Anda di halaman 1dari 45

Pemeriksaan Fisik & Pemeriksaan Penunjang pada GUS

PEMERIKSAAN FISIS

Pemeriksaan fisis pasien meliputi keadaan umum dan pemeriksaan urologi. Seringkali kelainan di bidang urologi memberikan maniestasi penyakit umum (sistemik) spt hipertensi, edema tungkai satu sisi Pemeriksaan urologi mencakup pemeriksaan ginjal, buli-buli, genitalia eksterna dan pemeriksaan neurologi.

Pemeriksaan Ginjal

Inspeksi daerah pinggang pasien duduk rileks. Lihat ada pembesaran asimetri atau tidak. Jika ada pembesaran bisa disebabkan karna hidronefrosis, abses paranefrik, atau tumor ginjal, atau tumor pada organ retroperitoneum yang lain. Palpasi ginjal dilakukan secara bimanual dengan memakai dua tangan. Pada anak dan dewasa

yang bertubuh kurus seringkali masih dapat diraba. Perkusi atau ketok ginjal dengan memberikan ketokan pada sudut kostovertebra. Pada pemebesaran ginjal akan terasa nyeri. Auskultasi di daerah epigastrium jika terdapat suara bruit dicurigai adanya stenosis arteri renalis.

Pemeriksaan Buli-buli

Buli-buli normal sulit diraba kecuali jika sudah diisi urine paling sedikit 150 mL. Massa didaerah suprasimfisis mungkin merupakan tumor ganas bulibuli atau karena buli-buli yang terisi penuh dari suatu retensi urine.

Pemeriksaan Genitalia eksterna

Inspeksi: perhatikan inspeksi meatus dan glans, terutama sulkus koronarius. Jika pasien belum disirkumsisi prepusium harus diretraksi ke proksimal telebih dahulu. Perhatikan kelainan seperti mikropenis, makropenis, hipospadias, epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis/parafimosis, ulkus, dll Palpasi batang mulai dari glans sampai basis penis, perhatikan apakah ada parut, ulkus,dll. Palpasi uretra apakah ada jaringan keras yang teraba, kalau ada kemungkinan ada striktura uretra.

Pemeriksaan skrotum dan isinya

Ada pembesaran pada skrotum, perasaan nyeri saat diraba, atau ada hipoplasi kulit skrotum yang sering dijumpai pada kriptorkismus. Untuk membedakan massa padat dan kistus dilakukan transiluminasi.

Colok Dubur (Rectal Toucher)

Pemeriksaan RT adalah memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi pelicin kedalam lubang dubur. Yang dinilai:
1. 2.

3.

Tonus sfingter ani dan refleks bulbokavernosus (BCR) Mencari kemungkinan adanya massa dalam lumen rektum Menilai keadaan prostat

Pemeriksaan Neurologi

Untuk mencari kemungkinan adanya kelainan neurologik yang mengakibatkan kelainan pada sistem urogenitalia, seperti pada lesi motor neuron atau lesi saraf perifer yang merupakan penyebab dari buli-buli neurogen.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan lab terdiri dari urinalisis, pemeriksaan darah, analisis semen, analisis batu, kultur urine, sitologi urine, histopatologi.

Urinalisis

Pemeriksaan yang paling sering dilakukan, pemeriksaan ini meliputi:


1.
2. 3.

Makroskopik dgn menilai warna, bau dan berat jenis urine Kimiawi meliputi pH, protein dan gula galam urine Mikroskopik mencari kemunginan adanya sel-sel, cast (silinder) atau bentukan lain dalam urine

pH urine normal = 5,5-6,5 ; basa infeksi bakteri pemecah urea ; asam asidosis pd tubulus ginjal atau ada batu asam urat Glukosuria DM atau nilai ambang glukosa yang rendah Lekosituria pemberian terapi ISK yang belum tuntas, keganasan atau batu saluran kemih, atau mungkin TB.

Berat jenis urin adalah uji sederhana yang dapat menunjukkan kemampuan ginjal dalam fungsinya memekatkan urine. BJ rendah (<1,008) adanya insufisiensi ginjal, asupan air yang banyak, poliuria, atau sindroma inappropriate anti diuretic hormone (SIADH) Px mikroskopik u/ mencari kemungkinan adanya sel darah, sel yang berasal dari saluran reproduksi pria, sel organisme yang berasal dari luar saluran kemih, silinder, ataupun kristal. Eritrosit dlm urin > 2/lapang pandang cedera pd sist.sal kemih Leukosituri > 5/lp inflamasi sal kemih Cast dlm urin kerusakan parenkim ginjal

Pemeriksaan Darah
Faal Ginjal Beberapa uji faal ginjal yang sering diperiksa adalah pemeriksaan kadar kreatinin, kadar ureum atau BUN (Blood Urea Nitrogen) dan klirens kreatinin. Kenaikan nilai BUN atau ureum tidak spesifik, karena selain disebabkan oleh kelainan fungsi ginjal dapat juga disebabkan oleh dehidrasi, asupan protein yang tingi, proses katabolisme yang meningkat seperti pada infeksi atau demam. Sedangkan kadar kreatinin relatif tidak banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tadi.

Klirens kreatinin menunjukkan kemampuan filtrasi ginjal, dalam menilai faal ginjal pemeriksaan ini lebih peka daripada pemeriksaan kreatinin/BUN. Klirens kreatinin dihitung melalui rumus : K= UV/P X 1,73/L

K= nilai klirens kreatinin (mL/menit). U= kadar kreatinin dalam urin (mg/dL). V = jumlah urin dala 24 jam (mL). P = Kadar kreatinin dalam serum (mg/dL). L = Luas permukaan tubuh (m2).

Nilai klirens normal pada orang dewasa adalah 80 120 mL/menit.

Elektrolit : K, Na, Ca,P Pemeriksaan elektrolit berguna untuk mengetahui fa ktor predisposisi pembentuk batu saluran kemih (kalsium, fosfat, urat, atau oksalat), mendeteksi adanya hiponatremi akibat intoksikasi air pada pasien pasca menjalani TURP, atau untuk mendeteksi adanya sindroma paraneoplastik yang dapat terjadi pada tumor Grawitz.

Faal Hepar Ditujukan untuk mencari adanya metastasis suatu keganasan atau untuk melihat fungsi hepar secara umum.

Faktor Pembekuan atau Faal Hemostasis Pemeriksaan ini sangat penting untuk mempersiapkan pasien dalam menjelang operasi besar yang diduga banyak menimbulkan perdarahan.

Pemeriksaan Penanda Tumor (Tumor marker) Pemeriksaan penanda tumor antara lain :
1.

2.

3.

PAP (Prostatic Acid Phosphatase) dan PSA (Prostate Spesific Antigen). Yang sering berguna untuk mendiagnosa karsinoma prostat. AFP ( fetoprotein) dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk mendeteksi adanya tumor testis jenis non seminoma. VMA (Vanyl Mandelic Acid) dalam urin untuk mendeteksi tumor neuroblastoma.

Analisis Semen

Pemeriksaan analisis sperma dikerjakan pada pasien varikokel atau infertilitas pria untuk membantu diagnosis atau mengikuti perkembangan hasil pasca terapi pada infertilitas pria.

Analisis Batu

Kegunaannya adalah untuk mengetahui jenis batu guna mencegah terjadinya kekambuhan di kemudian hari. Pencegahan itu dapat berupa pengaturan diet atau pemberian obat-obatan.

Kultur Urine

Diperiksa untuk mencari adanya infeksi saluran kemih, menentukan jenis kuman dan sensitivitas kuman terhadap beberapa antibiotika yang diujikan.

Sitologi Urine

Merupakan pemeriksaan sitopatologi sel-sel urotelium yang terlepas dan ikut dalam urin. Derajat perubahan sel-sel itu diklasifikasikan dalam 5 klas yaitu normal, sel-sel yang mengalami peradangan, sel-sel atipik, diduga menjadi sel ganas, dan sel-sel yang sudah mengalami perubahan morfologi menjadi sel ganas.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan ini meliputi foto polos, foto dengan kontras, ultrasonografi, pemeriksaan dengan radionuklir, CT-scan, dan MRI. Foto Polos Abdomen Merupakan foto skrining untuk pemeriksaaan kelainan-kelainan urologi. Menurut Blandy, cara membaca foto yang harus diperhatikan adalah 4S yaitu :

Slide: diperiksa apakah penempatan sisi kanan dan sisi kiri sudah benar.

Skeleton: perhatikan tulang-tulang vertebra, sakrum, kosta serta sendi sakro-iliaka. Adakah kelainan bentuk atau perubahan densitas tulang akibat dari proses metastase. Soft tissue: perhatikan adanya pembesaran hepar, ginjal, buli-buli akibatretensi urin atau tumor buli serta perhatikan bayangan garis psoas. Stone: perhatikan adanya bayangan opak dalam sistem urinaria.Selain itu, perhatikan bayangan radioopak yang lain seperti susuk atau bayangan klip untuk menjepit pembuluh darah.

Foto Polos Abdomen

Pielografi Intravena (PIV) Merupakan foto yang dapat menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras radioopak. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Teknik pelaksanaannya yaitu pertama kali dibuat foto polos abdomen sebagai kontrol kemudian bahan kontras yodium (dosis 1 mL/kgBB atau 300 mg/kgBB) disuntikkan secara intravena dan dibuat foto serial beberapa menit hingga satu jam, dan foto setelah miksi. Jika terdapat keterlambatan fungsi ginjal, pengambilan foto diulangi setelah jam ke-2, jam ke-6, atau jam ke-12.

