0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa waham. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian waham, faktor risiko, ciri-ciri klinis, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani gangguan waham dan harga diri rendah pada klien.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa waham. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian waham, faktor risiko, ciri-ciri klinis, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani gangguan waham dan harga diri rendah pada klien.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa waham. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian waham, faktor risiko, ciri-ciri klinis, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani gangguan waham dan harga diri rendah pada klien.
PRODI S1 ALIH JENJANG KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2022/2023 TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007) Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998). Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Faktor Predisposisi Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga. Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya. Faktor Presipitasi Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita, selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi. C. RENTANG RESPON didalamnya ada Pohon Masalah Ada pun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut (stuart dan sundeen, 1998 hal 302) : Rentang respon neurobiologis
Respon adaptif Respon maladaptif
maladaptif
II.Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan proses
III. Persepsi akurat pikir/delusi/waham Ilusi IV. Emosi konsisten dengan Halusinasi Reaksi emosi berlebihan pengalaman atau kurang Sulit brespon emosi Prilaku sesuai Prilaku Prilaku aneh disorganisasi Berhubungan social IsolasiMenarik sosial diri
POHON MASALAH
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL AKIBAT
HARGA DIRI RENDAH
GANGGUAN PROSES PIKIR :
WAHAM CORE PROBLEM
DEFISIT PERAWATAN DIRI
KURANGNYA DUKUNGAN CAUSA / PROBLEM
KELUARGA D. BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA INTERNATIONAL) TANDA MAYOR Tidak akurat nya interpretasi tentang stimulus, baik internal maupun eksternal TANDA MINOR Penurunan kognitif, termasuk deficit memori, abstraksi, pemecahan masalah Kecurigaan Halusinasi Delusi/Waham Fobia Obsesi Konfusi/disorientasi Perilaku ritualistic Impulsivitas Perilaku social yang tidak sesuai Distraksibilitas (dapat dialihkan) Kurangnya persetujuan validasi
E. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tunggal (Single Diagnosis) 1. Gangguan Orientasi Realita (Waham Kebesaran) 2. Harga Diri Rendah F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN NO SDKI SLKI SIKI 1 Waham (D.0105) Status Orientasi (L.09090) Manajemen waham (1.09295) Setelah dilakukan interaksi 3 kali pertemuan Observasi pasien dapat: 1. Monitor waham yang isinya membahayakan 1. Produktivitas meningkat (5) diri sendiri, orang lain dan lingkungan 2. Verbalisasi waham menurun (5) 2. Monitor efek taraupetik dan efek samping 3. Perilaku waham menurun (5) obat 4. Khawatir menurun (5) Teraupetik 5. Curiga menurun (5) 1. Bina hubungan interpersonal saling percaya 6. Sikap bermusuhan menurun (5) 2. Tunjukan sikap tidak menghakimi secara 7. Tegang menurun (5) konsisten 8. Menarik diri menurun (5) 3. Diskusikan waham dengan berfokus pada 9. Perilaku sesuai realita membaik (5) perasaan yang mendasari waham 10. Isi pikiran sesuai realita membaik (5) 4. Hindari perdebatan tantang keyakinan yang 11. Pembicaraan membaik (5) keliru, nyatakan keraguan sesuai fakta 12. Konsentrasi membaik (5) 5. Hindari memperkuat gagasan waham 13. Pola tidur membaik (5) 6. Sediakan lingkungan aman dan nyaman 14. Kemampuan mengambil keputusan 7. Berikan aktivitas reakreasi dan pengalihan membaik (5) sesuai kebutuhan 15. Proses pikir membaik (5) 8. Lakukan intervensi pengontrolan perilaku 16. Perawatan diri membaik (5) waham (mis. Limit setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik atau seklusi Edukasi 1. Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham (uji realitas) dengan orang yang dipercaya (pemberi asuhan/keluarga) 2. Anjurkan melakukan rutinitas harian secara konsisten 3. Latih manajemen stres 4. Jelaskan tentang waham serta penyakit terkait (mis, delirium, skizifrenia atau depresi), cara mengatasi dan obat yang diberikan Kolaborasi Kolaborasi pemberian obat, sesuai indikasi 2 Harga diri rendah Harga diri (L.09069) Manajemen perilaku (1.12463) kronis (D.0086) Setelah dilakukan interaksi selama 3 kali Observasi pertemuan pasien dapat: Identifikasi harapan untuk mengendalikan 1. Penilaian diri positif meningkat (5) perilaku 2. Perasaan memiliki kelebihan atau Teraupetik kemampuan positif meningkat (5) 1. Diskusikan tanggung jawab terhadap 3. Penerimaan penilaian positif terhadap diri perilaku sendiri meningkat (5) 2. Jadwalkan kegiatan terstruktur 4. Minat mencoba hal baru meningkat (5) 3. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan 5. Berjalan menampakan wajah meningkat kegiatan perawatan konsisten setiap dinas (5) 4. Tingkatkan aktifitas fisik sesuai kemampuan 6. Postur tubuh menampakkan wajah 5. Batasi jumlah pengunjung meningkat (5) 6. Bicara dengan nada rendah dan tenang 7. Konsentrasi meningkat (5) 7. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap 8. Tidur meningkat (5) sumber agitasi 9. Kontak mata meningkat (5) 8. Cegah perilaku pasif dan agresif 10. Gairah aktivitas meningkat (5) 9. Berikan penguatan positif terhadap 11. Aktif meningkat (5) keberhasilan mengendalikan perilaku 12. Percaya diri berbicara meningkat (5) 10. Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi 13. Perilaku asertif meningkat (5) 11. Hindari bersikap menyudutkan dan 14. Kemampuan membuat keputusan menghentikan pembicaraan meningkat (5) 12. Hindari sikap mengancam dan berdebat 15. Perasaan malu menurun (5) 13. Hindari berdebat atau menawarkan batas 16. Perasaan bersalah menurun (5) perilaku yang telah ditetapkan 17. Perasaan tidak mampu melakukan Edukasi apapun menurun (5) Informasikan keluarga bahwa keluarga sebgai 18. Ketergantungan pada penguatan secara dasar pembentukan kognitif berlebihan menurun (5) 19. Pencarian penguatan secara berlebihan menurun (5)