7-8%.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien Apendisitis dengan masalah nyeri akut
tindakan pengaturan posisi.
2. Tujuan Khusus.
Tujuan khusus dari penelitian ini meliputi :
a) Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien Apendisitis dengan
tindakan pengaturan posisi.
b) Merumuskan diagnosa terhadap pasien Apendisitis dengan tindakan
pengaturan posisi.
2
c) Menyusun intervensi terhadap pasien Apendisitis dengan tindakan
pengaturan posisi.
d) Melaksanakan implementasi terhadap pasien Apendisitis dengan
tindakan pengaturan posisi.
e) Melakukan evaluasi terhadap pasien Apendisitis dengan tindakan
pengaturan posisi.
f) Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien Apendisitis
dengan tindakan pengaturan posisi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti membuat perumusan masalah
yaitu, bagaimanakah gambaran “Asuhan Keperawatan (Apendisitis) Pada
Masalah Nyeri akut Dengan Tindakan pengaturan posisi.pada pasien Tn. F
Dan pasien Tn. G Di Rs Pluit, Jakarta Utara Tahun 2021”.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang
terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan dan manfaat penulisan.
BAB II merupakan tinjauan pustaka yang terdirdiri dari konsep apendisitis ,
konsep nyeri akut, konsep pengaturan posisi serta konsep dasar asuhan
keperawatan pada pasien apendisitis . BAB III merupakan Metodologi Karya
Tulis terdiri dari rancangan studi kasus, subjek studi kasus, definisi
operasional, tempat dan waktu pelakasanaan studi kasus, instrumen studi
kasus, langkah – langkah studi kasus, analisa studi kasus dan etika studi
kasus. BAB IV merupakan hasil studi kasus dan pembahasan. BAB V
merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan kesehatan
3
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam nyeri akut pada
pasien Apendisitis dengan tindakan pengaturan posisi.
4. Bagi peneliti
Bagi peneliti, manfaat penelitian yang di dapatkan adalah sebuah
pengalaman pengaplikasian asuhan keperawatan secara komprehensif.
4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Apendisitis
1. Pengertian
Apendisitis adalah radang pada usus buntu atau dalam bahasa
bagian pangkal usus besar bernama sekum yang terletak pada perut
sekitar 4 inci yang buntu pada ujung sekum (Rosdahl dan Mary T.
Kowalski, 2015).
umbai cacing atau lebih dikenal dengan nama usus buntu, merupakan
kantung kecil yang buntu dan melekat pada sekum (Nurfaridah, 2015).
2. Klasifikasi
menjadi 3 yaitu :
peritoneum lokal.
spontan.
setelah apendiktomi.
3. Etiologi
4. Patofisiologi
6
penurunan perfusi pada dinding apendiks yang berlanjut pada nekrosis
dan inflamasi apendiks. Pada fase ini, pasien akan mengalamai nyeri
apendiks
5. Manifestasi Klinis
apendisitis yaitu nyeri atau perasaan tidak enak sekitar umbilikus diikuti
anoreksia, nausea dan muntah, ini berlangsung lebih dari 1 atau 2 hari.
kuadran kanan bawah saat kuadran kiri bawah ditekan, nyeri pada
terjadi diare.
7
6. Komplikasi
(2013). yaitu :
a. Perforasi
sekum, dan letak usus halus. Perforasi terjadi 70% pada kasus
pembentukan abses.
b. Peritonitis
jamur.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
8
b. Data Pemeriksaan Diagnostik
barium enema
8. Penatalaksanaan
a. Sebelum operasi
1) Observasi
Dalam 8-12 jam setelah munculnya keluhan perlu diobservasi
2) Antibiotik
preforasi.
b. Operasi
9
apendiktomi. Apendiktomi harus segera dilakukan untuk
1) Laparatomi
10
Operasi laparatomi dilakukan bila terjadi masalah kesehatan
2) Laparoskopi
dengan jelas.
11
penggunaan obat-obatan dapat diminimalkan, masa pulih
c. Setelah operasi
(Mansjoer, 2011)
Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan
12
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada
area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang
13
2. Klasifikasi Nyeri Akut
melihat nyeri dari segi durasi nyeri, tingkat keparahan dan intensitas, model
transmisi, lokasi nyeri, dan kausatif dari penyebab nyeri itu sendiri (Perry
a. Nyeri Somatik,jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit,
otot, sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan
yang akan terjadi jika terluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias
terjadi akibat iskemik, seperti pada kram otot. Hal inipun termasuk
b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ
dalam yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga
14
kantung kemih dan
digunting atau dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan
disertai dengan rasa mual - muntah bahkan sering terjadi nyeri refer
Minor Subjektif :
tidak tersedia
15
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kultur
nyeri.
d. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap
e. Perhatian
16
f. Ansietas
dan saat ini nyeri yang sama muncul, maka ia akan lebih mudah
mengatasi nyeri.
h. Pola koping
perlindungan.
5. Penatalaksanaan nyeri
a. Pendekatan farmakologis
17
yang sangat rendah. Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan
1) Distraksi
a. Skala deskriptif
Scale) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima
18
nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa
Perry, 2011).
b. Skala numerik
skala nyerinya 4.
Skala analog visual (Visual Analog Scale) adalah suatu garis lurus/
19
Untuk menilai hasil, sebuah penggaris diletakkan sepanjang garis
dan jarak yang dibuat pasien pada garis dari “tidak ada nyeri”
diukur dan ditulis dalam centimeter (Smeltzer & Bare, 2013). Wong
1. Pengertian
Posisi semi fowler adalah posisi setengah duduk di mana bagian kepala
2. Tujuan
Menurut Potter (2012) ada beberapa tujuan diberikan posisi semi fowler
dianranya yaitu :
c) Meningkatan kenyamanan
20
3. Indikasi
apendiks.
