Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN (APENDISITIS) PADA MASALAH


NYERI AKUT DENGAN TINDAKAN PENGATURAN POSISI
TN. F DAN PASIEN TN. G DI RS PLUIT JAKARTA UTARA
TAHUN 2021

MERLAWATI PURBA / NIM.


18017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Dr. SISMADI
JAKARTA TAHUN 2021
Mernurut WHO (2018) angka
mortalitas akibat apendisitis adalah
21.000 jiwa, dimana populasi laki-
Apendisitis adalah radang laki lebih banyak di bandingkan
pada usus buntu. perempuan. .

Menurut Riskesdas 2018 pravelansi


Apendisitis yang tidak segera jumlah penderita apendisitis di Provinsi
ditatalaksana akan menimbulkan DKI Jakarta pada tahun 2016 sebanyak
komplikasi salah satunya perforasi. 0,2% , tahun 2017 sebanyak 0,4%
penderita.

LATAR BELAKANG
TUJUAN, RUMUSAN MASALAH sitematika penulisan
DAN MANFAAT DILAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN

• Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam


memberikan asuhan keperawatan pada pasien
Tujuan Apendisitis dengan masalah nyeri akut tindakan
pengaturan posisi
• Berdasarkan latar belakang diatas peneliti membuat
Rumusan perumusan masalah yaitu, bagaimanakah gambaran “Asuhan
Keperawatan (Apendisitis) Pada Masalah Nyeri akut Dengan
Masalah Tindakan pengaturan posisi.pada pasien Tn. F Dan pasien Tn.
G Di Rs Pluit, Jakarta Utara Tahun 2021

Sistematika • Penyusunan karya tulis ilmiah ini disusun secara


sistematis yang terdiri dari lima bab
Penulisan
• Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

Manfaat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam nyeri


akut pada pasien Apendisitis dengan tindakan pengaturan posisi
A. Konsep Apendisitis

D. Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan BAB II
Tinjauan B. Konsep nyeri akut
Keluarga pada
Apendis Pustaka

C. Konsep
Pengaturan Posisi
BAB III METODE

A. Rancangan B. Subjek C. Fokus


Studi Kasus Studi Kasus Studi Kasus

F. Instrument E. Tempat D. Definisi


studi kasus dan waktu Operasional

G. Skala H. Langkah I. Etika studi


Penilaian studi kasus kasus
BAB IV
Pengkajian
Hasil Asuhan
Pasien 1 (Tn. F) (Pasien 2Tn. G)
pasien mengatakan nyeri pada perut bagian Pasien mengatakan datang dari IGD
kanan bawah sejak 2 hari sebelum ke rumah masuk Lantai 5 kamar 520 bed 1 jam
sakit, lalu pasien dibawa ke rumah sakit 16.00 pasien mengatakan nyeri perut
pada tanggal 31 september 2021 dan kanan sejak 3 hari yang lalu, seperti
dibawat ke ruang igd lalu dirawat di ruang di tusuk tusuk dan tiba tiba. pasien
Lantai 5 di kamar 509 A. Pasien tidak mengeluh adanya mual muntah.
mengatakan mual dan muntah pada saat P: nyeri saat melakukan aktivitas,
pertama masuk rumah sakit . P: pasien Q: tertusuk–tusuk,
mengatakan nyeri saat bergerak, Q : pasien R: abdomen kanan bawah,
mengatakan nyeri seperti tertusuk –tusuk, S: skala nyeri 4,
R: pasien mengatakan nyeri dibagian perut T:tiba-tiba
menjalar ke belakang, S: skala nyeri 6
dilihat dari raut muka pasien, T: nyeri di
rasa terus menerus
Pasien 1 Pasien 2
Diagnosa 1 (Tn. F) (Tn. G)
DS : DS :
P: pasien mengatakan nyeri – Pasien mengaatakan nyeri
saat bergerak dan salah posisi perut sebelah kanan.
Tn. F : Q:pasien – Rasa nyeri seperti di
Nyeri akut b.d Agen Mengatakan nyeri seperti pelintir
pencedera Fisiologis tertusuk - tusuk R:pasien
(inflamasi appendicitis) mengatakan nyeri dibagian DO :
perut menjalar ke belakang – Pasien tampak meringis
Tn. G : S: skala nyeri 6 dilihat dari – Skala nyeri 4-
Nyeri akut b.d Agen raut muka pasien – TD : 110/75 mmHg
T:nyeri di rasa terus menerus – Nadi : 84x/menit
pencedera fisiologis
– Suhu : 36,5 oC
DO : – RR : 16x/menit
– tampak meringis – P: nyeri saat melakukan
– KU : Sedang, kesadaran aktivitas
compos mentis – Q: tertusuk - tusuk
– TD : 130/90 mmHg – R: abdomen kanan bawah
– Nadi :98x/menit – S: skala nyeri 4 T:tiba
– Suhu : 36,8oC tiba
– RR:22x/menit
Pasien 1 Pasien 2
Diagnosa 2 (Tn. F) (Tn. G)

