Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SIAGA BENCANA MELALUI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER PMR DI SMP NEGERI 2 ADIMULYO

Ariyanti Devi Novitasari dan Satriyo Wibowo


Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
Email: ariyantidevita111@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Potensi bencana yang mengancam lingkungan
sekolah; 2) Program Sekolah Siaga Bencana di SMP Negeri 2 Adimulyo, 3) Pelaksanaan program
Sekolah Siaga Bencana (SSB) melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 Adimulyo; dan
4) Kendala yang menghambat pelaksanaan program Sekolah Siaga Bencana (SSB) melalui kegiatan
ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 Adimulyo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data yang
dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah,
koordinator SSB, guru, pembina PMR dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif dari Miles dan
Huberman. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Potensi bencana yang mengancam lingkungan SMP
Negeri 2 Adimulyo yakni banjir dan gempa bumi. 2) Program SSB di SMP Negeri 2 Adimulyo yakni
sosialisasi pengetahuan bahaya/bencana yang mengancam lingkungan sekolah, pembelajaran
terintegrasi, pengadaan sarana prasarana terkait SSB, simulasi bencana, serta pelatihan Pertolongan
Pertama (PP) dan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), 3) Pelaksanaan program SSB melalui
kegiatan ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 Adimulyo yakni, (a) parameter pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku, semua indikator terpenuhi; (b) parameter kebijakan sekolah, semua
indikator terpenuhi; (c) parameter rencana tanggap darurat, indikator yang belum tercapai yakni PMR
belum mempunyai rencana siaga bencana; (d) parameter sistem peringatan dini, indikator yang belum
terpenuhi yakni tidak mendapat informasi bahaya dari pihak berwenang; (e) parameter PMR sebagai
motivator sebaya, semua indikator terpenuhi. 4) Kendala pelaksanaan program SSB melalui kegiatan
ekstrakurikuler PMR yakni (a) siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR tidak konsisten
dalam mengikuti ekstrakurikuler PMR, (b) sedikitnya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR hal
ini dikarenakan PMR tidak dijadikan sebagai ekstrakurikuler wajib, serta (c) sarana prasarana yang
ada kurang terurus dan kurang memadai.

Kata Kunci: Pelaksanaan SSB, PMR, SMP Negeri 2 Adimulyo


2 Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana ...(Ariyanti Devi Novitasari)

THE IMPLEMENTATION OF THE DISASTER-ALERT SCHOOL PROGRAM THROUGH


EXTRACURRICULAR YRC ACTIVITIES AT SMP NEGERI 2 ADIMULYO

Ariyanti Devi Novitasari


15416244004

ABSTRACT

This study aims to investigate: 1) disaster potentials that threaten the school environment; 2) the
Disaster-Alert School (DAS) program at Public JHS 2 of Adimulyo; 3) the implementation of the
DAS program through extracurricular Youth Red Cross (YRC) activities at Public JHS 2 of Adimulyo;
and 4) constraints that inhibit the implementation of the DAS program through extracurricular YRC
activities at Public JHS 2 of Adimulyo.
The study used a qualitative approach with a descriptive method. The data collected were primary
and secondary data. The research subjects were the principal, DAS coordinator, teachers, YRC
supervisors, and students. The data were collected through observations, interviews and
documentation. They were analyzed using Miles and Huberman’s interactive model. The data
trustworthiness was enhanced by theory and technique triangulations.
The results of the study are as follows. 1) Disaster potentials that threaten the environment of
Public JHS 2 of Adimulyo are floods and earthquakes. 2) The DAS program at Public JHS 2 of
Adimulyo includes the socialization of knowledge of dangers/disasters that threaten the school
environment, integrated learning, procurement of infrastructure facilities related to DAS, disaster
simulation, and First Aid and Emergency First Aid training. 3) The implementation of the DAS
program through extracurricular YRC activities at Public JHS 2 of Adimulyo includes: (a) parameters
of knowledge, skills and behavior, of which all the indicators are met; (b) school policy parameters, of
which all the indicators are met; (c) emergency response plan parameters, of which some indicators
have not yet been achieved, namely YRC which has not yet had a disaster preparedness plan; (d) early
warning system parameters, of which some indicators have not yet been met, i.e. not getting danger
information from the authorities; and (e) YRC parameters as peer motivators, of which all the
indicators are met. 4) Constraints in the implementation of the DAS program through extracurricular
YRD activities include the facts that: (a) students participating in extracurricular YRC activities are
not consistent, (b) few students join extracurricular YRD activities because YRD is not a compulsory
extracurricular activity, and (c) available infrastructure facilities are poorly maintained and inadequate.

Keywords: Implementation of DAS, YRC, Public JHS 2 of Adimulyo


PENDAHULUAN Salah satu bencana yang setiap tahun
terjadi di Kebumen yakni banjir. Banjir
Bencana alam merupakan salah satu
merupakan kondisi di mana meluapnya saluran
fenomena alam yang mengancam dan
air dan sebagian besar air menggenangi
mengganggu keberlangsungan hidup manusia.
permukaan tanah yang biasanya kering
Dampak yang ditimbulkan dari adanya bencana
(Depkominfo, 2008:29). Letak geografis
dapat berupa kerugian materi maupun
Kabupaten Kebumen pada bagian utara dan
nonmateri. Bencana yang diakibatkan oleh
barat yang merupakan dataran tinggi, bagian
peristiwa non-alam, lingkungan, dan ulah
tengah dataran rendah, dan bagian selatan
manusia antara lain tanah longsor, gagal
merupakan daerah pesisir menjadi salah satu
teknologi, gagal modernisasi, wabah penyakit,
penyebab pada saat musim penghujan
konflik sosial antar kelompok, dan teror.
Kabupaten Kebumen sangat rawan terhadap
Adapun bencana alam yang terjadi secara alami
bencana banjir. Di satu sisi, berdasarkan data
antara lain gempa bumi, tsunami, letusan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
gunung berapi, kekeringan, dan angin topan
Kabupaten Kebumen 2013-2031, wilayah
(Wesnawa, 2014: 21).
Kabupaten Kebumen dilewati oleh delapan
Bencana alam yang terjadi sering
sungai besar yakni sungai Kedungbener, Luk
menimbulkan korban dan kerugian besar.
Ulo, Karanganyar, Ketek, Abang, Kemit,
Kondisi tersebut diakibatkan karena kurangnya
Gombong dan Jatinegara
pemahaman tentang karakteristik bahaya,
(http://lintaskebumen.wordpress.com).
kurangnya informasi peringatan dini yang
Sekolah merupakan salah satu wahana yang
mengakibatkan ketidaksiapan, dan
efektif untuk membangun budaya kesiapsiagaan
ketidakmampuan dalam menghadapi bencana.
bencana warga negara khususnya kepada anak
Menyadari adanya risiko bencana, penting
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan para
ditumbuhkan kesadaran dan pengetahuan
pemangku kepentingan lainnya dengan
mitigasi bencana maupun pengurangan risiko
memberikan informasi, pengetahuan, dan
bencana dalam rangka mengantisipasi suatu
keterampilan kepada masyarakat terdekatnya.
bencana untuk memastikan bahwa tindakan
Dengan demikian, kegiatan pendidikan
yang dilakukan dapat dilaksanakan secara tepat
kebencanaan di sekolah menjadi strategi efektif
dan efektif pada sebelum, saat dan setelah
dan berkesinambungan dalam upaya
terjadi bencana. Menurut Sudrajat dan Wibowo
penyebarluasan pendidikan kebencanaan.
(2016:172) strategi penanggulangan bencana
Dalam rangka mendorong sekolah untuk
akan dapat berjalan dengan efektif apabila
membangun kesiapsiagaan bencana, Palang
penduduk mempunyai pemahaman memadai
Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kebumen
mengenai mitigasi bencana.
bekerjasama dengan Palang Merah Jerman
Kabupaten Kebumen merupakan salah satu
(GRC) telah melakukan berbagai program
kabupaten rawan bencana yang berada di
pendidikan pengurangan risiko bencana di
selatan Pulau Jawa. Menurut Badan
tingkat sekolah seperti Sekolah Siaga Bencana
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
(SSB).
Kabupaten Kebumen, sebanyak 210 dari 449
Sekolah siaga bencana merupakan sekolah
desa dan 11 kelurahan yang tersebar pada 26
yang memiliki kemampuan untuk mengelola
kecamatan di Kabupaten Kebumen rawan
risiko bencana di lingkungan sekolahnya.
terjadi bencana. Bencana tersebut yakni banjir,
Kemampuan tersebut diukur dengan
tanah longsor, angin puting beliung, gempa
dimilikinya perencanaan penanggulangan
bumi, tsunami, dan kekeringan
bencana (sebelum, saat, dan sesudah bencana),
(https://www.kebumenkab.go.id). Namun,
ketersediaan logistik, keamanan, dan
secara keseluruhan Kabupaten Kebumen
kenyamanan di lingkungan pendidikan,
merupakan daerah rawan guncangan gempa.
infrastruktur, serta sistem kedaruratan, yang
Gempa yang mengancam wilayah Kabupaten
didukung oleh adanya pengetahuan dan
Kebumen disebabkan oleh letak wilayahnya
kemampuan kesiapsiagaan, prosedur tetap
yang berhadapan langsung dengan sumber
(standard operational procedure), dan sistem
gempa di zona subduksi atau pertemuan
peringatan dini (Konsorsium, 2011:10).
lempeng yakni lempeng Indo-Australia dan
Menurut Sudarsono dan Wibowo (2017:17)
lempeng Eurasia.
sekolah siaga bencana mempunyai peranan
yang signifikan dalam mengurangi dampak
4 Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana ...(Ariyanti Devi Novitasari)

risiko bencana, hal ini dikarenakan Berdasarkan teori dan kenyataan dapat
pembentukan sekolah siaga bencana dijadikan disimpulkan bahwa penyebab banjir di wilayah
langkah strategis untuk melakukan upaya sekolah SMP Negeri 2 Adimulyo yakni kondisi
pendidikan lingkungan sekaligus pendidikan topografi yang cekung atau dataran landai.
kebencanaan di sekolah. Pendidikan mitigasi Melihat dari letak kecamatan Adimulyo yang
bencana maupun pengurangan risiko bencana berada di bagian tengah Kabupaten Kebumen
dapat diberikan sejak usia dini sebagai bekal dengan topografi berupa dataran rendah/landai
untuk mengantisipasi bencana yang sewaktu- dimana elevasi tanah mendekati atau di bawah
waktu dapat terjadi. muka air laut menjadikan wilayah ini rawan
Salah satu sekolah yang menjadi sekolah terhadap banjir. Sedangkan peristiwa alam yang
siaga bencana di Kabupaten Kebumen yaitu bersifat dinamis yang mengakibatkan banjir
SMP Negeri 2 Adimulyo. Secara administratif yaitu adanya curah hujan yang tinggi. Pada
SMP Negeri 2 Adimulyo masuk dalam wilayah musim hujan, curah hujan yang tinggi disertai
Kecamatan Adimulyo. Kecamatan ini berada di dengan jangka waktu yang panjang akan
bagian tengah Kabupaten Kebumen. Kondisi mengakibatkan banjir di sungai dan apabila
topografi wilayah Kabupaten Kebumen bagian melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir
tengah yang berupa dataran rendah dan dilintasi atau genangan.
oleh banyak sungai, menyebabkan sekolah ini Pelaksanaan program sekolah siaga
sering terdampak banjir. Hal tersebut senada bencana di SMP Negeri 2 Adimulyo pada
dengan pernyataan dari Anies (2017:113) yang praktiknya dilakukan oleh Pramuka dan PMR.
menyatakan bahwa banjir merupakan fenomena Pramuka dan PMR adalah salah satu bentuk
alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang mitigasi nonstruktural. Kedua kegiatan
banyak dialiri oleh aliran sungai. Maka, wilayah ekstrakurikuler tersebut merupakan tonggak
sekolah SMP Negeri 2 Adimulyo masuk dalam utama dari bentuk mitigasi nonstruktural yang
zona rawan bencana banjir. Selain bencana diterapkan pada SMP Negeri 2 Adimulyo
banjir, wilayah sekolah SMP Negeri 2 dengan harapan para peserta didik dapat
Adimulyo juga merupakan rawan guncangan tanggap terhadap bencana dan bisa
gempa bumi, mengingat secara keseluruhan menanggulangi secara mandiri. Namun,
wilayah Kabupaten Kebumen merupakan berdasarkan observasi pendidikan risiko
daerah rawan guncangan gempa bumi. bencana di SMP Negeri 2 Adimulyo lebih
Menurut Yulaelawati dan Syihab dalam banyak diterapkan di ekstrakurikuler PMR.
Wesnawa (2014) penyebab banjir secara umum PMR merupakan ekstrakurikuler di sekolah/luar
dapat dibedakan menjadi 3 faktor yaitu: sekolah yang mendukung pencapaian program
1. Pengaruh aktivitas manusia sekolah yang sesuai dengan Prinsip Palang
Aktivitas manusia yang dapat Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
menyebabkan banjir yaitu pemanfaatan dataran (PMI, 2009:1). Dengan demikian, PMR yang
banjir sebagai area pemukiman dan pusat-pusat ada di sekolah berperan penting dalam
industri, penggundulan hutan dan membuang mendukung program sekolah terkait
sampah pada saluran-saluran air terutama di kesiapsiagaan bencana dengan berbasis remaja
perumahan-perumahan. sebagai sasaran utamanya.
2. Kondisi Alam yang bersifat tetap Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui
Kondisi alam yang tetap yang bahwa SMP Negeri 2 Adimulyo merupakan
mengakibatkan banjir adalah kondisi topografi salah satu sekolah yang menerapkan program
yang cekung, kondisi alur sungai yang sekolah siaga bencana, hal ini dikarenakan
kemiringan dasar sungai datar, berkelok kelok, letaknya berada di daerah rawan bencana.
terdapat sumbatan dan sedimentasi. Menyadari hal itu, maka perlu adanya
3. Peristiwa alam yang bersifat dinamis pembentukan budaya siaga bencana di sekolah
Peristiwa alam dinamis yang dapat secara maksimal di SMP Negeri 2 Adimulyo
mengakibatkan banjir antara lain, curah hujan agar peserta didik memiliki pemahaman dan
yang tinggi, pembendungan atau arus balik pengetahuan yang memadai tentang bencana
dimuara sungai atau pada pertemuan sungai sehingga mampu memberikan referensi yang
besar, penurunan muka tanah (amblesan) dan benar dalam bersikap dan bertindak.
pendangkalan dasar sungai karena sedimentasi Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan,
yang cukup tinggi. peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pelaksanaan Program Sekolah
Siaga Bencana Melalui Kegiatan PMR, program kerja PMR dalam pengurangan
Ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 risiko bencana serta hal-hal lain yang
Adimulyo”. berhubungan dengan penelitian ini.
E. Instrumen Penelitian
METODE PENELITIAN Instrumen utama dalam penelitian ini
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
A. Jenis atau Desain Penelitian
membutuhkan alat bantu yang digunakan dalam
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
penelitian yaitu pedoman observasi, dan
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
pedoman wawancara.
bermaksud untuk mendapatkan informasi
F. Teknik Keabsahan Data
seluas-luasnya mengenai pelaksanaan program
Uji keabsahan data yang digunakan dalam
siaga bencana melalui kegiatan ekstrakurikuler
penelitian ini adalah dengan triangulasi teori
PMR di SMP Negeri 2 Adimulyo.
dan triangulasi teknik. Triangulasi teknik yaitu
B. Waktu dan Tempat Penelitian
mengecek data yang didapat di lapangan
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan
menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu
Januari – Juni 2019. Penelitian ini dilaksanakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
di SMP Negeri 2 Adimulyo, yang terletak di
yang diperoleh melaui observasi kemudian
Jalan Kemujan 23 Adimulyo, Kecamatan
digabungkan dengan hasil wawancara dan
Adimulyo, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
catatan hasil dokumentasi untuk mendapatkan
54382.
jawaban dari penelitian yang dilakukan.
C. Sumber Data
Triangulasi lain yang digunakan dalam
Sumber data pada penelitian ini terdiri dari
penelitian ini adalah triangulasi teori. Lincoln
sumber data primer dan sumber data sekunder.
dan Guba dalam Moleong (2013: 331)
Sumber data primer diperoleh melalui
beranggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa
pengamatan di lapangan dan wawancara.
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih
Adapun sumber primer dalam penelitian ini
teori sehingga memerlukan penggunaan
yaitu Kepala sekolah, Koordinator SSB,
sejumlah perspektif atau teori dalam menafsir
Pembina PMR, Guru, dan Anggota PMR SMP
seperangkat data.
Negeri 2 Adimulyo. Sumber data sekunder
G. Teknik Analisis Data
dalam penelitian ini diperoleh dari bahan
Teknik analisis data yang digunakan adalah
pustaka, literatur, jurnal, penelitian terdahulu,
analisis interaktif model Miles & Huberman,
buku, dan dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler
yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
PMR.
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode dan instrumen yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu observasi, wawancara, dan studi 1. Potensi Bencana
dokumen. Kegiatan observasi digunakan untuk SMP Negeri 2 Adimulyo merupakan salah
mengamati kondisi kegiatan PMR yang satu sekolah yang berada di Kecamatan
dijadikan sebagai pelopor pelaksanaan sekolah Adimulyo, Kabupaten Kebumen dengan
siaga bencana di SMP Negeri 2 Adimulyo. kondisi topografi berupa dataran rendah. Letak
Kegiatan wawancara dilakukan untuk menggali SMP Negeri 2 Adimulyo yang berupa dataran
informasi atau data tentang potensi bencana rendah inilah yang menyebabkan wilayah ini
yang mengancam lingkungan sekolah, program rawan akan bencana banjir. Penyebab lain
sekolah siaga bencana di SMP Negeri 2 kecamatan Adimulyo rawan terhadap banjir
Adimulyo, pelaksanaan program sekolah siaga dikarenakan wilayah ini banyak dilintasi oleh
bencana melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR sungai besar maupun sungai kecil di Kebumen.
di SMP Negeri 2 Adimulyo dan kendala- Sungai tersebut antara lain sungai Kemit,
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sungai Karanganyar, sungai Kejawang, sungai
program sekolah siaga bencana melalui Abang, sungai Turus, sungai Joho, sungai
kegiatan ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 Kanoman, sungai Wungu dan sungai Clebok.
Adimulyo. Kemudian studi dokumen yang Kondisi topografi kecamatan Adimulyo
dilakukan yaitu dengan melihat dokumen- yang berupa dataran rendah dan banyak
dokumen pendukung penelitian seperti bentuk dilintasi oleh sungai menyebabkan wilayah
catatan atau arsip penting yang ada di SMP Kecamatan Adimulyo selalu terjadi banjir
Negeri 2 Adimulyo seperti foto, materi pokok apabila hujan turun dengan intensitas yang
6 Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana ...(Ariyanti Devi Novitasari)