4. Prosedur
yaitu :
tempat tidur
c) Letakan kepala pasien diatas kasur atau di atas bantal yang sangat
kecil
g) Letakan bantal kecil atau gulungkan kain dibawah mata kaki pasien
21
D. Konsep Asuhan Keperawatan Pasien dengan Apendis
1. Pengkajian
a. Sistem pernafasan
Kaji patensi jalan nafas, laju nafas, irama ke dalam ventilasi, simteri
b. Sirkulasi
sayatan internal.
c. Sistem Persarafan
d. Sistem Perkemihan
22
kandung kemih yang penuh. Raba perut bagian bawah tapat di atas
sebanyak 30-50 ml/jam pada orang dewasa. Amati warna dan bau
e. Sistem Pencernaan
secara rutin untuk mendeteksi suara usus kembali normal, 5-30 bunyi
2. Diagnosa Keperawatan
23
Perencanaan Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri Akut
1) Kriteria hasil :
indicatorsebagai berikut :
2) Intervensi Keperawatan
24
berapa lama nyeri akan berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamananakibat prosedur.
dengan pengunjung
menimbulkan nyeri.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
25
26
BAB III
Metodologi Karya Tulis Ilmiah
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang
akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian:
(Notoatmodjo,2012).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Penjelasan
Asuhan keperawatan merupakan suatu tindakan kegiatan
atau proses dalam praktik
keperawatan yang diberikan secara
langsung kepada pasien(pasien)
untuk memenuhi kebutuhan objektif
pasien, sehingga dapat mengatasi
masalah yang sedang dihadapinya,
dan asuhan keperawatan
dilaksanakan berdasarkan kaidah-
kaidah ilmu keperawatan.
Apendisitis suatu proses obstruksi yang
disebabkan oleh benda asing batu
feses kemudian terjadi proses
infeksi dan disusul oleh peradangan
dari apendiks verivormi.
Nyeri akut nyeri yang terjadi setelah cedera
akut, penyakit atau intervensi bedah,
dan memiliki awitan yang cepat,
dengsn intensitas yang bervariasi
27
(ringan sampai berat) serta
berlangsung singkat (kurang dari
enam bulan) dan menghilang
dengan atau tanpa pengobatan
setelah keadaan pulih pada area
yang rusak. Nyeri akut biasanya
berlangsung singkat. Pasien yang
mengalami nyeri akut biasanya
menunjukkan gejala perspirasi
meningkat, denyut jantung dan
tekanan darah meningkat serta
pallor
28
digunakan untuk memecahkan
masalah atau mengurangi masalah
pasien.
Implementasi perwujudan atau pelaksanaan
perencanaan keperawatan oleh
perawat terhadap pasien.
Evaluasi sebagai keputusan dari efektifitas
29
sedang di rawat di RS Pluit Jakarta Utara. Dan peneliti menggunakan
instrument observasi sebagai instrument penelitian ini.
G. Skala Penilaian
Peralatan yang digunakan dalam membuat penelitian ini antara lain:
1. Modul asuhan keperawatan
2. SOP pengaturan posisi
3. Penopang (bantal)
4. Bel
5. Saturasi oksigen
6. Matras
30
b. Tanpa Nama (Anonimity)
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Peneliti dalam menjalankan laporan tugas akhir menggunakan etika dalam
penelitian untuk menjamin kerahasiaan dari hasil laporan baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya, pasien dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
d. Respect for Autonomy
Partisipan memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar untuk
menerima atau menolak menjadi partisipan. Peneliti menjelaskan kepada
partisipan tentang proses penelitian yang meliputi wawancara mendalam
mendalam dengan direkam menggunakan voice recorder, selanjutnya
partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau
menolak berpartisipasi dalam penelitian.
f. Justice
Responden yang ikut dalam penelitian ini diperlakukan adil dan diberi
hak yang sama.
31
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Pluit Jakarta yang terletak di Jl.
tersedia antara lain: SVIP, VIP, kelas I, kelas II, kelas III, ICU, PICU,
NICU, HCU, ICCU & ruang operasi. Ruang VIP sendiri memiliki jumlah
46 kamar.
non bedah .
2. Data Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Pasien Appendicitis di RS Pluit Jakarta
Tahun 2021
30
Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan Pasien mengatakan
tidak pernah menderita tidak pernah menderita
suatupenyakit yang berat suatupenyakit yang berat
Riwayat penyakitkeluarga Pasien mengatakan Pasien mengatakan
Keluarga tidak ada yang Keluarga tidak ada yang
memiliki kelainan / memiliki kelainan /
kecacatan dan kecacatan dan menderita
menderita suatu penyakit suatu penyakit yang
yang berat. berat.
Psikososial Pasien dapat Pasien dapat
berkomunikasi dengan berkomunikasidengan
perawat maupun orang perawat maupun orang
lain sangat baik dan
lain sangat baik dan
lancarserta menjawab
pertanyaan yang lancar serta menjawab
diajukan oleh perawat. pertanyaan yang diajukan
Orang yangpaling dekat oleh perawat. Orang yang
dengan Pasienadalah paling dekat dengan
ayahnya. Ekspresi Pasien Pasienadalah istrinya.
Pasien mengatakan Ekspresi Pasien pada
interaksi dengan orang
penyakitnya tidak ada
lain baik dan tidak ada
masalah. Reaksi saat masalah.
interaksi dengan Pasien Pasien mengatakan
kooperatif dan tidak ada interaksi dengan orang
gangguan konsep diri. lain baik dan tidak ada
masalah. Reaksi saat
interaksi dengan Pasien
kooperatif dan tidak ada
gangguan konsep diri.
Personal Hygiene dan Saat di rumah Pasien Saat di rumah Pasien
Kebiasaan memiliki kebiasaan memiliki kebiasaan
mandisebanyak 2 kali mandisebanyak 2 kali
sehari, sikat gigi sehari, dansikat gigi
sebanyak 3 kali sehari sebanyak 2 kali sehari,
dan keramas sebanyak 1 memotong kuku
kali sehari, memotong seminggu sekali.
Selama di rumah sakit Pasien mengatakan
pasien mengatakan merokok 1 hari 1
disekamenggunakan tisu bungkus dan pasien
basahdan menyikat gigi mengatakan pernah
2x sehari dan mengganti
baju pada pagi hari
31
Spiritual Sebelum sakit Pasien Sebelum sakit Pasien
sering untuk beribadah sering untuk beribadah
selama sakit pasien tidak selama sakit pasien tidak
beribadah. beribadah
Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan data dari identitas pasien. Pada pasien
1 bernama Tn. F berusia 26 tahun, berjenis laki-laki, masuk rumah sakit pada
tanggal 31 Agustus 2021 dan dilakukan pengkajian pada tanggal 01
September 2021 dengan diagnosa medis Appendicitis. Sedangkan pada
Pasien 2 bernama Tn. G berusia 30 tahun, berjenis kelamin laki – laki, masuk
rumah sakit pada tanggal 01 September 2021 dan dilakukan pengkajian yaitu
pada tanggal 02 September 2021 dengan diagnosa medis Appendicitis. Pada
pengkajian riwayat kesehatan pada pasien 1 keluhan utama yaitu ditemukan
pasien mengatakan Nyeri pada perut kanan bawah sedangkan pada Pasien 2
keluhan utama ditemukan pasien mengatakan nyeri perut sebelah kanan.
Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan data pasien 1 pasien
mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah sejak 2 hari sebelum ke
rumah sakit, lalu pasien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 31 Agustus 2021
dan dirawat di ruang igd lalu dibawa ke ruang Lantai 5 . Rasa nyeri seperti
tertusuk tusuk tusuk menjalar ke bagian punggung, pasien mengatakan mual
dan muntah pada saat pertama masuk rumah sakit. Sedangkan pada Pasien 2
didapatkan data dari riwayat penyakit sekarang yaitu Pasien mengatakan
datang dari IGD masuk Lantai 5 jam 16.00 pasien mengatakan nyeri perut
kana sejak 4 hari yang lalu, seperti di pelintir dan tiba tiba. pasien tidak
mengeluh adanya mual muntah. P
ada pengkajian riwayat penyakit dahulu ditemukan data pasien 1 dan
pasien 2 mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit yang berat. Pada
riwayat penyakit keluarga Pasien 1 dan Pasien 2 tidak ditemukan masalah,
keluarga tidak ada yang memiliki kelainan / kecacatan dan menderita suatu
penyakit yang berat.
Pada pengkajian data psikososial pada pasien 1 dan pasien 2 tidak ditemukan
masalah keperawatan pola komunikasinya baik, pasien dapat berinteraksi
32
dengan kooperatif dan tidak ada gangguan pada konsep diri. Pada pengkajian
data Personal hygiene dan kebiasaan Pasien 1 tidak ditemukan masalah
sedangkan pasien 2 mempunyai kebiasaan merokok dengan frekuensi 1
bungkus 1 hari ,lalu pasien mengatakan pernah meminum minuman
beralkohol.
33
b. Mata Mata lengkap dansimetris Mata lengkap dan simetris
kanan dan kiri,tidak ada kanan dan kiritidak ada
pembengkakan pada pembengkakanpada kelopak
kelopak mata, scleraputih, mata, sclera putih,
konjungtiva tidakanemia, konjungtiva merah muda,
palpebra tidakada edema, palpebratidak ada edema,
kornea jernih,reflek +, kornea jernih, reflek +, pupil
pupil isokor Isokor
34
bunyi jantung tambahan ICS III sternalis kanan dan
ICS III sternalis kiri,suara
perkusi redup, pinggang
jantung terletak di ICS III
sampai V sternalis kanan
suara perkusi redup, apeks
jantung terletak diICS V
midclavikularis kiri suara
perkusi redup. Bunyi jantung
I terdengar lup dan bunyi
jantung II terdengar dup.
Tidak ada bunyi jantung
tambahan.
10. Pemeriksaan BB : 65 kg TB : 165 cm BB : 57 kg TB : 160 cm
sistem pencernaan IMT : 24,4 (kategori : IMT : 22,26 (kategori :
dan statusnutrisi Normal), Pasien BAB 1x normal), Pasien BAB 1x
selama sakit, jenis diet sehari,jenis diet lunak
tinggikalori tinggi protein (bubur) ,nafsu menurun
(TKTP),nafsu makan dengan frekuensi 3x sehari,
baik dengan frekuensi 3x porsimakan tidak habis.
sehari, porsi makan habis.
11. Abdomen Bentuk abdomen datar, Bentuk abdomen rata, tidak
tidak ada benjolan/masa, ada benjolan/masa,tidak ada
tidak ada bayangan vena, bayangan vena,peristaltic
peristaltic usus 8x /menit usus 8x /menit terdengar
terdengar lambat, palpasi lambat,terdapat nyeri tekan
abdomen teraba lunak, padaabdomen kanan bawah,
tidak ada pembesaran tidak ada pembesaran hepar,
hepar, terdapat nyeri saat terdapat nyeri saat di tekan,
salah posisi, suara suara abdomen tympani,
abdomen tympani, tidak tidak ada asites
ada asites
11. Sistem Status memori panjang, Status memori panjang,
Persyarafan perhatian dapat perhatian dapat mengulang,
mengulang, bahasa baik, bahasa baik,dapat
dapat berorientasi pada berorientasi pada orang,
orang, tempat dan waktu, tempat dan waktu,ada
ada keluhan pusing, keluhan pusing, istirahat
istirahat tidur 8 jam/ tiduR 8 jam/ hari.pasien
hari.pasien sering seringterbangun di malam
terbangun di malam hari. hari.Pada pemeriksaan saraf
Pada pemeriksaan saraf kranial, nervus I pasien dapat
kranial, nervus I pasien membedakan bau, nervus II
dapat membedakan bau, pasien dapat melihat dan
nervus II pasien dapat membaca tanpA memakai
melihat dan membaca kacamata, nervus III
tanpa memakaikacamata, Pasien dapat menggerakkan
nervus III Pasien dapat bola mata kebawah dan
menggerakkan bola mata kesamping, nervus IV pupil
kebawah dan kesamping, mengecilsaat dirangsang
nervus IV pupil mengecil cahaya, nervus V Pasien dapat
saat dirangsang cahaya, merasakan sensasi halus dan
nervus V Pasien dapat tajam, nervus VI Pasien
merasakan sensasi halus mampu melihat benda tanpa
dan tajam, nervus VI menoleh, nervus VII Pasien
35
Pasien mampu melihat bisa senyum dan menutup
benda tanpa menoleh, kelopak mata dengantahanan,
nervus VII Pasien bisa nervus VIII Pasien dapat
senyum dan menutup mendengar gesekan jari,
kelopak mata dengan nervus IX uvula berada
tahanan, nervus VIII ditengah dan simetris, nervus
Pasien dapat mendengar X Pasien melawan tahanan
gesekan jari, nervus IX pada dapat menelan, nervus
uvula berada ditengah dan XI Pasien bisa pipi dan bahu,
simetris, nervus X Pasien dan nervusXII Pasien dapat
melawan tahanan pada menggerakkan lidah.
dapat menelan, Pada pemeriksaan refleks
nervus XI pipi dan bahu, Ditemukan adanyagerakan
dan nervusXII Pasien fleksi pada tangan kanan dan
dapat menggerakkan tangankiri saat dilakukan
lidah. pemeriksaan refleksbisep dan
Pada pemeriksaan refleks ditemukan adanya gerakan
fisiologis ditemukan ekstensi saat dilakukan
adanya gerakan fleksi pemeriksaan reflekstrisep.
pada tangan kanan dan Pada pemeriksaanrefleks
tangan kiri saat dilakukan patella ditemukanadanya
pemeriksaan refleks bisep gerakan tungkaike depan pada
dan ditemukan adanya kaki kanandan kaki kiri. Pada
gerakan ekstensi saat pemeriksaan reflekspatologis
dilakukan pemeriksaan berupa refleks babinsky
refleks trisep. Pada ditemukan adanya gerakan
pemeriksaan refleks fleksi pada jari – jari.
patella ditemukan adanya
gerakan tungkai ke depan
pada kaki kanan dan kaki
kiri. Pada pemeriksaan
refleks patologis berupa
refleks babinsky
ditemukan adanyagerakan
fleksi pada jari –jari.