Tn. F : DS : DS :
– Pasien mengatakan – pasien mengatakan
Ansietas b.d kurang
terpapar informasi khawatir jika harus tidak tahu penyebab
di operasi penyakitnya
Tn. G :
Defisit pengetahuan DO : DO :
– pasien tampak – pasien tampak
b.d kurang terpapar
informasi gelisah bingung
– pasien tampak – Pasien tampak cemas
tegang
– pasien sulit tidur
Pasien 1 Pasien 2
Diagnosa 3 (Tn. G)
(Tn. F)
DS : - DS :
Tn. F : -
– Pasien mengatakan
DO : - merokok
Tn. G :
Resiko infeksi b.d
DO :
ketidakadekuatan
– Leukosit 12.08
pertahanan tubuh primer
– TD : 110/75
– mmHg
– Nadi : 84x/menit
– Suhu : 36,5 oC
– RR : 16x/menit
Rencana Keperawatan
pasien 1 (Rabu, 1 September 2021)

Pengaturan posisi Manajemen Nyeri


• Observasi • Observasi
– Monitor skala nyeri – Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi,
• Terapeutik frekuensi, kulaitas nyeri, skala nyeri,
– Berikan posisi yang nyaman intensitas nyeri
– Identifikasi respon nyeri non verbal.
– Atur posisi untuk mengurangi rasa nyeri
– Identivikasi factor yang memperberat dan
– Tinggikan bagian tubuh yang sakit
memperingan nyeri.
– Minimalkan gesekan dan tarikan saat
• Terapeutik
mengubah posisi
– Berikan teknik nonfarmakologis
– Jadwalkan pengubahan posisi secara
untukmengurangi rasa nyeri.
bertahap.
– Fasilitasi istirahat dan tidur.
• Edukasi
– Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
– Informasikan saat akan melakukan
nyeri.
perubahan posisi
• Edukasi
– Ajarkan posisi yang baik saat melakukan
perubahan – Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Kolaborasi – Ajarkan teknik non farmakologis untuk
– Kolaborasi pemberian premedikasi mengurangi rasa nyeri
sebelum mengubah posisi • Kolaborasi
– Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
LANJUTAN

• Reduksi ansietas
• Observasi
Rencana Keperawatan
– Identivikasi saat tingkat ansietas berubah.
pasien 1
– Monitor tanda tanda ansietas verbal non verbal.
(Rabu, 1 September
– Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika
2021)
perlu.
– Dengarkan dengan penuh perhatian.
– Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Ansietas berhubungan – Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami.
dengan kurang terpapar
– Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
informasi perlu.
– Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
– Latih teknik relaksasi. 4.10Kolaborasi pemberian
• Kolaborasi
– Obat antiansietas jika perlu
Rencana Keperawatan
pasien 2 (Kamis, 2 September 2021)

Pengaturan posisi Manajemen Nyeri


• Observasi • Observasi
– Monitor skala nyeri – Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi,
• Terapeutik frekuensi, kulaitas nyeri, skala nyeri,
– Berikan posisi yang nyaman intensitas nyeri
– Identifikasi respon nyeri non verbal.
– Atur posisi untuk mengurangi rasa nyeri
– Identivikasi factor yang memperberat dan
– Tinggikan bagian tubuh yang sakit
memperingan nyeri.
– Minimalkan gesekan dan tarikan saat
• Terapeutik
mengubah posisi
– Berikan teknik nonfarmakologis
– Jadwalkan pengubahan posisi secara
untukmengurangi rasa nyeri.
bertahap.
– Fasilitasi istirahat dan tidur.
• Edukasi
– Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
– Informasikan saat akan melakukan
nyeri.
perubahan posisi
• Edukasi
– Ajarkan posisi yang baik saat melakukan
perubahan – Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Kolaborasi – Ajarkan teknik non farmakologis untuk
– Kolaborasi pemberian premedikasi mengurangi rasa nyeri
sebelum mengubah posisi • Kolaborasi
– Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
Rencana Keperawatan pasien 2
(Kamis, 2 September 2021)

– Identivikasi kesiapan dan


kemampuan menerima informasi.
Defisit pengetahuan – Sediakan materi dan media
b.d kurang terpapar pendidikan kesehatan.
informasi – Berikan kesempatan untuk bertanya.
– Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
– Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Rencana Keperawatan
pasien 2 (Kamis, 2 September 2021)