lama. Adanya curah hujan tinggi disertai wajib memiliki pengetahuan dan mengenali
dengan intensitas yang lama, hal ini kondisi lingkungan sekolah yang memiliki
mengakibatkan tanggul sungai jebol karena potensi bahaya/bencana yakni banjir dan
tidak mampu menahan debit air melebihi gempa bumi. Adanya program ini
kapasitas. Akibatnya terdapat beberapa sekolah diharapkan peserta didik memiliki
di Kecamatan Adimulyo yang terdampak banjir pemahaman dan pengetahuan bencana yang
salah satunya yaitu SMP Negeri 2 Adimulyo. memadai tentang bencana dan akan
Bencana lain yang mengancam lingkungan memberikan referensi yang benar dalam
SMP Negeri 2 Adimulyo yaitu gempa bumi. bersikap dan bertinda ketika terjadi
Gempa bumi menjadi bencana yang bencana.
mengancam seluruh wilayah Kabupaten b. Pembelajaran terintegrasi. Bentuk program
Kebumen karena Kabupaten ini berada di sekolah siaga bencana di SMP Negeri 2
selatan pulau Jawa yang berhadapan langsung Adimulyo yaitu mengintegrasikan materi
dengan sumber gempa di zona kebencanaan dalam pembelajaran di kelas.
subduksi/pertemuan lempeng. Program tersebut adalah salah satu wujud
Secara alamiah bencana tidak dapat dari penerapan program SSB yang langsung
dihindari dan sangat sulit untuk diprediksi atau bisa dirasakan oleh siswa dalam
diperkirakan, sehingga saat terjadinya pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru
menimbulkan dampak yang banyak baik materi menyelipkan materi tentang kebencanaan di
maupun korban jiwa. Banjir dan gempa bumi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang terjadi di lingkungan sekolah SMP Negeri pada materi yang relevan dengan
2 Adimulyo memberikan dampak yang kebencanaan.
mengganggu keberlangsungan kegiatan belajar c. Pengadaan sarana prasarana terkait dengan
mengajar di sekolah. Dampak dari adanya Sekolah Siaga Bencana. Sarana prasarana
banjir yakni banyak siswa yang tidak bisa yang dibutuhkan dalam pencapaian sekolah
datang ke sekolah karena terjebak banjir, kelas siaga bencana antara lain peta evakuasi
menjadi kotor karena terendam banjir, banyak bencana di sekolah, petunjuk jalur evakuasi,
siswa yang sakit akibat timbulnya berbagai alat peringatan dini, poster-poster terkait
penyakit pasca banjir, dan banyak tumbuhan di kesiapsiagaan bencana, modul dan buku
taman sekolah yang mati akibat terendam yang memuat tentang pengetahuan bencana,
banjir. Akibat banyaknya dampak yang menyediakan UKS, perlengkapan
ditimbulkan dari banjir, sekolah meniadakan pertolongan pertama (kit pertolongan
kegiatan pembelajaran selama 1 hari. pertama, obat-obatan, tandu, dll), dan
Sedangkan dampak dari gempa bumi yakni tempat evakuasi.
adanya cedera/luka yang dialami siswa, dan d. Mengadakan simulasi bencana. Sekolah
kerusakan fisik bangunan. SMP Negeri 2 Adimulyo mengadakan
2. Program Sekolah Siaga Bencana simulasi bencana 1x dalam setahun.
Program Sekolah Siaga Bencana disusun Simulasi ini dilakukan setiap bertepatan
berlandaskan perundangan nasional yaitu pada hari kesiapsiagaan bencana. Badan
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
penanggulangan bencana dan Peraturan dari mengajak semua pihak yang ada di
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Kebumen untuk melakukan latihan
Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang kesiapsiagaan bencana yang berupa
pedoman penyusunan rencana penanggulangan simulasi serentak setiap tanggal 26 April.
bencana. Program SMP Negeri 2 Adimulyo Hal ini bertujuan untuk membudayakan
terkait Sekolah Siaga Bencana sebagai berikut: latihan terpadu, terencana, dan
a. Mengadakan sosialisasi tentang berkesinambungan guna meningkatkan
pengetahuan bahaya/bencana yang kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan
mengancam lingkungan sekolah. Sekolah seluruh pihak menuju tangguh bencana.
memberikan sosialisasi tentang Selain diadakan oleh sekolah, PMR SMP
pengetahuan ancaman bahaya/bencana yang Negeri 2 Adimulyo juga turut mengadakan
mengancam lingkungan sekolah pada saat simulasi yang pesertanya merupakan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah seluruh anggota PMR.
(MPLS) kepada peserta didik baru setiap
tahun. Hal ini dikarenakan peserta didik
e. Pelatihan Pertolongan Pertama dan materi pertolongan pertama dan pertolongan
Pertolongan Gawat Darurat. pertama gawat darurat.
Keterampilan yang wajib dimiliki oleh b. Kebijakan Sekolah
setiap individu adalah praktek pertolongan Parameter kebijakan sekolah terkait sekolah
pertama dan pertolongan pertama gawat siaga bencana melalui PMR di SMP Negeri 2
darurat. Keterampilan ini perlu dimiliki Adimulyo sudah dilaksanakan dengan baik.
oleh setiap individu karena dapat digunakan Beberapa indikator sudah terpenuhi yakni
untuk melakukan pertolongan pertama sekolah sudah mengizinkan untuk melakukan
apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. kegiatan ekstrakurikuler PMR, sekolah juga
Keterampilan pertolongan pertama dan mengizinkan untuk melakukan kegiatan
pertolongan pertama gawat darurat juga pengurangan risiko bagi warga sekolah dengan
diberikan pada ekstrakurikuler PMR dan menyediakan UKS dan juga mengadakan
menjadi keterampilan yang wajib dimiliki simulasi bencana. Selain itu peraturan sekolah
oleh setiap anggota PMR. Praktek tentang siaga bencana sudah dimasukkan dalam
Pertolongan Pertama (PP) dan Pertolongan visi misi SMP Negeri 2 Adimulyo.
Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) c. Rencana Tanggap Darurat
diberikan oleh pembina PMR, dan pelatih Parameter rencana tanggap darurat di SMP
dari PMI Kebumen. Tujuan dari Negeri 2 Adimulyo dalam menghadapi bencana
keterampilan ini sendiri supaya siswa dapat belum dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan
berperan aktif dalam penanganan korban dari empat indikator, hanya tiga indikator yang
bencana ketika benar-benar terjadi bencana. sudah terpenuhi yakni PMR SMP Negeri 2
3. Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Adimulyo telah memiliki perlengkapan dasar
Bencana Melalui Kegiatan kesiapsiagaan bencana (kit pertolongan
Ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 pertama, bidai, papan spinal, mitela, obat-
Adimulyo obatan, tandu, tensimeter, tabung oksigen, dan
Untuk mengukur upaya yang dilakukan stetoskop), adanya tempat evakuasi sekolah
sekolah dalam membangun Sekolah Siaga yang telah disetujui yakni untuk banjir berada
Bencana (SSB) melalui kegiatan ekstrakurikuler di aula, lantai 2 dan rumah panggung
PMR perlu ditetapkan parameter dan indikator. sedangkan gempa bumi berada di lapangan
PMR memiliki lima parameter menuju sekolah utama, serta anggota PMR SMP Negeri 2
siaga bencana yang harus diterapkan pada Adimulyo siap untuk dijadikan tim penolong
sekolah siaga bencana. Berikut parameter ketika terjadi bencana. Sedangkan indikator
sekolah siaga bencana menurut PMR: yang belum terpenuhi berupa belum adanya
a. Pengetahuan, Keterampilan, dan Perilaku prosedur tetap (SOP) kesiapsiagaan dalam
Parameter pengetahuan, keterampilan, dan menghadapi bencana yang dimiliki oleh PMR
perilaku yang berkaitan dengan sekolah siaga SMP Negeri 2 Adimulyo ataupun sekolah.
bencana di SMP Negeri 2 Adimulyo melalui d. Sistem Peringatan Dini
kegiatan PMR sudah dilaksanakan dengan baik. Parameter sistem peringatan dini di SMP
Hal ini dapat dilihat dari aspek pengetahuan Negeri2 Adimulyo belum dilaksanakan dengan
bencana (jenis bahaya, sumber bahaya, besaran baik. Karena masih ada indikator yang belum
bahaya dan dampak bahaya serta tanda-tanda terpenuhi yaitu tidak mendapat informasi
bahaya yang ada di lingkungan sekolah) sudah bahaya dari lingkungan dan pihak berwenang
masuk dalam mata pelajaran. Pengetahuan (PMI, BPBD atau kelurahan). Sedangkan
mengenani bencana dan pengurangan risiko indikator yang sudah terpenuhi yakni sudah
bencana juga diberikan melalui kegiatan mempunyai alat peringatan dini (speaker, horn,
ekstrakurikuler PMR dan Pramuka. Selain itu, dan gong), peta evakuasi, dan rambu atau jalur
terdapat beberapa media informasi yang evakuasi yang telah disetujui dan dipahami oleh
memuat pengetahuan bencana atau seluruh komponen sekolah, dan adanya
pengurangan risiko bencana yakni poster, mekanisme penyebarluasan informasi
slogan, modul, majalah dan buku. Sedangkan peringatan bahaya.
dua indikator lainnya yakni, adanya pelatihan e. PMR Madya Sebagai Motivator Sebaya
rutin PMR yang dilaksanakan setiap minggu Parameter PMR Madya sebagai motivator
satu kali yaitu pada hari Senin dan adanya sebaya sudah terpenuhi. Indikator pertama yang
keterampilan siswa dalam materi PMR yaitu terpenuhi yakni unit PMR melakukan kegiatan
kesiapsiagaan bencana secara rutin, kegiatan
8 Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana ...(Ariyanti Devi Novitasari)

tersebut yakni dengan mengadakan pelayanan peringataan dini, serta PMR Madya sebagai
kesehatan sekolah, melakukan kegiatan motivator sebaya secara keseluruhan belum
pembasmian bibit penyakit menular misalnya dilaksanakan dengan baik, masih ada
pembasmian sarang nyamuk, mengadakan beberapa parameter yang belum memenuhi
sosialisasi PHBS (Pola Hidup Bersih dan indikator yang telah ditentukan.
Sehat), melakukan bakti sosial, melakukan 4. Kendala pelaksanaan program sekolah siaga
pengecekan kembali saluran irigasi dan biopori, bencana melalui kegiatan ekstrakurikuler
penanaman-penanaman tumbuhan hijau, dan PMR di SMP Negeri 2 Adimulyo yaitu (1)
melakukan simulasi bencana. Indikator yang siswa yang mengikuti kegiatan
kedua yakni unit PMR Adimulyo sudah mampu ekstrakurikuler PMR tidak konsisten dalam
menjadi motivator sebaya terkait kesiapsiagaan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR,
bencana dan kesehatan di sekolah. (2) sedikitnya peserta didik yang mengikuti
4. Kendala Pelaksanaan Program Sekolah kegiatan ekstrakurikuler PMR karena PMR
Siaga Bencana Melalui Kegiatan bukan merupakan ekstrakurikuler wajib, (3)
Ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 2 sarana prasarana kurang terurus dan
Adimulyo memadai, dilihat dari terdapat sarana
Kendala dalam pelaksanaan sekolah siaga prasarana SSB yang tidak dipasang lagi
bencana melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR karena ada proses pembangunan dan
di SMP Negeri 2 Adimulyo meliputi (1) siswa sekolah tidak mempunyai alat evakuasi
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR seperti gethek, perahu karet ataupun
tidak konsisten dalam mengikuti kegiatan pelampung.
ekstrakurikuler PMR, (2) sedikitnya peserta
didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler B. Saran
PMR karena PMR bukan merupakan 1. Bagi Kepala Sekolah
ekstrakurikuler wajib, (3) sarana prasarana Sarana dan prasarana SSB dan PMR di
kurang terurus dan memadai, dilihat dari SMP Negeri 2 Adimulyo sebaiknya lebih
terdapat sarana prasarana SSB yang tidak dirawat dan diperlengkap seperti perahu karet
dipasang lagi karena ada proses pembangunan dan pelampung, karena sarpras merupakan alat
dan sekolah tidak mempunyai alat evakuasi bantu yang baik untuk menunjang kegiatan
seperti gethek, perahu karet ataupun terkait siaga bencana di sekolah.
pelampung. 2. Bagi Guru
Sebaiknya guru di SMP Negeri 2 Adimulyo
SIMPULAN DAN SARAN mempunyai pengetahuan antisipasi bencana
A. Simpulan yang lebih banyak agar dapat menambah
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan wawasan peserta didik dan dapat dipraktekkan
dapat disimpulkan bahwa: di sekolah.
1. Potensi bencana yang mengancam 3. Bagi Siswa
lingkungan sekolah SMP Negeri 2 Peran dan partisipasi siswa dalam
Adimulyo yakni banjir dan gempa bumi. pelaksanaan program sekolah siaga bencana
2. Program sekolah siaga bencana di SMP melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR perlu
Negeri 2 Adimulyo ada lima yakni ditingkatkan, hal ini dikarenakan agar siswa
sosialisasi pengetahuan bahaya/bencana mempunyai pengetahuan pengurangan risiko
yang mengancam lingkungan sekolah, bencana sehingga nantinya siswa dapat
pembelajaran terintegrasi, pengadaan mensosialisasikan ilmu tersebut kepada orang-
sarana prasarana terkait Sekolah Siaga orang terdekat.
Bencana (SSB), simulasi bencana, dan 4. Bagi Pengurus Sekolah Siaga Bencana
pelatihan Pertolongan Pertama (PP) dan Sebaiknya pengetahuan pengurangan risiko
Pertolongan Pertama Gawat Darurat bencana dimasukkan dalam kurikulum dan
(PPGD). tidak hanya dilaksanakan melalui kegiatan
3. Pelaksanaan Program Sekolah Siaga PMR dan Pramuka. Selain itu sebaiknya
Bencana Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler sekolah mempunyai rencana siaga bencana agar
PMR di SMP Negeri 2 Adimulyo yakni dapat disosialisasikan kepada seluruh warga
sesuai paramater pengetahuan, sekolah supaya mereka tanggap dalam
keterampilan, dan perilaku, kebijakan menghadapi bencana.
sekolah, rencana tanggap darurat, sistem
5. Bagi Pembina PMR Sudrajat & Wibowo, S. (2016). Pemahaman
Pembina PMR sebaiknya menggunakan Tentang Menejemen Bencana Alam Siswa
metode yang lebih menarik lagi dalam Sekolah Menengah Pertama. Jipsindo. No.
penyampaian teori agar siswa yang mengikuti 2, Vol. 3, 168-189.
ekstrakurikuler PMR tidak bosan dan tetap
semangat mengikuti ekstrakurikuler. Wesnawa, I Gede A., dan Putu I. Christiawan.
6. Bagi stake holder/lembaga yang terkait (2014). Geografi Bencana. Yogyakarta:
dengan program ini Graha Ilmu.
Bagi stake holder/lembaga yang terkait
dengan program ini disarankan untuk
melakukan monitoring secara berkala supaya
sekolah yang bersangkutan dapat melakukan
evaluasi dan lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anies. (2017). Negara Sejuta Bencana:
Identifikasi, Analisis & Solusi Mengatasi
Bencana dengan Manjemen Kebencanaan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia. (2008). Memahamai
Bencana: Informasi Tindakan Masyarakat
Mengurangi Risiko Bencana. Depkominfo.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Kebumen. 210 Desa di Kebumen Rawan
Bencana. (22 Agustus 2016). Diakses dari
https://www.kebumenkab.go.id/index.php/
public/news/detail/4367 pada tanggal 18
Januari 2019 pukul 09.34 WIB.
Ini Wilayah Rawan Banjir di Kebumen. (31
Oktober 2014). Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/lintaskebu
men.wordpress.com/2014/10/31/ini-
wilayah-rawan-banjir-di-kebumen/amp/
pada tanggal 18 Januari 2019 pukul 10:51
WIB.
KPB. (2011). Kerangka Kerja Sekolah Siaga
Bencana. Disusun bersama oleh:
Konsorium Pendidikan Bencana.

Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.

PMI. (2009). Panduan Pengurangan Risiko


Berbasis Remaja. Jakarta: PMI Pusat.

Sudarsono, A. & Wibowo, S. (2017).


Pemahaman Menejemen Bencana Siswa
SMP di Kabupaten Sleman. Jipsindo. No. 1,
Vol. 4, 1-21.
10 Pelaksanaan Program Sekolah Siaga Bencana ...(Ariyanti Devi Novitasari)

Anda mungkin juga menyukai