12. Sistem Bersih, tidak ada keluhan Bersih, tidak ada keluhan
Perkemihan berkemih. Produksi urine berkemih. Produksi urine
± 900 ml/hari, warna ± 1000 ml/hari, warna
kuning jernih dan bau kuning dan bau khas.
khas.
13. Sistem Pergerakan sendi bebas, Pergerakan sendi bebas, otot
Muskuloskeletaldan otot simetris kanan dan simetris kanan dan kiri.
Integumen kiri. Pada pemeriksaan tangan
Pada pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri dan kaki
kanan, tangan kiri dan kanan, kaki kiri didapatkan
kaki kanan, kaki kiri kekuatan otot 5.
didapatkan kekuatan otot
5. 5 5
5 5 5 5
36
tidak ada pitting edema. dan ruam pada kulit.
Tidak terdapatperadangan Total nilai pada penilaian
dan ruampada kulit. (kategori : low risk)
Total nilai pada penilaian
risiko decubitus adalah19
(kategori : low risk)
14. Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
pada kelenjar tiroid, tidak Pada kelenjar tiroid, tidak
terdapat pembesaran pada
kelenjar getah bening
bagian leher. Tidak
terdapat hipoglikemia
dan hiperglikemia. Tidak
terdapat riwayat luka
sebelumnya dan tidak
terdapat riwayat amputasi
sebelumnya.
15. Seksualitas dan tidak ada kelainan pada tidak ada benjolan pada
Reproduksi prostat axilla dan clavikula.
Tidak ada kelainan pada
prostat
37
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan appendicitis di
RS Pluit Jakarta Tahun 2021
Pemeriksaan
Pasien 1 Pasien 2
Penunjang
Laboratorium Pada tanggal 31 03 September 2021
Agustus 2021 Hematologi
Pukul : 18.50 WIB Lengkap Leukosit:
12.08 10^3/uL
HbsAg Reaktif (4.00 - 10.00)
Neutrophil 89.5
Hematologi 10^3/uL
Lengkap Limfosit 5.5 10^3/uL
Hemoglobin: 13.9
g/dL
(13.0 – 18.0)
Leukosit: 8.7 10^3/uL
(4.00 - 10.00)
Eritrosit: 4.87 10^6/uL
(4.50 – 6.20)
Hematokrit: 40 % (40.0
–
54.0)
Trombosit: 278
10^3/uL
(150 - 450)
Elektrolit
darah Kalsium
(ion) 1.40
mmol/L (1.12 – 1.32)
Natrium 134 mmol/L
(136-146)
Kalium 3.8 mmol/L
(3.5 –
5.1)
SGOT (AST) 16 U/L
(<=40)
SGPT (ALT) 40 U/L
(<=41)
Ureum darah 32.9
mg/dL(16.6-48.5)
Rontgen Thorax foto :DBN Thorax foto:DBN
38
Berdasarkan tabel 4.7 ditemukan data pada Pasien 1 dan pasien 2
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan USG. Pada pasien 1 pemeriksaan laboratorium terdapat hasil yang
menunjukkan HbsAg Reaktif dan pemeriksaan laboratorium pada pasien 2
menunjukkan Leukosit 12.08 (high), lalu pada pemeriksaan USG pasien 1
ditemukan hasil Sugestif Appendiksitis Acute dan hasil USG pasien 2 ditemukan
hasil Gambaran Appendiks Kronis.
b. Diagnosa Keperawatan
No Pasien 1 Pasien 2
Urut
Hari/ Diagnosa Hari/ Diagnosa
Tanggal Keperawatan Tanggal Keperawatan (Kode
ditemu (Kode SDKI) ditemukan SDKI)
kan
1. Rabu, Nyeri akut b.d Kamis, Nyeri akut b.d Agen
01 Agen pencedera 02 pencedera fisiologis
Septembe Fisiologis September (D.0077)
r 2021 (inflamasi 2021 Batasan karakteristik
appendicitis) (kriteria mayor dan
(D.0077) minor) :
Batasan a. Subjektif : Pasien
karakteristik mengaatakan nyeri
(kriteria mayor perut sebelah kanan.
dan minor) : Rasa nyeri seperti di
39
a. Subjektif : P: pelintir
pasien b. Objektif :
mengatakannyeri - Pasien tampak
saat bergerak meringis
dan salah posisi Skala nyeri 4- TD :
b. Q:pasien 110/75
Mengatakan
nyeri seperti mmHg
tertusuk - tusuk Nadi : 84x/menitSuhu :
R:pasien 36,5 oC RR
mengatakannyeri Q: tertusuk - tusuk
dibagian perut R:abdomen kanan bawah
menjalar ke S: skala nyeri 4T:tiba tiba
belakang
S: skala nyeri6
dilihat dari raut
muka pasien
T:nyeri di rasa
terusmenerus
b.
- Pasien tampak
meringis
- KU : Sedang,
kesadaran
compos mentis
-
mmHgNadi
:98x/menit Suhu
: 36,8oC
RR:22x/menit
2. Rabu, Ansietas b.d Kamis, Defisit pengetahuan
01 kurang 02 b.d kurang terpapar
Septemb terpapar Septem informasi (D.0111)
er 2021 informasi ber Batasan karakteristik
(D.0080) 2021 (factorrisiko) :
Batasan a.
Karaktristik - pasien mengatakantidak
(factor risiko) tahu penyebab
: penyakitnya
a. Subjektif:
- Pasien
mengatakan b.
khawatir jika -pasien tampakbingung
harus di operasi -Pasien tampakcemas
a. Objektif:
- pasien tampak
gelisah
- pasien tampak
tegang
- pasien sulit tidur
40
3. Rabu, Kamis, Resiko infeksi d.d
01 02 ketidakadekuatan
Septembe Septem pertahanan tubuh primer
r 2021 ber (D.0142) Batasan
2021 Karaktristik (factorrisiko)
:
a. Subjektif:
- Pasien mengatakan
merokok
a. Objektif:
- leukosit 12.08
- TD : 110/75
- mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Suhu : 36,5 oC
RR
41
c. Perencanaan
Tabel 4.7 Perencanaan pasien dengan appendicitis di RS Pluit Jakarta Tahun 2021
Kolaborasi
3.9 Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi
42
Kolaborasi
3.18 3.9 Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
43
Pasien 2
Kamis 2 Nyeri akut b.d Tujuan : Pengaturan posisi
September Agen pencedera Setelah dilakukan Observasi
2021 fisiologis tindakankeperawatan 1.1 Monitor skala nyeri
(D.0077) diharapkan pasien Terapeutik
mampu mengatakan 1.2 Berikan
nyeri berkurang 1.3 Atur posisi untuk
ia Hasil : mengurangi rasa nyeri
1. keluhan nyeri menurun 1.4 Tinggikan bagian tubuh
2. meringis menurun yang sakit
1.5 Minimalkan gesekan
3. gelisah menurun
dan tarikan saat
4. kesulitan tidur menurun. mengubah posisi
1.6 Jadwalkan pengubahan
posisi secara bertahap.
