Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Disusun Oleh :
Neng Risma
C1914201024
3A
A. Kasus
Ketidakberdayaan
B. Proses Terjadinya
1. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan
tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini
atau situasi yang akan segera terjadi.
Menurut Nanda dalam teorinya (Nanda, 2010)
bahwa ketidakberdayaan merupakan persepsi atau tanggapan seseorang bahwa
perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan.
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna suatu keadaan di mana individu kurang da-
pat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (NANDA,
2005)
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala klien ketidakberdayaan yang diukur meliputi tanda kognitif (ke-
bingungan, sulit konsentrasi, sulit mengambil keputusan, merasa gagal, pesimis).
3. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
Status nutrisi : anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang ( kurus
/ terlalu kurus ), BB lebih ( gemuk / terlalu gemuk ) atau BB tidak ideal.
Status kesehatan secara umum : riwayat penyakit kanker, riwayat
penyakit neurologis ( epilepsy, trauma kepala ), riwayat gangguan pada
jantung, (PJB, PJK, Hipertensi, aterosklerosis), riwayat gangguan paru-
paru (TBC, PPOM, udem paru, asma, embolisme paru, dll), riwayat
penyakit endokrin, riwayat penggunaan zat.
b. Faktor Psikologis
Intelegensi : RM ringan – RM sedang : IQ
Kemampuan verbal : gagap, tidak mampu mengungkapkan apa yang
dipikirkannya.
Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan
Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri sendiri
Pertahanan psikologis : Self control yang kurang
4. Faktor Presifitasi
a. Biologis
Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk, san-
gat gemuk)
Sensitifitas biologi : ketidakseiibungan elektrolit, gangguan pada
sistem limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin,
serotonin.
b. Psikologis
Intelegensi : RM ringan (IQ 50 – 70), RM sedang (IQ 35 – 50).
Kemampuan verbal : buta, tuli, gagap, pelo, adanya peibutasan kontak
sosial, lokasi tempat tinggal yang terisolasi.
Moral : melanggar norma dan nilai di masyarakat
5. Penilaian Terhadap Stressor
a. Kognitif : kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, fokus
menyempit/ preokupasi, misinterpretasi, bloking, berkurangnya kreat-
ifitas, pandangan suram, pesimis, sulit untuk membuat keputusan,
mimpi buruk, produktivitas menurun, pelupa, ketidakpastian.
b. Afektif : sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian,
rasa tidak berharga, penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan
gagal
c. Fisiologis : Kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala, im-
potensi, lemas, lesu, pergerakan laibut, anoreksia, penurunan berat
badan, konstipasi/diare, retensi urin mungkin terjadi, insomnia/hiper-
somnia, mual, muntah, perubahan siklus haid
6. Sumber Koping
Pengetahuan klien tentang masalah yang dirasakan ( ketidakber-
dayaan)
Kemampuan klien mengatasi masalah yang dirasakan ( ketidakber-
dayaan)
Jenis upaya klien mengatasi masalah yang dirasakan (ketidakber-
dayaan)
Kemampuan dalam memecahkan masalah
Keberadaan asset harta benda pendukung pengobatan yang dimiliki (
tanah, rumah, tabungan ) serta fasilitas yang membantunya selama
proses gangguan fisiologis
Mempunyai fasilitas Jamkesmas, SKTM, ASKES
Arak/akses pelayan kesehatan yang dikunjungi
7. Mekanisme Koping
a. Menilai pencapaian hidup yang realistis
b. Mempunyai penilaian yang yang nyaman dengan perubahan fisik dan
peran yang dialami akibat penyakitnya
c. Dapat menjalankan tugas perkembangannya sesuai dengan keterbatasan
yang terjadi akibat perubahan status kesehatannya
d. Peduli terhadap orang lain disekitarnya walaupun mengalami
perubahan
kondisi kesehatan
8. Rentang Respon
.
3) Putus Asa
Putus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan harapan
hampa, kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya bunuh diri.
9. Rencana Tindakan