Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO PRE-POST CONFERENCE

Karu sebagai Nelmi


Katim sebagai A. Nurfaizzah
PA 1 sebagai Desi
PA 2 Sebagai Ermanilda
Pada pagi hari di RS Islam Faisal, di ruang penyakit dalam akan diadakan kegiatan
pre-post conference. Setelah melakukan operan, Katim 1 berkumpul dengan perawat
associatenya untuk melakukan pre conference.
A. Nurfaizzah : “Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi rekan-rekan semua. Puji syukur kita ucapkan kepada Allah
SWT. Alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan. Sehingga pada pagi
ini tanggal 16 Februari 2017 kita bisa berkumpul untuk menjalankan pre
conference. Sebelumnya marilah kita berdoa bersama menurut agaman dan
kepercayaan masing-masing. Untuk selanjutnya kita diskusikan bersama
kondisi dan keadaan klien yang ada di ruangan kita.
Pada pagi hari ini di ruangan Ar-Rahman terdapat pasien sebanyak 2 pasien.
Pasien nomer 1 yang bernama Nn. P yang berumur 22 tahun dengan diagnosa
medis dyspepsia. Saat ini klien masih mengeluh nyeri abdomen pada kuadran
kiri atas yang dirasakan hilang timbul, kemudian klien masih mengatakan
sering mual dan muntah 2 kali sekitar pukul 04.00-06.30 pagi hari ini.
Kemudian klien mengatakan masih kurang nafsu makan.
Dan setelah dilakukan observasi terhadap klien, klien tampak terbaring lemah
di atas tempat tidur. Orang tua klien mengatakan sejak kemarin malam klien
tidak mau makan. Dapat saya tarik setidaknya ada dua diagnose keperawatan
yang muncul, yaitu:
1. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi mukosa lambung
2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake dan output
yang tidakseimbang,
Untuk rencana tindakan saya serahkan kepada Sus Desi dapat memaparkan
intervensi yang akan dilakukan.”

Desi : Terima kasih kepada ibu katim. Adapun yang akan saya lakukan untuk
mengatasi keluhan klien tersebut, yaitu: untuk keluhan nyeri, akan dilakukan
beberapa tindakan keperawatan yaitu :
1. Mengkaji skala nyeri klien untuk memudahkan menentukan prioritas
tindakan.
2. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi,
4. Mengukur Tanda-Tanda Vital,
Setelah dilakukan tindakan tersebut, diharapkan ada perubahan terhadap
klien berupa nyeri berkurang sehingga dapat ditoleransi.
Untuk diagnose kedua, akan dilakukan tindakan keperawatan seperti :
1. Mengkaji pola makan klien
2. pantau intake dan output klien
3. menganjurkan untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering,
4. menganjurkan makan makanan yang bervariasi.
Setelah dilakukan tindakan tersebut, diharapkan klien menunjukkan
perubahan berupa nafsu makan meningkat sehingga kebutuhan nutrisi klien
dapat terpenuhi.

A. Nurfaizzah : “untuk tindakan kolaborasi atau pengobatan, apa saja yang akan anda
lakukan?”

Desi : “sesuai instruksi dokter, untuk rencana kolaborasi pemberian obat analgetik
berupa ketorolac 1 amp/ iv, dan pemberian antasida berupara nitidine 1
amp/iv yang diberikan pada pukul 12.00 siang.”

A. Nurfaizzah : “Baik terima kasih untuk Sus Desi. Setelah pre conference ini intervensinya
bisa dilakukan. Selanjutnya untuk pasien nomer 2 yang bernamaNy. Xberusia
52 tahun dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus. Saat ini klien mengeluh
nyeri pada tumit, setelah dilakukan observasi, tampak luka diabetic klien
semakin meluas. Maka ada dua diagosa keperawatan yang muncul, yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka diabetik
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka di bagian
tumit.
Untuk rencana tindakan, saya serahkan kepada saudari Sus Ermanilda.”
Ermanilda : Terima kasih kepada ibu Katim. Intervensi yang akan saya lakukan adalah
untuk diagnose pertama, kami akan melakukan tindakan sebagai berikut :
1. Mengkaji skala nyeri klien untuk memudahkan menentukan prioritas
tindakan.
2. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi,
4. Mengukur Tanda-Tanda Vital,
Setelah dilakukan tindakan tersebut, diharapkan klien mengatakan nyeri
berkurang dan dapat di toleransi.
Selanjutnya, untuk diagnosa yang kedua, kami merencanakan tindakan
yaitu :
1. Mengobservasi keadaan luka,
2. Menggunakan tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat melakukan
tindakan,
3. Melakukan perawatan luka dengan cara membersihkan luka,
menghilangkan jaringan nekrosis, dan mengganti verban. Perawatan ini
dilakukan dengan menggunakan sistem moist.
Untuk pengobatan, sesuai instruksi dokter di berikan metronidazole melalui
IV. Dan diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan, infeksi tidak
terjadi.”

A. Nurfaizzah : “Terima kasih untuk Sus Ermanilda.Sayaharapkan, hari ini semua rencana
tindakan dapat berjalan dengan lancer dan tujuan yang akan dicapai dapat
terlaksana. Untuk pre conference hari ini, kita akhiri sampai disini. Selamat
bertugas. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Setelah pre conference berakhir, kemudian katim menuju ke ruang karu untuk
merencanakan ronde keperawatan
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30, selanjutnya dilakukan post conference yang
dipimpin oleh Katim

A. Nurfaizzah : “Assalamu’alaikum wr wb, selamat siang rekan – rekan semua.


Alhamdulillah kita dapat berkumpul lagi pada siang hari ini untuk melakukan
post conference. Yang pertama silahkan Sus Desi untuk melaporkan hasil
tindakan yang telah dilakukan.

Desi : Baiklah terimakasih Bu, untuk yang pertama pasien atas nama Nn. P dengan
diagnosa dyspepsia. Sudah dilakukan tindakan berupa melatih relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri klien, hasil pemeriksaan TTV : Tekanan
darah 120/90 mmhg, suhu 36.5 c, RR 22x/menit dan nadi 89x/menit. Untuk
terapi sudah mendapatkan ketorolac 1 amp/ IV, danpemberianRanitidine 1
amp/IV yang diberikanpadapukul 12.00 siang tadi.Tindakan selanjutnya
pantau nyeri yang dirasakan pasien, apabila masih belum berkurang dan teknik
relaksasi belum berhasil maka dilakukan distraksi. Tetap observasi TTV dan
lanjut terapi ranitidine serta ketorolac.

A. Nurfaizzah : baik terimakasih Sus Desi, selanjutnya di lanjutkan oleh Sus Ermanilda.
Silahkan mbak menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan.

Ermanilda : Terimakasih Bu. Untuk pasien atas nama Ny. X dengan diagnosa Diabetus
mellitus sudah dilakukan tindakan ganti balut dengan keadaan luka masih
basah, masih terdapat pengeluaran pus. Nyeri masih dalam skala 5, dan sudah
dilatih untuk teknik relaksasi pengalihan perhatian dengan mendengarkan
sholawat dan terkadang membaca istighfar. untuk hasil pemeriksaan TTV : TD
120/100 mmHg, nadi 87 x/menit, RR 21x/menit, suhu 36.3 C. Tetap observasi
TTV dan nyeri yang klien rasakan, lakukan ganti balut pada luka secara rutin
pada saat pagi. Dan lakukan pemeriksaan GDS.

A. Nurfaizzah : Terimakasih atas laporan dari Sus Desi dan Sus Ermanilda. Untuk pasien atas
nama Ny. U bagaimana? Apakah sudah dikonsultasikan kepada dokter?

Desi : Iya Bu untuk pasien atas nama Ny. U yang berada di kamar nomor 3 sudah di
konsultasikan kepada Dokter mengenai diet tinggi serat dan sudah disetujui
oleh dokter, sekaligus sudah diberitahukan kepada ahli gizi untuk mengganti
diet Ny. U dengan diet tinggi serat yang akan mulai diberikan nanti saat makan
malam.
A. Nurfaizzah : untuk pemberian obat pencaharnya bagaimana mbak ?

Ermanilda : Mengenai pemberian obat pencahar akan dilakukan setelah dokter


melakukan visit nanti pukul 16.00, Bu. Dan sudah dilakukan tindakan berupa
alih baring, keluarga sudah di beritahu mengenai cara yang dapat dilakukan
untuk tindakan alih baring dan tindakan dilakukan selama 4 jam sekali. Untuk
tindakan huknah menunggu hasil dari pemberian supositoria dan jika diet yang
dilakukan masih juga belum berhasil, Bu.

A. Nurfaizzah : Baiklah terimakasih untuk laporan dan tindakan yang sudah dilakukan pada
hari ini yaa mbak. Apakah ada yang ingin diklarifikasi atau ditambahkan lagi?
Desi dan Ermanilda : Tidak ada Bu.

A. Nurfaizzah : Kalau begitu post conference nya kita tutup. Mari kita keruang perawat
untuk melakukan operan dengan yang dinas siang mengenai yang sudah
dilakukan dan intervensi yang harus dilakukan untuk pasien kita supaya lekas
membaik dan sembuh.

Anda mungkin juga menyukai