Edukasi
1.7 Informasikan saat akan
melakukan perubahan
posisi
1.8 Ajarkan posisi yang
baik saat melakukan
perubahan
Kolaborasi
1.9 Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi
1.10 Identivikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
1.11 Identivikasi respon
nyeri non verbal
1.12 Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri.
1.13 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
1.14 Fasilitasi istirahatdan
tidur.
1.15 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri.
1.16 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasanyeri.
1.17 Kolaborasipemberian
analgetik.
44
Defisit Tujuan: 2.1 Identivikasi kesiapan
pengetahuan Setelah dilakukan dan kemampuan
b.d kurang tindakanperawatan menerima informasi.
terpapar kriteria hasil :
2.2 Sediakan materi dan
informasi 1. Perilaku sesuai anjuran,
(D.0111) verbalisasi minat dan media pendidikan
belajar meningkat. kesehatan.
2. Kemampuan 2.3 Berikan kesempatan
menggambarkan untuk bertanya.
pengalaman sebelumnya 2.4 Ajarkan perilakuhidup
yang sesuaidengan topik bersih dansehat.
meningkat
2.5 Ajarkan strategi yang
dapat digunakanuntuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih
dan sehat
45
4.8 Perencanaan pasien 1 appendicitis di RS Pluit Jakarta Tahun 2021
Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Pasien 1
Rabu 1 Nyeri akut Setelah Pengaturan posisi
September 2021 berhubungan dilakukan Observasi
dengan agen tindakan 3.19 Monitor skala nyeri
pencedera keperawatan Terapeutik
fisiologis tingkat nyeri 3.20 Berikan posisi yang
(Prosedur oprasi). (L.08066) nyamanAtur posisi untuk
(D.0077) menurun mengurangi rasa nyeri
dengan Kriteria 3.21 Tinggikan bagian tubuh
Hasil : yang sakit
1. Keluhan nyeri 3.22 Minimalkan gesekan dan
menurun. tarikan saat mengubah
2. Meringis posisi
menurun. 3.23 Jadwalkan pengubahan
3. Sikap protektif posisi secara bertahap.
menurun. Edukasi
4. Gelisah 3.24 Informasikan saat akan
menurun. melakukan perubahan
5. Frekuensi nadi posisi
membaik 3.25 Ajarkan posisi yang baik
saat melakukan perubahan
Kolaborasi
3.26 Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi
Manajemen nyeri
(I.08238)
Observasi
3.1 Identifikasi lokasi ,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kulaitasnyeri,
intensitas nyeri, skala
nyeri.
3.2 Identifikasi responnyeri
non verbal.
3.3 Identivikasi factor yang
memperberat dan
memperingan nyeri.
Terapeutik
3.4 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
3.5 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
3.6 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
strategi meredakannyeri.
Edukasi
3.7 Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicunyeri.
46
3.8 Jelaskan strategimeredakan
nyeri
3.9 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
3.10 3.10Kolaborasi pemberian
analgetik bila perlu.
Rabu 1 Risiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
September 2021 ditandai dengan tindakan (I.14539)
efek prosedur keperawatan Observasi
infasive tingkat infeksi 2.1 Monitor tanda dangejala
(D.0142). (L.14137) dengan infeksi local dan sistemik.
Kriteria Hasil : 2.2 Batasi jumlah pengunjun
6. Kebersihan tangan 2.3 gBerikan perawatan kulit
meningkat. pada areaedema.
7. Kebersihan 2.4 Cuci
badan tangan seblumdan
meningkat.
8. Demam, sesudah kontak dengan
kemerahan,nyeri, pasien dan lingkungan
bengkak pasien.
menurun. 2.5 Pertahankan teknikaseptic
Kadar sel darah pada pasien beresiko
putih meningkat. tinggi.
Edukasi
2.6 Jelaskan tanda dangejala
infeksi.
2.7 Ajarkan cara mencuci
2.8 Ajarkan etika batuk.
2.9 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
2.10 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan.
Kolaborasi
2.11 Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu.
47
d. Pelaksanaan
48
Hari 2 4.1 Memoonitor tanda dan gejala DS:
Kamis 2 infeksi local dan sistemik. - Pasien mengatakan
September 2021 4.4 Mencuci tangan seblum dan mengerti atas apa yang
08.00 sesudah kontak dengan pasien dijelaskan .
dan lingkungan pasien. - Pasien mengatakan tidak ada
4.6 Menjelaskan tanda dan gejala tanda infeksi seperti yang
infeksi. dijelaskan.
4.7 Mengajarkan atur posisi DO:
abdomen lebih tinggi dengan - Pasien tampak paham atas
memberi bantal bantal apa yang dijelaskan
49
Tabel 4.10 Implementasi keperawatan Pasien 2 dengan Pre appendicitis di
RS Pluit Jakarta Tahun 2021
50
Hari ke 3 1.1 Mengidentifikasi lokasi, DS:
04 September karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan nyeri
2021 frekuensi, kualitas, dan perut sebelah kanan.
08.30 DO :
intensitas nyeri
- P : Nyeri saat
melakukan aktivitas
- Q : tertusuk tusuk
- R : abdomen kanan
bawah.
- S : skala 3
- T : tiba tiba
51
e. Evaluasi
Tabel 4.11 Evaluasi asuhan keperawatan Pasien 1 dengan appendicitisRS
Pluit Jakarta Tahun 2021.
Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Hari Ke 1 Nyeri akut S:
01 September 2021 berhubungandengan P: pasien mengatakan nyeri saat
agen pencedera bergerak
fisiologi (inflamasi Q:pasien mengatakan nyeri seperti
appendicitis). tertusuk -tusuk
(D.0077) R:pasien mengatakan nyeri
dibagian perut menjalar ke
belakang
S: skala nyeri 6 dilihat dari raut
muka pasien
T:nyeri di rasa terus menerus
- Pasien mengatakan nyeri
sedikit berkurang
O:
- pasien tampak meringis
- KU : Sedang, kesadaran compos
mentis
-
Nadi :98x/menit
Suhu : 36,8oC
- RR:22x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Dx 2 S:
Ansietas berhubungan - pasien merasa khawatir karena
dengan kurang terpapar akan di operasi
informasi (D.0080) - pasien mengatakan paham atas
penjelasan mahasiswa
- keluarga pasien mengatakan
selalu menjaga pasien setiap
saat
- pasien mengatakan
khawatirnya berkurang
O:
- pasien tampak gelisah
- pasien tampak tegang
- pasien tampak mempraktikkan
teknik nafas dalam
A : Masalah teratasi
sebagian P : intervensi di
lanjutkan
Hari Ke 2 Nyeri akut berhubungan S:
02 September dengan agen pencedera - Pasien mengatakan nyeri saat
2021 fisiologis (Prosedur bergerak.
oprasi). (D.0077) - pasien mengatakan nyeri sperti
disayat sayat
- pasien mengatakan nyeri di
bagian perut.
52
Risiko Infeksi ditandai S:
dengan efek prosedur - Pasien mengatakan mengertiatas
infasive (D.0142). apa yang dijelaskan .
- Pasien mengatakan tidak ada
tanda infeksi seperti yang
dijelaskan.
O:
- Pasien tampak paham atas apa
yang dijelaskan RR : 20x/menit
A : Masalah teratasi
sebagianP : Lanjutkan
intervensi
4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik.
4.4 Cuci tangan seblum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien.
4.6 Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
4.7 Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar.
4.8 Ajarkan etika batuk.
4.9 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4.10 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan.
53
Berdasarkan tabel 4.11 di atas bahwa pada pasien 1 dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari di rumah sakit. Evaluasi pada pasien 1
menunjukkan 2 diagnosa teratasi sebagian yaitu nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologi (inflamasi appendicitis), dan Ansietas berhubungan
dengan kurang terpapar informasi. Pada hari ke 2 ditemukan 2 masalah
keperawatan baru yaitu nyeri akut b.b agen pencedera fisiologi dan Resiko
infeksi kedua masalah keperawatan tersebut teratasi sebagian sehingga
intervensi di pertahankan di hari selanjutnya. Pada hari ke 3 yaitu nyeri
akut b.d agen pencedera fisiologis dan Resiko infeksi teratasi sebagian.
54
Resiko infeksi b.d S:
ketidakefektifan - Pasien mengatakan nyeriperut
pertahanantubuh sebelah kanan
primer. O:
- Pasien tampak cemas
- Leukosit 12.08TTV :
TD : 110/78 mmhgN :
84x/menit
R : 16x/menit S : 36.5
C
A : Masalah belum teratasiP :
Lanjutkan intervensi
Hari 2 Nyeri akut b.d Agen S : Pasien mengatakan nyeriperut
03 pencederafisiologis sebelah kanan
September O : Pasien tampak gelisahP: nyeri saat
2021 melakukan aktivitas
Q: tertusuk -tusuk R:abdomen kanan
bawahS: skala 3 T: tiba tiba
A : Masalah teratasi sebagianP :
lanjutkan Intervensi
Deficit pengetahuan S:
b.d kurangterpapar - Pasien mengatakan mengerti dan
informasi paham apa yang diajarkan
O:
-
asien tampak pahamA : masalah
teratasi sebagian P : lanjutkan
intervensi
S:
Resiko infeksi b.d - Pasien mengatakan nyeriperut
ketidakefektifan sebelah kanan
pertahanantubuh O:
primer. - Pasien tampak cemas
- Leukosit 12.08TTV :
TD : 110/90mmhgN :
80x/menit
R : 18x/menit S : 36.5
C
A : Masalah teratasi sebagianP :
Lanjutkan intervensi
Hari 3 Nyeri akut b.d Agen S:
04 pencederafisiologis - Pasien mengatakan nyeriberkurang
September O:
2021 - Pasien tampak gelisahP:
nyeri saat melakukan aktivitas
Q: tertusuk -tusuk R:abdomen
kanan bawahS: skala 2
T: tiba tiba
A : Masalah teratasi sebagianP :
lanjutkan Intervensi
55
Defisit pengetahuan S:
b.d kurangterpapar - Pasien mengatakan mengerti dan
informasi paham apa yang diajarkan
O:
-
asien tampak paham
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Resiko infeksi b.d S:
ketidakefektifan O:
pertahanantubuh -
primer. P : hentikan intervensi
56
B. Pembahasan
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas tentang adanya
kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada
pasien 1 dan 2 dengan kasus Appendcitis yang telah dilakukan sejak tanggal 31
Agustus s/d 04n september 2021 di Ruang perawatan Lantai 5 RS Pluit Jakarta
Utara. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Berdasarkan dari hasil pengkajian pada pasien 1 dan pasien 2 ditemukan
beberapa perbedaan yaitu pasien 1 berusia 26 tahun dan pasien 2 berusia 30
tahun .
Berikut ini akan diuraikan pelaksanaan Asuhan keperawatan pada pasien
dengan appencitis di RS Pluit Jakarta sesuai tiap fase dalam proses keperawatan
yaitu meliputi : pengkajian, menegakkan diagnose keperawatan, membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.
Berdasarkan dari hasil pengkajian pada pasien kedua pasien dengan
diagnosa appendicitis pada pemeriksaan abdomen pasien 1 dan 2 terdapat gejala
yang sama yaitu adanya nyeri lepas pada titik Mc. Berney hal ini sesuai dengan
manifestasi klinis pada bab II bahwa terdapat nyeri lepas lokal pada titik Mc.
Burney. Nyeri ini berasal dari infeksi bakteria pada umbai cacing yang
menyebabkan sekresi mucus berlebih pada lumen appendiks yang menyebabkan
appendiks meregang dan mengakitbatkan nyeri (nurarif & kusuma,2016).
Menurut penulis berdasarkan hasil dari pengkajian pada pasien 2 terdapat
kesenjangan antara hasil pengkajian pada pasien dengan teori yag ada, dimana
pasien 2 mengatakan tidak ada mual muntah sedangkan pada manifestasi klinis
terdapat mual dan muntah.
57
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan merupakan suatu
penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons pasien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (Tim pokja SDKI DPP, 2017). Berdasarkan hal tersebut peneliti dalam
kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan Appendicitis menegakkan
masalah keperawatan berdasarkan dari pengkajian yang didapatkan.