Pyelografi Intravena

IVU showing partially obstructing right upper ureteric calculus at (a) 15 and (b) 30 minutes following contrast; (c) complete obstruction due to left proximal ureteric stone and (d) tomogram showing TCC renal pelvis and lower pole infundibulum and calyces (Courtesy of Dr A Bradley, Wythenshawe, Manchester) TCC= Transitional Cell Carsinoma

Hati-hati penggunaan kontras, dapat menyebabkan reaksi alergi berupa syok anafilaktik sampai timbulnya laringospasmus. Bahan kontras dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena bersifat nefrotoksik.

Sistografi Merupakan pencitraan buli-buli dengan memakai kontras. Dari sistogram dapat dikenali adanya tumor atau bekuan darah di dalam buli-buli yang ditunjukkan adanya filling defect, adanya robekan buli-buli yang terlihat sebagai ekstravasasi kontras keluar dari buli-buli, adanya divertikel buli-buli, bulibuli neurogen, dan kelainan buli-buli yang lain. Pemeriksaan ini dapat untuk menilai adanya inkontinensi stress pada wanita dan untuk menilai adanya refluks vesikoureter.

Sistografi

FIGURE 3-8. A and B. Frontal and oblique views of cystogram in a woman with vaginal leakage a few weeks after cesarean section delivery. There is opacification of the uterus (arrow) from the urinary bladder.

Uretrografi Merupakan pencitraan uretra dengan menggunakan bahan kontras dimana bahan kontras dimasukkan langsung melalui meatus uretra eksternus sehingga dapat diketahui jika ada striktur uretra, adanya ekstravasasi kontras pada trauma uretra, atau adanya filling defect jika terdapat tumor uretra.

Uretrografi

FIGURE 3.10. Urethrography(a) severe distal penile urethral stricture with formation of urethro-cutaneous fistula formation (arrow), (b) bulbar urethral stricture (c) full-length stricture (Courtesy of Mr S Payne, Manchester Royal Infi rmary)

Pielografi Retrograd (RPG) Merupakan pencitraan sistem urinaria bagian atas (dari ginjal samapi ureter)dengan cara memasukkan bahan kontras radioopak langsung melewati kateter ureter yang dimasukkan transuretra. Foto ini dilakukan jika terdapat kontraindikasi untuk pembuatan foto PIV atau jika PIV belum bisa menjelaskan keadaan ginjal maupun ureter, antara lain ginjal non-visualized.

RPG

FIGURE 3.9. RPGTCC lower ureter seen as a filling defect with caliber

Pielografi anterograd Merupakan pencitraan sisten urinari bagian atas dengan cara memasukkan kontras melalui sistem saluran (kaliks) ginjal. Ultrasonografi (USG) USG banyak digunakan untuk mencari adanya kelainan-kelainan pada ginjal, buli-buli, testis, prostat, dan pemeriksaan kasus keganasan. Prinsip: menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ yang berbeda kepadatannya.

Pada ginjal dipergunakan untuk mendeteksi keberadaan dan keadaan ginjal (hidronefrosis, kista, massa atau pengerutanm ginjal), sebagai penuntun pada saat melakukan pungsi ginjal atau nefrostomi perkutan, sebagai pemeriksaan penyaring pada dugaan adanya trauma ginjal derajat ringan. Pada buli-buli untuk menghitung sisa urin pasca miksi dan mendeteksi adanya batu atau tumor.

Pada kelenjar prostat melalui pendekatan transrektal (TRUS) untuk mencari nodul pada keganasan prostat dan menentukan volume atau besarnya prostat. Pada testis berguna untuk membedakan antara tumor testis dan hidrokel testis serta kadang-kadang mendeteksi letak testis kriptokorkid yang sulit diraba dengan palpasi. Pada keganasan untuk mengetahui adanya massa padat pada organ primer dan kemungkinan adanya metastase pada hepar atau kelenjar para aorta.

Ultrasonografi

CT-Scan dan MRI Pemeriksaan ini lebih baik daripada USG tetapi harganya sangat mahal. Kedua pemeriksaan ini banyak dipakai dalam bidang onkologi untuk menentukan batas-batas tumor, invasi ke organ di sekitar tumor dan mencari adanya metastase ke kelenjar limfe serta ke organ lain.

CT

(a) Pre- and (b) post-contrast CT papillary RCC left kidney mass enhances from 40 to 72 HU, (c) large left RCC, (d) CT pelvis showing abscess cavity anterior to the bladder secondary to a bladder perforation, (e) bilateral upper tract TCC (Courtesy of Dr A Bradley,

FIGURE 3.5. Non-contrast CT showing left ureteric stone in (a) axial and (b) coronal views (Courtesy of Dr A Bradley, Wythenshawe, Manchester)

Referensi

Dasar-dasar Urologi, Basuki B. Purnomo Smith

Anda mungkin juga menyukai