Anda di halaman 1dari 19

B.

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas :

1) Identitas pasien :

Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,

pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk

rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.

2) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat,

pekerjaan, serta status hubungan dengan pasien.

b. Keluhan utama

1) Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea

2) Lelah, pusing

3) Nyeri dada

4) Edema ektremitas bawah

5) Nafsu makan menurun, nausea, dietensi abdomen

6) Urine menurun

c. Riwayat penyakit sekarang

Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan

pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat

dengan gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni munculnya


dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut. Tanyakan juga

gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.

d. Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien

apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium,

hipertensi, DM, atau hiperlipidemia. Tanyakan juga obat-obatan yang

biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih

relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki pasien

e. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan penyakit

keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.

f. Pengkajian data

1) Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang

istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.

2) Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites, disaritmia,

fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP, sianosis,

pucat.

3) Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat penyakit

paru.

4) Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.

5) Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare

atau konstipasi.

6) Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.

7) Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang


8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis

g. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan, distress,

sikap dan tingkah laku pasien.

2) Tanda-tanda Vital :

a) Tekanan Darah

Nilai normalnya :

Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg

Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg

b) Nadi

Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi

atau takikkardi)

c) Pernapasan

Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit

Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada saat

istirahat / aktivitas

d) Suhu Badan

Metabolisme menurun, suhu menurun

3) Head to toe examination :

a) Kepala : bentuk , kesimetrisan

b) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?

c) Mulut: apakah ada tanda infeksi?

d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan

e) Muka; ekspresi, pucat


f) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

g) Dada: gerakan dada, deformitas

h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus kosta kanan

i) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit, edema, clubbing,

bandingakan arteri radialis kiri dan kanan.

j) Pemeriksaan khusus jantung :

(1)Inspeksi : vena leher dengan JVP meningkat, letak ictus cordis (normal :

ICS ke5)

(2)Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau hepertrofi

ventrikel

(3)Perkusi : batas jantung normal pada orang dewasa

Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis sinistra

Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra

(4)Auskulatsi : bunyi jantung I dan II

BJ I : terjadi karena getaran menutupnya katup

atrioventrikular, yang terjadi pada saat kontraksi isimetris

dari bilik pada permulaan systole


BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup aorta dan

arteri pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira

pada permulaan diastole.

(BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I)

4) Pemeriksaan penunjang

a) Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung,

edema atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF

b) EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik

jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI), ekokardiogram

c) Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia, hiperkalemia pada

tahap lanjut dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan

kreatinin meningkat, peninkatan bilirubin dan enzim hati.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien

terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP

PPNI, 2017). Diagnosa berdasarkan SDKI adalah :

a. Gangguan pertukaran gas (D.0003)

Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau

eliminasi karbondioksida pada membran alveolus

kapiler

Penyebab : Perubahan membran alveolus-kapiler


Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Dispnea

2) Objektif :PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH arteri

meningkat/menurun, bunyi nafas tambahan

Kriteria minor :

1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur

2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping hidung, pola nafas

abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun.

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)

Definisi : inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan

ventilasi adekuat

Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas)

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektf : Dipsnea

2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi memanjang, pola

nafas abnormal

Kriteria minor :

1) Subjektif : Ortopnea

2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung, diameter thoraks

anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital

menurun, tekanan ekpirasi dan inspirasi menurun, ekskrusi dada berubah.


Kondisi klinis terkait : Trauma Thorax

c. Penurunan curah jantung (D.0008)

Definisi : ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk

memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh

Penyebab : perubahan preload, perubahan afterload dan/atau perubahan

kontraktilitas

Batasan karakteristik : Kriteria mayor

1) Subjektif : Lelah

2) Objektif : Edema, distensi vena jugularis, central venous pressure (CVP)

meningkat/,menurun

Kriteria minor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Murmur jantung, berat badan bertambah, pulmonary artery wedge

pressure (PAWP) menurun

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

d. Nyeri akut (D.0077)

Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset

mendadak atau lambatberintensitas ringan hingga berat yang

berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab : agen pencedera fisiologis (mis: iskemia)

Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Sujektif : Mengeluh nyeri

2) Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi

meningkat, sulit tidur

Kriteria minor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan

berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri

sendiri, diaforesis.

Kondisi klinis terkait : Cedera Traumatis

e. Hipervolemia (D.0022)

Definisi : peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisiel, dan/atau

intraseluler. Penyebab : ganguan mekanisme regulasi

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Ortopnea, dispnea, paroxymal nocturnal dyspnea (PND)

2) Objektif : Edema anasarka dan/atau edema perifer, berat badan meningkat

dalam waktu singkat, JVP dan/atau CVP meningkat , refleks hepatojugular (+)

Kriteria minor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Distensi vena jugularis, suara nafas tambahan, hepatomegali,

kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih banyak dari output, kongesti

paru.

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

f. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)


Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat

menggangu metabolisme tubuh Penyebab : penurunan aliran arteri

dan/atau vena

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba,

akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor kulit menurun.

Kriteria minor :

1) Subjektif : Parastesia, nyeri ektremitas (klaudikasi

intermiten)

2) Objektif : Edema, penyembuhan luka lambat, indeks

ankle- brakial <0,90, bruit femoralis

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

g. Intoleransi aktivitas (D.0056)

Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas

sehari-hari Penyebab :

kelemahan Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Mengeluh lelah

2) Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi

istirahat

Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea saat/setelah beraktifitas, merasa tidak nyaman

setelah beraktifitas, merasa lemah

2) Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,

gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktifitas, gambaran

EKG menunjukkan iskemia,sianosis

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif

h. Ansietas (D.0080)

Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap

objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya

yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk

menghadapi ancaman.

Penyebab : kurang terpapar informasi

Batasan karakteristik :

Kriteria mayor :

1) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang

dihadapi, sulit berkonsentrasi 2) Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang,

sulit tidur

Kriteria minor :

1) Subjektif : Mengeluh pusing, anorexia, palpitasi, merasa tidak berdaya

2) Objektif : Frekuensi napas dan nadi meningkat, tekanan darah

meningkat, diaforesis, tremor, muka tampak pucat, suara bergetar,

kontak mata buruk, sering berkemih,

berorientasi pada masa lalu

Kondisi klinis terkait : Penyakit Akut


i. Defisit nutrisi (D.0019)

Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Penyebab: ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis

(mis: stress, keengganan untuk makan).

Batasan karakteristik :

Kriteria mayaor :

1) Subjektif : -

2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10 % dibawah

rentang ideal

Kriteria minor :

1) Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu

makan menurun.

2) Objektif : Bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan

lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut

rontok berlebihan, diare.

j. Resiko Gangguan integritas kulit (D.0139)

Definisi : beresiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan/atau

epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia,

otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi, dan/atau ligamen)

Faktor resiko : kekurangan/kelebihan cairan, kurang terpapar informasi

tentang upaya mempertahankan/ melindungi integritas jaringan

Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif


3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang

dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis

untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI

DPP PPNI, 2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :

Tabel : 2.2 intervensi keperawatan


Dx. keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil
1.Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan 1.1 Monitor frekuensi irama, kedalaman dan
perubahan tindakan keperawatan upaya nafas
membran diharapkan pertukaran 1.2 Monitor pola nafas
alveolus-kapiler gas meningkat. 1.3 Monitor kemampuan batuk efektif
1.4 Monitor nilai AGD
Kriterian hasil : 1.5 Monitor saturasi oksigen
(Pertukaran gas 1.6 Auskultasi bunyi nafas
L.01003) 1.7 Dokumentasikan hasil pemantauan
1.Dipsnea menurun 1.8 Jelaskan tujuan dan prosedur
2.bunyi nafas pemantauan
tambahan menurun 1.9 Informasikan hasil pemantauan, jika
3.pola nafas membaik perlu
4. PCO2 dan O2 1.10 Kolaborasi penggunaan oksigen saat
membaik aktifitas dan/atau tidur

2.Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas I.01011)


