2. Devinisi
Periode postnatal/postpartum atau masa nifas adalah interval 6 minggu antara
kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke keadaan normal sebelum hamil
(Rustam,1998). Nifas / puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi yang lamanya kurang lebih sekitar 6
minggu (Hanifa,1999).
Masa postnatal dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Periode immedietelly postnatal / kala IV (dalam 24 jam pertama).
b. Periode early postnatal (minggu pertama).
c. Periode late postnatal (minggu kedua sampai keenam) atau perubahan bertahap.
Potensial bahaya sering terjadi pada periode immedietelly dan early postnatal
yaitu kejadian perdarahan dan syok hipovolemik. Pada jam dan hari pertama sesudah
persalinan, hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara drastis. Berat
badan akan mengalami penurunan sebanyak 9-10 kg, yaitu 5,5-6 kg karena fetus dan
plasenta, cairan amnion, dan kehilangan darah saat melahirkan serta 2,5 kg karena
keringat dan diuresis selama seminggu postnatal, sedangkan 1 kg karena involusio
uterus dan pengeluaran lokhea.
g. Sistem Endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin selama masa nifas yaitu hor-
mon plasenta. Hormon ini menurun dengan cepat setelah persalinan. Keadaan Hu-
mal Placental Lactogen (HPL) merupakan keadaan yang tidak terdeteksi dalam 24
jam. Keadaan esterogen dalam plasenta menurun sampai 10% dari nilai ketika
hamil dalam waktu 3 jam. Setelah persalinan pada hari ke-7 keadaan progesteron
dalam plasma menurun, luteal pertama pada hormon pituitary keadaan prolaktin
pada darah meninggi dengan cepat pada kehamilan mencapai keadaan seperti se-
belum kehamilan dalam waktu 2 minggu.
h. Sistem Integumen
Striae yang diakibatkan karena regangan kulit abdomen mungkin akan
tetap bertahan lama setelah kelahiran tetapi akan menghilang menjadi bayangan
yang lebih terang. Bila klien terdapat linea nigra atau topeng kehamilan (kloasma)
biasanya akan memutih dan kelamaan akan menghilang.
i. Sistem Gastrointestinal
Post sectio caesaria gangguan nutrisi terjadi setelah terjadi 24 jam post
partum sebagai akibat dari pembedahan dengan anastesi general yang diakibatkan
tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga mobilitas makanan akan
lebih lama berada dalam saluran makanan akibat pembesaran rahim.
Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah. Kawin 1 kali pada umur 21 tahun, dengan suami umur
25 tahun. Lamanya perkawinan 2 tahun, dan belum mempunyai anak. f. Riwayat
Kehamilan, persalinan dan nifas Pasien mengatakan ini kehamilan, persalinan dan
nifas yang pertama.
Riwayat Keluarga Berencana
Pasien mengatakan belum pernah memakai KB. Rencana setelah kelahiran anak
pertama ini pasien akan menggunakan KB, tetapi pasien belum mengetahui KB
apa yang akan di pakai setelah melahirkan anak pertamnya.
Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 22 Januari 2018
HPL : 29 Oktober 2018
Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Pasien mengatakan mengeluh mual dan muntah setiap pagi
hari.
Trimester II : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Pasien mengatakan sering pegal-pegal di sekitar pinggang.
ANC : 6 kali, Teratur, di bidan
Trimester I : Pasien mengatakan 1 x pada umur kehamilan 1 bulan.
Trimester II : Pasien mengatakan 2 x pada umur kehamilan 3 bulan dan 6 bulan.
Trimester III : Pasien mengatakan 3 x pada umur kehamilan 7 bulan, 8 bulan dan
9 bulan.
Penyuluhan yang didapat
Pasien mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil dan tanda
bahaya kehamilan.
Imunisasi TT
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT pada saat akan menikah.
Pergerakan Janin
Pasien mengatakan merasakan pergerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan.
c. Riwayat Persalinan Sekarang
Tempat Persalinan : Ruangan KB IGD RSUD Achmad Mochtar
Penolong : Bidan
Tanggal/Jam Persalinan: 17 Oktober 2018 Pukul : 05.00 WIB
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi/kelainan dalam persalinan : Tidak Ada
Plasenta
Ukuran : ± 450 gram, panjang tali pusat : ±50 cm
Kelainan : Tidak Ada
Perineum
a) Ruptur / tidak : Ya, meliputi mukosa vagina, komisura posterior, kulit
jaringan perineum, dan otot perineum. Episiotomi mediolateralis.
b) Dijahit / tidak : Ya, dengan Teknik jelujur
Perdarahan
a) Kala I : 50 ml
b) Kala II : 40 ml
c) Kala III : 30 ml
d) Kala IV : 30 ml
Jumlah : 150 ml
Tindakan Lain : Tidak Ada
Lama Persalinan
a) Kala I : 3 Jam-menit
b) Kala II : 1 jam 30 menit
c) Kala III : - jam 30 menit
d) Kala IV : 1 jam – menit
Jumlah : 6 jam- menit
Keadaan Bayi
BB : 3700 gram
PB : 49 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Apgar Score : 8/10
Cacat Bawaan : Tidak ada Masa
Gestasi : 40 Minggu
d. Pola kebiasaan selama post partum
No Aktivitas Sebelum di Rawat Saat di Rawat
1. Pola Nutrisi Pasien makan 3 kali sehari dengan Pasien makan 1 kali
porsi sedang, nafsu makan baik. sebelum melahirkan pada
Pasien minum sehari 7-8 gelas air jam 21.00 WIB tanggal 16
putih dan diselingi minum susu, Oktober 2018 dengan porsi
pasien tidak menyukai teh ataupun makan sedikit dan nafsu
kopi. Pasien mengatakan tidak ada makan yang kurang. Pasien
keluhan. minum 2 gelas teh.
5. Pola Personal Hygine Mandi 2 kali sehari, mandi secara Pemenuhan kebersihan diri
menyeluruh dari ujung rambut dibantu oleh keluarga.
sampai ujung kaki. Keramas hanya
4 kali seminggu.
f. Pengetahuan Ibu
Pasien mengatakan setelah melahirkan harus memperbanyak makan sayuran hijau
seperti daun katu untuk mempelancar pengeluaran ASI, pasien mengatakan ASI sangat
baik untuk bayinya, untuk pertumbuhan dan perkembangan bayinya dan juga untuk
kekebalan tubuh bayinya, pasien mengatakan sedikit paham tentang makanan untuk
bayinya, pasien mengatakan belum paham cara perawatan setelah melahirkan, pasien
mengatakan kurang begitu paham tentang cara perawatan payudara yang benar, pasien
mengatakan dalam perawatan bayinya masih dibantu oleh keluarganya.