– Monitor tanda dan gejala infeksi


local dan sistemik.
– Cuci tangan sebelum dan sesudah
Resiko infeksi b.d dengan kontak dengan pasien dan
ketidakadekuatan lingkungan pasien
pertahanan tubuh – Ajarkan cara mencuci tangan dengan
primer benar
– Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
– Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
• Melakukan Pengkajian nyeri
Implementasi – Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pasien 1 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
– Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
Hari ke 1 – Mengidentivikasi factor yang memperberat dan
Rabu 1 September 2021 memperingan nyeri.
– Memberikan posisi nyaman
– Memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
– Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri .
• Ansietas
– Mengidentivikasi saat tingkat ansietas berubah.
– Memonitor tanda tanda ansietas verbal non verbal.
– Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami.
– Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu.
– Memberikan posisi nyaman
– Melatih teknik relaksasi
Implementasi
– Memoonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik.
– Mencuci tangan seblum dan sesudah kontak dengan pasien
pasien 1 dan lingkungan pasien.
– Menjelaskan tanda dan gejala infeksi.
Hari 2 – Mengajarkan atur posisi abdomen lebih tinggi dengan
memberi bantal bantal
Kamis, 2 September – Mengidentifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi,
2021 kulaitas nyeri, intensitas nyeri, skala nyeri
– Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
– Memberikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri.
– Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
– Mengidentifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi,
kulaitas nyeri, intensitas nyeri, skala nyeri.
– Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
– Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
– Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
– Mengidentifikasi lokasi karakteristik,
Implementasi
durasi, frekuensi, kulaitas nyeri,
pasien 1 intensitas nyeri, skala nyeri.
Hari 3 – Memonitor tanda dan gejala infeksi
Jumat, 03 local dan sistemik.
September 2021 – Menganjurkan meningkatkan asupan
nutrisi.
– Menganjurkan meningkatkan asupan
cairan.
– Mengukur TTV
Implementasi
pasien 2 – Mengkolaborasi pemberian analgetik &
antibiotic
Hari ke 1 – Mengajarkan teknik non farmakologi
02 September 2021 untuk mengurangi rasa nyeri
– Memonitor tanda dan gejala infeksi local
dan sistemik
– Mengidentivikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Implementasi
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
pasien 2
– Mengajarkan teknik non farmakologis untuk
Hari ke 2 mengurangi rasa nyeri
03 September 2021 – Mengajarkan untuk perilaku hidup bersih dan
sehat
– Mengajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
– Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
Implementasi durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas
pasien 2 nyeri
• Hari ke 3 – Mengajarkan untuk perilaku hidup
• 04 September 2021 bersih dan sehat
– Mengajarkan cara mencuci tangan
dengan benar.
– Menganjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
– Menganjurkan meningkatkan asupan
cairan.
– Mengkolaborasi pemberian analgetik
dan antibiotik
Hasil Evaluasi Pada Hari ke-3 (DX : 1)
Pasien 1 (DX : Nyeri) Pasien 2 (DX : Nyeri)
S: S:
• Pasien mengatakan nyeri berkurang • Pasien mengatakan nyeri berkurang
O: O:
• Pasien tampak rilex • Pasien tampak gelisah P: nyeri saat
• Pasien tampak rilex melakukan aktivitas
• TD : 120/80 mmHg • Q: tertusuk -tusuk R:abdomen kanan
• Nadi : 80x/menit Suhu : 36,6 oC RR : bawah S: skala 2
20x/menit • T: tiba tiba
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi P : lanjutkan Intervensi
Hasil Evaluasi Pada Hari ke-3 (DX : 2)
Pasien 2 (DX : Defisit
Pasien 1 (DX : Ansietas)
pengetahuan)
S: S:
• Pasien mengatakan tidak ada • Pasien mengatakan
tanda infeksi seperti yang mengerti dan paham
dijelaskan apa yang diajarkan
O: O:
• Tidak tampak tanda tanda • Pasien tampak paham
infeksi pada luka A : masalah teratasi
A : Masalah teratasi sebagian P : hentikan intervensi
P : hentikan intervensi
Hasil Evaluasi Pada Hari ke-3 (DX : 3)
Pasien 2 (DX : Resiko Infeksi)

S:-
O:
• Tidak ada tanda infeksi
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Pembahasan :
Setelah pasien 1 dan 2 dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari di
rumah sakit menunjukan bahwa masalah yang dialami pada kedua pasien
banyak yang belum teratasi. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis, dan resiko infeksi berhubungan dengan ketidakefektifan
pertahanan tubuh primer.
BAB V
1. Tahap Pengkajian
A. Kesimpulan
2. Tahap Diagnosa

3. Tahap Intervensi

4. Tahap Implementasi

5. Tahap Evaluasi

1. Bagi Peneliti
B. Saran
2. Bagi Perkembangan Ilmu
Keperawatan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai