PENDAHULUAN
jantung koroner ialah old miokard infark (OMI) . OMI merupakan salah satu
kondisi yang mengancam jiwa (Black dan Hawks, 2014). OMI terjadi
semua usia, tetapi paling sering terjadi pada usia lanjut dengan puncak
insiden pada laki – laki setelah usia 60 tahun dan perempuan setelah usia 70
tahun (Robbin dkk, 2007). Namun laki – laki lebih berisiko terkena OMI
pada usia lebih muda muda, hal ini terjadi karena pola hidup yang tidak sehat
jarang berolahraga, dan juga obesitas, sedangkan pada wanita resiko terkena
OMI meningkat pada masa menopause (Black dan Hawks, 2014). OMI
diagnosa dan penanganan yang cepat dan tepat maka dari itu di butuhkan
1
2
lebih parah, sehingga angka kecacatan dan kematian akibat OMI dapat di
tanggulangi.
tercatat sekitar 17,9 juta penduduk meninggal akibat penyakit jantung, 80%
kematian nomer satu di Eropa, tercatat sekitar 45 % atau setara dengan 4 juta
pada wanita mencapai 4,12% dan pria 7,6% atau 5,29 % dari keseluruhan .
gejala sangat tinggi yaitu sekitar 7,2 %di bandingkan pada data pada tahun
dan gejala yaitu sekitar 1,5%. Yang artinya pada 5 tahun terakhir prevelensi
berdasarkan diagnosis dan gejala banyak terjadi pada usia 65 – 74 tahun yaitu
2
3
proses yang kompleks dan membahayakan yang di mulai lama sebelum gejala
lipid dan jaringan fibrosa pada arteri koroner sehingga secara progresif ,bila
terjadi terus – menerus maka akan menganggu aliran darah koroner menuju
2006). Penurunan suplai oksigen yang terjadi dalam beberapa menit akan
dari 30 – 45 menit maka akan terjadi kerusakan sel miokard yang irreversibel
dan kematian otot jantung. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti
kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin beraktifitas fisik, diet
yang sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stress (CERDIK ).
kepada pasien saat terjadi serangan jantung antara lain dengan mengatur
faktor resiko yang dapat menyebabkan OMI. Tujuan rehabilitasi ini antara
Pada penulisan studi kasus ini penulis mengidentifikasi lebih lanjut dari
medis OMI di Ruang Mawar RSUD Dr Soeroto Ngawi “ pada tahun 2019 ?
tahun 2018.
tahun 2019.
tahun 2019.
tahun 2018.
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien Infark Miokard Akut.
2018)
2) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
KTI, 2018).
1.5.1 Metode
berikut :
1. Wawancara
2. Observasi
8
3. Pemeriksaan fi sik
jenis pemeriksaan fisik dengan cara meraba atau merasakan kulit klien.
pelan jari tengah menggunakan jari yang lain untuk menentukan posisi,
1. Data primer
Klien adalah sumber data primer dan perawat dapat menggali informasi
2. Data sekunder
Sumber data yang di peroleh dari orang tua, suami atau istri, dan teman
klien.
3. Data tersier
laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu (Sangadji & Sopiah, 2010).
yaitu :
1.6.2 Bagian inti, Terdiri dari lima bab, yang masing – masing bab terdiri dari
kasus.
masalah.