Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing :

Evi Tunjung F,S.Kep.Ners.,M.Kep.,SpKepJ

NAMA : Mohammad Efendi Samsudin


NIM : A2R18027

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT III


KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
Desember, 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS
“ WAHAM ”
DI RSJ. Dr. RADJIMAN WIDYODININGRAT LAWANG

I. MASALAH UTAMA
Gangguan sensori presepsi : Waham
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
a. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yangsalah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham
ataudelusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan
semuakenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat,
2009).
b. Etiologi
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran,curiga, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai dengankenyataan
2. Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan
3. Takut, kadang panik
4. Tidak tepat menilai lingkungan / realitas
5. Ekspresi tegang, mudah tersinggung
c. Faktor Presdiposisi
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang
sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011). Waham curiga adalah keyakinan
seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
(Kelliat, 2009).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain
itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010).
Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons
pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga
muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini
biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham
merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada 10 isi pikir dan pasien
skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya
yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya.
Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan
bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan
atau logika (Kusumawati, 2010).
1. Genetis :
diturunkan adanya abnormalis perkembangan system syaraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang mal adaptif.
2. Neurobiologist :
adanya gangguan pada korteks pre frontal.
3. Neurotransmitter :
abnormalitas pada dopamine serotonin dan glutamate.
4. Virus Paparan :
virus influenza pada trimester III
5. Psikologis :
ibu cemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli

d. Faktor Prespitasi
1. Biologis Stressor
biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk
gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi
informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
Pada pasien dengan waham, pemeriksa MRI menunjukkan bahwa derajat lobus
temporal tidak simetris. Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil, sehingga
terjadinya waham kemungkinan melibatkan komponen degeneratif dari neuron.
Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya gangguan
sensori pada sistem saraf atau kesalahan penafsiran dari input sensori karena
terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat penuaan (Boyd, 2005 dalam
Purba dkk, 2008).
2. Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi
dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu Gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti :
gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan
yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres
gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaan,
kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.

e. Perilaku
1. Waham erotomania
Pasien percaya bahwa ada seseorang yang mencintainya. Sering kali
obyek cintanya adalah orang yang penting atau terkenal. Waham ini bisa
menimbulkan perilaku stalking
2. Waham kebesaran
Pasien percaya bahwa dirinya mempunyai nilai, kekuatan, kekuasaan,
kemampuan, atau identitas yang tinggi. Bisa juga pasien merasa
mempunyai bakat hebat atau telah membuat penemuan hebat
3. Waham cemburu
Pasien percaya bahwa pasangannya tidak setia
4. Waham kejar/curiga
Pasien percaya bahwa dirinya atau seseorang yang dekat dengan dirinya
disakiti atau ada orang yang memata-matai mereka, atau ada orang yang
berencana menyakiti mereka. Sering kali waham ini berakibat laporan
berulang ke polisi.
5. Waham somatic : pasien percaya bahwa dia mempunyai cacat
fisik atau penyakit medis

f. Sumber Koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber
koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi.
Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan
pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit,
finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk
memberikan dukungan secara berkesinambungan.

g. Mekanisme Koping
1. Mekanisme Koping
Menurut Hernawati (2008), perilaku yang mewakili upaya untuk
melindungi klien dari pengalaman yang berhubungan dengan respon
neurobiologist yang mal adaptif meliputi :
a. Regresi
Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengatasi ansietas
b.Proyeksi
Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan presepsi
c. Menarik diri
d. Pada keluarga
Mengingkari

III. POHON MASALAH

Kerusakan komunikasi verbal

Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan


Perubahan isi pikir : waham

IV. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


A. Penyebab waham
1. Faktor Biologis
Kelainan genetik/keturunan, kelainan neurologis (misal : gangguan sistem
limbik, gangguan ganglia basalis, tumor otak)
2. Faktor psikodimanik
3. (misal : isolasi sosial, hipersensitif)
4. Maladaptasi
5. Stress berlebihan
B. Gejala dan tanda Mayor
1. Subjectif
- Mengungkapkan isi waham
- Menunjukkan perilaku sesuai isi waham
- Isi pikir tidak sesuai realitas
- Isi pembicaraan sulit dimengerti
2. Objectif
- Menunjukkan perilaku sesuai isi waham
- Isi pikir tidak sesuai realitas
- Isi pembicaraan sulit dimengerti
C. Gejala dan tanda Minor
1. Subjektif
- Merasa sulit berkonsentrasi
- Merasa khawatir
2. Objektif
- Curiga berlebihan
- Waspada berlebihan
- Bicara berlebihan
- Sikap menentang / permusuhan
- Wajah tegang
- Pola tidur berubah
- Tidak mampu mengambil keputusan
- Flight of idea
- Produktifitas kerja menurun
- Tidak mampu merawat diri
- Menarik diri
3. Kondisi Klinis Terkait
- Skizofrenia
- Gangguan sistem limbik
- Gangguan ganglia basalis
- Tumor otak
- Depresi

V. Rencana Tindakan

TERAPI KEMAMPUAN 1 SP

Klien 1. Membantu orientasi realita SP 1


2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien SP 2


2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
3. Melatih kemampuan yang dimiliki

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien SP 3


2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

VI. Strategi Pelaksanaan


KEMAMPUAN SI
Untuk klien
Masalah : Waham

Pertemuan : Ke-1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien mengatakan sering curiga berlebihan, waspada berlebihan,
bicara berlebihan, wajah tegang, pola tidur berubah, tidak mampu merawat
diri dan menarik diri.
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Waham
3. TUK :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu klien mempercayai orang disekitar
c. Mengajarkan klien mengontrol rasa berlebihannya terhadap apapun
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Orientasi :

1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama Saya SS, senang
dipanggil S. Nama D siapa? Senang dipanggil apa”

2. Evaluasi / validasi
“ Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini”

3. Kontrak
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap perasaan yang sering kali
berlebihan dan tidak dapat mempercayai seseorang ?Di mana kita duduk? Di
ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit “

Kerja :

“ Apakah D suka mempunyai perasaan yang berlebihan terhadap seseorang ? Apa yang
membuat anda suka curiga?”

“Apakah terus-menerus curiga ? Kapan rasa curiga itu terus muncul ? Berapa kali sehari
D alami? Pada keadaan apa rasa curiga itu muncul? Apakah pada waktu sendiri?”

“ Apa yang D rasakan pada saat perasaan curiga ?”

“ Apa yang D lakukan perasaan curiga itu muncul ? Bagaimana kalau kita belajar cara-
cara untuk mencegah perasaan yang terus menerus curiga ?

“D, ada beberapa cara untuk mencegah rasa – rasa curiga itu muncul. Pertama, dengan
mempercayai orang – orang yang ada disekililingmu. Kedua dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang
ke empat minum obat dengan teratur.”
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan curiga itu muncul, langsung D berdoa.
Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tidak muncul lagi. Coba D peragakan!
Nah begitu ….bagus! Coba lagi ! Ya bagus D sudah bisa”

Terminasi:

1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?”
2. Evaluasi Objektif
” Coba sebutkan 4 cara untuk mencegah perasaan curiga itu agar tidak muncul
kembali.”
3. Rencana tindak lanjut
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana
kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?(Saudara
masukkan kegiatan latihan menghardik waham dalam jadwal kegiatan harian
pasien).
4. Kontrak
a. Topik : “Bagaimana kalau kita bertemu untuk belajar dan latihan
mengendalikan perasaan yang berlebih kita akan berlatih?
b. Tempat : “Dimana tempatnya”
c. Waktu : Jam berapa D bisa.
“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

Masalah : Waham

Pertemuan : Ke 2

A. Proses Keperawatan

a. Kondisi : Klien mengatakan sering merasakan perasaan curiga yang berlebihan.


Perasaan itu kadang-kadang membuat dirinya sangat takut. Klien terlihat sering
merasa khawatir.
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Waham Curiga
3. TUK :
a. Melatih klien mengontrol perasaan dengan bercakap-cakap dengan orang lain
B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

Orientasi :

1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum D.
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah rasa curiga itu masih muncul?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan perasaan –
perasaan curiga itu Bagus !
3. Kontrak
Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol rasa curiga
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 2 menit.
Mau di mana? Di sini saja? “

Kerja :

“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol rasa curiga itu yang lain adalah bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau D mulai merasa curiga, langsung saja cari teman
untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini;…. Tolong
, saya mulai merasakan perasaan itu kembali. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada
orang dirumah misalnya Kakak D katakan : Kak, ayo ngobrol dengan D. D sedang
bergelut dengan perasaan curiga. Begitu D, Coba D lakukan seperti saya tadi lakukan.
Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!”

Terminasi:

1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan D setelah latihan ini?”
2. Evaluasi Objektif
” Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk mencegah perasaan itu?
Bagus, cobalah kedua caraini kalau D mengalami rasa curiga lagi”.
3. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau jam
berapa latihan bercakpa-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta
sewaktu-waktu perasaan itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi”.
4. Kontrak
a. Topik :Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan
aktivitas terjadwal?
b. Tempat : “Mau di mana. Di sini lagi?”
c. Waktu : Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?.
Sampai besok ya. Assalamualaikum’’
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2010. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta :


FIK,Universitas Indonesia

Aziz R, dkk. 2015. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. AminoGondoutomo.

Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan JiwA . Jakarta : Salemba Medika

https://www.google.com/search?
newwindow=1&safe=strict&ei=SLEX5SQA4qGyAO_3qL4Cg&q=faktor+predisposisi+waham&oq=fakto
r&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQARgCMgQIABBDMgQIABBDMgQIABBDMgQIABBDMgQIABBDMgQIABBDMg
gIABCxAxCDATICCAAyAggAMggIABCxAxCDAToOCAAQ6gIQtAIQmgEQ5QI6BQgAELEDOgUILhCxA1Dm
iAZY1p8GYJaHB2gBcAF4AIABzAGIAcoGkgEFMS40LjGYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6sAEGwAEB&sclient=
psy-ab

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-aidatuzzuy-6728-2-babii.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31777/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

SDKI Hal : 228

https://www.google.com/search?
q=tanda+tanda+waham&oq=tanda+tanda+waham&aqs=chrome..69i57j0i22i30.4361j0j7&sourceid=
chrome&ie=UTF-8

https://rsjsoerojo.co.id/2016/02/16/waham-delusi-dapat-menjangkit-siapa-saja-yukk-kenali-
gejalanya/#:~:text=Manifestasi%20klinik%20waham%20yaitu%20berupa,lain%2C%20lingkungan)
%2C%20takut%2C

Anda mungkin juga menyukai