25/05/2021
"SECTIO CAESAREA”
NIM : 1920095
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin lewat insisi pada
abdomen dan uterus (Oxorn, 1996 : 634) Sectio Caesaria adalah suatu cara
melahirkan janin dengan sayatan/ pada dinding perut atau section caesaria adalah
suatu histerektomi untuk melahirkan janji dan dalam rahim (Mochtar, 1998 : 177). Pre
Eklampsi adalah suatu penyakit kehamilan yang disebabkan kehamilan itu sendiri, pre
eklampsia yang teiah lanjut atau pre eklampsia berat menunjukan gejala trias yaitu
hipertensi, oedema, dan proteinuria (Tabel, 1994 : 236). Masa nifas atau post parfum
adalah masa pulih kembali, mulai dan persalinan selesai sampai dengan pulihnya alat-
alat reproduksi sampai keadaan sebelum hamil, berlangsung 6-8 minggu (Mochtar,
1998 : 115). Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
post sectio caesaria dengan indikasi pre eklampsia adalah masa pulihnya alat-alat
reproduksi setelah kelahiran janin melalui insisi dinding abdomen dan uterus
disebabkan kehamilan itu sendiri dengan gejala trias yaitu hipertensi, oedema, dan
proteinuria
B. Etiologi
Indikasi dilakukan sectio caesaria pada ibu adalah disproporsi cepalo pelvik,
placenta previa, tumor jalan lahir, hidromnion, kehamilan gemeli, sedangkan pada
janin adalah janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxorn, 1996 :
634). Penyebab dari pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui, faktor
C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis eklampsia dan pre eklampsia menurut Hacker (2001) adalah :
1. Pre eklampsia ringan Tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg atau
sistolik lebih dan atau sama dengan pcningkatan 30 mmHg, distolik lebih dan atau
2. Pre eklampsia berat Tekanan darah lebih dan 160/110 mmHg, Proteinuria lebih dan
5 gram/24 jam (+ 3 sampai + 4), oedema tangan dan atau muka. 3. Eklampsia Salah
1. Tipe-tipe segmen bawah : insisi melintang Insisi melintang segmen bawah uterus
merupakan prosedur pilihan abdomen dibuka dan disingkapkan, lipatan vesika uterina
peristoneum yang terlalu dekat sambungan segmen atas dan bawah uterus di sayat
melintang dilepaskan dan segmen bawah serta ditarik atas tidak menutupi lapangan
pandangan.
menyingkapkan uterus sama seperti pada insisi melintang. Insisi membujur dibuat
dengan skapal dan dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada
bayi.
3. Sectio caesaria klasik Insisi longitudinal di garis tengah dibuat dengan skapal ke
dalam dinding anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan gunting
berujung tumpul.
4. Sectio caesaria ekstranperitoneal Pembedahan ektraperitonial dikerjakan untuk
E. Komplikasi
2. Sedang, dengan kertaikan suhu lebih tinggi, disertai dehidrasi, perut sedikit
kembung.
3. Beral, dengan peritonitis dan sepsis, hal ini sering dijumpai pada partus
terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang teah
pecah terlalu lama, penanganannya adalah pemberian cairan, elektrolit dan antibiotik
2. Antonia uteri
Maternal: solusio plasenta, gagal ginjal, oedema paru, pendarahan otak, eklampsia.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pre eklampsia
a. Tes kimia darah : ureum, keratin, asam urat, menilai fungsi ginjal,
pre eklampsia, jika 3+ atau 4+ urine 24 jam mengandung 5 gram protein atau lebih
2. Sectio caesaria
a. Hemoglobin
b. Hematokrit
c. Leukosit
a. Tanda-tanda vital
Suhu 24 jam pertama meningkat < 38°C akibat adanya dehidrasi dan
bila kenaikan suhu lebih dari 2 hari maka pada pasien menunjukan adanya
b. Sistem kardiovaskuler
c. Tekanan darah
Tekanan darah normal setelah melahirkan, penambahan sistolik 30
d. Laktasi
e. Sistem gastrointestinal
f. Sistem muskuloskeletal
overdistension.
h. Sistem reproduksi
1. Lochea rubra : berwarna merah pada hari pertama sampai hari kedua
pasca persalinan.
i. Sistem endokrin.
menurun pada wanita yang tidak meneteki pada bayinya dan akan meningkat
partum pada ibu yang tidak menyusui dan 36 minggu yang menyusui.
a. Fase taking in
Fase ini terjadi pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan.
c. Ease taking go
Menurut Robbins dan Kumar (1995) proses penyembuhan luka sebagai berikut :
1. Hari pertama pasca bedah Setelah lahir disambung dan dijahit, garis insisi segera
terisi bekuan darah. Permukaan bekuan darah ini mengering menimbulkan suatu
2. Hari kedua pasca bedah Timbul aktifitas yang terpisah yaitu reepitelisasi dan
pembekuan jembatan yang terdiri dan jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua
tepi celah sub epitalis. Jalur-jalur tipis sel menonjol, dibawah permukaan kerak dan
tepi epitel menuju ke arah sentral. Dalam waktu 48 jam tonjolan ini berhubungan satu
3. Hari ketiga pasca bedah Respon radang akut mulai berkurang dan neutrofil sebagai
4. Hari kelima pasca bedah Celah insisi biasanya terdiri dan jaringan granulosa yang
kaya akan pembuluh darah dan langgar. Dapat dijumpai serabut-serabut kolagen
disekitarnya.
5. Akhir minggu pertama Luka telah tertutup dan epidermis dengan ketebalan yang
6. Selama minggu kedua Kerangka fibrin sudah ienyap dan jaringan parut masih tetap
berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasi, reaksi radang hampir
hilang seluruhnya.
7. Akhir minggu kedua Struktur jaringan dasar parut telah mantap dan terjadi suatu
proses yang panjang (menghasilkan warna jaringan parut yang lebih muda sebagai
akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan peningkatan secara
Adaptasi Pembatasan
Anastesi Insisi
post partum cairan
peroral
Menyusui
tidak
efektif
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Data pengkajian yang ditemukan pada pasien Post SC Menurut Gordon yaitu:
1) Langkah
I: Pengkajian Pengkajian pada ibu bersalin dengan pre eklamsi berat pada dasarnya
sama dengan ibu bersalin normal. Berkaitan dengan pre eklamsi berat, maka
a) Data subyektif
(1) Nama Ditanyakan nama dengan tujuan agar dapat mengenal atau
memanggil penderita, dan menjaga kemungkinan bila ada klien yang namanya
(2) Usia pasien Untuk mengetahui keadaan ibu, apakah termasuk resiko tinggi
sehat atau tidak. Pada kasus pre eklamsi ini wanita berumur lebih 35 tahun
agama yang melarang untuk makan daging sapi. Dalam keadaan yang gawat
kepada siapa harus berhubungan misalnya: kyai, pendeta, dll (Cristina, 1996).
1996).
tersebut dapat mengerti apa yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan tersebut
(Cristina, 1996).
(6) Pekerjaan 14 Untuk mengetahui apakah kiranya pekerjaan klien dan untuk
mengetahui tingkat sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai. Kecuali itu, untuk
(Cristina, 1996).
(7) Alamat Untuk mengetahui ibu tinggal dimana serta mempermudah tenaga
b) Keluhan utama
klien pada pre eklamsi berat adalah: sakit kepala, mata agak kabur, dan mual
(Mochtar, 1998).
c) Riwayat kesehatan
kesehatan yang lalu: apakah klien pernah dirawat dengan penyakit yang sama
(3) Riwayat kesehatan sekarang Riwayat kesehatan sekarang: data ini untuk
d) Riwayat obstetri
1996). Pada pre eklamsi berat untuk menghitung usia kehamilan pada
f) Riwayat KB
Tujuannya untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang dipakai, alasan berhenti memakai
protein, tinggi karbohidrat, dan rendah lemak, bila ada oedema kurangi garam
(3) Pola istirahat Untuk mengetahui keadaan atau kebiasaan istirahat klien
cukup atau tidak (Cristina, 1996). Pada kasus pre eklamsi berat ini klien
dianjurkan miring atau berbaring ke arah punggung janin, sehingga aliran
(5) Personal hygiene Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjaga kebersihan
seluruh tubuh.
(6) Hubungan sexual Untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan
h) Data psikososial
Untuk mengetahui kondisi psikologi terhadap penyakitnya, perlu dikaji apakah ada
rasa cemas, gelisah, takut akan keadaan yang dapat membahayakan janin yang
dikandungnya. Hal ini karena faktor ketenangan dapat mencegah terjadinya pre
a) Pemeriksaan umum HPL : tanggal berapa, bulan, dan tahun Pemeriksaan umum
untuk mengetahui keadaan ibu pre eklamsi berat meliputi: KU lemah, kesadaran
composmentis, tekanan darah 230/130 mmHg, nadi normal 88 x/menit, tinggi badan:
b) Status present Melakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
(1) Kepala : kulit kepala bersih Rambut : hitam tidak mudah rontok Muka :
oedem. Mata :sklera putih,conjungtiva merah muda Telinga : bersih tidak ada
serumen, pendengaran normal Hidung : bersih, tidak ada polip Mulut : bersih,
(2) Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
pembesaran hepar
c) Status obstetri
(1) Inspeksi Muka : ada oedem, tidak ada cloasma gravidarum Mammae :
kehamilan, terdapat linea nigra dan strie gravidarum Vulva : bersih, tampak
(a) USG : untuk mengetahui DJJ, air ketuban banyak atau sedikit, mola
golongan darah, Hb
i) Intervensi
Merupakan perencanaan dari masalah yang telah diidentifikasi. Pada kasus pre
eklamsi berat dalam persalinan ini intervensi yang akan dilaksanakan adalah
pasang dower kateter; kontrol tensi darah tiap 1 jam, pantau kala I fase laten dengan
pengawasan anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup; anjurkan untuk makan tinggi
2) Implementasi
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat. Pelaksanaan
ini dilakukan oleh bidan dan perawat secara mandiri, kolaborasi dan rujukan di mana
3) Evaluasi
Pada langkah ini merupakan langkah penilaian terhadap asuhan yang telah dilakukan;
apakah asuhan yang telah dilakukan mengarah pada perubahan yang lebih baik atau
asuhan dapat di ulang kembali sampai mewujudkan hasil yang lebih baik.
pembedahan
eklamsia adalah
KH : - Klien merasa nyeri berkurang /hilang - Klien dapat istirahat dengan tenang
Intervensi
nyeri
Tujuan : klien dapat meningkatkan dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan tanpa
di sertai nyeri
KH.: Klien dapat mengidentivikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktvitas
21 Intervensi :
perubahan yang terjadi pada klien dalam keluhan kelemahan, keletihen yang
b. Catat tipe anestesi yang di berikan pada saat intra partus pada waktu klien
memberikan rasa tenang dan aman pada klien karena kebutuhan klien
terpenuhi
emosional
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Tanggal : 05/05/2021
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
No Reg : 119787
Diagnosa Medis : G11 P1 Ab0 Uk 39-40 Minggu T/N/1 leopod g BSC+PRM 12 Jam
R/IUD
2. KELUHAN
a. Saat MRS
3. RIWAYAT KESEHATAN
Dismenorhea:
Banyak : Ny. K mengatakan tidak pernah menghitung tetapi sehari ganti pembalut
2x
No Tgl/Bln/Thn Usia Tempat Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas Usia Hidup/
(Gravida) Persalinan Kehamilan Persalinan Persalinan JK BB PB anak Mati
Tidak Tdk terkaji SC Dokter Tidak - - - 1 6 thn Hidup
terkaji terkaji Minggu
Tidak 15-04-2021 39-40 RSU Mitra SC Widiyanti, Tidak L 3,2 49 Tidak 1 Hari Hidup
terkaji minggu Delima Sp.OG terkaji kg cm terkaji
6. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
8. RIWAYAT KB
9. RIWAYAT PERNIKAHAN
Ny. S mengatakan bahwasannya keluarga sangat mendukung dan memberi suport, selalu
2. Eliminasi BAK 3 kali sehari, BAB 1 kali sehari BAK 5 kali sehari, BAB 1 kali sehari
4. Personal Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
12.GENOGRAM
X X X
? ?
KETERANGAN
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
X = Meninggal
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
= Garis Serumah
B. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM :
- Kesadaran :cukup
- TTV :111/72
- TB : 155 cm
2. PEMERIKSAAN FISIK
- Wajah
- Mata :
o Kelengkapan dan Kesimetrisan (+)Kelengkapan dan kesimetrisan
- Hidung :
- Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : :Tulang hidung simetris dan posisi
pembesaran / polip (- )
- Leopold I :
TFU :27 cm
- Leopold II :
DJJ : 187
b. Pemeriksaan Ekstremitas
c. Pemeriksaan Genetalia
Jam15.00 WIB
e. Pemeriksaan Integumen
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium
2. TERAPI
- Infus RL
- Venin
- Bloodset
- USD
- Cefliase
- Pirate
- Ranitidin
- cerifi
- folicej latet
- unes
- needle,
3. KESIMPULAN
G2 P1001 Ab000 Usia Kehamilan 39-40 minggu dan akan di lakukan sc pada tanggal
05/05/2021
4. ANALISA DATA
abdomen
Merangsang tubuh
- Klien mengatakan nyeri dirasakan mengeluarkan
prostaglandin,
secara hilang timbul histamin,srotonin
Do:
Implus dikirim ke
- Ekspresi wajah tampak meringis talamus,korteks, selebri
- Td: 121/72
- N: 82/menit
- S: 37,0ºc
Ttv: Nyeri
- Td: 121/72
Kelemahan fisik
- N: 82/menit
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan efek samping terapi dihubungkan
6. INTERVENSI
- Kemampuan - Meringis
berulang berkurang
- Nyeri terkoordinasi
menurun
7.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
tanggal Dx
verbal - S: 36,7ºC
farmakologis dalam.
Kolaborasi
- Mengolaborasi pemberian
analgessik
2 06-05- 2 Observasi: S:
memulai ambulansi P:
meningkatkan ambulansi
Edukasi
tanggal Dx
verbal - S: 36,7ºC
farmakologis
Kolaborasi
- Mengolaborasi pemberian
analgessik
2 06-05- 2 Observasi: S:
meningkatkan ambulansi
Edukasi
Bopak. L. J. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Alih Bahasa Maria A. Wijayarini
Carpenito, Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Terjemahan). Edisi10.
Jakarta : EGC
Green,C.J and J. M. Wilkinson. 2012.Rencana Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru
Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Jakarta: Media Ausculapius
Marlitalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan nifas dan menyusui. Yogyakarta : Pustaka Pelajar