Anda di halaman 1dari 40

A.

Pengkajian
1. Identitas
 Pasien
 Nama : Tn.B
 Umur : 18 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pendidikan : SMK
 Pekerjaan : Pelajar
 Status Perkawinan : Belum menikah
 Agama : Hindu
 Suku : Bali
 Alamat : Br. Pala Sari, Buleleng
 Tanggal Masuk : 5 November 2021
 Tanggal Pengkajian : 9 November 2021
 Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
 Diagnosa Masuk :
1) Obstruksi bangkitan general onset motor tonik klonik ec suspek tonik
klonik acute symptomatic seizures (brain metastasis) dd calvasia
metastase).
2) Osteosarcoma pro kemoterapi.
 Penanggung
 Nama : Ny. A
 Hubungan Dgn Pasien : Ibu

2. Riwayat Keluarga
 Genogram (kalau perlu)
 Keterangan Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Sudah Meninggal
------- : Tinggal Serumah
: Klien

3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
 Keluhan utama
Saat MRS (5 November 2021)
Pasien datang ke rumah sakit diantar oleh keluarga dengan keluhan
kejang. Kejang terjadi ± 5 menit sebelum sampai di IGD, dimana
kejadian tersebut tidak dilihat oleh keluarga. Sebelum mengalami kejang
keadaan pasien sangat baik, akan tetapi saat kejang pasien tidak sadar,
dimana kejang pada pasien berlangsung selama ± 2 menit. Setelah kejang
pasien tampak kebingungan selama ± 10 menit kemudian pasien sadar.
Kejang yang dialami pasien merupakan kejang pertama kalinya
Saat ini (9 November 2021)
Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan, baik secara fisik ataupun
psikologis yang mengganggunya saat ini. Namun ketika ditanyakan
kondisi nyeri terkait kakinya pasien mengetakan paha kanannya masih
terasa sedikit nyeri dengan skala 3.
 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan pada awalnya sempat terjatuh, dimana kaki pasien
membentur beton. Pada saat itu pasien dibawa oleh teman-temannya
pulang. Lalu ibu pasien mengantar pasien ke jasa urut untuk
menyembuhkan kaki pasien yang terbentur. Pasien mengatakan setelah 2
minggu tidak ada perubahan terhadap kakinya, akan tetapi kaki kanannya
mengalami pembengkakan. Lalu ibu membawa pasien ke RS Santi Graha
dan kaki pasien diberikan tindakan gips. Tenaga kesehatan di ruamh sakit
tersebut mengatakan dicurigai adanya tumor dan pasien dirujuk ke RSUP
Sanglah untuk tindakan biopsi. Hasil biopsi di RSUP Sanglah
menunjukkan bahwa adannya osteosarkoma pada kaki pasien karena
pertumbuhan daging. Pasien dan keluarga sudah berkonsultasi dengan
spesialis orthopedi dan sudah ada jadwal kemoterapi untuk pasien.
Namun kemoterapi harus ditunda terlebih dahulu dikarenakan Hb pasien
rendah dan pasien direncanakan tindakan amputasi.
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Ibu A selaku orang tua pasien membawa pasien ke jasa urut untuk
melakukan pengobatan terhadap kaki Tn.B.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
 Penyakit yang pernah dialami: -
 Pernah dirawat: -.
 Riwayat alergi :  Ya  Tidak
 Riwayat tranfusi :  Ya  Tidak
Selama dirawat pasien telah menerima transfusi darah.
 Merokok :  Ya  Tidak
Pasien mengatakan sebelum dirawat pasien rutin mengkonsumsi rokok
setiap harinya dan saat ini pasien sudah berhenti merokok
 Minum kopi :  Ya  Tidak
Pasien mengatakan sering mengkonsumsi kopi. Namun semenjak sakit
pasien berhenti untuk mengkonsumsi kopi.
 Penggunaan Alkohol :  Ya  Tidak

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien dan keluarga mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang
mengalami riwayat kanker. Ayah pasien meninggal karena gagal ginjal dan
rutin menjalani hemodialisa selama 8 tahun. Sedangkan anak pertama dari
keluarga tersebut meninggal dengan keluhan sakit kepala dan dirawat di rumah
sakit selam 1 bulan. Sedangkan anak ketiga meninggal di usai 9 bulan karena
kelainan jantung bocor.
5. Diagnosa Medis dan Therapy
Diagnosa: obstruksi bangkitan general onset motor klonik + suspek fraktur
patologis proksimal femur D + suspek pneumonia
Therapy (9 November 2021):
1. Miring kanan kiri setiap 2 jam.
2. Head up 30o
3. Ankle pump mandiri (latihan ambulasi dini yag dilakukan pada pergelangan
kaki dengan gerakan flesi dan ekstensi untuk ,menggerakan otot yang
diimobilisasikan dan melancarkan peredaran darah distal sehingga
mengurangi risiko atrofi otot karena imobilisasi).
4. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm (NaCl: intake cairan).
5. Diazepam 10 mg melaui IV dengan bolus pelan (kecepatan <5 mg/menit)
bila kejang (mentatasi gangguan kecemasan, meredakan kejang, kaku otot,
atau obat pre op).
6. Gabapetin 300 mg x 24 jam oral (obat pereda kejang pada pasien epilepsi).
7. MST 10 mg x 12 jam oral (analgetik golongan morfin).
8. Ketorolac 30 mg x 24 jam bila nyeri, NPRS ≥ 5 (analgetik golongan
NSAID, cara kerja memblok produksi substansi alami di tubuh yang
menyebabkan inflamasi).
9. Paracetamol 500 mg x 8 jam oral (analgetik).
10. Laxadin sirup 15 cc x 8 jam oral (obat konstipasi).
11. Transfusi PRC 1-2 kolf setiap hari sampai Hb ≥ 10 mg/dL.
12. Levofloxacin 500 mg x 24 jam IV (antibiotik golongan quinolone untuk
mengobati infeksi bakteri seperti pneumonia).
13. Kemoterapi dapat dilanjutkan mellaui poli bila kondisi sudah optimal.

6. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan semenjak kakinya diurut dan tidak ada perubahan
kondisi pasien sudah merasa bahwa akan ada tindakan lebih lanjut jika
dibawa ke rumah sakit. Pasien mengatakan sudah menyiapkan diri secara
mental sebelum dibawa ke RS Santi Graha. Ketika pasien didiagnosa
mengalami osteosarcoma pasien sempat tidak menyangka karena ia awalnya
mengira kakinya hanya patah, akan tetapi pasien dan keluarga mengatakan
tidak tahu bahwa pengobatan dengan cara urut merupakan hal yang salah
dan memperburuk kondisi pasien.
b. Nutrisi/metabolik
Pasien mengatakan sebelum sakit BB pasien sempat 80 kg dengan TB 170
cm. Pada saat BB tersebut pasien melakukan diet dengan mengurangi porsi
makan dan olahraga gym. Pada saat sakit Ibu A mengatakan bahwa nafsu
makan pasien sangat turun, dimana pasien makan kurang dari setengah porsi
makanan yang habis. BB pasien saat ini 70 kg.
c. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sejak dirawat sampai hari ini belum BAB sama sekali.
Sedangkan untuk berkemih pasien dibantu dengan Ibu A menggunakan
pispot.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi ROM 
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan bahwa untuk saat ini pola dan durasi tidurnya baik,
dimana lama pasien tidur saat malam hari adalah 6 jam dan pasien juga
mengatakan bahwa ia tidur siang juga.

f. Pola kognitif-perseptual
Pasien mengatakan area paha kanannya masih terasa nyeri dengan skala 3,
akan tetapi nyeri yang dirasakan oleh pasien masih dapat ditoleransi dan
tidak begitu mengganggu aktivitasnya, terutama ketika tidur..
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya dengan benar dan lengkap.
Pasien mengatakan saat ini pasien lebih semangat dengan kondisinya,
dimana sebelumnya pasien masih denial. Pasien mengatakan ia harus ikhlas
menerima kondisinya karena semua pasti terlewati. Pasien juga mengatakan
Ibu A juga menjadi lebih semangat karena melihat Tn.B yang semangat
untuk mengikuti operasi amputasi pada kakinya dan menjalani kemoterapi
karena Ibu A mengatakan saat ini di keluarga intinya hanya ada dirinya dan
anaknya sehingga keduanya saling menguatkan.
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien saat ini belum menikah.
i. Pola peran-hubungan
Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, dimana anak pertama dan
anak ketiga sudah meninggal. Disamping itu ayah dari keluarga ini sudah
meninggal juga sehingga di keluarga tersebut hanya ada Ibu A dan Tn.B.
Ibu A mengatakan ia mejalani peran sebagai ayah dan ibu sebelum anaknya
sakit, dimana Ibu A memiliki warung di rumahnya. Namun untuk saat ini
Ibu A menginap di rumah sakit untuk merawat anaknya. Sedangkan Tn.B
yang memiliki peran sebagai anak dan siswa saat ini harus mengurungkan
niat untuk melanjutkan sekolahnya terlebih dahulu karena pasien
mengatakan saat ini prioritasnya adalah pengobatan.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan sempat pasrah dengan kenyataan ketika tenaga
kesehatan mengatakan bahwa dicurigai adanya osteosarkoma pada pasien.
Namun pasien disemangati oleh teman-teman dan keluarganya ditandai
dengan teman-temannya secara bergilir menjenguk pasien dan saudara
pasien pun bergilir menjeguk pasien dan membawakan kebutuhan pasien
dan Ibu A selama di rumah sakit.
k. Pola keyakinan-nilai
Pasien dan Ibu A beragama Hindu, Ibu A mengatakan penyakit merupakan
karma yang harus dijalani.

7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik


Keadaan umum :  Baik  Sedang  Lemah
Kesadaran : CM
TTV : TD: 118/70 mmHg Nadi : 82 kali/menit
RR: 20 kali/menit Suhu: 36 0C

a. Kulit, Rambut dan Kuku


Distribusi rambut :
Lesi  Ya  Tidak
Warna kulit  Ikterik  Sianosis  Kemerahan  Pucat
Akral  Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin
Turgor:
Oedem  Ya  Tidak Lokasi:
Warna kuku  Pink  Sianosis  lain-lain : pucat

b. Kepala dan Leher


Kepala  Simetris  Asimetris
Lesi  Ya  Tidak
Deviasi trakea  Ya  Tidak
Pembesaran kelenjar tiroid  Ya  Tidak

c. Mata dan Telinga


Gangguan pengelihatan  Ya  Tidak
Menggunakan kacamata  Ya  Tidak
Pupil  Isokor  Anisokor
Ukuran: -
Sklera/ konjungtiva  Anemis  Ikterus
Gangguan pendengaran  Ya  Tidak
Menggunakan alat bantu dengar  Ya  Tidak
Tes weber : tidak dilakukan
Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Swabach : tidak dilakukan

d. Sistem Pernafasan:
Batuk:  Ya  Tidak
Sesak:  Ya  Tidak
- Inspeksi: gerakan dada simetris, tidak terdapat massa, tidak ada lesi, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan.
- Palpasi : taktil fremitus normal, tidak ada krepitasi.
- Perkusi : suara sonor pada semua lapang paru
- Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)

e. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada  Ya  Tidak
Palpitasi  Ya  Tidak
CRT  < 3 dtk  > 3 dtk
- Inspeksi : tidak terdapat massa atau lesi, tidak tampak perbesaran
jantung
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba pada ICS ke-5
- Perkusi : Batas jantung normal
Atas : ICS 2
Bawah : ICS 4
Kanan : ICS 2
Kiri : ICS 2
- Auskultasi : Suara terdengar BJ I dan BJ II, tidak terdengar murmur atau
gallop
f. Payudara Wanita dan Pria
Payudara simetris, tidak tampak adanya massa atau lesi, tidak ada nyeri
tekan

g. Sistem Gastrointestinal:
Mulut  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Abdomen  Meteorismus  Asites  Nyeri tekan
Peristaltik : 8 kali/mnt
BB : 70 kg
TB : 170 cm
IMT : 24,2 (normal)

h. Sistem Urinarius :
Penggunaan alat bantu/ kateter  Ya  Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan  Anuria  Oliguria  Retensi  Inkontinensia
 Nokturia  Lain-lain:
Saat ingin berkemih pasien dibantu oleh Ibunya menggunakan pispot.

i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :


Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam sistem reproduksinya.

j. Sistem Saraf:
GCS: 15 Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6
Rangsangan meningeal  Kaku kuduk  Kernig
 Brudzinski I  Brudzinski II
Refleks fisiologis  Patela  Trisep
 Bisep  Achiles
Refleks patologis  Babinski  Chaddock
 Oppenheim  Rossolimo  Gordon
 Schaefer  Stransky  Gonda
Gerakan involunter : tidak ada

k. Sistem Muskuloskeletal:
Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
Deformitas  Ya  Tidak
Fraktur  Ya  Tidak
Pasien mengalami fraktur patologis pada proksimal right femur.
Kekakuan  Ya  Tidak
Nyeri sendi/otot  Ya  Tidak
Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada area paha kanannya dengan
skala 3, akan tetapi nyeri tersebut masih bisa ditolerasi olehnya
Kekuatan otot: 5555 55555
5555 xxxx

l. Sistem Imun:
Perdarahan Gusi  Ya  Tidak
Perdarahan lama  Ya  Tidak
Pembengkakan KGB  Ya  Tidak
Keletihan/kelemahan  Ya  Tidak
Tn.B terlihat letih sekali ditandai dengan wajahnya yang sangat pucat dan
Hb 6,9.

m. Sistem Endokrin:
Hiperglikemia  Ya  Tidak
Hipoglikemia  Ya  Tidak
Luka gangrene  Ya  Tidak
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
Jenis pemeriksaan : Darah lengkap
Waktu : 9 November 2021
Hasil :
Tgl: 11-11-21
No. Parameter Nilai Rujukan Satuan
Hasil Ket
3
1 WBC 4,1-11,0 10 /μL 16,04 Tinggi
2 NE% 47-80 % 72,5
3 LY% 13-40 % 19,2
4 MO% 2,0-11,0 % 7,0
5 EO% 0,0-5,0 % 1,1
6 BA% 0,0-2,0 % 0,2
7 NE# 2,5-7,5 103/μL 11,64 Tinggi
8 LY# 1,0-4,0 103/μL 3,08
9 MO# 0,1-0,2 103/μL 1,12
10 EO# 0,0-0,5 103/μL 0,17
11 BA# 0,0-0,1 103/μL 0,03
12 RBC 4,5-5,9 106/μL 2,42 Rendah
13 HGB 13,5-17,5 g/dL 6,9 Rendah
14 HCT 41,0-53,0 % 21,2 Rendah
15 MCV 80,0-100,0 fL 87,6
16 MCH 26,0-34,0 pg 28,5
17 MCHC 31-36 g/dL 32,5
18 RDW 11,6-14,8 % 12,5
19 PLT 150-440 103/μL 304,0
20 MPV 6,8-10 fL 8,9
21 NLR <= 3,13 3,78 Tinggi

b. Pemeriksaan radiologi
Jenis pemeriksaan : Foto pelvis AP
Waktu : 09 November 2021
Hasil : tidak tampak fraktur pada tulang dan diskolasi sendi
regio pelvis.
- Trabekulasi tulang normal.
- Sacroiliac dan hip joint kanan kiri baik.
- Shentons’s line kanan kiri simetris
- Tidak tampak erosi atau destruksi tulang
- Tidak tampak jeslas soft tissue swelling.