efektif b.d Setelah dilakukan 2.1 Monitor pola nafas (frekuensi,
hambatan upaya tindakan keperawatan kedalaman, usaha nafas)
nafas (mis: nyeri diharapkan pola nafas 2.2 Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
saat bernafas) membaik. gagling, mengi, Wheezing, ronkhi)
2.3 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Kriteria hasil : 2.4 Posisikan semi fowler atau fowler
(pola nafas L.01004) 2.5 Ajarkan teknik batuk efektif
1. Frekuensi nafas 2.6 Kolaborasi pemberian bronkodilato,
dalam rentang normal ekspetoran, mukolitik, jika perlu.
2. Tidak ada
pengguanaan otot
bantu pernafasan 3.
Pasien tidak
menunjukkan tanda
dipsnea
3.Penurunan Tujuan : (Perawatan jantung I.02075)
curah jantung b.d setelah dilakukan 3.1 Identifikasi tanda/gejala primer
perubahan preload tindakan keperawatan penurunan curah jantung
/ diharapkan curah 3.2 Identifikasi tanda/gejala sekunder
perubahan jantung meningkat. penurunan curah jantung
afterload / 3.3 Monitor intake dan output cairan
perubahan Kriteria hasil : 3.4 Monitor keluhan nyeri dada
kontraktilitas (curah jantung 3.5 Berikan terapi terapi relaksasi untuk
L.02008) mengurangi strees, jika perlu
1.Tanda vital dalam 3.6 Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
rentang normal toleransi
2.Kekuatan nadi 3.7 Anjurkan berakitifitas fisik secara
perifer meningkat bertahap
3.8 Kolaborasi pemberian antiaritmia,
3. Tidak ada edema
jika perlu
4.Nyeri akut b.d Tujuan : setelah (Manajemen nyeri I.08238)
gen penedera dilakukan tindakan 4.1 Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri,
fisiologis (Mis: keperawatan durasi, frekuensi, intensitas nyeri
Iskemia) diharapkan tingkat 4.2 Identifikasi skala nyeri
nyeri menurun. 4.3 Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Kriteria hasil : 4.4 Berikan terapi non farmakologis untuk
Tingkat nyeri mengurangi rasa nyeri
(L.08066) 4.5 Kontrol lingkungan yang memperberat
1. Pasien mengatakan rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
nyeri berkurang dari pencahayaan,kebisingan)
skala 7 menjadi 2 4.6 Anjurkan memonitor nyeri secara
2.Pasien menunjukkan mandiri
ekspresi wajah tenang 4.7 Ajarkan teknik non farmakologis untuk
3.Pasien dapat mengurangi nyeri
beristirahat dengan 4.8 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
nyaman perlu

5.Hipervolemia Tujuan : (Manajemen hipervolemia I.03114)


