Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS RESIKO BENCANA ANGIN TOPAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT

SEBAGAI PRELIMINERY RESEARCH DALAM PENGEMBANGAN BUKU TEKS

OLEH:
ROSI ANGELIA
16175050

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

A. PENDAHULUAN
Posisi geografis dan geodinamik Indonesia telah menjadikannya sebagai salah satu
wilayah yang rawan bencana alam. Bencana dalam UU-RI No.24 tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang  mengancam dan  mengganggu kehidupan dan  penghidupan
masyarakat  yang disebabkan faktor alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan,  kerugian  harta  benda,  dan dampak psikologis.
Wilayah Sumatera Barat merupakan wilayah yang rawan akan terjadinya bencana
angin topan. Namun, Penduduk sumatera barat masih kurang memiliki pengetahuan
tentang bencana angin topan dan bagaiamana dalam upaya mitigasi bencana angin topan
tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan diberikan solusi bagaimana
masyarakat sumatera barat bisa mengetahui bencana angin topan dan bagaimana upaya
mitigasi angin topan melalui pengembangan buku teks IPA SMP/MTs dengan tema
bencana angin topan.
Sebelum megembangkan buku teks IPA SMP/MTs dengan tema angin topan maka
perlu dilakukan analisis kebutuhan dalam pengembangan buku teks. Analisis yang
dilakukan disini adalah analisis potensi daerah yang rawan bencana angin topan di
daerah sumatera barat.
Lembaga pendidikan bersama pemerintah perlu berperan aktif
mendeteksi/mengkaji potensi bencana angin topan di Sumatera Barat, baik yang
diakibatkan oleh faktor alami maupun dampak dari aktiitas manusia. Hasil pengkajian
berguna dalam meningkatkan mitigasi/manjemen bencana angin topan di masyarakat.
Manajemen bencana angin topan disusun berdasarkan pemetaan wilayah potensi bencana
angin topan secara detail. Adapun analisis potensi bencana angin topan ini dilakukan
untuk Preliminari Research pengembangan buku teks IPA terpadu.

B. KAJIAN TEORI
1. Analisis Potensi Daerah dalam Pengembangan Buku Teks IPA
Analisis konteks adalah analisis yang berkaitan dengan keadaan dan situasi
yang berhubungan dengan peserta didik, diantaranya masalah lingkungan. PP Nomor
19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa kurikulum
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan dan didasarkan pada karakteristik
daerah. Selanjutnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 menjelaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. Sesuai amanat undang-undang dan PP tersebut, maka
dalam pengembangan buku teks hendaknya memperhatikan potensi daerah.
Hal ini, sejalan dengan pendapat plomp (2013) bahwa penelitian didahului
oleh analisis kebutuhan, analisis konteks, tinjauan literatur, pengembangan kerangka
konseptual atau teoritis untuk penelitian. Abidin (2014) menyatakan analisis konteks
meliputi kondisi yang terkait dengan situasi dan tugas yang dihadapi oleh peserta
didik dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Analisis
potensi daerah dapat dilakukan dengan analisis SWOT.

2. Analisis SWOT
SWOT merupakan singkatan dari streng (kekuatan), weakneasses
(kelemahan), oppurtinities (peluang), dan threats (ancaman) suatu bencana. Analisis
ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan lingkungan
internal, peluang, dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi.
Menurut Daniel Start (2013) menjelaskan bahwa manfaat analisis SWOT
diantaranya adalah :
1) Melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan

melakukan pengkajian berdasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber

daya dan kemampuan yang dimiliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa

depan.

2) Menganalisis kesempatan/ peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka

panjang.

3) Mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecenderungan

menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.

4) Mengedentifikasi faktor eksternal (O dan S) dan faktor internal (S dan W).