Jenis pemeriksaan : Foto thoraks AP


Waktu : 09 November 2021
Hasil : cor dan pulmo tidak tampak kelinan serta tidak tampak
metastase pulmo dan tulang yang tervisualisasi.
- Soft tissue : tidak tampak kelainan.
- Tulang-tulang : tidak tampak lesi osteolitik dan osteoblastik.
- Sinus pleura : kanan kiri tajam.
- Cor : besar dan bentuk kesan normal, CTR 43%
- Pulmo : tidak tampak konsolidasi atau nodul. Corakan
bronkovaskuler normal.
c. Hasil konsultasi pada 12 November 2021
- MRI kepala dan contras.
- EEG via poli saraf.
- Kultur darah gr/st
d. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
-
B. Analisa Data
No. Tgl Data Penyebab Masalah
1. DS:
- .
DO:
- .
2 DS:
- .
DO:
- .
3 DS:
- .
DO:
- .
C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
No Tanggal
Diagnosa Keperawatan Tanggal Teratasi Ttd
Dx Muncul
1 Kesiapan meningkatkan koping, nyeri akut, mandi, berpakaian
2
3
D. Perencanaan
Hari/ No Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tgl dx
1. Setelah diberikan asuhan NIC Label: Peningkatan Koping NIC Label: Peningkatan Koping
keperawatan selama 2x24 jam, 1. Dukung verbalisasi perasaan, persepsi, 1. Menggali data subyektif dari pasien terkait
diharapkan pasien memiliki dan rasa takut pasien. kondisi psikologisnya.
mekanisme koping yang baik 2. Bantu pasien dalam mengidentifikasi 2. Mengetahui tujuan jangka pendek dan
dengan kriteria hasil: tujuan jangka panjang dan jangka pendek. jangka panjang pada pasien akan mampu
NOC Label: Penerimaan Status 3. Bantu pasien dalam mengembangkan meningkatkan semangat pasien dalam
Kesehatan penilaian terkait kejadian atau kondisi mengikuti program pengobatan.
1. Pasien mampu sakitnya dengan lebih objektif. 3. Membantu menumbuhkan pikiran positif
mengungkapkan harga diri 4. Dukung pasien untuk mengidentifikasi pada pasien sehingga pasien lebih mampu
yang positif. kekuatan dan kemampuan diri. menerima kondisinya saat ini.
2. Pasien mampu 5. Dukung keluarga untuk selalu 4. Mengetahui kekuatan dan kemampuan diri
mempertahankan hubungan mendampingi pasien selama proses akan mampu meningkatkan rasa percaya
dengan orang lain. perawatan. diri serta menumbuhkan citra diri positif
3. Pasien mampu pada pasien.
menyesuaikan diri dengan 5. Keterlibatan keluarga dalam proses
perubahan dalam status pengobatan pasien akan membuat pasien
kesehatan. merasa lebih nyaman dan mendapat
dukungan dari keluarga.
NOC Label: Adaptasi terhadap
Disabilitas Fisik
1. Pasien mampu beradaptasi
terhadap keterbatasan secara
fungsional.
2. Pasien mampu menerima
kebutuhan akan bantuan fisik.
3. Pasien tidak memiliki
perasaan dan citra diri negatif.
2 Setelah diberikan asuhan NIC Label: Manajemen Nyeri NIC Label: Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien 1. Mencegah terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan pasien mampu dilakukan dengan pemantauan yang ketat. diinginkan pada pasien.
mengontrol nyeri yang dirasakan 2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik 2. Komunikasi terapeutik mampu
dengan kriteria hasil: untuk mengetahui pengalaman nyeri dan menciptakan hubungan yang kooperatif
NOC Label: Tingkat Nyeri sampaikan penerimaan pasien terhadap antara perawat dan pasien serta
1. Pasien mengatakan skala nyeri. memudahkan selama proses perawatan.
nyeri yang dirasakan tetap 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 3. Membantu mengurangi nyeri yang
berada pada skala 3 atau secara farmakologi dan non-farmakologi. dirasakan oleh pasien.
berkurang menjadi skala 2. 4. Pilih dan implementasikan tindakan yang 4. Teknik farmakologi dan nonfarmakologi
2. Panjangnya episode nyeri beragam (misalnya, farmakologi seperti dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
yang dirasakan oleh pasien minum obat yang telah diberikan, oleh pasien.
menjadi berkurang. nonfarmakologi seperti relaksasi nafas 5. Relaksasi nafas dalam atau terapi musik
3. Tidak ada ekspresi wajah dalam atau terapi musik, interpersonal) dapat membantu mengurangi nyeri yang
nyeri pada pasien. untuk memfasilitasi penurunan nyeri, dialami oleh pasien.
sesuai dengan kebutuhan.
NOC Label: Kontrol Nyeri 5. Ajarkan penggunaan teknik non NIC Label: Pemberian Analgesik
1. Pasien mampu menggunakan farmakologi seperti relaksasi nafas dalam 1. Mencegah munculnya efek samping obat
tindakan pengurangan nyeri dan terapi musik. pada pasien dan membantu menentukan
secara farmakologi dan obat yang sesuai yang dapat dikonsumsi
nonfarmakologi. NIC Label: Pemberian Analgesik oleh pasien.
1. Cek adanya riwayat alergi obat. 2. Pemberian analgesik yang sesuai dengan
2. Berikan analgesik sesuai dengan kondisi pasien dapat mengurangi nyeri
karakteristik, kualitas, dan keparahan dengan lebih efisien.
nyeri pasien. 3. Memonitor respon pasien terhadap
3. Dokumentasikan respon terhadap pengobatan yang diberikan.
analgesik dan adanya efek samping
pengobatan yang diberikan.
3 Setelah diberikan asuhan NIC Label: Pemberian Produk-Produk Darah
keperawatan selama 2x24 jam Pemberian Produk-Produk Darah 1. Tanda-tanda vital penting dimonitor
diharapkan tidak terjadi 1. Monitor tanda-tanda vital sebelum, sebelum melakukan intervensi. Suhu tubuh
penurunan hemoglobin dengan selama dan setelah transfusi. penting untuk diketahui sebelum
kriteria hasil: 2. Berikan transfusi PRC 1 kolf per hari memberikan produk darah, dimana apabila
NOC Label: Tanda-Tanda Vital sampai Hb ≥ 10gr/dL. pasien demam pemberian produk darah akan
1. Tekanan darah 120/80 mmHg. 3. Beritahu pasien mengenai tanda dan ditunda.
2. Nadi 80-100 x/menit. gejala reaksi terhadap transfusi seperti 2. Transfusi darah akan diberikan apabila
3. Pernafasan 18-20 x/menit. gatal, pusing, nafas pendek, dan nyeri pasien mengalami kekurangan salah satu
4. Suhu 36-37,5°C. dada. atau seluruh komponen darah. Jenis darah
yang diberikan akan disesuaikan dengan
kebutuhan pasien yang mengacu pada situasi
NOC Label: Keparahan atau kondisi yang dialami. Transfusi PRC
Kehilangan Darah biasanya diberikan untuk pasien yang anemia
1. Hemoglobin 8 g/dL. atau hemoglobin yang rendah.
2. Hematokrit 41,0-53,0%. 3. Transfusi darah dapat menimbulkan
alergi bagi pasien seperti gatal, pusing, nafas
pendek, nyeri, demam, kulit merah.
4 Setelah diberikan asuhan NIC Label: Terapi Latihan: Mobilitas Sendi
keperawatan selama 3x24 jam Terapi Latihan: Mobilitas Sendi 1. Tujuan adanya latihan Range of Motion
diharapkan integritas struktur tulang 1. Jelaskan pada pasien atau keluarga (ROM) aktif maupun Range of Motion
membaik dengan kriteria hasil: manfaat dan tujuan melakukan latihan (ROM) pasif adalah untuk melancarkan
NOC Label: Pergerakan sendi seperti memperlancar aliran darah, aliran darah ke area distal, mengurangi nyeri
1. Mampu melakukan Range of
mengurangi nyeri karena adanya dengan adanya pergerakan, mencegah
Motion (ROM) aktif pada area
distraksi, mencegah emboli dengan terjadinya dekubitus, mencegah terjadiya
tubuh yang tidak sakit
adanya pergerakan, mencegah terjadi emboli
2. Mampu melakukan gerakan
dekubitus karena tirah baring lama 2. Range of Motion (ROM) dapat dilakukan
