Anda di halaman 1dari 35

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1

PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA ( WAHAM )

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Manja Prihatiningrum
2. Nofriyani Rizkia Damasinta
3. Nurmatus Saadah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PROGRAM B
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper  maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan judul “KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1
PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI
REALITA (WAHAM)”. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-
rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua. Amin.

Mataram, 31 Maret 2023

Kelompok 5

2
LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN:

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham


kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah
kronis

II. TINJAUAN TEORI


A. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007)
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


 Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini
klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua
orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak
memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di
sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien
menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga.
Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu
merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak
sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

3
 Faktor Presipitasi
Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-
tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita,
selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.
C. RENTANG RESPON didalamnya ada Pohon Masalah
Ada pun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan
sundeen, 1998 hal 302) :
Rentang respon
neurobiologis

Respon maladaptif
Respon adaptif
maladaptif

Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
III. pikir/delusi/waham
Persepsi akurat
IV. Ilusi
Halusinasi
V.
Emosi konsisten dengan Reaksi emosi berlebihan
Sulit brespon emosi
pengalaman atau kurang
Prilaku disorganisasi
Prilaku sesuai Prilaku aneh
Isolasi sosial
Berhubungan social Menarik diri

 POHON MASALAH

KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL AKIBAT

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUAN PROSES PIKIR :


WAHAM CORE PROBLEM

DEFISIT PERAWATAN DIRI

KURANGNYA DUKUNGAN CAUSA / PROBLEM


KELUARGA

4
D.PENENTUAN DIAGNOSA

(Dipakai salah satu dari NANDA International / LINDA JUAL CARPENITO)


bisa DS & DO tapi berdasarkan Teori diatas

E. BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA INTERNATIONAL)

 TANDA MAYOR (Linda Jual C)


Tidak akurat nya interpretasi tentang stimulus, baik internal maupun eksternal

 TANDA MINOR (Linda Jual C)


 Penurunan kognitif, termasuk deficit memori, abstraksi, pemecahan
masalah
 Kecurigaan
 Halusinasi
 Delusi/Waham
 Fobia
 Obsesi
 Konfusi/disorientasi
 Perilaku ritualistic
 Impulsivitas
 Perilaku social yang tidak sesuai
 Distraksibilitas (dapat dialihkan)
 Kurangnya persetujuan validasi

IV. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Diagnosa Keperawatan Tunggal (Single Diagnosis)
1. Gangguan Orientasi Realita (Waham Kebesaran)
2. Kurangnya Disfungsi Keluarga
3. Deficit Perawatan Diri
4. Gangguan Komunikasi Verbal
5. Harga Diri Rendah

b. Diagnosa Keperawatan Ganda (Double Diagnosis)


1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir
waham kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah
kronis.

5
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Tgl Keperawat Rasional
an Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

31 Maret Kerusakan TUM :


2023 komunikasi
Klien dapat
verbal
melakukan
berhubunga
komunikasi
n dengan
verbal
waham

TUK :

1.Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Bina 1.1.1.Hubungan saling


membina mengungkapkan hubungan percaya sebagai
hubungan perasaannya dan saling percaya dasar interaksi
saling keadaan saat ini  Salam yang terapeutik
percaya. secara verbal. terapeutik
 Perkenalkan
diri
 Jelaskan
tujuan
interaksi
 Ciptakan
lingkungan
yang tenang
 Buat
kontrak
yang jelas
 Tepati
waktu
1.1.2. Jangan 1.1.2.Meningkatkan
membantah orientasi realita
dan dukung klien dan rasa
waham klien percaya klien

6
 Katakan
perawat
menerima
dan yakin
 Katakan
perawat
tidak
mendukung
1.1.3. Observasi 1.1.3.Waham harus
apakah dikenal terlebih
waham klien dahulu oleh
mengganggu perawat agar
aktivitas intervensi efektif.
sehari-hari

2.1.1. Beri pujian 2.1.1.Memberikan hal


2.Klien dapat 2.1 Klien dapat
pada yang positif atau
mengidentifi menunjukkan
penampilan pengakuan akan
kasi kemampuan
dan meningkatkan
kemampuan yang
kemampuan harga diri klien.
yang dimilikinya.
klien yang
dimiliki
realitas.

Klien dapat 2.1.2. Diskusikan 2.1.2.Meningkatkan/


menyebutkan dengan klien mengingatkan
kelemahan yang kemampuan kembali
ada pada dirinya. yang dimiliki pengetahuan dan
pada waktu kemauan klien
lalu dan saat
ini yang
realistis.

2.1.3.Untuk mengetahui
2.1.3. Jika klien
sampai dimana
selalu bicara
kebutuhan waham
tentang
klien
wahamnya,
dengarkan

7
sampai
kebutuhan
waham tidak
ada.
3.1. Klien dapat 3.1.1.Untuk mengetahui
3.1.1.Observasi
3.Klien dapat menjelaskan apa kebutuhan
kebutuhan
mengidentifi semua klien.
klien sehari-
kasi kebutuhan yang
hari.
kebutuhan tidak terpenuhi.
yang tidak 3.1.2.Untuk
3.1.2.Diskusikan
terpenuhi mengidentifikasi
kebutuhan
apa yang menjadi
yang tidak
kebutuhan klien
terpenuhi baik
dan pemecahan
selama di
masalahnya.
rumah
maupun di
rumah sakit.

3.1.3.Agar waham klien


3.1.3.Atur situasi
tidak meningkat.
agar klien
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya.
4.1. Klien dapat 4.1.1.Untuk
bercerita/sesuai 4.1.1. Berbicara menghindari
4.Klien dapat dengan realitas. dengan klien waham
berhubunga dalam konteks
n dengan realitas.
4.1.2.Agar klien dapat
realitas
berorientasi
4.1.2. Sertakan
dengan realitas.
klien dalam
terapi aktivitas
kelompok 4.1.3.Meningkatkan
4.1.3. Berikan harga diri klien
pujian sehingga berani
terhadap bergaul dengan

8
tindakan lingkungannya.
positif yang
dilakukan oleh
5.1.1.Untuk mencegah
5.1. Setelah 2 kali klien
terjadinya kembali
pertemuan klien
5.Klien dapat waham.
dapat membina 5.1.1.Diskusikan
dukungan
hubungan dan dengan
dari keluarga
dukungan dari keluarga
keluarga tentang :
 Gejala
waham
 Cara
merawatnya
 Lingkungan
keluarga,
follow up
6.1.1.Untuk mencegah
6.1. Klien dapat terjadinya
minum obat tepat 6.1. Diskusikan kesalahan dalam
6.Klien dapat
waktu, dan dosis. dengan pemberian obat.
menggunaka
keluarga/klien
n obat
tentang obat,
dengan
dosis,
benar
frekuensi, efek
dan efek
6.1.2.Untuk mengetahui
samping.
bagaimana reaksi
6.2. Diskusikanpera
obat terhadap
saan
tubuh klien.
kliensetelah
minum obat

2 31 Maret Perubahan TUM :


2023 proses pikir
Klien mampu
waham
berhubungan
kebesaran
dengan orang
berhubunga
lain tanpa 1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan 1.1.1.
n dengan
merasa rendah menyebutkan dengan klien
harga diri
9
rendah diri kemampuannya kelebihan Mengidentifikasi
kronis yang ada setelah yang ada pada hal-hal positif
1x pertemuan. dirinya. yang dimiliki klien
TUK :
1.1.2 Beritahu klien
1.2. Klien dapat
1. Klien dapat bahwa
menyukai 1.1.2. Menghadirkan
memperluas manusia tidak
kelemahan pada realitas yang ada
kesadaran ada yang
dirinya dan pada diri klien
diri sempurna,
menjadi halaman
semua
untuk mencapai
memiliki
keberhasilannya.
kelebihan dan
kekurangan.

1.1.3.Anjurkan
klien untuk
1.1.3. Memberi
lebih
kesempatan
meningkatkan
berhasil lebih
kelebihan
tinggi.
yang ada pada
dirinya.
2.1.Klien dapat
2.1.1.Diskusikan
menyebutkan
dengan klien
cita-cita dan 2.1.1. Untuk
ideal dirinya,
harapan yang mengetahui
apa harapan
sesuai dengan sampai dimana
selama di
kemampuan realitis dari
rumah sakit,
setelah 1 x harapan klien
rencana klien
pertemuan.
setelah pulang
dan apa cita-
cita yang

2. Klien dapat ingin dicapai.

menyelidiki 2.1.2.Bantu klien


dirinya mengembang
kan antara
kemampuan 2.1.2. Membantu

yang klien membentuk

dimilikinya. harapan yang

10
2.1.3.Beri realistis
reinforcement
positif
terhadap 2.1.3. Memberi
keberhasilan penghargaan
yang telah terhadap perilaku
dicapai. positif.

3. Klien dapat 3.1.1.Bantu klien


mengevalua mengidentifik
3.1. Klien dapat 3.1.1. Mengingatkan
si dirinya. asikan atau
menyebutkan klien bahwa ia
keinginan
keberhasilan tidak selalu gagal.
yang berhasil
yang pernah
dicapainya.
dialaminya.
3.1.2.Kaji
bagaimana
3.1.2. Memberi
perasaan klien
kesempatan untuk
dengan
menilai dirinya
keberhasilann
sendiri.
ya tersebut.

3.2.1. Bicarakan
kegagalan
yang pernah
3.2.1. Mengetahui
dialami klien
sejauh mana
dan sebab-
kegagalan tersebut
sebab
mempengaruhi
terjadinya
klien.
kegagalan.

3.2.2. Kaji
3.2. Klien dapat bagaimana
menyebut respon klien 3.2.2. Mengetahui
kegagalan yang terhadap koping yang
pernah kegagalan selama ini yang
dialaminya. tersebut dan digunakan oleh

cara klien

mengatasi.
4.1.1. Bantu klien
11
untuk
merumuskan
4. Klien dapat 4.1. Klien dapat
tujuan yang
membuat menyebutkan
ingin dicapai. 4.1.1. Klien tetap
rencana tujuan yang ingin
4.1.2. Diskusikan realistis terhadap
yang dicapai setelah 1
dengan klien kemampuan yang
realistis kali pertemuan.
tujuan yang dimilikinya.
ingin dicapai.
4.1.2.

4.1.3. Bantu klien


Mempertahankan
memilih
klien untuk tetap
prioritas
realistis
tujuan yang
akan dicapai.
5.1.1. Anjurkan
4.1.3. Agar prioritas
pada keluarga
5. Klien 5.1 Keluarga dapat yang dipilih sesuai
untuk
mendapat berespon dan kemampuan
memberi
dukungan memperlakukan
kesempatan
dari klien secara
berhasil pada
keluarga tepat. 5.1.1. Memberikan
klien.
untuk kesempatan pada
5.1.2. Anjurkan
meningkatk klien untuk sukses.
keluarga
an harga
untuk
dirinya.
menerima
klien apa
adanya.
5.1.3. Anjurkan
5.1.2. Membantu
keluarga
meningkatkan
untuk
harga diri
melibatkan
klien setiap
pertemuan 5.1.3. Meningkatkan
dalam interaksi klien
keluarga. dengan keluarga
klien

12
TINJAUAN KASUS ii

Ruang rawat : Kemuning

Tanggal dirawat : 27 Agustus 2009

I. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 Tahun

Informal : Orang tua klien

Agama : Islam

Alamat : Timur Indah

Tanggal Pengkajian : 31 Maret 2023

II. Alasan Masuk

13
Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan

Ketergantungan Obat Soeprapto Bengkulu, karena klien sering melamun ngoceh sendirian,

selalu merasa dikejar-kejar orang, bercerita sendirian tentang hal-hal yang terlalu mewah

dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa ada orang yang akan merebut

jabatan klien.

III. Faktor Predisposisi

Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini klien

belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua orang tuanya.

Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak memiliki seorang

anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahaan dan

adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi

tidak dikabulkan oleh keluarga.

Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu merasa

dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak sesuai dengan

keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

IV. Faktor Presipitasi

Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-tiduran,

berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita, selalu bercerita

bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Masalah keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Harga diri rendah

14
V. Fisik

a. Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg

S : 36,5oC

N : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit

b. Ukur : TB : 168 cm, BB : 65 kg

Tidak ada keluhan fisik

VI. Psikologi Sosial

1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki / perempuan meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Bercerai

Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.

2. Konsep Diri

a. Citra diri

Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada dirinya.

b. Identitas

15
Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja lagi.

c. Peran

Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang lainnya.

d. Ideal diri

Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah.

e. Harga diri

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.

Masalah keperawatan : Gangguan orientasi realita (Waham kebesaran)

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti/terdekat


Pasien mengatakan bahwa dekat dengan ibunya karena diberi makanan setiap
hari
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien dalam kegiatan sehari-hari selalu aktif dan tidak menyendiri, pasien
mampu berinteraksi dengan orang lain. Berkumpul dan menonton tv dengan
temannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien merasa tidak diperhatian oleh keluarganya dan jarang dijenguk

Masalah Keperawatan : kurangnya disfungsi keluarga

4. Spiritual

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.

VII. Status Mental

a. Penampilan

Pakaian kurang rapi, agak kotor, baju kusut, bau mulut, rambut ada ketombe, kuku

hitam ada kotorannya, memakai alas kaki benar

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

b. Pembicaraan

16
Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau memulai

pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai pembicaraan bila tidak

dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien sering tidak nyambung dengan

pertanyaan perawat.

Masalah keperawatan :Kerusakan komunikasi verbal.

c. Aktivitas motorik

Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

d. Alam perasaan

Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya pulang.

Masalah keperawatan : Waham kebesaran

e. Interaksi selama wawancara

Selalu mempertahankan pendapatnya

Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal.

f. Persepsi

Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik ke topik lain

yang masih ada hubungan.

g. Isi pikir

Selalu meninggi setiap semua cerita.

Masalah keperawatan : Waham kebesaran

h. Tingkat kesadaran

Tn. A kelihatan bingung.

i. Memori

Klien tidak ingat siapa nama isteri klien.

17
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Frekuensi : 2 x sehari

Jumlah : 1 porsi dihabiskan.

b. BAB/BAK

BAB : 1x / hari

BAK : 3-4 x / hari

c. Mandi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

d. Istirahat dan tidur

Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur.

e. Mekanisme koping

Benial, proyeksi dan disosiasi

18
BAB IV

ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan

1 Data Subjektif : Waham kebesaran

Klien mengatakan adanya orang yang ingin


merebut posisinya.

Data Objektif :

Cerita selalu meninggi bicara spontan dan


lambat.

2 Data Subjektif : Harga diri rendah

 Saya ingin memiliki mobil


 Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga
dan teman-teman
Data Objektif :

 Tidak percaya diri


 Sering melamun
 Dan duduk sendiri
3 Data Subjektif : Gangguankomunikasi verbal

Data Objektif :

 Tidka mau memulai pembicaraan


sebelum dimulai oleh perawat
 Kadang membisu
 Sering tidak nyambung ketika
menjawab

19
4. Data Subjektif : Defisit perawatan diri

 px mengatakan mandi hanya 1 kali


sehari kadang mandi di pagi hari saja
dan juga jarang sikat gigi dan keramas

Data Objektif :

 Kurang rapi
 Baju kusut
 Rambut ada ketombe

Kuku hitam ada kotoran

5. Data Subjektif : Kurangnya disfungsi keluarga

 Pasien mengatakan bahwa dekat dengan


ibunya karena diberi makan setiap hari
 Pasien merasa tidak diperhatikan oleh
keluarga

Data Objektif :

Pasien jarang dijenguk keluarga

20
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL AKIBAT

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUAN PROSES PIKIR :


WAHAM CORE PROBLEM

DEFISIT PERAWATAN DIRI

KURANGNYA DUKUNGAN CAUSA / PROBLEM


KELUARGA

Diagnosa Keperawatan :

3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham

kebesaran.

4. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah kronis.

21
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A

Ruang : Kemuning

Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

31 Maret Kerusakan TUM :


2023 komunikasi
Klien dapat
verbal
melakukan
berhubungan
komunikasi verbal
dengan waham
TUK :
1.2. Klien dapat 1.2.1. Bina hubungan saling 1.1.4.Hubungan saling percaya sebagai
7.Klien dapat
mengungkapkan percaya dasar interaksi yang terapeutik
membina hubungan
perasaannya dan  Salam terapeutik
saling percaya.
keadaan saat ini  Perkenalkan diri
secara verbal.  Jelaskan tujuan interaksi
 Ciptakan lingkungan yang
tenang
 Buat kontrak yang jelas
 Tepati waktu
1.1.5.Meningkatkan orientasi realita
1.2.2. Jangan membantah dan
klien dan rasa percaya klien
dukung waham klien

22
 Katakan perawat menerima
dan yakin
 Katakan perawat tidak
mendukung 1.1.6.Waham harus dikenal terlebih
1.2.3. Observasi apakah waham dahulu oleh perawat agar intervensi
klien mengganggu aktivitas efektif.
sehari-hari

8.Klien dapat Klien dapat 2.1.4.Memberikan hal yang positif atau


2.1.4. Beri pujian pada penampilan pengakuan akan meningkatkan
mengidentifikasi menunjukkan
dan kemampuan klien yang harga diri klien.
kemampuan yang kemampuan
realitas. 2.1.5.Meningkatkan/mengingatkan
dimiliki yang
dimilikinya. kembali pengetahuan dan kemauan
Klien dapat klien
2.1.5. Diskusikan dengan klien
menyebutkan 2.1.6.Untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan yang dimiliki
kelemahan yang kebutuhan waham klien
pada waktu lalu dan saat ini
ada pada dirinya. yang realistis.
2.1.6. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada.

23
9.Klien dapat 3.2. Klien dapat 3.2.1.Observasi kebutuhan klien 3.1.4.Untuk mengetahui apa kebutuhan
mengidentifikasi menjelaskan sehari-hari. klien.
kebutuhan yang semua 3.1.5.Untuk mengidentifikasi apa yang
tidak terpenuhi kebutuhan yang menjadi kebutuhan klien dan
3.2.2.Diskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi. pemecahan masalahnya.
tidak terpenuhi baik selama di
3.1.6.Agar waham klien tidak
rumah maupun di rumah
meningkat.
sakit.
3.2.3.Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

4.1.4.Untuk menghindari waham


4.2.1. Berbicara dengan klien
4.2. Klien dapat dalam konteks realitas.
10. Klien dapat
bercerita/sesuai 4.2.2. Sertakan klien dalam terapi 4.1.5.Agar klien dapat berorientasi
berhubungan
dengan realitas. aktivitas kelompok
dengan realitas dengan realitas.
4.2.3. Berikan pujian terhadap 4.1.6.Meningkatkan harga diri klien
tindakan positif yang sehingga berani bergaul dengan
dilakukan oleh klien. lingkungannya.

5.2. Setelah 2 kali 5.2.1.Diskusikan dengan keluarga


24
11. Klien dapat pertemuan klien tentang : 5.1.2.Untuk mencegah terjadinya
dukungan dari dapat membina  Gejala waham kembali waham.
keluarga hubungan dan  Cara merawatnya
dukungan dari  Lingkungan keluarga,
keluarga follow up

6.1. Klien dapat Diskusikan dengan keluarga/klien 6.1.3.Untuk mencegah terjadinya


12. Klien dapat minum obat tepat tentang obat, dosis, frekuensi, kesalahan dalam pemberian obat.
menggunakan obat waktu, dan dosis. efek dan efek samping. 6.1.4.Untuk mengetahui bagaimana
dengan benar Diskusikan perasaan klien setelah reaksi obat terhadap tubuh klien.
minum obat

2 31 Maret Perubahan TUM :


2023 proses pikir
Klien mampu
waham
berhubungan dengan
kebesaran
orang lain tanpa
berhubungan
merasa rendah diri
dengan harga
diri rendah
kronis

TUK : 1.3. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien 1.1.1. Mengidentifikasi hal-hal positif
menyebutkan kelebihan yang ada pada
25
6. Klien dapat kemampuannya dirinya. yang dimiliki klien
memperluas yang ada setelah
1.1.2.Beritahu klien bahwa 1.1.2. Menghadirkan realitas yang ada
kesadaran diri 1x pertemuan.
manusia tidak ada yang pada diri klien
7. Klien dapat 1.4. Klien dapat
sempurna, semua memiliki
menyelidiki dirinya menyukai
kelebihan dan kekurangan.
8. Klien dapat kelemahan pada
mengevaluasi dirinya dan 1.1.3.Anjurkan klien untuk lebih
dirinya. menjadi halaman meningkatkan kelebihan yang 1.1.3. Memberi kesempatan berhasil
9. Klien dapat untuk mencapai ada pada dirinya. lebih tinggi.
membuat rencana keberhasilannya.
yang realistis
10. Klien mendapat
2.2.Klien dapat 2.1.1.Diskusikan dengan klien ideal
dukungan dari
menyebutkan dirinya, apa harapan selama
keluarga untuk
cita-cita dan di rumah sakit, rencana klien 2.1.1. Untuk mengetahui sampai
meningkatkan dimana realitis dari harapan klien
harapan yang setelah pulang dan apa cita-
harga dirinya.
sesuai dengan cita yang ingin dicapai.
kemampuan
2.1.2.Bantu klien mengembangkan
setelah 1 x 2.1.2. Membantu klien membentuk
antara kemampuan yang
pertemuan. harapan yang realistis
dimilikinya.
2.1.3. Memberi penghargaan terhadap
2.1.3.Beri reinforcement positif
perilaku positif.
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.

3.3. Klien dapat 3.1.1.Bantu klien


menyebutkan mengidentifikasikan atau
26
keberhasilan keinginan yang berhasil 3.1.1. Mengingatkan klien bahwa ia
yang pernah dicapainya. tidak selalu gagal.
dialaminya.
3.1.2.Kaji bagaimana perasaan 3.1.2. Memberi kesempatan untuk
3.4. Klien dapat
klien dengan keberhasilannya menilai dirinya sendiri.
menyebut
tersebut.
kegagalan yang 3.2.1. Mengetahui sejauh mana
pernah 3.4.1.Bicarakan kegagalan yang kegagalan tersebut mempengaruhi
dialaminya. pernah dialami klien dan klien.
sebab-sebab terjadinya
3.2.2. Mengetahui koping yang
kegagalan.
selama ini yang digunakan oleh
3.4.2.Kaji bagaimana respon klien
klien
terhadap kegagalan tersebut
dan cara mengatasi.

4.2. Klien dapat


4.2.1. Bantu klien untuk
menyebutkan
merumuskan tujuan yang
tujuan yang ingin
ingin dicapai.
dicapai setelah 1 4.1.1. Klien tetap realistis terhadap
4.2.2. Diskusikan dengan klien
kali pertemuan. kemampuan yang dimilikinya.
tujuan yang ingin dicapai.
4.2.3. Bantu klien memilih prioritas 4.1.2. Mempertahankan klien untuk
tujuan yang akan dicapai. tetap realistis

4.1.3. Agar prioritas yang dipilih


sesuai kemampuan
5.1 Keluarga dapat
berespon dan 5.1.4. Anjurkan pada keluarga

27
memperlakukan untuk memberi kesempatan
klien secara berhasil pada klien.
5.1.1. Memberikan kesempatan pada
tepat. 5.1.5. Anjurkan keluarga untuk
klien untuk sukses.
menerima klien apa adanya.
5.1.6. Anjurkan keluarga untuk 5.1.2. Membantu meningkatkan harga
melibatkan klien setiap diri
pertemuan dalam keluarga.
5.1.3. Meningkatkan interaksi klien
dengan keluarga klien

28
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx

30/8/2009 TUK I 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak” (tersenyum) S : Nama saya A, saya suka dipanggil H
 Memperkenalkan diri
13.00-13.30  Berjabat tangan O : Suara pelan
 Duduk bersebelahan Bicara spontan
 Membuat kontrak
 Menunjukkan sikap empati Ekspresi tenang
Nama saya, mahasiswa STIKES Hang Tuah Surabaya,
praktek di sini selama satu minggu. A : Adanya hubungan saling percaya

P : Pertemuan berikutnya klien dapat


mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.

30/8/2009 2. Salam terapeutik S : Saya adalah seorang tempat konsultan


14.00-15.00  Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah masalah pertanian dan saya bekerja di
Bapak masih ingat pertemuan kita yang kemarin, perusahaan karet dan pertamina, saya di
pertemuan sekarang kita akan membicarakan apa ? sini lagi menunggu sebuah mobil baru
 Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Bapak datang.
mengingat salah ?
 Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang O : Bicara spontan
dimilikinya. Pelan
Apa contoh keberhasilan yang telah Bapak raih ?
Inkoheren terkadang
 Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
untuk bercerita. Ekspresi tenang
 Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama
interaksi, bagus bapak sudah banyak bercerita tentang Kontak mata lama

29
diri Bapak. A : Waham klien telah diketahui dan
 Menyimpulkan kemampuan selama interaksi mengidentifikasi apa yang menjadi
 Tadi Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah sebagai kemampuan klien
seorang tempat konsultan masalah pertanian, bapak
orang yang hebat !!, hanya saja karena mobil belum P : Pertemuan berikutnya klien dapat
diberikan bapak jadi istirahat dan menunggu di sini. menjelaskan semua apa yang menjadi
 Mengakhiri pertemuan “Baiklah pak pertemuan kita kebutuhan klien.
cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam 12.00 Wib, kita akan
bicara mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.

S : Klien mengatakan saya ingin dan harus


TUK 3  Selamat siang Bapak ! apa bapak sudah Sholat Zukur memiliki sebuah mobil.
 Mengingat kontrak apakah Bapak masih ingat kita akan
membicarakan apa ? O : Emosi sedikit meningkat
 Sekarang tolong Bapak jelaskan apa kebutuhan sehari- Suara pelan
hari Bapak dan apa kebutuhan Bapak yang tidak
terpenuhi ? Kontak mata
 Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi
membutuhkan sebuah mobil. A : Telah dapat diidentifikasi apa yang
 Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu menjadi kebutuhan klien
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan. P : Pertemuan berikutnya klien dapat
 Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-aktivitas berhubungan dengan realitas.
bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
 Bapak besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.

30
TUK 4  Selamat pagi ! Bapak kelihatannya sudah rapi sekali. S : Klien bercerita saya dulunya hampir
 Bapak masih ingat kontrak kemarin ? tertangkap di Malaysia karena membawa
 Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang realitas intan emas dan berlian untuk presiden
pada hari ini.
 Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung O : Semangat
bersama teman-teman klien yang lainnya. Kontak mata
 Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan
pasien. Banyak berbicara tentang kelebihan yang
 Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita dimiliki.
bicarakan sesuai kontrak ?
 Mengobservasi responden verbal dan non verbal di saat A : Klien belum dapat berhubungan dengan
ini. realitas dan perlu ditingkatkan lagi
 Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat yang P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih
dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer pada intervensi yang sama perlu
(warna kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x ditingkatkan
sehari.

 Selamat siang Bapak ? sudah makan siang ? dan S : Klien mengatakan sudah tahu tentang
TUK 5 bentuk dan nama obat serta dosis untuk
sudahkah bapak minum obat ?
dimakan

 Mengingat kontrak kemarin dan topik apakah Bapak O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan
masih ingat, kita sedang ingin membicarakan apa ? oleh perawat
waktu 15 menit.
 Mengobservasi respon verbal dan non verbal. Menanyakan satu persatu obat yang
 Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan klien, bapak dikenal
sudah cukup hebat dan pintar dan bukan berarti jika
31
tidak punya mobil Bapak akan turun dari jabatan, bapak A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat
masih banyak orang-orang yang tidak bisa makan dan dan guna obat
tidak mempunyai pekerjaan tetapi mereka masih dapat
menjalani kehidupan. P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.
 Menyimpulkan hasil pertemuan, klien terlihat mulai
dapat menerima penjelasan dari perawat
 Mengakhiri pertemuan dan menyepakati pertemuan
besok.

S : Selamat pagi Pak ....


TUK 6  Selamat pak Bapak ? apakah bapak sudah mandi pagi ?
 Apakah bapak masih ingat perjanjian kita bahwa kita Klien mengatakan jika saya tidak
hari ini akan membicarakan apa ? memiliki mobil jabatan saya akan
 Mengevaluasi TUK sebelumnya terutama tentang diturunkan.
kemampuan yang dimiliki klien.
 Mengobservasi kepada klien apa harapan selama Teman-teman saya sudah pakai mobil
dirawat dan apa rencana setelah pulang. semua.
 Membantu klien untuk mengembangkan keinginan dan
kemampuan yang dimiliki. O : Klien menjawab singkat, menunduk,
Saya percaya Bapak pasti bisa asalkan bapak mau bicara pelan
berusaha dan dalam keadaan sembuh A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan
dan kekurangannya.

P : Pertemuan berikutnya tentang


menyelidiki diri.

32
TUK 7  Menyampaikan salam terapeutik selamat pagi Bapak ! S : Saya ingin cepat pulang dan saya ingin
lagi nonton acara apa ? membeli sebuah mobil dan melanjutkan
 Mengevaluasi TUK sebelumnya. kuliah.
 Memberi pujian atas kemampuan yang dimilikinya.
 Membantu membuat rencana realistik sesuai O : Bicara lancar
kemampuan klien Kontak mata lama
 Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan secara
nyata. A : Klien belum dapat menyelidiki dirinya
 Mendorong klien untuk melaksanakan rencana yang dan perlu ditingkatkan lagi.
telah dibuat, mulai nanti sore Bapak sudah bisa
melaksanakan jadwal yang telah kita buat. P : Rencana dilanjutkan dan buat kontrak
 Pertemuan siang ini kita sudah cukup bagus, Bapak pertemuan berikutnya.
sudah dapat membuat jadwal yang telah kita buat

33
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/ penuh, atau kehilangan

minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan

gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-ide pikiran yang

tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-bukti yang nyata.

4.2 Saran

Agar dapat memberikan dukungan mental dan seoptimal pada pasien dalam proses penyembuhan dan

mampu merawat pasien di rumah agar tidak kambuh lagi hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar

pengaruhnya dalam memotivasi pasien untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta

kepercayaan pasien.

34
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga.


Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

Carpenito,J. Lynda. 2012. BukuSaku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.

35

Anda mungkin juga menyukai