Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN

WAHAM CURIGA

Di susun oleh :
MINCE ANGRENY SIMA
19.04.045

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Gangguan Proses Pikir Waham
a. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya
penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orangtua dan aniaya. (Budi
Anna Keliat,2010).
b. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya,
biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,2015)
c. Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam
kenyataan (Harold I, 2014).

II. Proses Terjadinya Masalah 
A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya suatu masalah terdiri dari : Pertama
adalah Faktor Genetik, faktor genetikini terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama. Kedua
adalah Faktor Bioligi meliputi: Gangguan tumbuh kembang,terdapat lesi pada korteks
frontal, temporal dan limbik. Yang ketiga adalah Faktor Psikologis seperti: Ibu pengasuh
yang cemas/over protektif, tidak sensitif, Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian
yang berlebihan dan Konflik perkawinan, Sosial budaya,Kemiskinan, Ketidak
harmonisan sosial dan Stress yang menumpuk.
B. Faktor Presipitasi
Faktor Presipitasi yang menyebabkan terjadinya suatu masalah terdiri dari: Pertama
adalah Stressor sosial budaya seperti terjadinyaStres dan kecemasan akan meningkat bila
terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting,atau
diasingkan dari kelompok. Kedua adalah Faktor Biokimia Penelitian tentang pengaruh
dopamine, inorefinefrin,zat halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita. Ketiga
adalah Faktor Psikologi: Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai
terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi
realiata.
C. Jenis
Jenis-Jenis Waham, Meliputi :
1) Waham Kebesaran: Individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan
khusus yang diucapkan berulangkali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
2) Waham Curiga: Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan
3) Waham Agama: Individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
4) Waham Somatic: Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu
atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
5) Waham Nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidakada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
6) Waham Kontrol Pikir: Keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di
luar dirinya.
D. Fase-Fase
Menurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase,yaitu :
1) Fase Of Human Need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk
melakukankompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosialdan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
2) Fase Lack Of Self Esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self idealdengan self reality (keyataandengan harapan) serta
dorongn kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya.
3) Fase Control Internal External
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakiniatau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupikekurangan dan tidak sesuai dengan keyataan,
tetapimenghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangatberat, karena
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untukdianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritasdalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhisejak kecil secara optimal.Lingkungan sekitar klien mencobamemberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itutidak benar.
4) Fase Envinment Support 
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalamlingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lamakelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebutsebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidakberfungsinya norma (super ego) yang
ditandai dengan tidakada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5) Fase Comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannyaserta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akanmempercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertaihalusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.Selanjutnya
klien sering menyendiri dan menghindari interaksisosial (isolasi sosial).
6) Fase Improving 
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi,setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akanmeningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitandengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yangtidak terpenuhi
(rantai yang hilang). Waham bersifat menetapdan sulit untuk dikoreksi. Isi waham
dapat menimbulkanancaman diri dan orang lain.
E. Rentang Respon Neurobiologist 
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikantentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskansebagai berikut ( stuart dan sundeen,
1998 hal 302) :
Respon Adaptif  Respon Maldaptif
1. Pikiran Logis  Proses Pikir  GPP: Waham
2. Persepsi Akurat  Kadang Ilusi  PSP : Halusinasi
3. Emosi Konsisten  Emosi +/-  Kerusakan Emosi
4. Perilaku Sesuai  Prilaku Tidak Sesuai  Prilaku Tidak Sesuai
5. Hubungan Sosial  Menarik Diri  Isolasi Sosial
Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bilaindividu merespon
secara adaptif maka individu akan berfikir secaralogis. Apabila individu berada pada
keadaan diantara adaptif danmaladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau
perubahan isi pikirterganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara logis dan
pikiranindividu mulai menyimpang maka ia makan berespon secaramaladaptif dan ia
akan mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.
F. Mekanisme Koping
Mekanisme Koping Dapat Dibedakan Menjadi Dua Yaitu :
1) Reaksi Yang Berorientasi Pada Tugas: Yaitu upaya yangdisadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhisecara reakstik tuntunan situasi stress seperti
prilakumenyerang dan menarik diri.
2) Mekanisme Pertahana Ego: Merupakan mekanismne yangdapat membantu mengatasi
cemas, jika berlangsung padatingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan
disorientasirealitas, maka mekanisme ini dapat merupakan responmaladaptive
terhadap stress. (Anonymous, 2009).
III. A. Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga

Harga Diri Rendah


Regimen Terapeutik

In Efektif

Koping Keluarga In Efektif

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1) Kerusakan Komunikasi : Verbal
Data subjektif
Klien mengatakan bahwa orang lain tidak mengerti dengan ucapannya.
Data Objektif
- Klien tampak banyak bicara dan mendominasi pembicaraan.
- Klien tampak sulit diberi pengertian, hanya mau bicara denganorang-orang
tertentu saja.
2) Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
Data Subjektif
- Klien mengatakan bahwa orang - orang disekitarnya akan mencederai dirinya
dan dikatakan berulang-ulang.
- Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain.

Data Objektif
Klien tampak mondar-mandir tak menentu.
3) Harga Diri Rendah
Data Subjektif
- Klien mengatakan saya tidak mempunyai masa depan lagi.
- Klien mengatakan sedih karna kehilangan pekerjaan.
Data Objektif
- Ekspresi muka klien tampak sedih dan murung
- Klien tampak menatap sebentar kemudian memalingkan muka.
4) Koping Keluarga In Efektif
Data Subjektif
Klien mengatakan tidak diperhatikan keluarga.
Data Objektif
Keluarga tidak mampu merawat klien.
5) Regimen Terapeutik In Efektif
Data Subjektif
Keluarga mengatakan bahwa Klien dirawat untuk yang ke 3 kalinya.
Data Objektif

IV. Diagnosa Keperawatan


1) Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga
2) Harga Diri Rendah
3) Koping Keluarga In Efektif
4) Regimen Terapeutik In Efektif
5) Kerusakan Komunikasi : Verbal

V. Rencana Tindakan Keperawatan
Terlampir

VI. Sumber
Stuart Gail.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC
Komalasari.Renata.2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

I. PROSES KEPERAWATAN 
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akanmencederai dirinya dan
dikatakan berulang-ulang. Klienmengatakan tidak mau kontak dengan orang lain. Klien
tampakmondar-mandir tak menentu.
B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga.
C. Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
D. Tindakan Keperawatan
1) Membina Hubungan Saling Percaya Dengan Klien:
 Beri salam terapeutik
 Perkenalkan diri
 Jelaskan tujuan Interaksi
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Buat kontrak ygJelas [topik, waktu, tempat]

II. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Lia saya mahasiswadari stikes Abdi
Nusantaa Jakarta. Hari ini saya bertugasmerawat ibu saya bertugas dari jam 07.00
-14.00. Nama Ibusiapa ? Ibu lebih senang di panggil, apa bu ?”
2. Evaluasi /Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ada keluhan yang iburasakan? tampaknya ibu
terlihat segar, tetapi apa yangmembuat ibu terlihat begitu curiga terhadap saya? Jika
ibu tidakkeberatan ibu bisa Ceritakan apa yang ibu rasakan ?”
3. Kontrak
a) Tujuan Interaksi
“Baik ibu tujuan saya menemui ibu saat ini adalah inginberbincang-
bincang dan mengenal lebih dekat tentangibu sehingga kita bisa saling kenal,
dan dapatmeningkatkan hubungan saling percaya antara ibu dansaya.”
b) Topik
“Baiklah bu topik yang akan kita bicarakan tentangmembina hubungan saling
percaya antara ibu denganperawat.”
c) Tempat
“Tempatnya di bangku taman ya Bu”
d) Waktu
“Ibu mau bertemu jam berapa ? Bagaimana jika jam10.00, tidak lama bu sekitar
20 menit. Bagaimana bu,apakah ibu setuju ?
B. Kerja
“Baiklah mari kita mulai bu.“Ibu tidak usah meras khawatir karena kita berada
ditempat yang aman bu, saya ingin bertanya, ibu sudah berapa lama disini?, ibu masih
ingat tidak apa yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Ibu bisa ceritakan apa yang ibu
rasakan saat ini ? sekarang coba ibu ceritakan pengalaman yang pernah ibu alami
misalnya bagaimana hubungan ibu dan keluarga atau dengan teman-teman ibu seperti
apa? Oh jadi ibu selalu merasa bahwa orang-orang disekitar ibu akan mencederai ibu.
Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi pikiran tersebut yang datang
sewaktu-waktu itu?” Apakah ibu merasa takut di cederai kepada semua orang atau
orang tertentu saja? Saya memahami apa yang ibu rasakan dan saya mengerti dengan
kondisi ibu saat ini, tapi jika saya boleh menyarankan jika perasaan takut dicederai itu
datang ibu bisa katakan kepada diri ibu sendiri bahwa perasaan tersebut bohong dan
tidak benar karna semua orang disi menyayangi ibu”.
C. TERMINASI
1. Evaluasi Respons Klien Berharap Tindakkan Keperawatan
Subyektif :
”Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”
Obyektif :
“Apakah ibu masih ingat dengan nama ibu sendiri, lalu apakah ibu masih ingat
dengan nama saya?. Sekarang coba ibu ceritakan lagi apa yang sudah kita
diskusikan tadi. Ya Bagus Bu,rasa berharap ibu lebih bisa mengungkapkan perasaan
ibu danlebih terbuka ya bu”
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan).
“Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah mengetahui bahwa ibu dapat
menyebutkan nama ibu dan ibu juga sudah
bisa menceritakan perasaan curiga yang ibu alami. Saya berharap setiap ibu
bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan saya, ibu mau memanggil saya,
sehingga selama ibu di sini dapat bekerjasama dengan saya dan perawat
lainnya,sehingga mempercepat proses kesembuhan ibu”.
3. Kontrak Topik Yang Akan Datang :
1) Topik : “Besok kita akan berdiskusi membahas apakah perasaan curiga yang ibu
miliki mengganggu aktivitas ibusehari-hari.? Apa kah ibu bersedia?
2) Waktu :“Untuk waktunya,ibu mau bertemu jam berapa,bagaimana jika jam
10.00, tidak lama bu hanya 20 menit”.
3) Tempat : “Tempatnya di bangku taman., Bagaimana buapakah ibu setuju?.
Baiklah bu saya permisi dulu.”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa


_______________________________________________

Nama : __________________ Ruangan : ________________ No. RM :


__________________

IMPLEMENTASI TINDAKKAN KEPERAWATAN EVALUASI


Tgl : 27 April 2020 S : Klien mengatakan merasa senaang
Jam : 14:00 dan nyaman
DS : Klien mengatakan merasa senang dan nyaman O : Klien mampu menyebutkan nama
DO : Klien mampu menyebutkan nama A : Klien mampu membina hubungan
Diagnosis Keperawatan : Gangguan Proses pikir : saling percaya
Waham Curiga P : Anjurkan klien masukkan ke
jadwal
Tindakkan keperawatan :
Membina hubungan saling percaya dengan klien

Rencana tindak lanjut :


- Beri salam terapeutik
- Perkenalan diri
- Jelaskan tujuan interaksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Buat kontra yang jelas (topik, waktu, tempat

JADWAL KEGIATAN HARIAN

Nama : ………………………….

Ruangan : ………………………….

No Jam Kegiatan Tanggal Kegiatan Ket

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

KETERANGAN :

Isi kolom tanggal kegiatan dengan :

M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain

B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain

T : jika bergantung penuh pada orang lain

Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta kendalanya

Anda mungkin juga menyukai