b.d gangguan setelah dilakukan 5.1 Periksa tanda dan gejala hipervolemia
mekanisme tindakan keperawatan (mis: ortopnes,dipsnea,edema,
regulasi diharapkan JVP/CVP meningkat,suara nafas
keseimbangan cairan tambahan)
meningkat. 5.2 Monitor intake dan output cairan
5.3 Monitor efek samping diuretik (mis :
Kriterian hasil : hipotensi ortortostatik, hipovolemia,
(keseimbangan ciran hipokalemia, hiponatremia)
L. 03020) 5.4 Batasi asupan cairan dan garam
1.Tererbebas dari 5.5 Anjurkan melapor haluaran urin <0,5
edema mL/kg/jam dalam 6 jam
2.Haluaran urin 5.6 Ajarkan cara membatasi cairan
meningkat 5.7 Kolaborasi pemberian diuretik
3. Mampu mengontrol
asupan cairan
6.Perfusi perifer Tujuan : (Perawatan sirkulasi I.02079)
tidak efektif b.d setelah dilakukan 6.1 Periksa sirkulasi perifer(mis:nadi
penurunan aliran tindakan keperawatan perifer,edema,pengisian kapiler,
arteri dan/atau diharapkan perfusi warna,suhu)
vena perifer meningkat. 6.2 Identifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi
Kriteria hasil : 6.3 Lakukan hidrasi
perfusi perifer 6.4 Anjurkan menggunakan obat penurun
(L.02011) 1.Nadi tekanan darah, antikoagulan, dan
perifer teraba kuat penurun kolestrol, jika perlu
2. Akral teraba hangat 6.5 Anjurkan minum obat pengontrol
3.Warna kulit tidak tekanan darah secara teratur
pucat 6.6 Informasikan tanda dan gejala darurat
yanng harus dilaporkan.
7.Intoleransi Tujuan : (Manajemen energi I.050178)
aktifitas b.d setelah dilakukan 7.1 Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan tindakan keperawatan 7.2 Monitor pola dan jam tidur
diharapkan toleransi 7.3 Sediakan lingkungan yang nyaman dan
aktifitas meningkat. rendah stimulus (mis: cahaya, suara,
kunjungan)
Kriteria hasil : 7.4 Berikan aktifitas distraksi
Toleransi aktivitas yang menenangkan
(L.05047) 7.5 Anjurkan tirah baring
1. kemampuan 7.6 Anjurkan melakukan aktifitas secara
melakukan aktifitas bertahap
sehari-hari meningkat 7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
2.Pasien Mampu meningkatkan asupan makanan
berpindah dengan atau
tanpa bantuan
3.Pasien mangatakan
dipsnea saat dan/atau
setelah aktifitas
menurun
8. Ansietas b.d Tujuan : setelah (Terapi reduksi I.09314)
kurang terpapar dilakukan tindakan 8.1 Identifikasi saat tingkat ansietas
informasi keperawatan berubah
diharapkan tingkat 8.2 Pahami situasi yang membuat
ansietas menurun. ansietas
8.3 Dengarkan dengan penuh perhatian
Kriterian hasil : 8.4 Gunakan pendekatan yang teang dan
(Tingkat ansietas meyakinkan
L.09093) 8.5 Informasikan secara faktual mengenai
1.Pasien mengatakan diagnosis, pengobatan, dan prognosis
telah memahami 8.6 Anjurkan keluarga untuk
penyakitnya 2.Pasien tetap menemani pasien, jika perlu
tampak tenang 8.7 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
3.Pasien dapat persepsi
beristirahat dengan
nyaman
9.Defisit nutrisi Tujuan : (Manajemen gangguan makan I.03111)
b.d setelah dilakukan 9.1 Monitor asupan dan keluarnya
ketidakmampuan tindakan keperawatan makanan dan cairan serta kebutuhan
mencerna diharapkan status kalori
makanan, faktor nutrisi membaik. 9.2 Timbang berat badan secara rutin
psikologis 9.3 Anjurkan membuat catatan harian
(mis:stress,keeng Kriteria hasil : (status tentang perasaan dan situasi pemicu
nutrisi L.03030) 1. pengeluaran makanan
ganan untuk
Porsi makan yang (mis:pengeluaran yang disengaja,
makan) muntah, aktivitas berlebihan)
dihabiskan meningkat
9.4 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
2. Perasaan cepat
target berat badan, kebutuhan kalori
kenyang menurun 3.
dan pilihan makanan
Nafsu makan
membaik
10.Resiko Tujuan : (Edukasi Edema I.12370)
gangguan setelah dilakukan 10.1 Identifikasi kemampuan pasien dan
integritas kulit d.d tindakan keperawatan keluarga menerima informasi
kelebihan volume diharapkan integritas 10.2 Persiapkan materi dan media edukasi
cairan kulit dan jaringan (mis: formulir balance cairan)
meningkat. 10.3 Berikan kesempatan pasien dan
keluarga bertanya
Kriteria hasil : 10.4 Jelaskan tentang defenisi, tanda, dan
(integritas kulit dan gejala edema
jaringan L.14125) 10.5 Jelaskan cara penanganan dan
1.Resiko kerusakan pencegahan edema
jaringan integritas 10.6 Intruksikan pasien dan keluarga untuk
kulit meningkat 2. menjelaskan kembali definisi,
Tidak ada tanda penyebab, gejala dan tanda,
kemerahan penanganan dan pencegahan edema.
3..Tidak ada keluhan
nyeri pada daerah
edema

Sumber : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dalam (PPNI,2018)


4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan

yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter &

Perry, 2010).

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan

yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria

hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat

kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan

keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi

(Dinarti &

Muryanti, 2017)

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien,

perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).

Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan

Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien,

keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.


Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai

tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan

(Setiadi, 2012).

Menurut (Asmadi, 2008)Terdapat 2 jenis evaluasi :

a. Evaluasi formatif (Proses)

Evaluasi formatif berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan

hasil tindakan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat

mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan

tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini meliputi 4

komponen yang dikenal dengan istilah SOPA, yakni subjektif (data

keluhan pasien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data

(perbandingan data dengan teori), dan perencanaan.

b. Evaluasi sumatif (hasil)

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua

aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini

bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah

diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah

melakukan wawancara pada akhir pelayanan, menanyakan respon pasien

dan keluarga terkai pelayanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada

akhir layanan.

Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian


tujuan keperawatan, yaitu :

1) Tujuan tercapai/masalah teratasi

2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian

3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi

Anda mungkin juga menyukai