Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pencegahan Penyakit pada Komplikasi Kehamilan Preklamsia dan Eklamsia


Dosen Pembimbing : Ns. Isra Syachnara P, M.Kep

DISUSUN OLEH :
1. DINA NUPITA SARI (S18174)
2. ADJI MAR’I RAMADAN (S18215)
3. DIAN FITRI A.N (S18226)
4. DINDA QOMARIA (S18227)
5. DWI ALFIANI (S18228)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN & PROFESI NERS


UNIVERSITAS KUSUMA HUSDA SURAKARTA
TAHUN 2021/2022
A. PENDAHULUAN

Komplikasi kehamilan adalah kegawatdaruratan obstetrik yang dapat


menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Menurut Muzalfah dkk (2018) Preeklampsia
adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri
dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan. Preeklampsia merupakan masalah yang serius
dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena
preeklampsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan
masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko
penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya. Sedangkan eklamsia adalah komplikasi
kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau
setelah persalinan. Kondisi serius ini selalu di dahului dengan preeklamsia sebelumnya.
Eklamsia merupakan kelanjutan dari preeklamsia. Eklamsia merupakan kondisi yang
jarang terjadi, namun harus segera ditangani karena dapat membahayakan nyawa ibu
hamil dan janin.
Menurut WHO ( dalam Muzalfah dkk:2018) Prevalensi preeklampsia di negara
maju adalah 1,3%-6%, sedangkan di negara berkembang adalah 1,8%-18%. Laporan
terbaru dari WHO memperkirakan bahwa preeklampsia menyumbang 70.000 kematian
ibu setiap tahunnya di dunia. Selain angka kematian dan kesakitan ibu preeklampsia juga
menyumbang 500.000 kematian bayi setiap tahunnya.
Menurut Dinkes Jateng ( dalam Muzalfa dkk:2018) Prevalensi preeklampsia di
Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2014-2016. Pada tahun
2014 prevalensi preeklampsia sebanyak 24,44% dari 711 kematian per 100.000 kelahiran
hidup, pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 26,34% dari 619 kematian per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2016 juga mengalami peningkatan menjadi
27,08% dari 602 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014 dan tahun 2015
preeklampsia merupakan penyebab kematian utama di provinsi Jawa Tengah, sedangkan
pada tahun 2016 preeklampsia penyebab kematian nomor dua setelah perdarahan (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan pencegahan penyakit pada komplikasi kehamilan
preklamsia dan eklamsia diharapkan peserta dapat memahami dan mampu mencegah
terjadihnya gangguan kehamilan terutama pada trimester ke III.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian komplikasi kehamilan
b. Menjelaskan tentang apa itu preeklamsia dan eklamsia beserta
klasifikasinya.
c. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsi.
d. Mengidentifikasi tanda dan gejala-gejala awal dari Preeklamsia dan
eklamsi.
e. Menjelaskan pencegahan awal yang bisa dilakukan sampai penanganan
dari preeklamsia dan eklamsi

C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik
Pencegahan Penyakit pada Komplikasi Kehamilan Preklamsia dan Eklamsia
2. Metode pelaksanaan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
3. Sasaran
Warga Ibu hamil di Desa Colomadu
4. Waktu dan tempat
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Hari/tanggal : Selasa, 06 April 2021
Tempat : Klinik Saras Colomadu
5. Jumlah peserta
4 Peserta
6. Media dan alat bantu
a. Lembar balik
b. Leaflet
7. Setting tempat

Moderator Pemateri 1 Pemateri 2


(ADJI MAR’I RAMADAN) (DINA NUPITA SARI) (DIAN FITRI)

Peserta

Fasilitator Notulen

(DINDA QOMARIA (DWI ALFIANI)


8. Susunan acara
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1. 5 Menit Pembukaan
1. Membuka acara penyuluhan dan 1. Memperhatikan
mengucapkan salam pembuka 2. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan 5. Memperhatikan
diberikan 6. Menerima dan membaca
5. Membagikan leaflet
2. 15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian komplikasi 1. Memperhatikan
kehamilan 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan tentang Pengertian 3. Memperhatikan
dan klasifikasi Preeklamsia dan 4. Memperhatikan
Eklamsia. 5. Memperhatikan
3. Manyebutkan penyebab terjadinya 6. Memperhatikan
Preeklamsia dan Eklamsia. 7. Memperhatikan
4. Menyebutkan tanda dan gejala 8. Bertanya dan
Preeklamsia dan Eklamsia. mendengarkan jawaban
5. Menjelaskan proses terjadinya
Preeklamsia dan Eklamsia.
6. Menyebutkan akibat lanjut /
komplikasi yang terjadi bila tidak
ditangani.
7. Menjelaskan upaya pencegahan
dan penanggulangan terhadap
Preeklamsia dan Eklamsia.
8. Memberikan kesempatan pada
audience untuk bertanya dan
memberikan jawaban atas
pertanyaan
3. 5 Menit Evaluasi :
1. Meminta audience menyebutkan 1. Menjelaskan apa itu
pengertian dan klasifikasi Komplikasi Kehamilan.
Preeklamsia dan Eklamsia. 2. Menyebutkan pengertian
2. Meminta audience menyebutkan dan klasifikasi
penyebab terjadinya Preeklamsia Preeklamsia dan
dan Eklamsia. Eklamsia.
3. Meminta audience menyebutkan 3. Menyebutkan tentang
proses terjadinya Preeklamsia dan penyebab terjadinya
Eklamsia Preeklamsia dan
4. Meminta audience menyebutkan Eklamsia.
Akibat lanjut / komplikasi yang 4. Menjelaskan tentang
terjadi bila tidak ditangani. proses terjadinya
5. Meminta audience menyebutkan Preeklamsia dan
upaya pencegahan dan Eklamsia.
penanggulangan terhadap 5. Menyebutkan Akibat
Preeklamsia dan Eklamsia. lanjut / komplikasi yang
terjadi bila tidak
ditangani.
6. Menyebutkan upaya
pencegahan dan
penanggulangan
terhadap Preeklamsia
dan Eklamsia.
4. 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Memperhatikan
perhatian yang diberikan 2. Membalas salam
2. Mengucapkan salam penutup
9. Pembagian tugas
Moderator : Adji Mar’i Ramadan
Fasilitator : Dinda Qomaria
Pemateri 1 : Dina Nupita sari
Notulen : Dwi Alfiani
Pemateri 2 : Dian Fitri Anna Ningsih

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Alat – alat penyuluhan berupa Lembar balik, leaflet tentang Pencegahan Penyakit
pada Komplikasi Kehamilan Preeklamsia dan Eklamsia tersedia sebelum dilakukan
penyuluhan dan peserta hadir mengikuti penyuluhan
2. Evaluasi proses
Waktu penyuluhan dimulai pukul 10.00 – 10.30 WIB, klien mendengarkan dan
menyampaikan pertanyaan tentang Preeklamsia dan Eklamsia.
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mencapai kriteria
tujuan khusus dari penyuluhan ini.
a. Warga Ibu Hamil bisa menjelaskan pengertian Komplikasi Kehamilan.
b. Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan pengertian dan klasifikasi Preeklamsia dan
Eklamsia.
c. Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan penyebab terjadinya Preeklamsia dan Eklamsia.
d. Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan tanda dan gejala Preeklamsia dan Eklamsia.
e. Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan proses terjadinya Preeklamsia dan Eklamsia.
f. Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan akibat lanjut / komplikasi yang terjadi bila tidak
ditangani.
g. Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap
Preeklamsia dan Eklamsia.

E. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah kegawatdaruratan obstetrik yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi

2. Pre Eklampsia dan Eklamsia


Menurut Muzalfah dkk (2018) Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul
pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama
setelah persalinan. Preeklampsia merupakan masalah yang serius dan memiliki
tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena
preeklampsia berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga
menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ,
seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya. Sedangkan eklamsia
adalah komplikasi kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi dan kejang sebelum,
selama, atau setelah persalinan. Kondisi serius ini selalu di dahului dengan preeklamsia
sebelumnya. Eklamsia merupakan kelanjutan dari preeklamsia. Eklamsia merupakan
kondisi yang jarang terjadi, namun harus segera ditangani karena dapat
membahayakan nyawa ibu hamil dan janin.

3. Penyebab Terjadinya Pre Eklamsia dan Eklamsia


Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklamsia. Tapi, umumnya ada beberapa ibu
hamil yang lebih berisiko, yaitu :
a. Paritas : Primigravida atau ibu yang hamil untuk pertama kali.
b. Ibu dengan kehamilan bayi kembar.
c. Penyakit yang diderita : Ibu yang menderita diabetes, ginjal, hipertensi.
d. Umur : Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau pada 35 tahun. 
e. Riwayat Kesehatan : Ibu yang pernah mengalami Pre Eklampsia pada kehamilan
sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.

4. Bagaimana proses terjadinya Pre Eklampsia


Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan
air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa
kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka
tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
5. Gejala dan Akibat Pre Eklampsia Pada Ibu dan Janin
Adanya Pre Eklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan
didapatkan :
a. Hipertensi :
Temuan tekanan darah yang tinggi atau peningkatan tekanan darah dari
biasanya. Sebagai patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90
mmHg.
b. Bengkak :
Bengkak dapat mudah dikenal di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang
lebih berat didapatkan bengkak di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi
akibat pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian dari sel
merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian
tersebut.
c. Protein dalam urin :
Ada kadar protein tinggi dalam urin karena gangguan pada ginjal. Gejala Pre
Eklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urin lebih tinggi dari 500
mg per 24 jam. Yang parah dapat mencapai angka 5 gram dalam 24
jam. Produksi urin pun kurang dari 400 ml per 24 jam.
d. Kenaikan berat badan :Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu
selama trimester kedua, dan lebih dari 0,45 setiap minggu pada trimester
ketiga. Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan
cairan dalam tubuh.
e. Nyeri perut.
f. Sakit kepala yang berat beserta mual muntah
g. Perubahan pada refleks.
h. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
i. Ada darah di air kencing.

Terjadinya Eklamsia pada umumnya kejang yang didahului oleh semakin


memburuknya Pre Eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala
dibagian frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan
hiperrefleksia.

6. Kerusakan akibat Pre Eklampsia


a. Otak : Dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan
penurunan kesadaran yang biasa disebut eklampsia. Dapat juga terjadi
pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipertensi
b. Paru-paru : Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas
hebat dan bisa berakibat fatal.
c. Jantung  : Ada payah jantung.
d. Ginjal : Ditemukan adanya gagal ginjal.
e. Mata : Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan
bengkak maupun lepasnya selaput retina mata. Kebanyakan bersifat
sementara. Kendati demikian, pemulihannya memakan waktu cukup lama.
f. Sistem darah : Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar zat
pembekuan darah.
g. Akibat pada janin :
- Janin yang dikandung ibu hamil pengidap Pre Eklampsia akan hidup
dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal. Kondisi
ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke
plasenta menyempit.
Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat
sehingga terjadi
- Bayi dengan berat lahir yang rendah. 
- Janin dilahirkan kurang bulan (prematur),
- Biru saat dilahirkan (asfiksia)
7. Komplikasi Eklampsia
a. Solusio plasenta
b. Hipofibrinogenemia
c. Hemolisis
d. Perdarahan otak (penyebab utama kematian maternal
e. Kelainan mata
f. Edem paru
g. Nekrosis hati
8. Pencegahan
a. Diet yang tepat dan sesuai.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang
baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski
dianggap tidak efektif menurunkan risiko Pre Eklamsia. Makanan berorientasi
pada 4 sehat 5 sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan
tambahan 1 butir telur tiap hari
b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya
dan disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring
kearah punggung janin sehingga aliran darah yang menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.
c. Pengawasan antenatal
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke
tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :
- Uji kemungkinan Pre Eklampsia
 Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
 Pemeriksaan TFU
 Pemeriksaan kenaikan BB atau odema
 Pemeriksaan protein dalam urine
 Kalau mungkin dilakukanyya fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran
darah umum, dan pemeriksaan retina mata
- Penilaian kondisi janin dalam rahim
 Pemantauan TFU
 Pemeriksaan janin, gerakan janin dalam rahiim, DJJ dan pemantauan
air ketuban
 Usulkan untuk melakukan pemerikaan USG
d. Nutrisi yang cukup
Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang
mengkonsumsi multivitamin dan menjaga berat tubuh sebelum hamil terbukti
risiko terkena Pre Eklamsianya lebih rendah. Suplemen nutrisi ditengarai
mampu menurunkan risiko terkena Pre Eklamsia.
e. Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap
hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan mendorong garam ke
luar tubuh.

9. Penanggulangan
Satu-satunya cara  yang pling tepat untuk menangulangi Pre Eklampsia pada akhir
kehamilan adalah dengan mempercepat persalinan, tapi pada Pre Eklamsia di awal
kehamilan, yang bisa dilakukan adalah antara lain :
a. Bed rest
Menunggu waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah
turun dan meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat
bertahan.
b. Pengobatan yang sesuai
Obat yang biasa direkomendasikan yaitu pemakaian obat penurun tekanan
darah. Pada preklamsia parah, obat corticosteroid dapat memperbaiki fungsi
hati dan sel darah. Obat ini juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh bila
harus terjadi kelahiran prematur.
c. Melahirkan
Ini adalah cara terakhir mengatasi Pre Eklamsia. Pada Pre Eklamsia
akut/parah, yang akan menganjurkan kelahiran prematur untuk mencegah
kemungkinan terburuk. Kelahiran ini juga diperlukan kondisi minimal, seperti
kesiapan tubuh ibu dan kondisi janin.

DAFTAR PUSTAKA
Muzalfah Renita ,Puspita Yunita Dyah,Wahyuningsih Anik Setyo.(2018).” Kejadian
Preeklampsia pada Ibu Bersalin”. Vol 3 pp 416-419
( https://journal.unnes.ac.id, dikases 06 April 2021)

Anda mungkin juga menyukai