Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit tidak menular yang

menyebabkan kematian nomor satu didunia(WHO, 2015). Salah satu penyakit

jantung koroner ialah old miokard infark (OMI) . OMI merupakan salah satu

kondisi yang mengancam jiwa (Black dan Hawks, 2014). OMI terjadi

karena penyempitan arteri koroner akibat arteroskeloris sehingga

mengakibatkan nekrosis pada otot jantung (Kowalak dkk, 2013).

Arterosklerosis disebabkan penumpukan plak lemak di dalam pembuluh

darah (scientific report,2018). Arterosklerosis koroner dapat timbul pada

semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia lanjut dengan puncak

insiden pada laki – laki setelah usia 60 tahun dan perempuan setelah usia 70

tahun (Robbin dkk, 2007). Namun laki – laki lebih berisiko terkena OMI

pada usia lebih muda muda, hal ini terjadi karena pola hidup yang tidak sehat

seperti merokok, mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol,

jarang berolahraga, dan juga obesitas, sedangkan pada wanita resiko terkena

OMI meningkat pada masa menopause (Black dan Hawks, 2014). OMI

merupakan kegawatan yang sangat mendesak sehingga membutuhkan

diagnosa dan penanganan yang cepat dan tepat maka dari itu di butuhkan

tenaga perawat yang sigap dan tanggap untuk

menyelamatkan jantung dari kerusakan yang

1
2

lebih parah, sehingga angka kecacatan dan kematian akibat OMI dapat di

tanggulangi.

Menurut data dariWorld Health Organization (WHO) penyakit jantung

merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.Penyakit jantung

mewakili 31 % dari semua penyebab kematian di dunia, pada tahun 2016

tercatat sekitar 17,9 juta penduduk meninggal akibat penyakit jantung, 80%

disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke (WHO, 2015). Menurut

European Heart Journal(2015) penyakit jantung merupakan penyabab

kematian nomer satu di Eropa, tercatat sekitar 45 % atau setara dengan 4 juta

penduduk eropa meninggal akibat IMA setiap tahunnya (Townsend dkk,

2015). Hasil dari Jakarta cardiovaskuler study mencatat prevelensi OMI

pada wanita mencapai 4,12% dan pria 7,6% atau 5,29 % dari keseluruhan .

Data menurut Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) pada tahun 2007

prevelensi penyakit jantung dan pembuluh darah berdasarkan diagnosis dan

gejala sangat tinggi yaitu sekitar 7,2 %di bandingkan pada data pada tahun

2013, prevelensi penyakit jantung dan pembulu darah berdasarkan diagnosis

dan gejala yaitu sekitar 1,5%. Yang artinya pada 5 tahun terakhir prevelensi

penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia mengalami penurunan.

Data RisKesDas 2013 yang di kutip dari Pusdatin Kemenkes RI (2014)

menjelaskan prevelensi penyakit jantung dan pembuluh darah di Jawa Timur

berdasarkan diagnosis dan gejala banyak terjadi pada usia 65 – 74 tahun yaitu

306.716 (3,6%) penduduk, sedangkan perkiraan penderita menurut jenis

kelamin berdasarkan diagnosis dan gejala yaitu 1.416.557 (1,6%)

perempuan, dan 1.146.009 (1,3%) laki – laki.

2
3

Arterosklerosis atau pengerasan pada pembuluh darah merupakan suatu

proses yang kompleks dan membahayakan yang di mulai lama sebelum gejala

terjadi. Proses tersebut di mulai ketika lapisan bagian dalam arteri

(endotelium) mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut bisa terjadi karena

peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, hipertensi, dan

merokok (Morton,dkk 2013). Arterosklerosis menyebabkan penimbunan

lipid dan jaringan fibrosa pada arteri koroner sehingga secara progresif ,bila

terjadi terus – menerus maka akan menganggu aliran darah koroner menuju

miokardium yang menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan

suplai oksigen sehingga menyebabkan iskemik miokard (Price dan Wilson,

2006). Penurunan suplai oksigen yang terjadi dalam beberapa menit akan

menyebabkan kompensasi jantung sehingga terjadi penimbunan asam laktat

dan penurunan Ph sel yang menyebabkan nyeri dada. Sehingga muncul

masalah keperawatan nyeri akut (Doenges,2014). Jika iskemik terjadi lebih

dari 30 – 45 menit maka akan terjadi kerusakan sel miokard yang irreversibel

dan kematian otot jantung. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti

berkontraksi selamanya (Kowalak dkk,2013). Akibatnya terjadi penurunan

curah jantung sehingga volume darah yang di pompakan ke jantung

berkurang. Sehingga muncul masalah keperawatan aktual/resiko penurunan

curah jantung (Doenges,2014). Penurunan suplai oksigen juga dapat

menyebabkan penurunan perfusi jaringan perifer di seluruh tubuh

(Corwin,2009). Sehingga muncul masalah keperawatan aktual/resiko

perubahan perfusi jaringan perifer (Doenges,2014).


4

Asuhan keperawatan yang dapat di lakukan pada pasien OMI melalui

upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya promotif menurut

(Kemenkes RI, 2017) dapat di lakukan melalui sosialisasi,diantaranya cek

kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet

yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stress (CERDIK ).

Upaya preventif dengan menurunkan faktor resiko seperti tidak merokok,

mengkonsumsi makanan yang sehat, menjaga berat badan, olahraga teratur,

tidak minum alkohol ( WHO,2015 ). Upaya kuratif yang harus di lakukan

kepada pasien saat terjadi serangan jantung antara lain dengan mengatur

posisi, pemberian oksigen, mengendalikan nyeri, membatasi ukuran infark

apabila sudah terjadi, dan membatasi aktivitas fisik (Corwin, 2009).

Sedangkan upaya rehabilitasi pada penderita pasca-infark mencangkup

kombinasi olahraga yang di programkan, penyuluhan dan konseling mengenai

faktor resiko yang dapat menyebabkan OMI. Tujuan rehabilitasi ini antara

lain untuk membatasi efek fisiologis dan psikologis yang merugikan,

memodifikasi faktor resiko, mengurangi resiko kematian mendadak atau

infark berulang, mengendalikan gejala jantung, memulihkan proses

arteroskelrosis, dan meningkatkan status psikososial dan vokasional pasien (

Morton dkk, 2013 ).

1.2 Rumusan Masalah


5

Pada penulisan studi kasus ini penulis mengidentifikasi lebih lanjut dari

perawatan infark miokard akut dengan membuat rumusan masalah sebagai

berikut “ Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa

medis OMI di Ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi “ pada tahun 2019 ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mendapatkan pengalaman

nyata dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan

diagnosa medis Old Miokard Infark di Ruang Mawar RSUD Dr Soeroto

Ngawi pada tahun 2019.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengkaji klien dengan diagnosa medis Old Miokard Infark di ruang

Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi pada tahun 2019.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi pada

tahun 2018.

3. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi pada

tahun 2019.

4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi pada

tahun 2019.

5. Mengevaluasi klien dengan diagnosa medis Old miokard Infark di

ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi pada tahun 2018.


6

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa medis

Old Miokard Infark di ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi pada

tahun 2018.

1.4 Manfaat Penulisan

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

manfaat :

1.4.1 Bagi Akademis

Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien Infark Miokard Akut.

1.4.2 Bagi praktisi

1) Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di

Rumah Sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien

Infark Miokard Akut dengan baik (Buku panduan penulisan KTI,

2018)

2) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan

keperawatan pada klien Infark Miokard Akut (Buku panduan penulisan

KTI, 2018).

3) Bagi profesi kesehatan


7

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan

memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan

pada klien Old Miokard Infark(Buku panduan penulisan KTI, 2018).

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode penulisan yang digunakan adalah study kasus sebagai salah

satu metode penulisan diskriptif adalah penelitian yang dilakukan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap individu atau gejala tertentu

terhadap keadaan atau kejadian sebagai kasus dengan menggunakan cara-

cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data,

analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Pendekatan study kasus adalah

suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau

menginterprestasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa

adanya intervensi pihak luar (Nasir dkk, 2011).

1.5.2 Teknik pengumpulan data

Menurut Asmadi (2008), teknik pengumpulan data terdiri dari sebagai

berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung

antara perawat dan klien. Data wawancara adalah semua ungkapan

klien,tenaga kesehatan,atau orang lain yang berkepentingan termasuk

keluarga,teman,dan orang terdekat klien.

2. Observasi
8

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui

pengamatan visual dengan menggunakan panca indra.

3. Pemeriksaan fi sik

Menurut Asmadi (2008) pemeriksaan fisik adalah metode

pengumpulan data melalui pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung

kaki yang dilakukan dengan menggunakan empat metode yakni ispeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi.Keempat metode tersebut hendaknya

dilakukan secara berurutan.Inspeksi didefinisikan sebagai kegiatan

melihat misalnya dilakukan untuk memeriksa keadaan kulit dan

jaringan mukosa, bentuk tubuh, gerakan dan sebagainya. Palpasi adalah

jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba atau merasakan kulit klien.

Perkusi adalah jenis pemeriksan fisik dengan cara mengetuk secara

pelan jari tengah menggunakan jari yang lain untuk menentukan posisi,

ukuran dan konsistensi struktur suatu organ tubuh. Auskultasi adalah

langkah pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop yang

memungkinkan pemeriksaan mendengar bunyi yang keluar dari rongga

tubuh pasien.Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis untuk

membantu menentukan masalah klien. Proses analisis ini merupakan

proses mengumpulkan data dan dilanjutkan dengan penarikan

kesimpulan untuk menentukan diagnose keperawatan.

1.5.3 Sumber data

Menurut Setiadi ( 2012 ) sumber data terdiri dari :


9

1. Data primer

Klien adalah sumber data primer dan perawat dapat menggali informasi

yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.

2. Data sekunder

Sumber data yang di peroleh dari orang tua, suami atau istri, dan teman

klien.

3. Data tersier

Data yang di peroleh dari catatan klien, riwayat penyakit klien,

konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostic, catatan medis dari anggota tim

kesehatan lain,perawat lain, dan kepustakaan.

1.5.4 Studi kepustakaan

Studi Kepustakaan merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan

menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun

laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu (Sangadji & Sopiah, 2010).

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan

memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu :

1.6.1 Bagian awal, Memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing,

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti, Terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari

sub bab berikut :


10

BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, tujuan

penuliasan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan studi

kasus.

BAB 2 : Tinjauan Pustaka, berisi tentang anatomi fisiologi, konsep

penyakit dari sudut medis dan asuhan keperawatan klien

dengan diagnosa Infark Miokard Akut, serta kerangka

masalah.

BAB 3 : Tinjauan Kasus, berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 : Pembahasan, Berisi tentang perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada dilapangan.

BAB 5 : Penutup, Berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir

Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai