TINJAUAN PUSTAKA
Nutrisi yang terkandung dalam suatu makan sebagian besar terdiri dari enam
kategori, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat diperoleh terutama dari
tumbuhan, kecuali laktosa.
Tanaman menyimpan karbohidrat seperti tepung. Zat tepung dibuat dari biji
yang tertutup oleh dinding sel. Karbohidrat sendiri punya peranan dalam nutrisi
manusia karena bias menambah serat untuk diet. Serat berguna pada pencegahan
dan penyembuhan penyakit ketika pemberian makanan melalui selang.
b. Protein
Protein berfungsi pada tubuh untuk mensitesis jaringan tubuh dalam
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Protein yang lengkap terdiri dari
semua asam amino essensial dalam kualitas yang cukup untuk pertumbuhan dan
mempertahankan keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Ketika tubuh dalam
keadaan nitrogen lebih, maka maka tubuh dalam keseimbangan nitrogen positive.
Nitrogen yang berlebih akan digunakan untuk pembangunan, perbaikan, dan
penempatan kembali jaringan tubuh.
c. Lipid
Lipid merupakan bentuk penghasul energy tubuh utama. Monogliserida dari
porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dalam proses
glukoneogenesis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat
mengoksidasi asam lemak dari energy.
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh karena
fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60 % - 70 % dari
seluruh berat badan. Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih
dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa hari di lingkungan yang sangat
terlindungi.
Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang
tinggi kadar air, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Orang yang sakit
mengalami peningkatan kebutuhan cairan seperti penderita demam.
e. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
essensial untuk metabolisme normal. Vitamin terbagi menjadi 2 jenis yaitu
vitamin larut air yang terdiri dari vitamin C dan B, sedang vitamin yang lainnya
masuk kedalam klasifikasi vitamin larut lemak seperti vitamin A,D,E, dan K.
f. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganic pada tubuh sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Kenutuhan mineral sehari-hari adalah 100 mg. ketika berkurang
maka elemen renik juga akan berkurang dari kadar kebutuhan sehari-hari.
(Potter, Perry 2011)
2.1.1.3 GANGGUAN NUTRISI
Gangguan nutrisi seperti mal nutrisi biasanya terjadi pada klien-klien yang
mengalami gangguan dalam saluran gastrointestinalnya. Klien yang dianjurkan untuk
tidak mengkonsumsi melalui mulut biasanya beresiko mempunyai gangguan pada
nutrisinya. Asupan makanan terkadang berubah pada pasien operatif. Persiapan
operasi biasanya melibatkan pembersihan perut minimal 8 jam berpuasa. Permulaan
asupan makanan pascaoperasi bergantung pada pengembalian fungsi perut, tingkat
prosedur bedah, keberadaaan komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk
mengawali pemberian makanan. (Johnson, 2000)
2.1.1.6 ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Fisiologis (intake nutrient)
- Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
- Pengetahuan
- Gangguan menelan
- Perasaan tidak nyaman setelah makan
- Anoreksia
- Nausea dan vomitus
- Intake kalori dan lemak yang berlebih
Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- Malaborbsi nutrient
- DM
Kebutuhan metabolism
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
- Kanker
Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
Sumber ekonomi
Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya.
Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
(Johnson, 2000)
2.1.2. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
Pengkajian merupakan tahap awal dalam membeikan asuhan keperawatan, dalam pengkajian
didapatkan data – data yang berguna dalam mengakkan diagnosa keperawatan yang nantinya
akan berpengaruh pada pemberian asuhan keperawatan yang sesuai.
a. Identitas Pasien
Nama, Jenis Kelamin, Agama, status perkawinan, alamat, orang terdekat yang mudah
dihubungi, hubungan dengan pasien, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, dan nomer
rekam medis.
b. Usia.
c. Pendidikan dan pekerjaan.
d. Keluhan utama.
e. Riwayat penyakit sekarang.
f. Riwayat kesehatan dahulu.
g. Riwayat kesehatan keluaraga.
h. Pemeriksaan Fisik.
1) Status penampilan kesehatan : yang sering muncul adalah kelemahan fisik.
2) Tingkat kesadaran : normal, letargi, stupor, koma.
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Frekuensi nadi
c) Frekuensi pernafasan
d) Suhu tubuh
4) Berat badan melalui penampilan atau pengukuran
5) Kulit
a) Warna
b) Kelembaban :
c) Suhu
d) Tekstur
e) Turgor
6) Kuku : warna pucat, sianosis (penurunan perfusi pada kondisi ketoasidosis
atau komplikasi infeksi saluran pernafasan)
7) Rambut
a) Kuantitas : tipis (banyak yang rontok karena kekurangan nutrisi dan
buruknya sirkulasi, lebat.
b) Penyebaran : jarang atau alopesia total.
c) Tekstur : halus atau kasar.
8) Kepala
a) Kulit kepala : termasuk benjolan atau lesi, antara lain : kista pilar dan
psoriasis (yang rentan terjadi pada penderita diabetes melitus karena
penurunan antibody)
b) Tulang tengkorak : termasuk ukuran dan kontur.
c) Wajah : termasuk simetris dan ekspresi wajah, antara lain : paralisis
wajah (pada penderita dengan komplikasi stroke) dan emosi.
9) Mata : perlu dikaji lapang pandang dan uji ketajaman pandang dari masing-
masing mata (ketajaman menghilang). Inspeksi :
a) Sklera dan konjungtiva : sklera mungkin ikterik, konjungtiva anemis
pada penderita yang sulit tidur karena banyak kencing pada malam
hari.
b) Kornea, iris dan lensa : penderita diabetes melitus sangat berisiko
pada kekeruhan lensa mata.
c) Pupil : miosis, midriosis atau anisokor.
10) Telinga
a) Lubang telinga : produksi serumen tidak sampai mengganggu
diameter lubang.
b) Gendang telinga : kalau tidak menutup serumen berwarna putih
keabuan, dan masih dapat bervibrasi dengan baik apabila tidak
mengalami infeksi sekunder.
c) Pendengaran : ketajaman pendengaran terhadap bisikan dapat
mengalami penurunan.
11) Hidung : jarang terjadi pembesaran polip dan sumbatan hidung kecuali ada
infeksi sekunder seperti influenza.
12) Mulut dan Faring
2. Diagnosa Keprawatan
Diagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dalam proses asuhan keperawatan, diagnosa
keperawatan dapat ditegakkan dengan adanya hasil pengkajian yang sudah
dilakukan.Menurut Tarwoto (2016), diagnosa keperawatan antara lain :
1.Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan.
2.Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
3.Gangguan integritas kulit b.d penurunan mobilitas
3. Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan tahap ketiga dari proses dari proses asuhan
keperawatan yaitu dengan membuat rencana yang akan dilakukan terhadap diagnosa yang
sudah ditegakkan. Berikut perencanaan keperawatan terhadap diagnosa yang muncul:
Dx 1
1. Observasi
2. Terapeuti
3. Edukasi
4. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlU
DX 2
1.Observasi
a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
b. Monitor intake dan output cairan
2.Terapeutik
3.Edukasi
4.Kolaborasi
Dx3
1.Observasi
a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status
nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
2.Terapeutik
3.Edukasi
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam proses asuhan keperawatan dengan
melaksanakan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan sebelumnya dalam
rencana tindakan. Adapun intervensi yaitu:
2. Evaluasi
Tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan.