3
mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada
saat pasien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien lebih sering
menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase peningkatan (improving) Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai
upaya koreksi, keyakinan yang salah pada pasien akan meningkat. Jenis waham
sering berkaitan dengan kejadian traumatik masa lalu atau berbagai kebutuhan
yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit
untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
V. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
2 Halusinasi
a) pengalaman indera tanpa perangsang pada alat indera yang bersangkutan
b) perasaan ada sesuatu tanpa adanya rangsangan sensorik, misalnya penglihatan
rasa, bau, atau sensorium yang sepenuhnya merupakan imajinasi
c) mengalami dunia seperti dalam mimpi
3 Kerusakan proses emosi
a) luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
b) keadaan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan
c) marah, amuk, depresi, tidak berespon
Data Obyektif :
1. Marah – marah tanpa sebab
2. Banyak berkata – kata
3. Menyendiri
4. Sirkumtansial
5. Inkoheren
6. Marah – marah karena hal yang sepele
7. Pernyataannya tidak terbantah
Diagnosa
SP Pasien SP Keluarga
Keperawatan
GPP : Waham SP I p SP I k
6
Membina hubungan saling percaya Mendiskusikan masalah
Membantu orientasi realita
yang dirasakan keluarga
Mendiskusikan kebutuhan yang tidak
dalam marawat pasien
terpenuhi
Menjelaskan pengertian
Membantu pasien memenuhi
tanda dan gejala waham
kebutuhannya
Menganjurkan pasien memasukkan dan jenis waham yang
dalam jadwal kegiatan harian dialami pasien beserta
proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara
merawat pasien waham
SP II p
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
SP II k
pasien
Berdiskusi tentang kemampuan yang Melatih keluarga
dimiliki mempraktekkan cara
Melatih kemampuan yang dimiliki
merawat pasien dengan
Menganjurkan pasien memasukkan
waham
ke dalam jadwal kegiatan harian
Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung
SP III p pasien waham
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
Memberikan pendidikan kesehatan
SP III k
tentang penggunaan obat secara
Membantu keluarga
teratur
membuat jadwal aktifitas d
Menganjurkan pasien memasukkan
rumah termasuk minum
dalam jadwal kegiatan harian
obat (discharge planning)
Mendiskusikan sumber
rujukan yang bisa dijangkau
keluarga
7
Strategi Pelaksanaan Waham
I. Proses Keperwatan
A. Kondisi Klien
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya tentang agama, klien
mengatakan sering menjalankan sholat sunah berulang kali secara berlebih,
klien mengatakan menjalankan ibadah sholat karena ingin masuk surga, klien
tampak menyendiri, klien tampak sedang mengambil wudhu untuk solat
dilakukan berulang kali, klien tampak sedang menjalankan ibadah sholat
setiap 5 menit secara berulang kali dan tampak selalu bershalawat. Klien
mengakui bahwa dirinya adalah nabi.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham kebesaran
C. Tujuan Khusus
Klien mampu membina hubungan saling percaya
Klien mampu berorientasi pada realitas
Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Klien mampu memenuhi kebutuhannya
Klien mampu memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
D. Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya
Bantu orientasi realita
Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
8
Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“perkenalkan nama saya ..... (sebutkan nama) saya lebih senang dipanggil suster ...
(nama panggilan)” “ibu, saya mahasiswa S1 Keperawatan dari ...., saya akan praktek
disini selama 3 hari, dari pukul 07.00-14.00 WIB.”
“sekarang saya ingin mengetahui nama ibu, nama ibu siapa?”
“ibu lebih senang dipanggil dengan nama apa?”
2. Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“apakah semalam tidurnya nyenyak?”
3. Kontrak :
a) Topik : “ibu, hari ini saya ingin berbincang-bincang dengan ibu.”
b) Waktu: “kita berbincang-bincang 15 menit ya bu”.
c) Tempat: “kita berbincang-bincang di teras ya bu”.
d) Tujuan: “mari kita berbicara agar kita saling mengenal, dan ibu dapat
menceritakan masalah ibu kepada saya, berdiskusi tentang kebutuhan ibu yang
tidak terpenuhi, bagaimana apakah ibu setuju?”.
9
“saya harap ibu bisa lebih rajin lagi mengajinya dan coba ibu melihat buku panduan untuk
mengaji supaya bacaannya benar. Dan ibu bisa masukkan kegiatan ini ke dalam jadwal
kegiatan harian ibu.”
TERMINASI
1. Evaluasi respons klien berharap tindakkan keperawatan
a) Evaluasi klien (Subjektif)
“ bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”
b) Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
“ bisa ibu ulangi kembali bagaimana cara membacanya secara baik dan benar ? iya
bagus ibu.”
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
“saya harap apa yang kita bicarakan tadi bisa ibu lakukan. Ibu juga bisa melakukan
kegiatan tersebut bersama teman-teman disini.” Jangan lupa masukkan dalam jadwal
kegiatan harian ya bu.
3. Kontrak Topik yang akan datang :
a) Topik: “besok kita berbincang-bincang lagi, kita akan berbincang-bincang tentang
kemampuan ibu selain melakukan kegiatan tersebut”
b) Waktu : “ ibu besok kita berbincang-bincang jam 10.00-10.15 WIB ya.”
c) Tempat: “ tempatnya disini lagi. Sekarang saya permisi ke ruangan dulu. Selamat
siang.”
Daftar Pustaka
Santoso, Budi. (2005 – 2006). Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta: Prima Medika.
Stuart, G.W. dan Sundden, S.J. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Keliat Budi A. (2006). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.
Yosep Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama.
10