Menurut (Nurarif & Kusuma,2016) terdapat 4 diagnosa keperawatan
yang sering ditegakkan pada pada appendicitis yaitu : Hipertermia berhubungan
dengan proses penyakit, Resiko Hipovolemia ditandai dengan kehilangan cairan
secara aktif, Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, dan
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Diagnosa keperawatan
yang sering ditegakkan yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis, danResiko Infeksi
a. Diagnosa
Diagnosa keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 yang sesuai dengan teori
antara lain:
1) Nyeri akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan. Kriteria mayornya yang dapat ditemukan
berupa data objektif meliputi tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi
meningkat dan sulit tidur sementara data subjektif yang dapat ditemukan
pada tanda mayor adalah mengeluh nyeri. Sedangkan kriteria minornya
yang dapat ditemukan berupa data objektif meliputi tekanan darah
meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah dan proses.(Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
58
Pada pasien 1 diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis. Saat pengkajian didapatkan data subjektif yaitu
pasien mengatakan nyeri saat bergerak, nyeri seperti tertusuk –tusuk,nyeri
dibagian perut menjalar ke belakang, skala nyeri 6 dilihat dari raut muka
pasien, nyeri di rasa terus menerus. Data objektif didapatkan yaitu pasien
tampak meringis, ku sedang kesadaran compos mentis, TTV TD :
130/90 mmHg, Nadi :98x/menit, Suhu : 36,8°C, RR:22x/menit
Pada pasien 2 diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengaatakan
nyeri perut sebelah kanan, dan data objektif yaitu Pasien tampak meringis,
Skala nyeri 4, TTV TD : 110/75 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu : 36,5°C,
RR : 16x/menit, nyeri saat melakukan aktivitas, tertusuk –tusuk, abdomen
kanan bawah, skala nyeri 4, tibatiba
2) Ansietas
Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman. Kriteria mayornya yang dapat ditemukan berupa data objektif
tampak gelisah, tempak tegang, sulit tidur data subjektif yang dapat
ditemukan pada tanda mayor adalah merasa bingung, merasa khawatir
dengan akibat dan kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi. Sedangkan
kriteria minornya yang dapat ditemukan berupa data objektif frekuensi
nafas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat,
diaphoresis, tremor, muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata
buruk, sering berkemih, berorientasi pada masa lalu. Sedangkan kriteria
minornya yaitu mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak
berdaya.(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Pada pasien 1 diagnosa ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dengan data subjektif yaitu Pasien mengatakan
khawatir karena akan di operasi dengat data objektif pasien tampak
gelisah, pasien tampak tegang, pasien sulit tidur.
59
Metode penulisan diagnosa aktual sudah sesuai dengan metode
penulisan diagnosa aktual pada SDKI, dengan formulasi sebagai berikut :
Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan Tanda atau
Gejala
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah perumusan
tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien/pasien
berdasarkan analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien
dapat diatasi (Nurarif, Amin Huda & Kusuma, 2016).
Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan, perencanaan
tindakan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 disusun setelah semua data
yang terkumpul selesai dianalisis dan diprioritaskan. Langkah- langkah dalam
perencanaan keperawatan ini terdiri dari: menegakkan diagnosa keperawatan,
menentukan sasaran dan tujuan, menentukan kriteria dan evaluasi, menyusun
intervensi dan tindakan keperawatan.
a. Nyeri akut
Rencana tindakan keperawatan pada appendicitis yang akan dilakukan
pada pasien 1 dengan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis ( inflamasi appendicitis) antara lain : 1.Identifikasi lokasi ,
karakteristik, durasi, frekuensi, kulaitas nyeri, skala nyeri, intensitas nyeri 2.
Identifikasi respon nyeri non verbal. 3. Identivikasi factor yang memperberat
dan memperingan nyeri. 4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri. 5. Fasilitasi istirahat dan tidur. 6. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri. 7. Jelaskan strategi meredakan nyeri. 8. Ajarkan
teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. 9. Kolaborasi
pemberian analgetik jika perlu.
60
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri. 3. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri. 4. Fasilitasi istirahat dan tidur. 5. Anjurkan
memonitor nyeri secara mandiri. 6. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri. 7. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rencana tindakan keperawatan pada appendicitis yang akan dilakukan
pada pasien 1 dengan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis yaitu 1. Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi, kulaitas
nyeri, intensitas nyeri, skala nyeri. 2. Identifikasi respon nyeri non verbal. 3.
Identivikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri. 4. Berikan
teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. 5. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri.
6. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri. 7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri. 8.Jelaskan strategi
meredakan nyeri. 9 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri. 10. Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.
Menurut peneliti kelebihan dari penerapan intervensi tindakan nyeri
akut yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan SIKI
(Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yaitu meliputi observasi,
terapeutik, edukasi, dan kolaborasi. Dan pada penerapan dan penulisan
kriteria hasil pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan SLKI (Standar
Luaran Keperawatan Indonesia).
b. Ansietas
Rencana tindakan keperawatan pada appendicitis yang akan dilakukan
pada pasien 1 dengan masalah ansietas berhubungan dengan kurang terpapar
informasi antara lain 1. Identivikasi saat tingkat ansietas berubah. 2. Monitor
tanda tanda ansietas verbal non verbal. 3. Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan jika perlu. 4. Dengarkan dengan penuh perhatian. 5. Gunakan
pendekatan yang tenang dan meyakinkan. 6. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami. 7. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu. 8. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi. 9.
Latih teknik relaksasi. 1o. Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu.
61
Menurut peneliti kelebihan dari penerapan intervensi tindakan ansietas
yang telah disusun pada pasien 1 sudah sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia) yaitu meliputi observasi, terapeutik, edukasi, dan
kolaborasi. Dan pada penerapan dan penulisan kriteria hasil pada pasien 1
sudah sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia).
c. Defisit pengetahuan
Rencana tindakan keperawatan pada appendicitis yang akan dilakukan
pada pasien 2 dengan masalah deficit pengetahuan
d. Resiko infeksi
Rencana tindakan keperawatan pada appendicitis yang akan dilakukan
pada pasien 2 dengan masalah resiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer yaitu 1. Monitor tanda dan gejala
infeksi local dan sistemik. 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah dengan kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien. 3. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 5. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan.
Menurut peneliti kelebihan dari penerapan intervensi tindakan nyeri
akut yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan SIKI
(Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yaitu meliputi observasi,
62
terapeutik, edukasi, dan kolaborasi. Dan pada penerapan dan penulisan
kriteria hasil pada pasien 1 dan pasien 2 sudah sesuai dengan SLKI (Standar
Luaran Keperawatan Indonesia).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2011).
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 dilakukan
pada tempat yang berbeda yaitu pada pasien 1 dilakukan pada tanggal 01 s/d 03
September 2021 di ruang Lantai 5 kamar 509 . Sedangkan pada pasien 2
dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 02 s/d 04 September 2021 di ruang
Lantai 5 kamar 520 bed 1. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang
dibuat dandisesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien.