Wajah tidak ada oedema dan tidak ada kloasma gravidarum (binti-
bintik) pigmen kecoklatan diwajah
tidak ada polip, fingsi penciuman baik dan tidak ada nyeri
Hidung
tekan
Mulut/gigi/gusi bibir pucat, tidak ada sariawan, mulut dan gigi bersih
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada tumor,
Leher tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
3). Therapy
Infuse RL 20 tetes/menit
Amphicilin 500 mg 3 kali 1 tablet
Sf 3 kali 1 tablet
Antalgin 500 mg 3 kali 1 tablet
Injeksi Vit. K 3x1 (IV)
Injeksi Vit. C 3x1 (IV)
Asam mefenamat 3x1 tablet (peroral)
4). Pemeriksaan Penunjang
Hasil Labor
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 9,6 gr % 12,00 - 15,00 gr %
Hematokrit 36,70 % 35,00 – 47,00 gr %
Trombosit 213.000 mm3 150.00 – 400.000 mm3
Leukosit 7.800 mm3 4.000 – 10.000 mm3
Eritrosis 2,76 mm3 4,5 – 6 juta/ mm3
C. Analisis Data
Data Masalah Etiologi
DS : Nyeri akut Trauma jahitan luka
o Pasien mengatakan episiotomy
nyeri pada luka
jahitan
o Pasien mengatakan
nyeri bertambah
saat bergerak
o Pasien mengatakan
skala nyeri 4
DO :
o Klien tampak
meringis
o Klien tampak tidak
bebas saat
bergerak
o Skala nyeri 4 yaitu
sedang
o TD: 110/70 mmHg
o N: 92 x/i
o S : 36,8 ºC
o Terdapat luka
jahitan di
perineum: 5
jahitan
o Episiotomi
mediolateralis
DS : Resiko Infeksi Trauma
o Pasien mengatakan
takut untuk
berjalan
o Pasien mengatakan
mengganti
pembalut 2x/hari
DO :
o Kesadaran :
compos mentis
o TTV : TD :
110/70 mmHg N :
92 x/i S :36,8OC
R : 22 x/i
o Tidak ada
kemerahan
o Kerekatan jahitan
kuat
o Terdapat darah
warna terang
o Lochea rubra
o Ekimosis
o Bau : seperti darah
biasa dan tidak
busuk.
o Leukosit : 7.800
mm3
DS : Kurang pengetahuan Kurangnya informasi
o Klien mengatakan tentang perawatan post
belum mengetahui partum.
tentang cara
perawatan post
partum
o Klien mengatakan
belum mengetahui
tentang cara
perawatan
payudara
o Klien mengatakan
ingin mengetahui
manfaat lebih dari
ASI.
o Klien mengatakan
belum tahu akan
memakai KB apa
setelah melahirkan
ank pertamanya.
DO :
o Klien tampak
bingung
o Klien tampak
banyak bertanya
o Klien banyak
menggeleng saat di
Tanya
2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jahitan luka episiotomi.
b) Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau kerusakan kulit.
c) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
perawatan post partum.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Noc Nic
1. Nyeri akut b/d trauma NOC : Pain Management
jahitan luka Pain Level 1. Lakukan pengkajian
episiotomi. Pain control nyeri secara komprehensif
Comfort level termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas dan
1. Mampu mengontrol nyeri faktor presipitasi
(tahu penyebab nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
menggunakan tehnik nonverbal dari
nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, mencari 3. Gunakan teknik
bantuan). komunikasi terapeutik
2. Melaporkan bahwa nyeri untuk mengetahui
berkurang dengan menggunakan pengalaman nyeri pasien
manajemen nyeri 4. Kaji kultur yang
3. Mampu mengenali nyeri mempengaruhi respon nyeri
(skala, intensitas, frekuensi dan 5. Evaluasi pengalaman
tanda nyeri) nyeri masa lampau
4. Menyatakan rasa nyaman 6. Evaluasi bersama pasien
setelah nyeri berkurang dan tim kesehatan lain
5. Tanda vital dalam rentang tentang ketidakefektifan
normal kontrol nyeri masa lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi
nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
17. Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
7. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
2. Resiko infeksi b/d NOC : NIC :
trauma jaringan atau Immune Status Infection Control (Kontrol
kerusakan kulit. Knowledge : Infection infeksi)
control 1. Bersihkan lingkungan
Risk control setelah dipakai pasien lain
Kriteria Hasil : 2. Pertahankan teknik
1. Klien bebas dari tanda dan isolasi
gejala infeksi 3. Batasi pengunjung bila
2. Mendeskripsikan proses perlu
penularan penyakit, factor yang 4. Instruksikan pada
mempengaruhi penularan serta pengunjung untuk mencuci
penatalaksanaannya tangan saat berkunjung dan
3. Menunjukkan kemampuan setelah berkunjung
untuk mencegah timbulnya meninggalkan pasien
infeksi 5. Gunakan sabun
4. Jumlah leukosit dalam batas antimikrobia untuk cuci
normal tangan
5. Menunjukkan perilaku hidup 6. Cuci tangan setiap
sehat sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
7. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
8. Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
alat
9. Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
10. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing 11.
Tingktkan intake nutrisi 12.
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap infeksi)
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan local
2. Monitor hitung
granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
6. Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
7. Pertahankan teknik
isolasi k/p
8. Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
9. Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
10. Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
11. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
16. Ajarkan cara
menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan
infeksi
18. Laporkan kultur positif
3. Kurang pengetahuan NOC : NIC :
b/d kurangnya Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
informasi tentang Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang
perawatan post Kriteria Hasil : tingkat pengetahuan pasien
partum. 1. Pasien dan keluarga tentang proses penyakit
menyatakan pemahaman tentang yang spesifik
penyakit, kondisi, prognosis dan 2. Jelaskan patofisiologi
program pengobatan dari penyakit dan
2. Pasien dan keluarga mampu bagaimana hal ini
melaksanakan prosedur yang berhubungan dengan
dijelaskan secara benar anatomi dan fisiologi,
3. Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat.
menjelaskan kembali apa yang 3. Gambarkan tanda dan
dijelaskan perawat/tim gejala yang biasa muncul
kesehatan lainnya pada penyakit, dengan cara
yang tepat
4. Gambarkan proses
penyakit, dengan cara yang
tepat
5. Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengna cara yang
tepat
6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari jaminan yang
kosong
8. Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara
yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
4. Implementasi Keperawatan
No Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Rabu / 17 Nyeri akut b/d 1. Melakukan S:
Oktober 2018 trauma jahitan pengkajian skal nyeri - Pasien mengatakan
luka episiotomi. 2. Membantu pasien masih merasakan
dan keluarga untuk nyeri pada luka jahitan
mencari dan dan pada saat
menemukan dukungan bergerak.
3. Mengontrol - Pasien mengatakan
lingkungan yang dapat skala nyeri berkurang
mempengaruhi nyeri yaitu skala nyeri 3
seperti suhu ruangan, - Pasien mengatakan
pencahayaan dan masih sulit bergerak
kebisingan karena takut jahitan
4. Mengajarkan akan terbuka
tentang teknik non - Pasien mengatakan
farmakologi dengan merasakan nyaman
mengompres dingin saat dilakukan
perineum untuk kompres dingin NaCL
mengurangi nyeri 0,9 % pada area
dengan menggunakan perineum.
cairan NaCL 0,9 %.
5. Meningkatkan O:
istirahat - Saat pemeriksaan
6. Mengkolaborasikan tampak pasien masih
dengan dokter jika ada meringis
keluhan dan tindakan - Tampak masih
nyeri tidak berhasil membatasi gerakan
7. Memonitor TTV :
penerimaan pasien TD : 110/70 mmHg
tentang manajemen N : 92x/menit
nyeri. S : 36,8OC
R : 20x/menit
A: Masalah belum
teratasi
I : Membantu aktivitas
pasien
A: Masalah belum
teratasi
I : Mengobservasi
keadaan umum dan
tanda-tanda vital
Resiko infeksi 1. Memantau suhu S:
b/d trauma tubuh - Pasien mengatakan
jaringan atau 2. Membersihkan nyeri pada luka jahitan
kerusakan kulit. lingkungan setelah - Pasien mengatakan
dipakai pasien lain bersedia dilakukan
3. Mempertahankan perawatan perineum
teknik isolasi -
4. Membatasi
pengunjung bila perlu O:
5. Menginstruksikan - Luka jahitan
pada pengunjung episiotomi sudah
untuk mencuci tangan dibersihkan dan sudah
saat berkunjung dan di kompres dingin
setelah berkunjung dengan NaCl
meninggalkan pasien - Keadaan luka basah
6. Menggunakan - Tampak ada 5 jahitan
sabun antimikrobia - Tidak ada kemerahan
untuk cuci tangan - Lochea rubra
7. Mencuci tangan - Jahitan kuat merekat
setiap sebelum dan di perineum
sesudah tindakan - Terdapat darah
kperawatan TTV :
8. Menggunakan baju, TD : 110/80 mmHg
sarung tangan sebagai N : 86x/menit
alat pelindung S :36,6OC
9. Mempertahankan R : 22x/menit
lingkungan aseptik
selama pemasangan A: Masalah belum
alat teratasi
10. Meningktkan I : Mengontrol infeksi
intake nutrisi
11. Memberikan terapi
antibiotik bila perlu
12. Memonitor tanda
dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
13. Melakukan
perawatan perineum
untuk mengurangi
resiko infeksi
14. Melihat kondisi
luka/ insisi bedah.
15. Mengajarkan cara
menghindari infeksi
dengan cara melukan
perawatan pada
perineum dan sering
mengganti pembalut.
Kurang 1. Memberikan S:
pengetahuan b/d penilaian tentang - Pasien mengatakan
kurangnya tingkat pengetahuan bersedia menyusui
informasi pasien tentang proses bayinya, bayinya
tentang penyakit yang spesifik sudah bisa menyusu
perawatan post 2. Menyediakan namun teknik ibu
partum. informasi pada pasien kurang benar.
tentang kondisi, - Pasien mengatakan
dengan cara yang sudah minum obat
tepat yaitu dengan yang diberikan
memberikan informasi perawat - Pasien
kepada pasien mengatakan sudah
mengenai cara tahu akan
perawatan post menggunakan kb
partum, cara suntik.
perawatan payudara, - Pasien mengatakan
manfaat asi, macam- belum paham tentang
macam kb. cara perawatan
3. Mendukung pasien perineum dengan
untuk mengeksplorasi benar.
atau mendapatkan
second opinion O:
dengan cara yang - Pasien tampak
tepat atau menyusui bayinya
diindikasikan - Teknik menyusui
4. Menyakan ke pasien tampak kurang
pasien pasien benar.
mengenai tanda dan
gejala yang belum di A: Masalah belum
ketahui untuk teratasi
melaporkan pada I : Meningkatkan
pemberi perawatan pengetahuan pasien
kesehatan, dengan
cara yang tepat.
A: Masalah sudah
teratasi
I : intervensi
dihentikan
Resiko infeksi 1. Membersihkan S:
b/d trauma lingkungan setelah - Pasien mengatakan
jaringan atau dipakai pasien lain nyeri pada luka jahitan
kerusakan kulit. 2. Mempertahankan - Pasien mengatakan
teknik isolasi mau dilakukan
3. Membatasi perawatan perineum
pengunjung bila perlu - Pasien mengatakan
4. Menginstruksikan sudah tahu cara
pada pengunjung perawatan vulva
untuk mencuci tangan hygiene
saat berkunjung dan - Pasien tampak sudah
setelah berkunjung tahu cara perawatan
meninggalkan pasien luka episiotomi
5. Menggunakan dengan benar
sabun antimikrobia
untuk cuci tangan O:
6. Mencuci tangan - Keadaan luka basah
setiap sebelum dan - Tampak ada 5 jahitan
sesudah tindakan - Tidak ada tanda-
kperawatan tanda infeksi
7. Menggunakan baju, - Lochea rubra
sarung tangan sebagai - Jahitan kuat merekat
alat pelindung di perineum
8. Mempertahankan - Terdapat darah
lingkungan aseptik - Tidak ada kemerahan
selama pemasangan - Tidak ada bintik
alat kebiruan pada
9. Meningktkan intake perineum
nutrisi - Tidak ada pus/nanah
10. Memberikan terapi TTV :
antibiotik bila perlu TD : 120/80 mmHg
11. Memonitor tanda N : 82x/menit
dan gejala infeksi S :36,6OC
sistemik dan lokal R : 20x/menit
12. Melakukan
perawatan perineum A: Masalah teratasi
untuk mengurangi sebagian
resiko infeksi I : - Mengontrol
13. Melihat kondisi infeksi
luka/ insisi bedah. - menjelaskan
14. Mengajarkan cara perawatan luka
menghindari infeksi episiotomy
dengan cara melukan - menganjurkan
perawatan pada mobilisasi
perineum dengan - menganjurkan
sering mengganti personal hygiene
pembalut dan cara dengan baik
membersihkan dari - makan obat secara
depan ke belakang teratur
Kurang 1. Memberikan S:
pengetahuan b/d penilaian tentang - Pasien mengatakan
kurangnya tingkat pengetahuan sudah tahu cara
informasi pasien tentang proses perawatan vulva
tentang penyakit yang spesifik hygiene/perineum
perawatan post 2. Menyediakan dengan benar yaitu
partum. informasi pada pasien dengan embersihkan
tentang kondisi, dari depan
dengan cara yang kebelakang. - Pasien
tepat yaitu dengan sudah tahu cara
memberikan informasi menyusui dengan
kepada pasien benar
mengenai cara - Pasien mengatakan
perawatan post sudah tahu tentang
partum, cara cara perawatan
perawatan payudara, payudara.
manfaat asi, macam- - Pasien mengatakan
macam kb. sudah mengetahui
3. Mendukung pasien manfaat lebih tentang
untuk mengeksplorasi ASI
atau mendapatkan
second opinion O:
dengan cara yang - Pasien tampak
tepat atau menyusui bayinya
diindikasikan dengan benar
4. Menyakan ke
pasien pasien A: Masalah teratasi
mengenai tanda dan I : intervensi
gejala yang belum di dihentikan
ketahui untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat.
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
A. Pengertian
Mobilisasi dini post sectio caesarea adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan
persalinan sectio caesarea.
B. Tujuan
Mempercepat penyembuhan luka
Mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene ibu dan bayi
Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli
Mengurangi lama rawat di Rumah sakit
C. Indikasi
Pasien dengan post sectio caesarea
D. Persiapan Alat
Tidak ada
E. Persiapan Pasien
Berikan salam, panggil klien dengan namanya
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/ keluarga
Jelaskan tujuan tindakan kepada pasien / keluarga
Minta persetujuan pasien
Jaga privacy klien
F. Prosedur
b. Tahap orientasi
c. Tahap kerja
Pada 6 jam pertama post SC
a) Menjaga privasi pasien
b) Mengatur posisi senyaman mungkin dan berikan lingkungan yang tenang
c) Anjurkan pasien distraksi relaksasi nafas dalam dengan tarik nafas perlahan-lahan lewat
hidung dan keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding perut sebanyak 3 kali
kurang lebih selama 1 menit
d) Latihan gerak tangan, lakukan gerakan abduksi dan adduksi pada jari tangan, lengan dan
siku selama setengah menit.
e) Tetap dalam posisi berbaring, kedua lengan diluruskan diatas kepala dengan telapak
tangan menghadap ke atas
g) Latihan gerak kaki yaitu dengan menggerakan abduksi dan adduksi, rotasi pada seluruh
bagian kaki
H. Dokumentasi
Dokumentasikan : nama klien, tanggal dan jam perekaman, dan respon pasien
Paraf dan nama jelas dicantumkan pada catatan pasien
Menggerakan pergelangan kaki ke depan kebelakang dan gerakan memutar setelah itu
memindahkan/ menggeser kaki dari posisi yang semula.
Mengajarkan ibu untuk latihan berjalan dan mengajarkan menyusui dengan posisi duduk
tegak.
REVERENSI : https://id.scribd.com/document/447774770/lamp-4-SOP-pdf
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/294210300/ASKEP-POST-PARTUM-SC-Ny-M-docx
http://repo.stikesperintis.ac.id/940/1/43%20FIVI%20NOVITA.pdf