Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIA DENGAN GANGGUAN WAHAM

Diajukan untuk memnuhi salah satu tugas keperwatan Jiwa

Disusun Oleh

Ditya Ayu Diningsih

2006277073

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS

2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM

I. Masalah Utama
Gangguan proses pikir : Waham
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Definisi
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim
Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi
dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan
dalam kenyataan (Harold I, 1998).

B. Etiologi
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi
realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien
tidak dapat membedakan rangsangan intern  al dan eksternal, tidak dapat
membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara
akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu
fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi
sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan

2
menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial
mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non
verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan
sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka
gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.

C. Respon Neurobiologis
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan maladaptive dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rentang Respon
Neurobiologis

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Respon maladaptif


- Persepsi akurat. - Ilusi - Gangguan proses
- Emosi konsisten - Reaksi emosi pikir/delusi/waham
dengan pengalaman. berlebihan atau - Halusinasi
- Perilaku sesuai kurang - Sulit berespon emosi
- Berhubungan sosial. - Prilaku aneh - Perilaku disorganisasi
- Menarik diri - Isolasi sosial

Dari rentang respon neurobilogis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon
secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada
keadaan diantara adaptif dan maladaptive kadang – kadang pikiran menyimpang atau
perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir logis dan pikiran
individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptive dan ia akan
mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Mekanisme koping dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :

3
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntunan situasi
stress.

a. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan


pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan
personel seseorang.
2. Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat membantu
mengatasi cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat dasar dan
melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptive terhadap stress. (Anonymous, 2009).

D. Proses terjadinya Waham


- Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak
menyenangkan.
- Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang
menyalahartikan kesan terhadap kejadian
- Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak
dapat diterima menjadi bagian eksternal
- Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada
diri sendiri atau orang lain.

E. Faktor Penyebab Terjadinya Waham


1) Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis

4
- Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal
- Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik
- Gangguan tumbuh kembang
- Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
b. Faktor Genetik
- Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia
c. Faktor Psikologis
- Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif
- Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan
- Konflik perkawinan
- Komunikasi “double bind”
- Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial 
- Stress yang menumpuk
2) Faktor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari
kelompok.
b. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat
halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita
c. Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi
realiata.

F. Jenis-jenis Waham
Menurut  Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :

5
1. Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal
seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan
dan berhenti dua kali.
2. Waham Sekunder
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita
untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.
Ada beberapa jenis waham :
1. Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau
kejelekannya sedang dibicarakan.
2. Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya
bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam
perutnya.
3. Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau
kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca
pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
4. Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak
dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak
baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik
6. Waham Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh
orang lain atau suatu kekuatan yang aneh

6
7. Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah
merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan
8. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

9. Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya.

G. Karakteristik atau Kriteria Waham


- Klien percaya bahwa keyakinannya benar
- Bersifat egosentris
- Tidak sesuai dengan rasio atau logika
- Klien hidup menurut wahamnya

H. Tanda dan Gejala


1. Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresif

7
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsif
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
I. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizoprenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizoprenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998)
antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis – jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premedikasi dalam anestesi, dan mengurangi
gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal 3 x 25mg, kemudian
dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis tinggi 1000mg/hari
secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organic, dan gangguan psikotik menarik
diri, dosis awal 3 x 1mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis , dan mania, dosis
awal 3 x 0,5mg sampai 3mg.

8
2) Anti Parkinson
a) Triheksipenydil (Artane)
Untuk semua bentuk parkinsonisme dan untuk menghilangkan reaksi
ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan 1-15mg/hari.
b) Difenhidramin
Dosis yang diberikan 10-400mg/hari.
3) Anti Depresan
a) Amitriptylin
Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatic.
Dosis 75-300mg/hari.
b) Imipramin
Untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotic.
Dosis awal 25mg/hari, dosis pemeliharaan 50-75mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengontrol ansietas, kelainan somatroform,
keluhan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-
gejala insomnia dan ansietas. Obat-obat yang termasuk anti ansietas antara
lain :
- Fenobarbital 16-320mg/hari
- Meprobamat 200-2400mg/hari
- Klordiazepoksida 15-100mg/hari
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling
percaya. Terapi individu lebih efektif daripada terapi kelompok. Terapis tidak
boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus menerus
membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur, dan membuat
perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang
kuat dan saling percaya dengan klien. Terapis perlu menyatakan kepada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan

9
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan
wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realistis.
Terapis harus bersikap empati terhadap pengalaman internal klien dan
harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien sehingga mampu
menghilangkan ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu klien
memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku,
perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul.
Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu
hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terapeutik dapat
dilakukan.

c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien,
sebagai sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat
dalam membantu ahli terapi dan membantu perawatan klien.