Intervensi yang tidak di implementasikan pada pasien 1 yaitu pada diagnose
nyeri akut berhubungan dengan angen pencedera fisiologis 1.5 fasilitasi istirahat
dan tidur dikarenakan pasien dapat masih dapat mmengontrol istirahat dan
tidurnya, 1.9 kolaborasi pemberian analgetik jika perlu tidak dilakukan karena
apabila nyeri hilang maka gejala khusus yang diderita pada pasien dengan
diagnose appendicitis akan hilang dengan itu akan menghilangkan data untuk
diagnose appendicitis, pada diagnose ansietas berhubungan dengan kurang
terpapar informasi 2.3 temani pasien untuk mengurangi kecemasan 2.4
dengarkan dengan penuh
Perhatian tidak dilakukan karena pasien sudah di support oleh keluarga
dengan mendengarkapermintaan dan keluhan pasien, Intervensi yang tidak di
implementasikan pada pasien 2 yaitu pada diagnose nyeri akut berhubungan
dengan angen pencedera fisiologis yaitu 1.1 identivikasi respon non verbal, 1.3
kontrol lingkungan yang memperberat nyeri 1.4 jelaskan periode dan pemicu
nyeri 1.5 fasilitasi istirahat dan tidur 1.6 anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri. tidak dilakukan karena pasien mampu tidur sendiri, deficit pengetahuan
63
berhubungan dengan kurang terpapar informasi 2.1 identivikasi kesiaapan dan
kemampuan menerima informasi, 2.2 sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan, 2.3 berikan kesempatan untuk bertanya, resiko infeksi ditandai dengan
cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri
(Ali, 2009).
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1 dan 2
menunjukan bahwa masalah yang dialami pada kedua pasien banyak yang belum
teratasi. berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, dan resiko infeksi
berhubungan dengan ketidakefektifan pertahanan tubuh primer.
64
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada
pasien 1 dan pasien 2 pada pasien appendicitis di Ruangan Lantai 5 di RS Pluit
Jakarta Utara peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1 dan peneliti
pada pasien 2 sesuai dengan teori. Salah satu focus utama pengkajian pada
pasien dengan appendicitis adalah pengkajian nyeri dengan menggunakan
metode PQRST (Provokes/Palliates, Quality, Region/Radian, Scale/Severity,
Time).
2. Diagnosa keperawatan
Menurut teori yang dikemukakan peneliti pada bab sebelumnya
diagnosa keperawatan yang biasanya muncul pada pasien appendicitis
sebanyak 4 diagnosa dari 3 diagnosa. Namun pada pasien 1 peneliti hanya
menemukan 2 diagnosa yang sama dengan teori dan 2 diagnosa yang sama
dengan teori bab sebelumnya. Sedangkan pada pasien 2 peneliti hanya
menemukan 1 diagnosa yang sesuai dengan teori.
3. Perencanaan
Perencanaan yang digunakan dalam kasus pada kedua pasien
dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada, Intervensi
setiap diagnosa dapat sesuai dengan kebutuhan pasien dan memperhatikan
kondisi pasien serta kesanggupan keluarga dalam kejasama. Intervensi yang
dilakukan oleh peneliti yaitu intervensi yang dilakukan secara mandiri
maupun kolaborasi.
4. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada kasus ini dilaksanakan sesuai dengan
intervensi yang sudah di buat namun ada beberapa intervensi yang tidak
dilakukan, sesuai dengan kebutuhan kedua pasien dengan appendiciti
5. Evaluasi Keperawatan
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan
keperawatan yang di berikan. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada
pasien 1 dan 2 selama 3 hari oleh peneliti dan dibuat dalam bentuk SOAP.
Respon pasien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan baik, pasien cukup
kooperatif dalam pelaksanaan setiap tindakan keperawatan. Hasil evaluasi
yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1 dan 2 menunjukan bahwa masalah
yang dialami pada kedua pasien banyak yang belum teratasi.
B. Saran
1. Bagi peneliti
Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien
appendicitis yang diberikan dapat tepat, peneliti selanjutnya harus benar-
benar menguasai konsep tentang appendicitis itu sendiri, terutama pada
faktor etiologi, anatomi fisiologi dan patofisiologi tentang appendicitis,
selain itu peneliti juga harus melakukan pengkajian dengan tepat dan
komperhensif agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan
masalah yang ditemukan pada pasien serta tidak ada masalah yang luput
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Dalam penegakan
diagnose diharapkan peneliti juga harus teliti dalam mengangkat dan
merumuskan diagnose keperawatan yang ada pada pasien agar masalah
keperawatan yang muncul pada pasien dapat teratasi dan mendapatkan
penanganan secara komprehensif dan menyeluruh, Tidak hanya berfokus
kepada masalah biologis pasien, namun juga terhadap masalah psiko,
sosio, spiritual pasien. Sehingga asuhan keperawatan yang dilakukan
dapat terlaksana secara optimal, dan mendapatkan hasil yang memuaskan
bagi pasien dan juga peneliti itu sendiri. Pada bagian intervensi
keperawatan diharapkan peneliti merencanakan sesuai dengan buku
panduan SIKI (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia) dan SLKI
66
(Standart Luaran Keperawatan Indonesia) . Pada bagian Implementasi
diharapkan juga peneliti melakukan tindakan yang sesuai dengan yang
direncanakan agar diagnose pada pasien dapat teratasi. Dan evaluasi
keperawatan diharapkan peneliti lebih melakukan evaluasi yang lebih
lengkap pada pasien sesuaidengan data yang didapatkan pada pasien.
67
DAFTAR PUSTAKA
Burkitt, HG, Quick, CRG, and Reed, JB. (2015). Appendicitis In :Essensial
Surgery Problems,
Depkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.dinas kesehatan
Jakarta pada tahun 2014
Handaya, Adeodatus Yuda. (2017). Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah
Saluran Cerna (Degrstif). Jogjakarta : Rapha Publishing.
Lee JH, Park YS, Choi JS (2011). The epidemiology of appendicitis and
appendectomy in South Korea: National registry data. Journal
Epidemiology. 20:2, pp: 97-105
Mubarak, I.W., et al., (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar (Buku 1).
Salemba Medika : Jakarta
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Ovedoff, David. 2015. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Bina Rupa
Aksara
Riwanto, Ign., Hamami, A. Hidayat., Pieter, J., 2011. Usus halus, Apendiks,
Kolon, dan Anorektum, In : Sjamsuhidajat, R., De Jong, W. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika