Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN WAHAM


KEPERAWATAN JIWA
Dosen pengampu : Ns Dzurriyatun Thoyyibah . ZA M.Kep

Disusun oleh :
UMI NUR’LAYLI
S17104
S17B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
A. MASALAH UTAMA
Perubahan proses pikir: waham

B. Konsep penyakit
1. Definisi
Waham merupakan suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).Gangguan isi
pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal
secara akurat.Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak
dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.Keyakinan individu tersebut tidak
sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah
dengan alasan yang logis.Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali
(Kusumawati, 2012).Jadi, waham merupakan ide yang salah dan bertentangan atau
berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya dengan latar belakang
budaya.

2. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak
Menurut Kusumawati (2012), yaitu:
a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons
terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan
perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
d. Gejala primer skizofrenia (bluer): 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek, ambivalen,
autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
e. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.
3. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala waham menurut Kusumawati (2012), yaitu:
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Impulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

Tanda dan gejala pada klien dengan waham, yaitu: terbiasa menolak makan, tidak ada
perhatian pada perawatan diri, ekspresi wajah sedih dan ketakutan, gerakan tidak
terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan
bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan (Direja, 2011).

4. Patofisiologi
Seseorang merasa terancam oleh orang lain atau oleh dirinya sendiri, mempunyai
pengalaman kecemasan dan timbul perasaan  bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan
akan  terjadi.Seseorang kemudian berusaha terhadap persepsi diri dan obyek realita
melalui manifestasi, lisan terhadap suatu kejadian ayau suatu keadaan.Dilanjutkan
dengan memperoykesikan pikiran dan perasaaan lingkungannya, sehingga pikiran,
perasaan, dan keinginan yang negatif, dan tidak dapat diterima akan terlihat datangnya
dari dirinya. Akhirnya orang tersebut berusahan untuk memberikan alasan atau
rasional tentang interpretasi personal ( diri sendiri ) terhadap realita kepada diri sendiri
dan orang lain. (Direja, 2011).
Pohon masalah

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan


Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan isi pikir: waham


Core problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

(Direja, 2011).

5. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis waham ditegakkan berdasarkan wawancara klinis serta observasi
perilaku pasien mnggunakan kriteria Pedoman Praktis Diagnosis Gangguan Jiwa III
(PPDGJ-III) atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disordrs V (DSM-5)
(Iskandar, 2012).

6. Pengobatan
Terapi yang diterima pasien : Electro Convulsif Therapie (ECT) suatu tindakan
terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita
baik tonik maupun klonik. Terapi antara lain seperti psikomotor, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai
suatu refungsionalisasi dan perkembangan pasien supaya dapat melaksanakan
sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. (Iskandar, 2012).
C. Asuhan Keperawatan

1. Masalah keperawatan yang muncul

No Gejala dan tanda Masalah


Mayor Minor
1. DS: DS: Waham
Mengungkapkan isi -Merasa sulit D.0105
waham berkonsentrasi
DO: -Merasa khawatir
-Menunjukkan DO:
perilaku sesuai isi -Curiga berlebihan
waham -Waspada berlebihan
-Isi pikir tidak sesuai -Bicara berlebihan
realitas -Sikap menentang atau
-Isi pembicaraan permusuhan
sulit dimengerti -Wajah tegang
-Pola tidur berubah
-Tidak mampu
mengambil keputusan
-Flight of idea
-Produktifitas kerja
menurun
-Tidak mampu merawat
diri
- Menarik diri
2.
DS: DS: Harga diri
-Menilai diri negatif -Merasa sulit konsentrasi rendah D.0086
(mis,tidak berguna, -Sulit tidur
tidak tertolong) -Mengungkapkan
-Merasa keputusasaan
malu/bersalah
-Merasa tidak DO:
mampu melakukan -Kontak mata kurang
apapun -Lesu dan tidak bergairah
-Meremehkan -Berbicara pelan dan lirih
kemampuan -Pasif
mengatasi masalah -Perilaku tidak asertif
-Merasa tidak -Mencari penguatan
memiliki kelebihan secara berlebihan
atau kemampuan -Bergantung pada
positif pendapat orang lain
-Melebih-lebihkan -Sulit membuat
penilaian negative keputuasaan
tentang diri sendiri
-Menolak penilaian
positif tentang diri
sendiri
DS:
-Enggan mencoba
hal baru
-Berjalan menunduk
-Postur tubuh
menunduk

2. Diagnosa Keperawatan
1. Waham D.0105
Definisi : Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan
secara kuat atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan

2. Harga diri rendah kronis D.0086


Definisi: Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien seperti tidak berarti,tidak berdaya yang berlangsung
dalam waktu lama dan terus menerus

3. Rencana asuhan keperawatan


No Rencana / Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(SLKI) (SIKI)
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Waham l.09295
keperawatan 3x24 jam 1. Monitor waham yang isinya
maka, status orientasi membahayakan diri sendiri,
membaik, dengan kriteria : orang lain dan lingkungan
1. produktivitas 4 2. Bina hubungan interpersonal
2. Verbalisasi waham 4 saling percaya
3 Perilaku waham 4 3. Anjurkan mengungkapkan dan
4. Khawatir 4 memvalidasi waham (uji
5.curiga 4 realitas) dengan orang yang
6.Menarik diri dipercaya (pemberian
asuhan/keluarga)
4. Kolaborasi pemberian obat,
sesuai indikasi

2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen perilaku l.2463


3x24 jam maka harga diri 1. Identifikasi harapan untuk
meningkat, dengan kriteria mengelola perilaku negative
hasil : 2. Diskusikan tanggung jawab
1. Penilaian diri positif terhadap perilaku
4 3. Informasikan keluarga bahwa
2. Penerimaan keluarga sebagai dasar
penilaian diri positif pembentukan kognitif
terhadap diri sendiri
4
3. Perasaan bersalah 4
4. Kontak mata 4
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2012, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

Direja, A. H, 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika, Yogyakarta.

Towsend, Mary C, 2011, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, EGC, Jakarta

Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.

Kusumawati, F & Hartono Y, 2012, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika,
Jakarta.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta; DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai