Anda di halaman 1dari 7

RS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG BE/IRJ/0003/Kep/01

Jalan Raya Gedong Tataan KM. 13 NRM : ..........................................................


Telp. 0721-271170, Fax 0721-271171
E-mail : rsjlampung@gmail.com Nama : ..........................................................
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN JIWA
(Dilengkapi setelah dilakukan asesment oleh perawat) Tanggal lahir: .........................................................
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
Perencanaan Keperawatan
Dx Keperawatan
Luaran Keperawatan/Kriteria Evaluasi Intervensi Nama/
(SDKI)
(SLKI) ( 188 ) (SIKI) ( 513 ) TTD
Pertemuan I
Risiko Perilaku Kekerasan Kontrol diri (L.09076) Hal. 54 Pencegahan Perilaku Kekerasan (l.09312)
(D.0146) Hal.312 Definisi: Hal. 375 Promosi Koping
Definisi : Kemampuan untuk mengendalikan atau mengukur emosi pikiran dan perilaku Definisi
Berisiko membahayakan secara dalam menghadapi masalah. Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk
fisik, emosi dan/atau seksual pada menilai dan merespon stresor dan/atau kemampuan
diri sendiri atau orang lain. Ekspetasi : Meningkat menggunakan sumber-sumber yang ada.
Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan … x 24 jam
b.d Faktor Risiko diharapkan klien memiliki kemampuan yang meningkat untuk Observasi
 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan
Pemikiran waham/delusi mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran, dan perilaku dalam
panjang sesuai tujuan
Curiga pada orang lain menghadapi masalah dengan kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan yang dimiliki
Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun  Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk
Halusinasi
meningkat Menurun memenuhi tujuan
Berencana bunuh diri 1 Verbalisasi 1 2 3 4 5  Identifikasi pemahaman proses penyakit
ancaman  Identifikasi dampak situasi terhadap peran
Disfungsi sistem keluarga dan hubungan
kepada
Kerusakan kognitif orang lain  Identifikasi metode penyelesaian masalah
2 Verbalisasi 1 2 3 4 5  Identifikasi kebutuhan dan keinginan
Disorientasi atau konfusi terhadap dukungan sosial
Umpatan
Kerusakan kontrol impuls 3 Perilaku 1 2 3 4 5
menyerang Terapeutik
Persepsi pada lingkungan tidak 4 Perilaku 1 2 3 4 5  Diskusikan perubahaan peran yang dialami
akurat melukai diri  Gunakan pendekatan yang tenang dan
sendiri/oran meyakinkan
Alam perasaan depresi
g lain  Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
Riwayat kekerasan pada hewan 5 perilaku 1 2 3 4 5  Diskusikan untuk mengklarifikasi
merusak kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku
Kelainan neurologis lingkungan sendiri
Lingkungan tidak teratur sekitar  Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan
6 Perilaku 1 2 3 4 5 rasa bersalah dan rasa malu
Penganiayaan atau pengabaian agresif/amuk  Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya
anak 7 Suara keras 1 2 3 4 5 pada diri sendiri
8 Bicara ketus 1 2 3 4 5  Fasilitas dalam memperoleh informasi yang
Riwayat atau ancaman kekerasan dibutuhkan
terhadap diri sendiri atau orang  Berikan pilihan realistis mengenal aspek-
aspek tertentu dalam perawatan
lain atau destruksi properti orang
 Motivasi untuk menentukan harapan yang
lain Luaran Tambahan: realistis
 Harga Diri  Tinjau kembali kemampuan dalam
Impulsif  Orientasi Kognitif pengambilan keputusan
Ilusi  Status Neurologis  Hindari mengambil keputusan saat pasien
berada di bawah tekanan
 Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
Kondisi Klinis Terkait  Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung
yang tersedia
Penganiayaan fisik, psikologis
 Dampingi saat berduka (mis. penyakit kronis,
atau seksual kecacatan)
Sindrom otak organik (mis.  Perkenalkan dengan orang atau kelompok
yang berhasil mengalami pengalaman sama
Penyakit Alzheimer)  Dukung penggunaan mekanisme pertahanan
Gangguan perilaku yang tepat
 Kurangi rangsangan lingkungan yang
Oppositional defiant disorder mengancaman
Depresi
Edukasi
Serangan panik  Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan sama
Gangguan Tourette  Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika
perlu
Delirium  Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Demensia
 Anjurkan keluarga terlibat
Gangguan amnestik  Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
 Ajarkan cara memecahkan masalah secara
Halusinasi konstruktif
Upaya bunuh diri  Latih penggunaan teknik relaksasi
 Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
Abnormalitas neurotransmiter  Latih mengembangkan penilaian obyektif
otak
Pertemuan ke II
Pemberian Obat (I.02062) Hal. 257
Definisi
Meempersiapkan, memberi, dan mengevaluasi
keefektifan agen farmakologis yang diprogramkan.

Observasi
 Identifikasi kemampuan kemungkinan alergi,
interaksi, dan kontraindikasi obat
 Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
 Periksa tanggal kadaluwarsa obat
 Monitor tanda vital dan nilai laboratorium
sebelum pemberian obat, jika perlu
 Monitor efek terapeutik obat
 Monitor efek samping, toksisitas, dan
interaksi obat

Terapeutik
 Perhatikan prosedur pemberian obat yang
aman dan akurat
 Hindari interupsi saat mempersiapkan,
memverifikasi, atau mengelola obat
 Lakukan prinsip enam benar obat (pasien,
obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi)
 Perhatikan jadwal pemberian obat jenis
hipnotik, narkotika, dan antibiotik
 Hindari pemberian obat yang tidak diberi
label dengan benar
 Buang obat yang tidak terpakai atau
kadaluwarsa
 Fasilitas minum obat
 Tandatangani pemberian narkotika sesuai
protokol
 Dokumentasikan pemberian obat dan respons
terhadap obat

Edukasi
 Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
 Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan
menurukan efektifitas obat

Pertemuan III
Dukungan Emosional (I.09256) Hal. 23
Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional
selama masa stres.

Observasi
 Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk
bagi pasien
 Identifikasi hal yang telah memicu emosi
Terapeutik
 Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas,
marah, atau sedih
 Buat pernyataan suportif atau empati selama
fase berduka
 Lakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan (mis. merangkul, menepuk-nepuk)
 Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan
selama ansietas, jika perlu
 Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
Edukasi
 Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa
bersalah dan malu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan yang
dialami (mis. ansietas, marah,sedih)
 Anjurkan mengungkapkan pengalaman
emosional sebelumnya dan pola respons yang
biasa digunakan
 Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
Kolaborasi
 Rujuk untuk konseling, jika perlu

Pertemuan IV
Dukungan Spiritual (I.09276) Hal.46
Definisi
Memfasilitasi peningkatan perasaan seimbang dan
terhubung dengan kekuatan yang lebih besar.
Observasi
 Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan
ketidakberdayaan
 Identifikasi pandangan tentang hubungan
antara spiritual dan kesehatan
 Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
 Identifikasi ketaatan dalam beragama

Terapeutik
 Berikan kesempatan mengekspresikan
perasaan tentang penyakit dan kematian
 Berikan kesempatan mengekspresikan dan
meredakan marah secara tepat
 Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung
selama masa ketidakberdayaan
 Sediakan privasi dan waktu tenang untuk
aktivitas spiritual
 Diskusikan keyakinan tentang makna dan
tujuan hidup, jika perlu
 Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah

Edukasi
 Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman
dan/ atau orang lain
 Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok
pendukung
 Anjurkan metode relaksasi, meditasi, dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
 Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis.
ustadz, pendeta, romo, biksu)

Anda mungkin juga menyukai