Gambaran yang lebih jelas tentang Identifikasi Kekuatan (Strenghts), Kelemahan

(Weaknesses), Peluang (Opportunities) dan Tantangan(Threats), dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Matrik SWOT


KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESSES)
Keberadaan instansi yang W1 Belum optimalnya koordinasi dari berbagai
mendukung terkait dengan pihak (institusi dan pakar) dalam
bencana alam seperti BMKG, pengelolaan bencana angin topan khususnya
BNPB, Perguruan Tinggi, Sekolah di bidang pendidikan.
dan lain-lain

SDM yang ahli pada bidangnyaW2 Belum terlaksananya pembelajaran IPA


seperti ahli geofisika, geodesi, dan terpadu yang bertema bencana angin topan
lain-lain (pembelajaran di sekolah)
Pembangunan yang berada di W3 Belum adanya penyuluhan, simulasi, dan
daerah yang aman dari bencana penanggulangan tentang daerah yang aman
angin topan atau yang jauh dari dari bencana angin topan
pesisir.

Mitigasi bencana angin topan Belum banyak masyarakat yang mengetahui


bagaimana pengurangan resiko/ mitigasi
bencana angin topan
W4 Belum terpenuhinya sarana sistem peringatan dini
Tercipta koordinasi yang baik antara
instansi bencana alam seperti untuk bencana angin topan.
BMKG dan BNPB dengan
masyarakat.

Strategi : Optimalisasi keberadaan instansi dan Strategi : Meningkatkan koordinasi dari berbagai
SDM yang ahli pada bidangnya serta institusi khususnya institusi pendidikan
sarana dan prasarana yang tersedia untuk untuk upaya meminimalisir korban.
penanganan bencana angin topan.

PELUANG (OPPORTUNITIES) TANTANGAN (THREATS)


Semakin meningkatnya PP No. 19 Daerah Pesisir Sumatera Barat memiliki
Tahun 2005 tentang Standar potensi angin topan sangat besar. Tercatat
Nasional Pendidikan yang cukup banyak kejadiannya di seluruh
menyatakan bahwa kurikulum kabupaten dan kota.
dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan salah satunya
didasarkan karakteristik daerah.
Kerjasama Badan Nasional Angin topan yang terjadi di sumatera barat banyak
Penanggulangan Bencana terjadi di daerah yang berada di dataran
(BNPB) dengan lembaga sosial, rendah.
pendidikan serta media masa.
Strategi : Meningkatkan kerjasama dariStrategi : Meningkatkan peran aktif pemerintah beserta
berbagai institusi terkait serta instansi terkait dalam memberikan informasi guna
pemerintah dan satuan pendidikan antisipasi penanggulangan bencana angin topan.
dalam memadukan pengetahuan
terhadap angin topan dalam
pembelajaran.

Analisis potensi daerah ini berguna untuk mendeskripsikan Preliminary Research

dalam pengembangan buku teks IPA terpadu yang bertema bencana angin topan.
3. Bencana Angin Topan di Sumatera Barat
Walter (2015) menyebutkan angin topan atau angin puting beliung pusaran
angin kencang dengan kecepatan angin maksimum 61,2 km/jam. Selanjutnya
menurut Businger dalam makarieva (2015) angin topan merupakan angin yang
bergerak dengan kecepatan 30-120 m/s yang sering terjadi di daerah wilayah tropis
yang terjadi secara tiba-tiba. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
angin topan atau angin puting beliung adalah angin kencang yan terjadi secara tiba-
tiba dengan kecepatan tinggi mencapai 30-120 km/jam. BPBD Jakarta (2015)
menyatakan bahwa angin topan disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan yang
sangat besar . bencana angin topan ini banyak terjadi di kabupaten tanah datar dan
padang pariaman.
Rekapitulasi bencana angin topan di Sumatera barat
No Lokasi Kerugian/Kerusakan Keterangan
Kabupaten Agam
1 Lubuk Basung 1 orang meninggal Pada tanggal 27
september 2016
2 Guguak Panjang 7 rumah rusak Pada tanggal 27 agustus
2017
Kota padang - Pada tanggal 28 juli
2017

C. METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
pengambilan data berupa wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data mengenai potensi bencana angin topan di daerah Sumatera Barat.
Sasaran kegiatan wawancara di tujukan kepada BPBD Sumatera Barat menggunakan
instrumen wawancara terstruktur.
Selanjutnya menggunakan metode dokumentasi. Arikunto (2013) Metode
dokumentasi adalah pengumpulan data atau informasi dengan menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen-dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya. Pada penelitian ini metode
dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data-data bencana angin topan yang
terjadi di daerah Sumatera Barat. Teknik pengumpulan datanya pada tabel 2.
Tabel 2. Teknik pengambilan data.
NO Variabel Indikator Teknik Pengambilan
Data
1 Potensi Bencana Angin  Kondisi geologis Sumatera  Wawancara
Topan Barat
 Daerah rawan bencana angin  Wawancara
topan di Sumatera Barat dan dokumentasi
 Mitigasi bencana angin topan  Wawancara
 Koordinasi instansi terkait  Wawancara
tentang penanggulangan
bencana angin topan
 Dampak bencanaangin topan di  Wawancara
daerah sumatera barat dan dokumentasi

D. DAFTAR RUJUKAN
Arikunto. 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta
Abidin, yunus.2014. desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum. 2013.
Bandung:refika aditama

Makarieva, A.M & V.G Gorshkov.2015.Radial Profiles of velocity and preassure for
condensation-induced hurricanes. www.elsevier.com (diakses pada tanggal 29 agustus
2017)
Star, Daniel.2013. Applied Strategic Planning: How to Develop a Plan That Really
Works. Boston: McGraw-Hill.
Gunawan, indra & irvani.2015. studi pendahuluan potensi bencana alam (Geo-Disaster)
di pulau bangka.Jurnal Promine, vol.3. universitas Bangka Belitung.
Hay, Walter. 2015. Hurricanes And Typhoons: Their Physics, Formation Dynamics And
Tracking And Studying Them. www.factandetail.com (diakses pada 29 agustus 2017)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan


Bencana.
KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK ANALISIS POTENSI
BENCANA ANGIN TOPAN DI SUMATERA BARAT
No Variabel Indikator Pertanyaan
1 Potensi Bencana  Kondisi geologis 1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu
Angin Topan Sumatera Barat kondisi geologis Sumatera Barat
terhadap bencana angin topan?
2. Berdasarkan data berapakah
kecepatan angin topan yang
terjadi di wilayah yang sering
terjadi bencana angin topan di
sumatera barat?
3. Berdasarkan data bagaimana
resiko bencana angin topan yang
terjadi di Sumatera Barat?

 Daerah rawan 1. Berapa persen menurut


bencana angin topan Bapak/Ibu lokasi/daerah dan
dan Lokasi pembangunan yang tidak aman
Pembangunan terhadap pengaruh bencana
angin topan di daerah Sumatera
Barat?
2. Bagaimana BPBD
mengasosialisasikan kepada
lapisan masyarakat tentang
pembangunan dan lokasi atau
daerah yang aman dari bencana
angin topan di daerah Sumatera
Barat?
3. Bagaimana upaya BPBD dalam
tahap rehabilitasi dan rekontruksi
bangunan serta wilayah pasca
bencana angin topan di daerah
Sumatera Barat?

 Mitigasi bencana 1. Apakah ada BPBD


angin topan mengasosialisasikan kepada
lapisan masyarakat mitigasi
sebelum terjadi bencana angin
topan? Jika ada, bagaimanakah
cara BPBD
mengasosialisasikannya?
2. Apakah ada BPBD
mengasosialisasikan kepada
lapisan masyarakat mitigasi saat
terjadi bencana angin topan? Jika
ada, bagaimanakah cara BPBD
mengasosialisasikannya?
3. Apakah ada BPBD
mengasosialisasikan kepada
lapisan masyarakat mitigasi
sesudah terjadi bencana angin
topan? Jika ada, bagaimanakah
cara BPBD
mengasosialisasikannya?
4. Adakah BPBD melakukan
penyuluhan dan simulasi
terhadap bencana angin topan di
daerah Sumatera Barat?
 Koordinasi instansi Apakah ada koordinasi BPBD dengan
terkait tentang instansi terkait tentang
penanggulangan penanggulangan bencana angin
bencana angin topan topan? Jika ada dalam bentuk apa
BPDB mengkoordinasikannya?

 Dampak 1. Apa saja kerugian yang


bencanaangin topan ditimbulkan dari bencana angin
di daerah sumatera topan di suatu wilayah?
barat 2. Apakah ada kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengurangi
resiko bencana angin topan? Jika
ada apa saja kegiatan tersebut?
3. Perlukah diadakan penyebaran
kearifan lokal tentang angin
topan salah satunya peserta didik
di sekolah tingkat SMP?MTs?
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK ANALISIS POTENSI BENCANA ANGIN
TOPAN DI SUMATERA BARAT

Berdasarkan faktor internal dan eksternal dari analisis SWOT yang dilakukan terhadap
potensi bencana di Sumatera Barat dilakukan wawancara terhadap instansi yang terkait yaitu
BPBD. Kisi-kisi pertanyaan dalam wawancara dibuat berdasarkan analisis faktor internal dan
eksternal potensi bencana. Berikut kisi-kisi pertanyaan dalam wawancara;

Faktor Internal:
1. Kondisi geologis Sumatera Barat
2. Daerah Pesisir Sumatera Barat memiliki potensi angin topan sangat besar.
3. Mitigasi sebelum, saat, dan sesudah bencana angin topan
4. Koordinasi instansi terkait tentang penanggulangan bencana angin topan
Faktor Eksternal:
Dampak bencana angin topan

Berikut pertanyaan yang akan ditanyakan dalam wawancara


Kondisi Geologis
1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi geologis Sumatera Barat terhadap bencana
angin topan?
……………………………………………………………………………………………….
....
……………………………………………………………………………………………...
………................................................................................................................................
2. Berdasarkan data berapakah kecepatan angin topan yang terjadi di wilayah yang
sering terjadi bencana angin topan di sumatera barat?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
........................................................................................................................................
3. Berdasarkan data bagaimana resiko bencana angin topan yang terjadi di Sumatera
Barat?
……………………………………………………………………………………………….
..
………………………………………………………………………………………………
…….....................................................................................................................................

Daerah rawan bencana angin topan dan Lokasi Pembangunan


1. Berapa persen menurut Bapak/Ibu lokasi/daerah dan pembangunan yang tidak aman
terhadap pengaruh bencana angin topan di daerah Sumatera Barat?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……............................................................................................................................
2. Bagaimana BPBD mengasosialisasikan kepada lapisan masyarakat tentang
pembangunan dan lokasi atau daerah yang aman dari bencana angin topan di daerah
Sumatera Barat?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
....................................................................................................................................
3. Bagaimana upaya BPBD dalam tahap rehabilitasi dan rekontruksi bangunan serta
wilayah pasca bencana angin topan di daerah Sumatera Barat?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Mitigasi sebelum, saat, dan sesudah bencana


1. Apakah ada BPBD mengasosialisasikan kepada lapisan masyarakat mitigasi sebelum
terjadi bencana angin topan? Jika ada, bagaimanakah cara BPBD
mengasosialisasikannya?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
2. Apakah ada BPBD mengasosialisasikan kepada lapisan masyarakat mitigasi saat
terjadi bencana angin topan? Jika ada, bagaimanakah cara BPBD
mengasosialisasikannya?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Apakah ada BPBD mengasosialisasikan kepada lapisan masyarakat mitigasi sesudah
terjadi bencana angin topan? Jika ada, bagaimanakah cara BPBD
mengasosialisasikannya?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
4. Adakah BPBD melakukan penyuluhan dan simulasi terhadap bencana angin topan di
daerah Sumatera Barat?
.................................................................................................................................................
......................................................................................................................................

Koordinasi instansi terkait tentang penanggulangan bencana


1. Apakah ada koordinasi BPBD dengan instansi terkait tentang penanggulangan
bencana angin topan? Jika ada dalam bentuk apa BPDB mengkoordinasikannya?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Dampak bencana
1. Apa saja kerugian yang ditimbulkan dari bencana angin topan di suatu wilayah?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……...............................................................................................................
2. Apakah ada kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko bencana angin
topan? Jika ada apa saja kegiatan tersebut?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……..............................................................................................................

3. Perlukah diadakan penyebaran kearifan lokal tentang angin topan salah satunya peserta
didik di sekolah tingkat SMP?MTs?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……............................................................................................................................

Padang, 1 september 2017


Staff Ahli BPBD

Anda mungkin juga menyukai