J. Pohon Masalah dan Analisa Data

Resiko Tinggi,
mencederai diri,
orang lain dan
lingkungan

Perubahan Isi Pikir : Kerusakan


Waham Komunikasi
Verbal

Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah

10
K. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
- Perubahan Isi Pikir : Waham
- Resiko mencederai diri sendiri dan lingkungan
- Gangguan konsep diri : harga diri rendah
- Kerusakan komunikasi verbal

L. Rencana Tindakan Keperawatan


PERENCANAAN
No Diagnosa
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI

Gangguan TUM : 1.1 Setelah ... X interaksi - Bina hubungan saling


proses Klien dapat klien : percaya dengan klien
pikir : mengontrol wahamnya a. Mau menerima a. Beri salam
waham TUK : kehadiran perawat b. Perkenalkan diri,
disampingnya Tanyakan nama,
1. Klien dapat
b. Mengatakan mau serta nama
membina
menerima bantuan panggilan yang
hubungan saling
perawat disukai
percaya dengan
c. Tidak menunjukkan c. Jelaskan tujuan
perawat
tanda-tanda curiga interaksi
d. Mengijinkan duduk d. Yakinkan klien
disamping dalam keadaan aman
dan perawat siap
menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap

11
terbuka dan jujur
g. Perhatikan
kebutuhan dasar dan
bantu pasien
memenuhinya
TUK : 1.2 Setelah ... X interaksi - Bantu klien untuk
2. Klien dapat Klien : mengungkapkan
mengidentifikasi a. Klien perasaan dan pikirannya
perasaan yang menceritakan ide- a. Diskusikan dengan
muncul secara ide dan perasaan klien pengalaman
berulang dalam yang muncul yang dialami selama
pikiran klien secara berulang ini termasuk
dalam pikirannya hubungan dengan
orang yang berarti,
lingkungan kerja,
sekolah, dsb
b. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati tanpa
mendukung atau
menentang
pernyataan
wahamnya
c. Katakan perawat
dapat memahami
apa yang diceritakan
klien
TUK : 1.3 Setelah ... X interaksi - Bantu klien
3. Klien dapat klien mengidentifikasi
mengidentifikasi a. Dapat kebutuhan yang tidak

12
stresor atau menyebutkan terpenuhi serta kejadian
pencetus kejadian sesuai yang menjadi faktor
wahamnya dengan urutan pencetus wahamnya
waktu serta a. Diskusikan dengan
harapan atau klien tentang
kebutuhan dasar kejadian-kejadian
yang tidak traumatik yang
terpenuhi seperti menimbulkan rasa
harga diri, rasa takut, ansietas
aman, dsb maupun perasaan
b. Dapat tidak dihargai
menyebutkan b. Diskusikan
hubungan antara kebutuhan atau
kejadian traumatik harapan yang belum
kebutuhan tidak terpenuhi
terpenuhi dengan c. Diskusikan cara-cara
wahamnya mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi
dan kejadian
traumatik
d. Diskusikan dengan
klien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya
TUK 1.4 Setelah ... X interaksi - Bantu klien
4. Klien dapat klien menyebutkan mengidentifikasi
mengidentifikasi perbedaan pengalaman keyakinan yang salam
wahamnya nyata dengan tentan situasi yang nyata
pengalaman (bila klien sudah siap)

13
wahamnya a. Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada
klien akan keraguan
perawat tehadap
pernyataan klien
c. Diskusikan dengan
klien respon
perasaan terhadap
wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi, intensitas
dan durasi terjadinya
waham
e. Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien
TUK 1.5 Setelah ... X interaksi - Diskusikan tentang
5. Klien dapat klien menjelaskan pengalaman-pengalaman
mengidentifikasi gangguan fungsi hidup yang tidak
konsekuensi dari sehari-hari yang menguntungkan sebagai
wahamnya diakibatkan ide-ide akibat dari wahamnya
atau pikirannya yang seperti :Hambatan
tidak sesuai dengan dalam berinteraksi
kenyataan seperti : dengan keluarga,
a. Hubungan dengan Hambatan dalam

14
keluarga interaksi dengan orang
b. Hubungan dengan lain dalam melakukan
orang lain aktivitas sehari-hari
c. Aktivitas sehari- - Ajak klien melihat
hari bahwa waham
d. Pekerjaan tersebut adalah
e. Sekolah masalah yang
f. Prestasi, dsb membutuhkan
bantuan dari orang
lain
- Diskusikan dengan
klien tentang orang
atau tempat ia dapat
meminta bantuan
apabila wahamnya
timbul atau sulit di
kendalikan

TUK 1.6 Setelah ...X interaksi - Diskusikan hobi atau


6. Klien dapat klien melakukan aktivitas yang
melakukan teknik aktivitas yang disukainya
distraksi sebagai konstruktif sesuai - Anjurkan klien memilih
cara menghentikan dengan minatnya yang dan melakukan aktivitas
pikiran yang dapat menglihkan yang membutuhkan
terpusat pada fokus klien dari perhatian dan
wahamnya wahamnya keterampilan
- Ikut sertakan klien
dalam aktivitas fisik
yang membutuhkan
perhatian sebagai
15
pengisi waktu luang
- Libatkan klien pada
topik-topik yang nyata
- Anjurkan klien untuk
bertanggung jawab
secara personal dalam
mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan
dan pemulihannya
- Beri penghargaan bagi
setiap upaya klien yang
positif
TUK 1.7 Setelah ... X interaksi - Diskusikan pentingnya
7. Klien mendapat keluarga dapat peran keluarga sebagai
dukungan keluarga menjelaskan tentang pendukung untuk
cara mempraktekkan mengatasi waham
cara merawat klien - Diskusikan potensi
waham keluarga untuk
membantu klien
mengatasi waham
- Jelaskan pada keluarga
tentang
a. Pengertian
waham
b. Tanda gejala
waham
c. Penyebap dan
akibat waham
d. Cara merawat
klien waham

16
- Latih keluarga cara
merawat waham
- Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatih
- Beri pujian pada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien di rumah
TUK 1.8 Setelah ... X interaksi - Diskusikan dengan
8. Klien dapat dengan klien, dapat klien tentang manfaat
memanfaatkan mendemonstrasikan dan kerugian tidak
obat dengan baik penggunaan obat minum obat
dengan baik - Pantau klien saat
penggunaan obat, beri
1.9 Setelah ... X interaksi pujian jika klien
klien menyebutkan menggunakan obat
akibat berhenti minum dengan benar
obat tanpa konsultasi - Diskusikan akibat klien
dengan dokter berhenti minum obat
tanpa konsultasi dengan
dokter
- Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
perawat atau dokter jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.

17
M. Implementasi Keperawatan
Masalah TIndakan Keperawatan untuk TIndakan Keperawatan untuk
Pasien
Keperawatan Keluarga

Waham SP I p SP I k

1. Membantu orientasi realita 1. Mendiskusikan masalah yang


dirasakan keluarga dalam
2. Mendiskusikan kebutuhan yang merawat pasien
tidak terpenuhi
2. Menjelaskan pengertian, tanda
3. Membantu pasien memenuhi dan gejala waham, dan jenis
kebutuhannya waham yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal 3. Menjelaskan cara-cara merawat
kegiatan harian pasien waham

SP II p SP II k

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga


harian pasien mempraktekkan cara merawat
pasien dengan waham
2. Berdiskusi tentang kemampuan
yang dimiliki 2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung kepada
3. Melatih kemampuan yang
pasien waham
dimiliki

SP III k
SP III p

1. Membantu keluarga membuat


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
jadwal aktifitas di rumah
harian pasien
termasuk minum obat
2. Memberikan pendidikan
2. Mendiskusikan sumber rujukan
kesehatan tentang penggunaan
yang bisa dijangkau keluarga.
obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien

18
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

N. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melaksanakan implenetasi dari rencana
keperawatana yang telah dilakukan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. amino
Gondoutomo
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
Keliat Budi A. 1999. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung :
RSJP.
Townsend M.C. 1998. Diagnose keperawatan pada keperawatan psikiatri; Pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC

20

Anda mungkin juga menyukai