Anda di halaman 1dari 19

-lain

Rabu, 19 Oktober 2016

ASUHAN KEPERAWATAN AGNE VULGARIS


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN AGNE VULGARIS”
dengan baik.Tujuan penulisan makalah ini untuk membantu mahasiswa keperawatan,agar
mampu mengaplikasikan teori dengan keterampilan dasar keperawatan dengan benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih bagi
semua pihak yang telah membarikan waktu, kesempatan dan dorongan dari awal hingga selesai
tersusunnya makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
memilikibanyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa kami
harapkan dari pembaca sekalian.

Maumere,Oktober 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Epidemiologi / insiden kasus
Akne Vulgaris biasanya terjadi pada seserang antara usia 40 tahun dan 60 tahun. Akne Vulgaris
sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda, dan akan dengan sendirinya
pada usia sekitar 20 – 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang
mengalami serangan akne.Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum puberitas
atau pada perempuan yang sudah diooferktomi.
Akne merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel polisabasea, yang rentan dan
paling sering ditemukan didaerah muka, leher dan badan bagian atas ditandai : komedo tertutup
(whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustule, nodul dan kista sering pada remaja
dan dewasa muda (12 – 35 tahun)       insiden tertinggi wanita (14 – 17 tahun), pria (16 – 19
tahun) (Clark, 1993)         fungsi kelenjar endokrin tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar
sebasea dan mencapai puncaknya pada usia tersebut.

1.2. Tujuan
1.         Tujuan Umum
Mampu memahami dan membuat Asuhan Keperawatan dengan gangguan Agne vulgaris
2.        Tujuan Khusus
1)        Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan Agne vulgaris
2)        Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan pada klien dengan Agne vulgaris
3)        Mengidentifikasi Intervansi Keperawatan pada klien dengan Agne vulgaris
4)        Mengidentifikasi Implementasi pada klien dengan Agne vulgaris
5)        Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada klien dengan Agne vulgaris
1.3. Manfaat
Agar kita mampu memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan Agne vulgaris dan
mampu melakukan Asuhan Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi
1.      Akne Vulgaris (jerawat) penyakit kulit akibat peradangan folikel pilosebasea yang umumnya
terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinik berupa komedo, papula, pustule, node dan
kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer,dkk.2000)
2.      Akne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebase (polikel
rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne
ditandai dengan komedo tertutup (white head), komando terbuka (black head), papula, pustule,
nodus, dan kista (Brunner & Suddarth, 2001)

2.2. Etiologi
  Sebum
  Bakterial
  Herediter
  Hormon
  Iklim
  Psikis
  Kosmetika

2.3. Klasifikasi Akne Vulgaris


1.      Jerawat (Acne) Komedo
Komedo adalah nama ilmiah dari pori – pori yang tersumbat, bisa terbuka atau tertutup. Komedo
yang terbuka disebut juga sebagai blackhead, terlihat seperti pori – pori yang membesar dan
menghitam (yang berwarna hitam itu bukan kotoran: sebenarnya itu adalahpenyumbatan pori
yang berubah warna karena teroksidasi dengan udara). Komedo yang tertutup atau whitehead,
memiliki kulit yang tumbuh diatas pori-pori yang tersumbat; makanya terlihat seperti tonjolan
putih kecil-kecil dibawah kulit.Jerawat jenis komedo ini disebabkan oleh sel-sel kulit mati dan
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Bila anda tidak mengexfoliate (biasanya dengan
scrub, cuci muka dengan waslap, memakai sabun muka mengandung salicylic acid atu yang
mengandung AHA/BHA, dll) kulit wajah secara berkala, sel-sel kulit mati menumpuk dikulit;
minyak dipermukaan kulit kemudian menutup sel-sel kulit, terjadilah penyumbatan. Make’up
dan produk penatan rambut yang mengandung minyak dapat memperparah keadaan.Berkeringat
dan udara yang panas dan lembab dapat memparah keadaan.Berkeringat dan udara yang panas
dan lembab dapat juga menyumbat pori-pori.