fleksi dan ekstensi pada
2. Instruksikan pasien/keluarga cara baik dengan aktif yaitu dengan kemampuan
pergelangan kaki yang
melakukan ROM pasif pada bagian tubuh pasien tanpa bantuan orang lain. Range of
terpasang gips
yang mengalami fraktur misalnya dengan Motion (ROM) aktif biasanya dilakukan
3. Mampu melakukan miring
menggerakkan ujung jari yang dibantu pada bagian tubuh yang tidak cedera. Range
kanan dan miring kiri setiap 2
oleh anggota keluarga pasien dan ROM of Motion (ROM) pasif biasanya dilakukan
jam
aktif pada bagian tubuh yang tidak dibagian tubuh yang cedera dengan bantuan
mengalami fraktur orang lain dan sesuai arahan dari tenaga
NOC Label: Perfusi Jaringan
3. Informasikan kepada pasien dan keluarga kesehatan
Perifer
untuk melakukan pergerakan sendi yang
1. Jari kaki pada kaki yang
ritmis dan teratur sesuai kadar nyeri yang Perawatan Gips: Pemeliharaan
terpasang gips tidak pucat
bisa ditoleransi, ketahanan dan 1. Pada saat memakai gips ada kemungkinann
2. Suhu kulit ujung kaki yang
terpasang gips tetap teraba pergerakan sendi terjadi pembengkakan di bagian tubuh yang
hangat tertutup gips. Apabila bengkak yang terjadi
3. Tidak ada edema pada kaki Perawatan Gips: Pemeliharaan bertambah parah akan menyebabkan infeksi
yang terpasang gips 1. Monitor tanda-tanda infeksi (berbau, pada area yang terpasang gips
kemerahan, demam) 2. Pemasangan gips dapat menyebabkan tanda
2. Monitor tanda-tanda gangguan akibat gejala seperti nyeri, pucat, denyut nadi
gips pada fungsi sirkulasi dan neurologis lemah, mati rasa, kelumpuhan, dan tekanan
(misalnya nyeri, pucat, denyut nadi pada ekstremitas yang dipasang gips
lemah, mati rasa, kelumpuhan, dan 3. Pemasangan gips dilakukan pada area cedera
tekanan) pada ekstremitas yang dipasang sehingga aliran darah dapat terganggu
gips sehingga penting untuk memonitor fungsi
3. Monitor fungsi sirkulasi dan neurologis sirkulasi dan neurologis pada jaringan diatas
pada jaringan diatas dan dibawah gips dan dibawah gips
4. Instruksikan pasien agar tidak menggaruk 4. Menggaruk bagian yang tertutup gips dapat
kulit dibawah gips dengan benda apapun merusak gips sehingga mengurangi fungsi
5. Jangan biarkan gips basah gips sebagai penopang tulang
6. Posisikan gips diatas bantal untuk 5. Jika gips terkena air, maka gips akan
mengurangi kekakuan pada bagian lain menjadi lebih lunak sehingga mengurangi
dari tubuh dengan menggunakan cast fungsinya sebagai penopang tulang
heel off pillow 6. Cast heel off pillow memiliki tujuan untuk
7. Tinggikan ekstremitas yang digips sejajar peningkatan suplai arteri ke ekstremitas
atau lebih tinggi dari jantung untuk bawah, pengurangan kongesti vena,
mengurangi pembengkakan mengusahakan vasodilatasi pembuluh darah,
pencegahan kompresi vaskular (mencegah
dekubitus), pengurangan nyeri
7. Meninggikan kaki yang terpasang gips dapat
mencegah pembengkakan karena pembuluh
darah yang memasok aliran darah ke kaki
akan berkurang ketika posisi kaki
ditinggikan. Selain itu dengan meninggikan
kaki dapat mengurangi kongesti vena
sehingga tidak terjadi edema.
5 Setelah diberikan intervensi NIC Label: Memandikan NIC Label: Memandikan
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Instruksikan keluarga untuk membantu 1. Memberikan dukungan secara fisik kepada
diharapkan perawatan diri: mandi memandikan pasien dengan pasien selama proses perawatan.
pasien terpenuhi dengan kriteria menggunakan cara yang tepat sesuai 2. Menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala
hasil: dengan kondisi pasien. pasien.
NOC Label: Perawatan Diri: 2. Cuci rambut pasien sesuai dengan 3. Menjaga kelembaban kulit pasien dan
Mandi kebutuhan atau keinginan pasien. mencegah kulit pasien kering.
1. Mandi atau membersihkan 3. Berikan lubrikan dan krim pada area
badan bagian atas dan bawah kulit.
di tempat tidur.
6 Setelah diberikan intervensi NIC Label: Berpakaian NIC Label: Berpakaian
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Monitor kemampuan pasien untuk 1. Mengetahui tingkat kemandirian pasien
diharapkan perawatan diri: berpakaian sendiri. dalam berpakaian sehingga mampu
berpakaian pasien terpenuhi 2. Pakaikan pakaian terlebih dahulu pada memberikan bantuan yang tepat sesuai
dengan kriteria hasil: bagian ekstremitas yang terkena masalah. dengan kondisi pasien.
NOC Label: Perawatan Diri: 3. Pakaikan pakaian yang tidak ketat. 2. Menjaga kenyamanan pasien.
Berpakaian 4. Ganti pakaian pasien saat sudah selesai 3. Memberikan rentang gerak yang lebih bebas
1. Pasien mampu mengganti membersihkan diri maupun saat pakaian dan nyaman pada pasien.
pakaian bagian atas dan sudah basah, kotor, dan bau. 4. Menjaga kebersihan tubuh pasien dan
bawah, terutama saat sudah 5. Instruksikan keluarga untuk membantu menghindari munculnya masalah kesehatan
kotor dan bau. pasien hingga pasien mampu berpakaian lain pada pasien.
secara mandiri. 5. Dukungan secara fisik maupun emosional
dari keluarga akan meningkatkan semangat
pasien.
7 Setelah diberikan intervensi NIC Label Bantuan Perawatan Diri Eliminasi
selama 3x24 jam diharapkan tidak Bantuan Perawatan Diri Eliminasi 1. Mengedukasi pasien dan keluarga terkait
defisit perawatan diri eliminasi 1. Instruksikan pasien dan keluarga terkait eliminasi pasien, baik itu pola eliminasi
pada pasien dengan kriteria hasil rutinitas toilet pasien
NOC Label: Perawatan Diri 2. Monitor integritas kulit pasien 2. Monitor integritas kulit pasien penting untuk
Eliminasi dilakukan untuk mengetahui lebih awal
1. Merespon saat kandung kemih apakah terjadi infeksi terkait kebersihan
penuh dengan tepat waktu genital yang kurang baik
2. Menanggapi dorongan untuk
buang air besar secara tepat
waktu
3. Tidak adanya kerusakan
integritas kulit seperti
kemerahan
8. Setelah diberikan asuhan NIC Label Manajemen Konstipasi/Impaksi
keperawatan selama 2x24 jam Manajemen Konstipasi/Impaksi 1. Pasien yang bed rest tidak melakukan
diharapkan pasien tidak 1. Anjurkan pasien untuk banyak minum aktivitas fisik sehingga bisa terjadi
mengalami konstipasi air penurunan kontraksi otot abdomen.
NOC Label: Eliminasi Usus 2. Anjurkan pasien makan makanan tinggi Penurunan kontraksi otot abdomen akan
1. Pasien dapat buang air besar. serat yang sudah disiapkan oleh rumah menyebabkan gerak peristaltik menurun
2. Bising usus normal yaitu 5 sakit sehingga pasien berisiko konstipasi. Penting
x/menit. bagi pasien untuk minum banyak air untuk
mencegah konstipasi
2. Sayuran merupakan salah satu makanan
tinggi serat untuk mencegah terjadinya
konstipasi
E. Implementasi
Hari/ Jam
No Dx Tindakan Keperawatan Respon klien TTD
Tgl
Selasa, 9 2,5,6, Pagi 1. Pengukuran tanda-tanda vital pasien. DS:
November dan 7 2. Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian - Pasien mengatakan masih merasa nyeri
2021 analgesik pada pasien. pada kaki kanan.
3. Memberikan paracetamol 500 mg pada pasien. - Pasien mengatakan belum bisa memenuhi
Perawat
4. Membantu pemenuhan ADL pasien. kebutuhan dan aktivitas sehari-hari secara
ruangan
mandiri.

DO:
Pergerakan pasien masih terlihat terbatas.
2,5,6, Siang 1. Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian DS: Perawat
dan 7 analgesik pada pasien. - Pasien mengatakan masih merasa nyeri ruangan
2. Memberikan paracetamol 500 mg pada pasien. pada kaki kanan.
3. Membantu pemenuhan ADL pasien. - Pasien mengatakan belum bisa memenuhi
kebutuhan dan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.

DO:
Pergerakan pasien masih terlihat terbatas.
2 dan 4 Siang NIC Label: Manajemen Nyeri DS: Sintya
1. Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri Pasien dan keluarga mengatakan sudah paham
secara farmakologi dan non-farmakologi. mengenai manajemen nyeri secara
2. Memilih dan mengimplementasikan tindakan nonfarmakologi.
yang beragam (secara farmakologi yaitu
dengan mengonsumsi obat yang telah DO:
diresepkan (paracetamol 500 mg), - Pasien terlihat mampu mengikuti teknik
nonfarmakologi seperti relaksasi nafas dalam) relaksasi napas dalam yang
untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai didemonstrasikan.
dengan kebutuhan. - Pasien dan keluarga mampu
3. Mengajarkan penggunaan teknik non mempraktekkan latihan ROM pasif dan
farmakologi seperti relaksasi napas dalam dan aktif.
terapi musik.

NIC Label: Terapi Latihan: Mobilitas Sendi


1. Menginstruksikan pasien dan keluarga cara
melakukan ROM pasif pada bagian tubuh yang
mengalami fraktur yaitu dengan menggerakkan
ujung jari yang dibantu oleh anggota keluarga
pasien dan ROM aktif pada bagian tubuh yang
tidak mengalami fraktur.
2. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga
untuk melakukan pergerakan sendi yang ritmis
dan teratur sesuai kadar nyeri yang bisa
ditoleransi, ketahanan dan pergerakan sendi
pasien.
Malam 1. Memberikan paracetamol 500 mg pada pasien. DS:
2. Menginstruksikan pasien dan keluarga untuk - Pasien mengatakan masih merasa nyeri
selalu melakukan perawatan diri seperti mandi pada kaki kanan.
dan menggosok gigi di tempat tidur untuk - Pasien mengatakan belum bisa memenuhi
2,5,6,
menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien. kebutuhan dan aktivitas sehari-hari secara Sintya
dan 7
mandiri.

DO:
Pergerakan pasien masih terlihat terbatas.
Rabu, 10 1 Pagi NIC Label: Peningkatan Koping DS: Sisil dan
November 1. Membantu pasien dalam mengembangkan - Pasien mengatakan sudah berusaha ikhlas Veren
2021 penilaian terkait kondisi sakitnya dengan lebih dan menerima kondisinya saat ini.
objektif. - Pasien mengatakan sudah menyiapkan diri
2. Mendukung pasien untuk mengidentifikasi khususnya secara psikologis terkait
kekuatan dan kemampuan diri. rencana amputasi yang akan dilakukan.
3. Mendukung keluarga untuk selalu
mendampingi pasien selama proses perawatan DO:
dan memberikan reinforcement positif pada - Pasien terlihat selalu tersenyum selama
keluarga karena selalu mendukung dan perawatan.
menemani pasien. - Pasien dan keluarga bersikap kooperatif
selama proses perawatan.
Siang Pemasangan Gips DS:
1. Memberikan ketorolac 30 mg pada pasien. Pasien berteriak kesakitan. Dokter
2. Melakukan pemasangan gips pada kaki kanan dan
3
pasien. DO: perawat
Pasien terlihat meringis dan menangis karena ruangan
nyeri yang dirasakan.
3 Siang NIC Label: Pemberian Produk-Produk Darah DS: Veren dan
1. Memonitor tanda-tanda vital pasien sebelum, Pasien mengatakan tidak ada reaksi alergi Sisil
selama, dan setelah transfusi. yang muncul selama pemberian transfusi.
2. Memberikan transfusi PRC 1 kolf pada pasien.
3. Memberitahukan pasien dan keluarga DO:
mengenai tanda dan gejala reaksi terhadap - Tanda-tanda vital pasien sebelum
transfusi seperti gatal, pusing, nafas pendek, pemberian transfusi
dan nyeri dada. Suhu 360C
Nadi 80x/menit
RR 16x/menit
Tekanan darah 110/70 mmHg
- Transfusi darah lancar.
Malam NIC Label: Manajemen Konstipasi DS:
1. Memberikan laxadin sirup 15 cc pada pasien. Pasien mengatakan tidak ada keluhan.
2. Menganjurkan pasien untuk banyak minum air
Wira dan
8 putih. DO:
Jasmita
3. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi Pasien terlihat tenang.
makanan tinggi serat sesuai dengan yang sudah
disiapkan oleh rumah sakit.
Kamis, 11 1, 4, 5, Pagi 1. Memonitor kondisi pasien. DS: Sintya
November 6, dan 2. Memonitor kondisi pada kaki kanan pasien Pasien mengatakan tidak ada keluhan.
2021 7 yang terpasang gips.
3. Memberikan paracetamol 500 mg pada pasien. DO:
4. Menginstruksikan pasien untuk menerapkan Tidak tampak ekspresi wajah meringis pada
teknik relaksasi nafas dalam atau terapi musik pasien.
saat merasa nyeri.
5. Menginstruksikan keluarga pasien untuk
membantu kebutuhan perawatan diri pasien
antara lain membersihkan badan, serta mulut
dan gigi pasien.
Siang NIC Label: Perawatan Gips: Pemeliharaan DS:
1. Memonitor kondisi pada kaki kanan pasien - Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada
yang terpasang gips. area kaki kanan yang terpasang gips.
2. Memonitor tanda-tanda gangguan akibat - Pasien dan keluarga mengatakan sudah
pemasangan gips pada fungsi sirkulasi dan paham terkait edukasi perawatan gips
neurologis, seperti adanya nyeri, pasien tampak yang telah disampaikan. Rima dan
4
pucat, mati rasa, dan denyut nadi lemah. Eris
3. Menginstruksikan pasien agar tidak menggaruk DO:
kulit dibawah gips dengan benda apapun. - Pasien terlihat tenang.
4. Memberitahukan pasien dan keluarga agar - Gips pasien berada dalam kondisi kering.
membiarkan gips dalam keadaan kering. - Tidak ada kemerahan pada kulit disekitar
area pemasangan gips.
2 dan 4 Malam 1. Memonitor kondisi atau keluhan yang DS: Rima dan
dirasakan oleh pasien. - Pasien mengatakan tidak ada keluhan. Eris
2. Menginstruksikan pasien untuk melakukan - Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
relaksasi nafas dalam atau terapi musik apabila berada di skala 3.
merasa nyeri. - Pasien dan keluarga mengatakan sudah
3. Menginstruksikan dan mendorong pasien dan sempat melakukan latihan ROM aktif dan
keluarga untuk melakukan latihan ROM aktif pasif.
dan pasif secara rutin.
DO:
Pasien terlihat tenang dan tidak ada ekspresi
wajah meringis.
Jumat, 12 Pagi 1. Memonitor kondisi atau keluhan pasien. DS:
November 2. Memberikan reinforcement positif pada pasien Pasien mengatakan tidak ada keluhan.
2021 dan keluarga karena telah mampu menerima
1,5,6, Sisil dan
kondisi kesehatannya saat ini. DO:
dan 7 Jasmita
3. Mengingatkan pasien dan keluarga mengenai Pasien terlihat bersih dan tenang.
pentingnya menjaga kebersihan tubuh selama
proses perawatan di rumah sakit.
3 Siang NIC Label: Pemberian Produk-Produk Darah DS: Veren dan
1. Memonitor tanda-tanda vital pasien sebelum, Pasien mengatakan tidak ada reaksi alergi Rima
selama, dan setelah transfusi. yang muncul selama pemberian transfusi.
2. Memberikan transfusi PRC 1 kolf pada pasien.
3. Memberitahukan pasien dan keluarga DO:
mengenai tanda dan gejala reaksi terhadap - Tanda-tanda vital pasien sebelum
transfusi seperti gatal, pusing, nafas pendek, pemberian transfusi
dan nyeri dada. Suhu 360C
Nadi 84x/menit
RR 18x/menit
Tekanan darah 110/70 mmHg
- Transfusi darah lancar.
2,4,5,6, Malam 1. Memonitor kondisi atau keluhan yang DS: Rima dan
dan 7 dirasakan oleh pasien. Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan Veren
2. Menginstruksikan pasien untuk melakukan sudah melakukan perawatan diri dengan
relaksasi nafas dalam atau terapi musik apabila dibantu oleh keluarga.
merasa nyeri.
3. Menginstruksikan dan mendorong pasien dan DO:
keluarga untuk melakukan latihan ROM aktif Pasien terlihat bersih dan kooperatif selama
dan pasif secara rutin. diberikan intervensi keperawatan.
4. Mengingatkan pasien dan keluarga mengenai
pentingnya menjaga kebersihan tubuh selama
proses perawatan di rumah sakit.
5. Menginstruksikan keluarga untuk memberikan
lotion pada pasien agar kelembaban kulitnya
terjaga.
Sabtu, 13 Pagi 1. Pengukuran tanda-tanda vital pasien. DS:
November 2. Berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian Pasien mengatakan belum bisa memenuhi
2021 analgesik pada pasien. kebutuhan dan aktivitas sehari-hari secara
2,5,6, Perawat
3. Memberikan paracetamol 500 mg pada pasien. mandiri.
dan 7 ruangan
4. Membantu pemenuhan ADL pasien.
DO:
Pergerakan pasien masih terlihat terbatas.
Siang 1. Memonitor kondisi atau keluhan yang DS:
dirasakan oleh pasien. Pasien mengatakan tidak ada keluhan.
2 dan 4 2. Menginstruksikan pasien untuk melakukan Wira
relaksasi nafas dalam atau terapi musik apabila DO:
merasa nyeri. Pasien terlihat tenang.
4,5,6, Malam 1. Memonitor kondisi atau keluhan yang DS: Eris dan
dan 7 dirasakan oleh pasien. Pasien mengatakan sudah melakukan latihan Sintya
2. Mengingatkan pasien dan keluarga mengenai ROM aktif dan pasif.
pentingnya menjaga kebersihan tubuh selama
proses perawatan di rumah sakit. DO:
3. Menginstruksikan dan mendorong pasien dan Pasien terlihat tenang dan bersih.
keluarga untuk melakukan latihan ROM aktif
dan pasif secara rutin.

F. Evaluasi (Catatan Perkembangan)


No Hari/Tgl No Dx Jam Evaluasi TTD
1 Kamis/11 3 Pagi Subjektif: Sintya
November 1. Pasien mengatakan tidak ada reaksi alergi
2021 Objektif:
1. Tekanan darah : 118/72 mmHg
2. Nadi: 80 x/menit
3. Pernafasan: 18 x/menit
4. Suhu: 36,6°C
5. Hemoglobin: 6,9 g/dL
6. Hematokrit 21,20%
Assesment:
Tujuan tercapai sebagian

Planning:
1. . Pemberian produk darah sesuai anjuran dokter

2 Pagi Subjektif: Sintya


1. Pasien mengatakan skala nyeri 3
2. Pasien mengatakan nyeri timbul kurang dari 5 menit
3. Pasien mengtakan nyeri masih bisa ditahan
4. Pasien mengatakan sudah melakukan relaksasi nafas dalam apabila merasa nyeri
5. Pasien mengatakan sudah melakukan terapi musik apabila merasa nyeri
6. Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol ketika mendengarkan musik dan melakukan
relaksasi nafas dalam
Objektif:
1. Tidak ada ekspresi wajah nyeri
2. Terdapat earphone di bed pasien yang biasanya pasien gunakan untuk mendengar musik
Assesment:
Tujuan tercapai

Planning:
Mengingatkan pasien untuk selalu melakukan terapi musik dan relaksasi nafas dalam apabila
merasa nyeri agar nyeri terkontrol
8 Siang Subjektif: Rima
1. Pasien mengatakan sudah banyak minum air yaitu sekitar 1 botol (600 ml)
2. Pasien mengatakan belum bisa buang air besar
Objektif:
1. Bising usus pasien 5 x/menit
Assesment:
Tujuan tercapai sebagian
Planning:
Intervensi dilanjutkan berupa mengingatkan pasien untuk banyak minum air kurang lebih 8 gelas
per hari dan berkolaborasi dengan dokter terkait pemberian laksatif
1 Sore Subjektif: Rima
1. Pasien mengatakan ikhlas dan menerima kondisinya saat ini
2. Pasien mengatakan sudah siap terkait rencana amputasi yang akan dilakukan
3. Pasien mengatakan merasa kuat dan tegar karena ada ibunya yang selalu menemaninya
4. Pasien mengatakan untuk saat ini fokus terhadap proses pengobatan
Objektif:
1. Pasien terlihat selalu tersenyum selama perawatan.
2. Pasien dan keluarga bersikap kooperatif selama proses perawatan
Assesment:
Tujuan tercapai

Planning:
Memberikan motivasi dan dukungan pada pasien selama proses pengobatan
5,6,7 Sore Subjektif: Rima
1. Pasien mengatakan mandi dan membersihkan badan dibantu oleh ibunya
2. Pasien mengatakan mengganti pakaian dibantu oleh ibunya
3. Pasien mengatakan buang air kecil dibatu oleh ibunya
4. Pasien mengatakan area genitalia tidak ada kemerahan
Objektif:
1. Pasien tampak bersih
Assesment:
Tujuan tercapai
Planning:
Edukasi keluarga untuk selalu membantu pasien dalam melakukan perawatan diri mandi,
berpakaian dan eliminasi
2. Sabtu 4 Siang Subjektif: Eris
1. Pasien mengatakan sudah melakukan miring kanan dan miring kiri
2. Pasien mengatakan saat melakukan miring kanan kaki kanan terasa sakit sehingga hanya
bisa miring kanan sebentar
Objektif:
1. Pasien mampu melakukan Range of Motion (ROM) pada kepala, kedua tangan dan kaki
kiri
2. Pasien mampu melakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada pergelangan kaki kanan
3. Jari kaki pada kaki yang terpasang gips tidak pucat
4. Suhu kulit ujung kaki yang terpasang gips tetap teraba hangat
5. Tidak ada edema pada kaki yang terpasang gips
Assesment:
Tujuan tercapai
Planning:
Mengingatkan pasien untuk rutin melakukan Range of motion dan miring kiri dan kanan setiap 2
jam
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G. (2013). Nursing Intervention Cassification (NIC). Edisi ke 6.


Singapore: Elsevier
Moorhead, S. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi ke 5.
Singapore: Elsevier
NANDA. (2018). NANDA-1 Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Edisi 11. Penerjemah: Budi Anna Keliat, Henny Suzana
Mediani, & Teuku Tahlil. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai