TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
1. Konsep Dasar Kebutuan Manusia
Manusia mempunyai kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan dasar manusia adalah
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk
mempertahankan kebutuhan kesehatan (Suryono, 2010). Hirarki kebutuhan
manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan (Attamimi Faradilla, 2012). Menurut Maslow ada lima
hierarki kebutuhan dasar manusia (five hierarchy of needs) yaitu kebutuhan
fisiologi, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan mencintai dan
dicintai, kebutuhan harga diri, serta kebutuhan aktualisasi diri.
2. Pengertian Kebutuhan Nutrisi
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan
fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia.
Namun jumlah nutrisi yang diperlukan setiap orang berbeda sesuai dengan
karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain. Kebutuhan
nutrisi merupakan kebutuhan terhadap proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2012).
Nutrisi adalah zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan
dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan
sebaikbaiknya. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk
memenuhi rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi diantaranya
adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel
tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain (Asmadi,
2008). Untuk itu maka intake nutrisi ke dalam tubuh harus adekuat.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
7
8
(glukoneogenesis).
b. Protein
Protein berasal dari bahasa yunani yaitu protos yang berarti yang
paling utama’ (Anonim, 2007). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
protein adalah nutrien yang paling utama diperlukan oleh tubuh. Protein
berdasarkan asalnya terbagi atas dua kategori yaitu protein nabati dan
protein hewani. Konsumsi protein oleh tubuh kita sekitar 1 gr/kgbb/hari.
Satu gram protein menghasilkan 4 kalori. Fungsi protein:
1) Mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh.
2) Pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan tubuh.
3) Pembentukan hormon.
4) Mencegah darah atau jaringan lebih asam atau lebih basa.
5) Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
6) Pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan susu saat proses
laktasi.
7) Membantu pembekuan darah.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang kedua setelah karbohidrat.
Lemak di simpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa. Kebutuhan lemak
oleh tubuh sekitar 1,5 gr/kgbb/hari. 1 gr lemak menghasilkan 9 kalori.
Fungsi lemak antara lain:
1) Sumber cadangan energi.
2) Komponen dari membran sel.
3) Insulator suhu tubuh.
4) Pelarut vitamin A, D, E, K.
5) Jenis lemak yaitu kolesterol berfungsi untuk menghasilkan asam
empedu yang berperan dalam pencernaan dan pembentukan hormon
kortison, estrogen, testosteron, dan hidrokortison.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Walaupun dibutuhkan dalam
jumlah kecil, peranan vitamin sangat vital bagi pertumbuhan dan
10
diantaranya nasi putih, donat, cup cake, semangka, burger, pizza, jelly beans,
keripik, dan pancake.
Jam makan yang tidak teratur seperti melewatkan sarapan dan sering
makan larut malam dapat menganggu kesehatan kita. Sarapan pagi sangatlah
penting, sarapan pagi berfungsi untuk memulihkan energi setelah kita tidak
makan selama waktu tidur. Jika tidak sarapan, metabolisme tubuh akan
berantakan dan organ tubuh akan rusak. Disamping itu, makan diwaktu larut
malam juga dapat menganggu metabolisme tubuh. Seharusnya pada malam
hari sistem pencernaan tubuh beristirahat, namun karena ada makan yang
masuk maka sistem pencernaan terpaksa bekerja. Akibatnya lemak dari
makanan tersebut tidak terbakar oleh aktivitas visik dan malah menumpuk
didalam tubuh. Hal inilah yang memicu resistensi insulin.
Dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus, ahli gizi, dokter,
ataupun dietisien akan menetapkan jenis diet sesuai dengan tipe diabetes
mellitus dan keadaan pasien misalnya diabetes dengan kondisi hamil, diabetes
nonkomplikasi, dan diabetes dengan komplikasi serta seluruh terapi yang
dijalankan. Menu makanan yang disajikan hendaknya memenuhi syarat dalam
diet diabetes mellitus, antara lain:
a. Jadwal makan dibagi menjadi 3 porsi besar, yaitu sarapan, makan siang,
makan malam, serta 3 kali porsi kecil dalam snack atau selingan. Hal ini
penting agar energi tetap cukup untuk mempertahankan berat badan normal
ataupun hasil dalam menurunkan berat badan apabila diabetesi mengalami
obesitas.
b. Protein diperlukan sebesar 10-15% dari energi total.
c. Kolesterol sangat dibatasi, maksimal 300 mg per hari dengan kebutuhan
lemak pada batas sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total yang
diperlukan oleh tubuh. Sebaiknya diperoleh dari lemak tak jenuh ganda dan
tunggal sebesar lebih dari 10% dan kurang dari 10%dari lemak jenuh.
d. Komposisi bahan makanan cukup mengandung vitamin dan mineral, agar
daya tahan tubuh diabetesi dipertahankan baik tanpa komplikasi dan
membaik jika dengan komplikasi.
e. Diabetesi dengan hipertensi sangat dibatasi dalam konsumsi natrium berupa
garam dapur atau disertai diet rendah garam dengan beberapa tingkatan
13
3. Sistem muskuloskeletal Masa otot berkembang Tonus tidak berkembang baik, kekuatan
baik, tonus otot baik, otot kurang, nyeri edema, penyebaran masa
kekuatan otot baik. otot.
4. Fungsi gastrointestinal Nafsu makan baik. Peningkatan nafsu makan, mual, muntah,
penurunan atau peningkatan berat badan,
banyak minum, perasaan sering haus,
obesitas, peningkatan lingkar abdomen,
konstipasi, diare.
5. Sistem integrumen Kulit haus, lembab, dan Tidak elastis, kasar, kering, bersisik.
warna baik.
8. Sistem urinary Tidak ada Poliuri, rasa panas atau sakit saat berkemih.
gannguan
berkemih.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya
(Carpenito, 1983). Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien yang mengalami penyakit diabetes mellitus: a. Defisit nutrisi 1)
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
19
2) Penyebab:
a) Ketidakmampuan menelan makanan.
b) Ketidakmampuan mencerna makanan.
c) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
d) Peningkatan kebutuhan metabolisme.
e) Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi).
f) Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan).
3) Batasan karakteristik:
a) Cepat kenyang setelah makan.
b) Kram atau nyeri abdomen.
c) Nafsu makan menurun.
d) Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
e) Bising usus hiperaktif.
f) Otot pengunyah lemah.
g) Otot menelan lemah.
h) Membran mukosa pucat.
i) Sariawan.
j) Serum albumin turun.
k) Rambut rontok berlebihan.
l) Diare.
4) Kondisi klinis terkait:
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft lip
f) Cleft palate
g) Amyotropic lateral sclerosis
h) Kerusakan neuromuscular
i) Luka bakar
j) Kanker
k) Infeksi
20
l) AIDS
m) Penyakit crohn’s
n) Enterokolitis
o) Fibrosis kistik
b. Ketidakstabilan kadar glukosa darah 1)
Definisi:
Variasi kadar glukosa darah naik atau turun dari rentang normal.
2) Penyebab:
a) Hiperglikemia
(1) Disfungsi pankreas
(2) Resistensi insulin
(3) Gangguan toleransi glukosa darah
(4)Gangguan glukosa darah puasa
b) Hipoglikemia
(1) Penggunaan insulin atau obat glikemik oral.
(2) Hiperinsulinemia (mis. Insulinoma).
(3) Endokrinopati (mis. Kerusakan adrenal atau pituitari).
(4) Disfungsi hati.
(5) Disfungsi ginjal kronis.
(6) Efek agen farnakologis.
(7) Tindakan pembedahan neoplasma.
(8) Gangguan metabolik bawaan (mis. Gangguan penyimpanan
lisosomal, galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen).
3) Batasan karakteristik
a) Hipoglikemia:
(1) Mengantuk
(2) Pusing
(3) Gangguan koordinasi
(4) Kadar glukosa dalam darah atau urin rendah
(5) Palpitasi
(6) Mengeluh lapar
(7) Gemetar
21
b) Ketoasidosis diabetic
c) Hipoglikemia
d) Diabetes gestasional
e) Penggunaan kortikosteroid
f) Nutrisi parenteral oral (PTN)
3. Perencanaan Keperawatan
a. Pada perencanaan ada empat hal yang harus diperhatikan.
b. Menentukan prioritas masalah.
c. Menentukan tujuan.
d. Menentukan kriteria hasil.
e. Merumuskan intervensi dan aktivitas perawatan.
Tabel 2.2 Perencanaan Pada Diagnosa Keperawatan Untuk Pasien Diabetes
Mellitus.
Diangnosa Tujuan & Kriteria Intervensi
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama
keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Nutrisi
diharapkan defisit nutrisi teratasi
Observasi
23
pentingnya pengujian
keton urin jika perlu.
5. Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis.
Penggunaan insulin,
obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantu
profesional kesehatan).
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
insulin jika perlu.
2. Kolaborasi pemberian
cairan jika perlu.
3. Kolaborasi pemberian
kalium jika perlu.
Manajemen hipoglikemi
Observasi
1. Identifikasi tanda dan
gejala hipoglikemia.
2. Identifikasi
kemungkinan penyebab
hipoglikemia. Terapeutik
1. Berikan karbohidrat
sederhana jika perlu.
2. Berikan glukagon jika
perlu.
3. Berikan karbohidrat jika
kompleks dan protein
sesuai diet.
4. Pertahankan kepatenan
jalan napas.
5. Pertahankan akses IV
26
jika perlu.
6. Hubungi layanan medis
darurat jika perlu. Edukasi
1. Anjurkan monitor kadar
glukosa darah.
2. Anjurkan berdiskusi
dengan tim perawat
diabetes tentang
penyesuaian program
pengobatan.
3. Jelaskan interaksi antara
diet insulin atau agen
oral, dan olahraga.
4. Ajarkan
pengelolaan
hipoglikemia.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
insulin jika perlu.
2. Kolaborasi pemberian
glukogen jika perlu.
Intervensi pendukung
1. Dukung kepatuhan
program pengobatan.
2. Edukasi diet.
3. Edukasi kesehatan..
4. Edukasi program
pengobatan.
5. Edukasi prosedur
tindakan.
6. Edukasi proses penyakit.
7. Konseling nutrisi.
8. Konsultasi.
9. Manajemen medikasi.
27
(PPNI, 2018)
4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tindakan yang sudah direncanakan
dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencangkup tindakan
mandiri, dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat
yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan
petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah
tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas
kesehatan lain. Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi,
diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan operasional.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan. Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak
kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta
apakah perlu dilakukan perubahan intervensi.
a) Tipe 1: IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun.
b) Tipe 2: NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati: tipe 2 dengan obesitas dan
tipe 2 tanpa obesitas.
2) Gangguan toleransi glukosa.
3) Diabetes kehamilan.
b. Klasifikasi resiko statistik:
1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa.
2) Berpotensi menderita kelainan glukosa.
3. Etiologi
a. DM tipe 1
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh:
1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya
diabetes tipe 1.
2) Faktor imunologi (autoimun).
3) Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.
b. DM tipe 2
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2: usia,
obesitas, riwayat, dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam
pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu: (Sudoyo Aru, dkk 2009) 1) < 140
mg/dl ->normal.
2) 140 – 200 mg/dl -> toleransi glukosa terganggu.
3) Lebih dari 200 mg/dl ->diabetes.
29
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin
(Price & Wilson).
a. Kadar glukosa puasa tidak normal.
32