2.      Jerawat Biasa
Jenis jerawat “Klasik” ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.Terjadi
karena pori-pori yang tersumbat terinfeksi dengan bakteri.Bakteri ini bisa yang terdapat
dipermukaan kulit, bisa juga dari waslap.Kuas mak’up, jari tangan juga telepon.Stress, hormone
dan udara yang lembab dapat memperbesar kemungkinan infeksi jerawat, karena menyebabkan
kulit memproduksi minyak, yang merupakan tempat berkembang biaknya bakteri.Jerawat yang
disebabkan oleh hormone biasanya muncul disekitar rahang dan dagu, menurut seorang ahli
kulit, yang merekomendasikan pemakaian pil KB yang rendah estrogen, seperti Orthotricyclen,
Orthocept dan Alesse. (Untungnya, menurut penelitian ternyata coklat dan French fries tidak
mempunyai pengaruh pada berkembang biaknya jerawat).

3.      Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)


Sering disebut sebagai jerawat segede jagung.Bila anda merasa muka anda seperti pizza yang
penuh topping.Nah inilah cystic-acne; jerawat yang besar, dengan tonjolan-tonjolan yang
meradang hebat, berkumpul diseluruh muka (berbeda dengan jerawat biasa yang berkumpul
disalah satu bagian muka).Inilah godfather’nya jerawat, yang paling merusak tidak hanya secara
fisik, tapi juga kepercayaan diri.
Penderita cystic-acne biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga menderita jerawat jenis
ini; secara genetic penderitanya memiliki:
1).    Kelenjar minyak yang over-aktif yang membanjiri pori-pori dengan minyak,
2).    Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal yang tidak bisa beregenerasi secepat kulit normal
dan,
3).    Memiliki respons yang berlebihan terhadap peradangan sehingga meninggalkan bekas dikulit.

2.4. Gejala Klinis
  Gejala local termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (renderness)
  Biasanya tidak ada gejala sistematik pada ance vulgaris
  Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustule, nodus atau kusta dapat disertai rasa gatal

2.5. Patofisiologi
Acne (jerawat) adalah penyakit peradangan kelenjar, sebase yang sering dijumpai dan berkaitan
dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Terdapat dua jenis acne: meradang dan tidak
meradang.Kedua jenis acne tersebut ditandai oleh pembentukan sebum yang berlebihan tersebut
tertimbun di folikel sehingga folikel membengkak.Pada akne yang meradang/folikel tersebut
oleh sebuah dan bakteri yang berpoliferasi dikanal yang disebut propionibacteriun acnes.
Akhirnya, folikel mengalamirupture dan sebum serta bakteri keluar ke dermis dan menyebabkan
peradangan jaringan dermis. Pada acne non radang folikel tidak pecah tetapi tetap
berdilatasi.Sebum mengalirkepermukaan kulit (blackhead, komedo terbuka) atau konalis tetap
tersumbat (whitehead, komedo tertutup).
Acne sering dijumapai pada remaja dan dewasa muda, dan berawal pada masa
pubertas.Walaupun anak laki-laki dan perempuan dapat mengidapnya, acne biasanya lebih sering
dan parah pada anak laki-laki.Orang dewasa terutama wanita dapat mengalami acne rekurer.

2.6. Komplikasi
1.      Jaringan parut dapat terbentuk pada kasus yang parah.
2.      Rasa percaya diri dapat terganggu, mesti kondisi tidak terlalu buruk.
3.      Pada acne rosasea, rinofima dapat muncul.

2.7. Penatalaksanaan
  Obat-obat topical misalnya bensoil peroksida dan asora retinoat (vitamin A dan retin A)
digunakan untuk mengeringkan dan mengelupas kulit. Hal ini meningkatkan penggantian kulit
dan membuka folikel serta mempermudah keluarnya sebum ke permukaan kulit kepermukaan
kulit.
Benzoil peroksida juga bekerja mengeliminasi acne. Retin A dapat menyebabkan kekeringan dan
kemerahan pada kulit dan individu yang menggunakannya harus menghindari pajanan kesinar
matahari. Wanita hamil tidak disarankan menggunakan retin A.
  Sabun anti bakteri dapat mengurangi kontaminasi bakteri dikulit.
  Terapi antibiotic sering diberikan dengan kombinasi benzoil peroksida dan dapat diserapkan satu
atau dua kali perhari. Antibiotic (biasanya tetrasiklin, eritromisin, atau klindomisin) dapat
diberikan untuk mengurangi poliferasi P. acne. Terapi antibiotic memerlukan waktu sekurang-
kurangnya 4 minggu untuk menunjukan hasil normal.
  Terapi antibiotic dosis rendah oral (contoh tetrasiklin, doksisiklin) dapat diberikan untuk
mengurangi proliferasi bakteri pada folikel. Terapi antibiotic memrlukan waktu beberapa minggu
agar efektif dan dapat menginduksi fotosensivitas. Tetrasiklin merusak gigi yang sedang tumbuh,
merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil atau wanita yang berencana hamil. Tetrasiklin juga
merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi acne rosasea
  Pil antihamil yang mengandung estrogen dapat menekan pembentukan sebum dan dapat
digunakan untuk mengobati acne pada gadis dan wanita.
  Asam L3 retinoat (isotretinoin) sistemik dapat diberikan pada kasus yang parah (acne kristik
nodular). Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir yang parah dan tidak boleh digunakan pada
wanita muda yang sedang atau hamil. Pria sebaliknya tidak berhubungan intim dengan pasangan
jika menggunakan obat ini.

2.8.Pemeriksaan Diagnostik
a.       Pemeriksaan Laboratorium
Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan diagnostic klinis
  Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmennorhea) atau histutisme, evaluasi hormonal
sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization haruslah diukur kadar testosterone
totalnya. Banyak ahli juga mengukur kada free testosterone. DHEA-S, luteinizing hormone
(LH), dan kadar follicle – stimulating hormone (FSH)
  Kultur lesi untuk me-rule out gram-folliculitis amat diperlukan ketika tidak ada respon terhadap
terapi atau saat perbaikan tidak tercapai.

b.      Pemeriksaan Histopatologi
Microcomedo dicirikan oleh adanya folikel berdilatasi dengan a plug of loosey arranged keratin.
Seiring kemajuan (progression) penyakit, pembukaan folikular menjadi dilatasi dan
menghasilkan suatu komedo terbuka (open comedo).Dinding follicular tipis dan dapat robek
(rupture). Peradangan dan bakteri terlihat jelas, dengan atau tanpa follicular rupture. Follicular
rupture disertai reaksi badan asing (a foreign body reaction). Peradangan padat ( dense
inflammation) menuju dan melalui dermis dapat berhubungan dengan fibrosis dan jaringan parut.

2.9. Progonis
  Pada pria, akne biasanya menghilang pada usia dewasa muda. Lima persen pria masih memiliki
akne pada usia 25 tahun
  Pada wanita 12 % masih memiliki akne di usia 25 tahun, sedangkan 5 % masih memiliki akne di
usia 45 tahun
  Rata – rata progonis orang dengan akne adalah baik

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1   Pengkajian
a.       Identitas klien
b.      Keluhan utama
c.       Riwayat penyakit
d.      Data subjketif
1.      Pasien mengeluh gatal pada wajah
2.      Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh
3.      Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
4.      Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5.      Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya
e.       Data objektif
1.      Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas
2.      Terdapat pus
3.      Terdapat darah
4.      Pasien tampak cemas
5.      Pasien tampak bertanya – tanya tentang wajanya
6.      Pasien tampak mengaruk – garuk wajahnya
f.       Pemeriksaan Fisik
Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustule dan nodul pada distribusi
sebaceous.Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead (komedo terbuka)
tanpa disertai tanda-tanda klinis dari peradangan apapun. Papula dan pustula terangkat
membenjol (bumps) disertai dengan peradangan yang nyata. Wajah dapat menjadi satu-satunya
permukaan kulit yang terserang jerawat namun dada, punggung dan lengan atas juga sering
terkena jerawat juga.
  Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan. Lesi komedo (comedonal
leasions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan komedo tertutup (closed comedones)
merupakan lesi precursor dari lesi peradangan (inflammatory lesions)
  Acne peradangan yang ringan ( mild inflammatory acne) bercirikan adanya komedo dan papula
peradangan.
  Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki komedo, papula
peradangan dan pustula. Acne memiliki banyak lesi dibandingkan dengan acne peradangan yang
lebih ringan.
  Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan dan nodul besar yang berdiameter
lebih dari 5mm seringkali tampak jaringan parut (scarring)

3.2   Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2.      Nyeri b/d proses peradangan
3.      Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4.      Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5.      Ansientas b/d kecatatan
6.      Kerusakan intergritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

3.3  Intervensi Keperawatan
a.       Dx 1
Intervensi :
1.      Observasi keadaan luka pasien
R/ Mengetahui  keadaan luka pasien
2.      Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
R/ Mencegah terpajam organisme infeksius
3.      Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang dengan pasien
R/ Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
4.      Kolaborasi pemberian antibiotic
R/ Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi

b.      Dx 2
Intervensi  :
1.      Observasi tingkat nyeri pasien ( skala 0 -10)
R/ Mengetahui derajat nyeri pasien

2.      Ajarkan pasien tehnik distraksi, relaksasi


R/ Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri

3.      Beri posisi yang nyaman


R/ Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan

4.      Kolaborasi pemberian analgetik


R/ Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien

c.       Dx 3
Intervensi :
1.      Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
R/ Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya

2.      Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan


R/ Dukung keluarga dan orang terdekat dapat mempercepat proses penyembuhan

3.      Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada
perawatan.
R/ Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat
d.      Dx 4
Intervensi :
1.      Diskusikan tentang perawatan kulit, contoh : penggunaan pelembab dan pelindung sinar matahri
R/ Meningkatkan perawatan diri setelah pualng dan kemandirian

2.      Berikan HE tentang hygiene, pencegahan dan pengobatan penyakitnya


R/ Meningkatkan pengetahuan pasien

3.      Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan


R/ Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk mencapai
penyembuhan optimal

e.       Dx 5
Intervensi :
1.      Observasi derajat ansietas pasien
R/ Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat

2.      Informasikan pasien bahwa perasaanya normal


R/ Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan
control emosi

3.      Berikan kenyamanan fisik, lingkungan tenang dan istirahat


R/ Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan ansietas

f.       Dx 6
Intervensi :
1.      Observasi atau catat ukuran, warna dan keadaan kulit di ara sekitar luka
R/ Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
2.      Ubah posisi dengan sering
R/ Memperbaiki sirkulasi darah

3.      Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
R/ Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan

3.4   Implementasi
Sesuai dengan intervensi

3.5   Evaluasi
Sesuai dengan KH

BAB IV
PENUTUP

4.1.      Kesimpulan
Akne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebase (polikel
rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas.Akne
ditandai dengan komedo tertutup (white head), komando terbuka (black head), papula, pustule,
nodus, dan kista.

4.2.      Saran
Setelah penyelesaikan makalah ini, diharapkan kepada mahasisw / i agar dapat lebih cermat dan
teliti dalam menghadapi dan merespon keluhan – keluhan yang diungkapkan oleh pasien dan
segera melakukan tindakan keperawatan sesuai apa yang telah diketahui dan direncanakan dalam
proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta


Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Media Aesculapius. Jakarta

Diposting oleh Rikard 'Antala' Baek di 07.49 


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Rikard 'Antala' Baek


Lihat profil lengkapku

Arsip Blog Konsep


 ▼  2016 (78) Asuhan
o ►  No Keperawatan,
vember (1) Galeri
o ▼  OktMaumere,
ober (77) Kesehatan
 K
Telusuri
ONSEP
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
DALAM
KEPERAWATAN
 P
ROSES
KEPERAWATAN
DAN
DOKUMENTASI
TINDAKAN
KEPERA...
 A
suhan Keperawatan
Dengan Kanker
Kulit
 G
aleri Koka Beach
Maumere-Flores-
NTT
 G
aleri Doreng Beach
 G
aleri 27 Mei 2014,
Kelimutu Lake-
Ende-Flores-NTT
 G
aleri AFF @Budi
Sun & Tanjung
Darat, 18 Mei 2014
 G
aleri Wairi'ir, 30
November 2014
 G
aleri Campuran
 A
suhan Keperawatan
Dengan Tukak
Duodenum (Ulkus
Du...
 A
suhan Keperawatan
Dengan Thypus
Abdominalis
 A
suhan Keperawatan
Dengan Sirosis
Hepatis
 A
suhan Keperawatan
Dengan
GASTROENTERI
TIS
 A
suhan Keperawatan
Dengan Batu
Empedu
(CHOLELITHIA...
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Osteoarthritis
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Tuberculosis
Tulang
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Osteoporosis
 A
suhan Keperawatan
Dengan Artritis
Reumatoid Juven...
 A
suhan Keperawatan
Dengan Artritis
Gout
 A
suhan Keperawatan
Dengan Sudden
Cardiac Arrest
(SCA)
 A
suhan Keperawatan
Dengan Gagal
Jantung
 A
suhan Keperawatan
Dengan Cor
Pulmonale
 A
suhan Keperawatan
Dengan Perikarditis
 A
suhan Keperawatan
Dengan Angina
Pektoris
 A
suhan Keperawatan
Dengan Atrial
Septum Defect
(ASD)
 A
suhan Keperawatan
Dengan Dermatitis
 A
suhan Keperawatan
Dengan Luka Bakar
 A
suhan Keperawatan
Dengan Ulkus
Dekubitus
 A
suhan Keperawatan
Dengan Morbili
 A
suhan Keperawatan
Dengan Impetigo
 A
suhan Keperawatan
Dengan Campak
 A
SUHAN
KEPERAWATAN
AGNE VULGARIS
 A
suhan Keperawatan
Candidiasis
 A
suhan Keperawatan
Thalasemia
 A
SUHAN
KEPERAWATAN
Polisitemia
 A
suhan Keperawatan
SLE (sistemisc
Lupis Erythemato...
 A
SUHAN
KEPERAWATAN
HEPATITIS PADA
DEWASA
 A
suhan Keperawatan
Eritroblastosis
Fetalis
 A
suhan Keperawatan
Koagulasi
intrafaskuler
disemin...
 A
suhan Keperawatan
Disseminated
Intravascular
Coag...
 A
suhan Keperawatan
Anemia
Megaloblastik
 A
SUHAN
KEPERAWATAN
ANEMIA
HEMOLITIK
 A
suhan Keperawatan
Emboli Paru
 A
suhan Keperawatan
Edema Paru Akut
 A
suhan Keperawatan
Dengan Undeserno
Testis
 M
AKALAH
PERAWATAN
LUKA GANGREN
 A
suhan Keperawatan
Dengan Krisis
Tiroid
 M
akalah Sistem
Endokrin Pada
Manusia
 A
suhan Keperawatan
Dengan Kanker
Tiroid
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Hiperpituitarisme
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Hiperparatiroidisme
 A
suhan Keperawatan
Pada Akromegali
Gigantisme
 A
suhan Keperawatan
Dengan Troiditis
 A
suhan Keperawatan
Dengan STRUMA
ENDEMIK
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Hipopituitarisme
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Hiperadrenalis
 A
suhan Keperawatan
Dengan Gigantisme
 A
suhan Keperawatan
Dengan Genitalia
Ambigua
 A
suhan Keperawatan
Dengan Diabetes
Insipidus
 A
suhan Keperawatan
Dengan
Akromegali
 A
suhan Keperawatan
Tumor Otak
 A
suhan Keperawatan
Dengan Rabies
 A
SUHAN
KEPERAWATAN
“SINDROM
GUILLAIN
BARRE”
 A
SUHAN
KEPERAWATAN
GAGAL
JANTUNG KIRI
 A
suhan Keperawatan
Cerebral Palcy
 A
suhan keperawatan
ISPA
 P
atoflow GGA
 A
suhan Keperawatan
Cedera Kepala
 A
suhan Keperawatan
Vertigo
 A
suhan Keperawatan
Tumor Otak
 G
aleri foto Pantai
Pahlawan-Karimun
Bareng Kru SMK...
 P
atway ISPA
 G
aleri Gerak Jalan
HUT RI Ke 71
SMK Widya
Karimun-...
 G
aleri Gerak Jalan
HUT RI Ke 71
SMK Widya
Karimun-...
 A
suhan Keperawatan
Stroke Hemoragic
 A
suhan Keperawatan
Epilepsi
 A
suhan keperawatan
ISPA
Tema Tanda Air. Gambar tema oleh compassandcamera. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai