Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL RISIKO


KETIDAKBERDAYAAN

Oleh:

Putu Mega Krisnayanti


NIM.

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL RISIKO
KETIDAKBERDAYAAN

I. Kasus (Masalah Utama)


Risiko Ketidakberdayaan
1. Pengertian
Risiko Ketidakberdayaan adalah rentan terhadap pengalaman hidup kurang kendali
terhadap situasi, termasuk suatu persepsi bahwa tindakan seseorang tidak secara
bermakna memengaruhi hasil, yang dapat mengganggu kesehatan (Herdman &
Heater, 2018). Menurut SDKI DPP PPNI (2017) Risiko ketidakberdayaan adalah
persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara
signifikan; individu mengalami kondisi depresi, apatis dan kehilamgan kontrol yang
diekspresikan oleh individu baik verbal maupun nonverbal. Kondisi ini terjadi bila
individu tidak dapat mengatasi solusi dari masalahnya, sehingga individu percaya
hal tersebut diluar kendalinya untuk mencapai solusi tersebut.

2. Batasan Karakteristik/Faktor Risiko


Menurut Herdman & Heater (2018), batasan karakteristik/faktor risiko klien dengan
risiko ketidakberdayaan:
1. Disfungsi lingkungan perawatan
2. Interaksi interpersonal yang tidak memuaskan
3. Ansietas
4. Peran pemberi asuhan
5. Strategi koping tidak efektif
6. Kurang pengetahuan untuk mengelola situasi
7. Kurang dukungan sosial
8. Harga diri rendah
9. Stigmatisasi.

3. Tanda dan Gejala Risiko Ketidakberdayaan


Tanda dan gejala risiko ketidakberdayaan adalah sebagai berikut (Stuart & Laraia,
2005):
a. Ansietas
b. Pemberi asuhan
c. Harga diri rendah kronik
d. Kurang pengetahuan
e. Kekurangan secara ekonomi
f.Pola koping tidak efektif
g. Kurang dukungan sosial
h. Nyeri
i.Penyakit yang melemahkan secara progresif
j.Harga din rendah situasionaì
k. Marginalisasi social
l.Kondisi terstigma
m.  Perjalanan penyakit yang tidak dapat diprediksi
II. Proses Terjadinya Masalah (dalam bentuk narasi)
1. Penyebab risiko ketidakberdayaan
Menurut Struart dan Laraia (2005) penyebab dari risiko ketidakberdayaan
antara lain :
Proses terjadinya risiko ketidakberdayaan berasal dari ketidakmampuan individu
dalam mengatasi masalah sehingga menimbulkan stress yang diawali dengan
perubahan respon dalam menafsirkan perubahan yang terjadi. Perubahan ini
akan berdampak kepada psikologis individu, dimana mengalami stress
psikologis akibat tidak mampu mengontrol stimulus yang ada, ketidakmampuan
melakukan komunikasi verbal dan berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat
menimbulkan pengalaman traumatis yang tidak menyenangkan. Hal ini akan
menyebabkan penurunan motivasi dan kurangnya dukungan dari orang lain, self
kontrol rendah ketika mengalami kegagalan (terlalu sedih) sehingga
menimbulkan persepsi individu yang buruk tentang dirinya sendiri.

2. Faktor-faktor risiko ketidakberdayaan


Faktor-faktor terkait risiko ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M,
(2008) yaitu :
a. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan control terhadap
terapi.
b. Status nutrisi: Anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang (kurus atau
terlalu kurus), BB lebih (Gemuk/terlalu gemuk).
c. Status Kesehatan secara umum : Riwayat penyakit yang dapat meningkatkan
risiko ketidakberdayaan.
d. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar.
e. Penyakit kronis atau yang melemahkan kondisi.
f. Adanya ancaman terhadap konsep diri (harga diri dan perubahan peran).
g. Mengalami stres psikologis akibat tidak mampu mengontrol stimulus yang
ada.
h. Adanya pengalaman tidak menyenangkan yang menyebabkan trauma
i. Motivasi: kurangnya dukungan dari orang lain.
j. Self kontrol rendah, ketidakmampuan melakukan kontrol diri ketika
mengalami kegagalan (terlalu sedih).
III. Rentang Respon
Rentang respon risiko ketidakberdayaan dapat digambarkan sebagai berikut
(Carpenito, 2009) :

Respon Adaptif Respon Maladaptif


 Memperlihatkan atau  Apatis dan pasif
menutupi ekspresi  Ansietas dan depresi
ketidakpuasaan atas  Mudah marah
ketidakmampuan mengontrol  Perilaku buruk dan ketergantungan
situasi/stressor.  Gelisah dan cenderung menarik diri.

IV. A. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji


Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
Data Subjektif :
1. Klien mengungkapkan mudah tersinggung.
2. Klien mengungkapkan lebih senang tinggal sendiri.
3. Klien mengungkapkan sering dan sangat mudah lelah.
4. Klien mengungkapkan kesehatan fisiknya mulai menurun.

Data Objektif :
1. Klien terlihat sering melamun dan murung
2. Klienterlihat tidak percaya diri
3. Klien cenderung menyalahkan dirinya sendiri dan enggan melakukan sesuatu.
4. Klien terlihat kelelahan.
B. Pohon Masalah

Akibat :
Harga diri rendah

Core Problem :
Risiko Ketidakberdayaan

Etiologi :
Kurang pengetahuan untuk
mengelola situasi

C. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakberdayaan ditandai dengan kurang dukungan untuk
mengelola situasi.
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Adapun tindakan keperawatan yang daat dilakukan yaitu :
Rencana Tindakan Keperawatan :
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan Rasional
Risiko Setelah diberikan asuhan NIC : Peningkatan Koping
ketidakberdayaan keperawatan selama …x24 jam  Hargai pemahaman pasien tentang 1. Observasi penting dilakukan untuk
diharapkan klien dapat mengatasi proses penyakit dan konsep diri menentukan tindakan selanjutnya
ditandai dengan kurang  Dukung penggunaan sumber
risiko ketidakberdayaan dengan 2. Teknik pendekatan yang tepat
dukungan untuk kriteria hasil : spiritual jika diminta merupakan langkah awal dari
NOC : Koping  Dukung penggunaan mekanisme pengenalan secara lebih dekat
mengelola situasi.
 Mengidentifikasi pola koping defensive yang tepat dengan pasien.
yang efektif  Dukung keterlibatan keluarga 3. Startegi koping adalah respon
dengan cara yang tepat terhadap perasaan tertekan yang
 Melaporkan pengurangan
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi dapat mengurangi ancaman yang
stress
strategi positif untuk mengatasi
 Menyatakan penerimaan dialami individu karena
keterbatasan dan mengelola gaya
terhadap situasi. hidup dan perubahan peran mengalami suatu masalah dalam
 Menggunakan sistem bentuk pikiran dan perilaku yang
 Bantu klien beradaptasi dan
dukungan personal mengantisipasi perubahan klien menggambarkan proses suatu
 Mengidentifikasi strategi  Bantu klien mengidentifikasi strategi untuk dapat menyesuaikan
koping yang efektif kemungkinan yang dapt terjadi diri dengan lingkungan (Sarafino,
 Melaporkan kenyamanan NIC : Peningkatan Efikasi Diri 2011).
psikologis. 1. Eksplorasi persepsi individu 4. Mengajarkan pasien mengenai
NOC : Harga diri mengenai kemampuannya untuk aspek positif mengenai efikasi diri
melaksanakan perilaku-perilaku akan memudahkan klien untuk
 Verbalisasi penerimaan diri
yang diinginkan. menentukan harapan
 Penerimaan terhadap
2. Berikan penguatan kepercayaan kehidupannya kedepan.
keterbatasan diri
 Komunikasi terbuka diri dalam membuat perubahan 5. Segala bentuk dukungan dan
 Peningkatkan kepercayaan perilaku dan mengambil tindakan. pujian akan membantu klien untuk
diri 3. Berikan penguatan positif dan lebih percaya diri dalam
 Gambaran tentang bangga dukungan emosi selama proses melakukan sesuatu dalam
terhadap diri sendiri. pembelajaran dan saat kehidupan sehari-harinya.
mengimplementasikan perilaku. 6. Membantu menguatkan kekuatan
4. Gunakan pernyataan persuasif pribadi yang diidentifikasi klien
terkait dengan kemampuan dapat membuat klien lebih percaya
individu untuk melaksanakan diri terhadap diri sendiri.
perilaku. 7. Dukungan keluarga penting untuk
5. Siapkan individu mengenai kondisi membantu pasien lebih percaya
fisik dan emosi yang mungkin akan dili dalam meningkatkan efikasi
dialami selama berusaha untuk diri dan harga diri pasien
melakukan perilaku baru.
NIC : Peningkatan Harga Diri
1. Monitor Pernyataan pasien
mengenai harga diri
2. Tentukan kepercayaan diri pasien
dalam hal penilaian.
3. Dukung pasien untuk bisa
mengidentifikasi kekuatan.
4. Bantu pasien untuk menemukan
penerimaan diri.
5. Kuatkan kekuatan pribadi yang
diidentifikasi pasien.
6. Dukung pasien untuk terlibat
dalam memberikan afirmasi positif
melalui pembicaraan pada diri
sendiri dan secara verbal terhadap
diri setiap hari.
7. Jangan mengkritisi pasien secara
negatif
8. Sampaikan/ungkapkan
kepercayaan diri pasien dalam
mengatasi situasi.
9. Bantu untuk mengatur tujuan yang
realistik dalam rangka mencapai
harga diri yang lebih tinggi.
10. Bantu pasien untuk memeriksa
persepsi negatif terhadap diri.
11. Eksplorasi pencapaian sebelumnya.
12. Berikanlah hadiah atau pujian
terkait dengan kemajuan pasien
dalam mencapai tujuan.
13. Instruksikan keluarga untuk
menetapkan harapan yang jelas dan
untuk mendefinisikan batasan pada
klien.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta

Herdman, T. Heather. (2015). Nursing diagnoses : definitions and classification


2015-2017. Jakarta : EGC.

Pereira, M. J., Salome, G. M., Openheimer, D. G., Esposito, V. H., Almeida,


S. A. & Ferreira, L. M. (2014). Feelings of powerlessness in patients
with diabetic foot ulcers. 26(6): 132-138

Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana


Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai