PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Padang sangat rawan terhadap berbagai jenis bencana; seperti gempa,
kebencanaan kota Padang dikenal sebagai “risk city” yaitu kota yang
psikologis.
1
2
alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi,
kerusakan lainnya.
3
Kabupaten/Kotamadya.
4
Perangkat Daerah lainnya yang dipandang perlu pada tahap pra bencana
Tabel 1.1
pertama yang berada di zona merah tersebut terdiri dari sekolah negeri dan
swasta. Maka dari itu dapat dikatakan banyaknya sekolah yang masuk
masih belum terlihat kinerja yang mereka laksanakan, ini terjadi karena
Kota Padang:
Tabel 1.2
Tabel Rekapitulasi Anggaran Kegiatan Mitigasi Bencana di Sekolah
2018 2019
Rp. 305.910.000 Rp. 250.000.000
Sumber: Laporan Kinerja BPBD Kota Padang
Dapat dilihat bahwa anggaran untuk mitigasi bencana yang
menyatakan bahwa:
Padang mengatakan:
yang dihadapi oleh BPBD dengan Dinas Pendidikan Kota Padang dalam
yang belum teredukasi terkait siaga bencana, ini terjadi karena terbatasnya
edukasi yang efektif terhadap siswa – siswa di sekolah. Peran Vital BPBD
dilihat dari apa yang sudah dilakukan dalam menangani mitigasi bencana
suatu kebijakan atau kegiatan, seperti minimnya sumber daya terlatih serta
sekolah.
B. Identifikasi Masalah
10
Sekolah
bencana di sekolah
C. Batasan Masalah
yang akan diteliti, ini tujuannya supaya proses penelitian bisa menjadi
lebih terkontrol dan tepat sasaran, dalam penelitian ini masalah yang
D. Rumusan Masalah
11
di sekolah?
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
F. Manfaat Penelitian
12
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Rakasiwi (2018), kata efektivitas berasal dari kata efektif, yang berarti
tersebut lebih menekankan pada pemilihan cara atau metode yang dapat
berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab
akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variable lain.
dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses
13
14
Selain itu Andrian (2001: 12) dalam Evan Sarli Rakasiwi (2018),
sering kali disebut sebagai mengerjakan hal yang tepat yaitu, menjalankan
sasarannya.
berdaya tepat atau berhasil guna untuk menyebutkan bahwa sesuatu itu
telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target telah
tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi, yaitu berdaya guna untuk
menunjukan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan ekonomis,
merupakan suatu ukuran yang mengukur seberapa jauh tingkat target atau
tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) yang telah tercapai. Semakin besar
tingkat target yang dicapai, maka akan semakin besar pula tingkat
efektivitasnya.
15
sebagai suatu usaha atau pegaruh yang dilakukan untuk mencapai suatu
b. Pengukuran Efektivitas
telak dilaksanakan.
Adanya tujuan yang jelas dan pasti yang telah ditetapkan dalam
organisasi
Hal ini berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi
kegiatan operasional
Setelah adanya proses analisis yang tepat dan baik maka akan
masyarakatnya.
17
sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka tidak
efektif. Tercapainya tujuan itu adalah efektif sebab mempunyai efek atau
1) Karakteristik Organisasi
2) Karakteristik Lingkungan
perubahan lingkungan.
3) Karakteristik Pekerja
daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja
oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka
artinya.
2. Konsep Koordinasi
a. Pengertian Koordinasi
daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki organisasi tersebut.
dikoordinasikan.
pengarahan.
tujuan yang sama. Koordinasi juga sangat penting dalam hal tujuan suatu
antar badan, instansi, serta pelaksanaan sehingga bisa saling mengisi serta
agar dapat mewujudkan tujuan dan hasil yang telah diharapkan secara
b. Karakteristik Koordinasi
terkait
(egosektoral)
10) Tersedianya laporan tertulis yang lengkap dan rinci oleh masing -
masing stakeholder.
24
yang lain secara intern ataupun secara ekstern pada unit yang
sama tugasnya.
kedudukannya setingkat.
tersebut.
akual.
rekonstruksi bencana.
26
berarti keterpaduan antara seluruh tahapan bencana dari pra bencana, saat
tahapan dengan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan mulai dari pra
bencana, pada saat tanggap darurat, dan pasca bencana, seperti pada
gambar 2.1:
Gambar 2.1
bencana
kedermawanan
4. Konsep Mitigasi
a. Pengertian Mitigasi
dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu
jangka panjang.
suatu bencana.
struktural.
menjelaskan:
dogolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu mitigasi pasif dan aktif sebagai
berikut:
lain:
c) Pembuatan pedoman/standar/prosedur
d) Pembuatan brosur.leaflet/poster
31
Pendidikan
pembangunan
lain:
Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin melihat koordinasi dari
ukuran efektivitas yang dijadikan tolak ukur masih belum tercapai dan
C. Kerangka Konseptual
BPBD dan Dinas Pendidikan Kota Padang dalam upaya Mitigasi Bencana
di Sekolah.
34
Bagan 2.1
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
antara individu dengan latar atau fokus penelitiannya tidak diisolasi kedalam
bentuk variabel atau hipotesis, karena antara peneliti dengan tempat dimana
dia melakukan penelitiannya merupakan satu kesatuan yang utuh. Selain itu,
dalam suatu kawasan tersendiri dan hanya peneliti yang mampu berinteraksi
36
37
dikumpulkan adalah berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka – angka.
apa yang sudah diteliti. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
gambar, dan bukan angka – angka yang didapat dari fenomena lapangan yang
sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan. Penelitian ini bertujuan untuk
B. Fokus Penelitian
mitigasi bencana di sekolah dan selain itu juga melihat bagaimana teori
C. Lokasi Penelitian
yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih untuk penelitian
mitigasi bencana yang ada di sekolah, koordinasi yang mereka lakukan masih
juga akan dilakukan di BPBD dan Dinas Pendidikan Kota Padang karena
D. Informan Penelitian
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi ia harus mempunyai
2011)
mingkin informasi dari berbagai sumber dan mengali informasi yang menjadi
informan penelitian:
40
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Jabatan
1 Pimpinan Program Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Koordinator Program Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana
2
Daerah
3 Staf Program Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
4 Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang
5 Kepala Bidang Dinas Pendidikan Kota Padang
Staf Program Mitigasi Bencana untuk Sekolah di Dinas Pendidikan Kota
6
Padang
7 Kepala / Staf Lembaga Swadaya Masyarakat tentang Kebencanaan
8 Pakar Pendidikan Siaga Bencana / Kebencanaan
9 Kepala Sekolah
1. Jenis data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain – lain. Sumber data
merupakan suatu benda, hal, atau orang maupun tempat yang dijadikan
dengan masalah dan fokus penelitian. Jenis data yang akan dikumpulkan
a. Data Primer
b. Data Sekunder
orang yang melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada.
Adapun data – data sekunder yang didapat peneliti adalah data – data dan
a. Wawancara
maksud tertentu. Dimana percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu
sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Wawancara yang disini
Pendidikan Kota Padang, kepala sekolah, orang tua siswa serta masyarakat
43
informasi penting.
b. Observasi
c. Dokumentasi
dokumen – dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain
bersumber pada data – data tertulis, arsip maupun gambar yang berkaitan
adalah teknik trigulasi metode dan sumber. Metode ini dilakukan dengan cara
maka diperlukan teknik pemeriksaan, yang diperiksa adalah data yang didapat
informasi atau dari data salah satu informan atau dari sumber data dengan
informasi dari informan yang terkait maupun sumber data yang lain.
yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
relevan.
Verification).
A. TEMUAN UMUM
Padang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) disamping itu Kota Padang
juga sebagai ibukota dan pusat pendidikan tinggi di Provinsi Sumatera Barat.
daerah bukit (termasuk sungai) 486,209 km2. Perpaduan kedua letak tersebut
menjadikan Kota Padang memiliki alam yang sangat indah dan menarik.
47
48
Tabel 4.1
Tabel 4.2
49
i. Kuranji j. Pauh
k. Koto Tangah
Sumber: Gambaran Umum Kota Padang
wilayah perairan yang dihiasi oleh 19 pulau kecil yang masuk dalam wilayah
dan Pulau Toran di Kecamatan Padang Selatan seluas 33,67 ha. Selain Pulau
Kota Padang juga memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai
Pada tahun 2016, penduduk Kota Padang mencapai 914.968 jiwa, naik
Padang
a. Instansi / Unit
Padang
1) Visi:
2) Misi:
penanggulangan bencana
3) Tujuan:
dari:
3) Unsur Pelaksana
Kepala Pelaksana
Drs. Barlius. MM
Sekretaris
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Kabid Kedaruratan dan Logistik Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Daerah Kota Padang dalam Bab III Bagian kedua Pasal 4 ayat 1 bahwa
pokok:
undangan.
bencana
bencana.
wilayahnya.
54
perundang – undangan
Padang:
a. Instansi / Unit
1) Visi
56
2) Misi
3) Unsur Pelaksana
S.Pd
57
S.Pd, MM
Bagan 4.2
58
Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Padang
Kepala Dinas
Kasubag Umum
Kasubag Kepegawaian
Kasi Kesiswaan Dikdas Kasi Penjaminan Mutu Kasi Sapras SMP/PNF Kasi PAUD
B. TEMUAN KHUSUS
pengukuran efektivitas.
mengatakan:
Gambar 4.1
Surat Keputusan Koordinasi BPBD dengan Dinas Pendidikan
Kota Padang dalam upaya Mitigasi Bencana di Sekolah
yang mengatakan
61
mengatakan:
Henry mengatakan:
informasi terkait apa saja hal yang harus dilakukan kepala sekolah
64
kepala sekolah:
Gambar 4.2
Rapat Koordinasi yang dilakukan BPBD dengan Dinas
Pendidikan Kota Padang dengan Kepala – kepala
Sekolah
Sumber: Dokumen
BPBD Kota Padang 2019
Kemudian dijelaskan lagi dari wawancara peneliti dengan
mengatakan:
mengatakan:
yang berlaku.
dengan mengatakan:
mengatakan bahwa:
tabel berikut:
70
Gambar 4.3
Daftar sekolah dampingan BPBD
Tabel : Daftar Sekolah Cerdas Bencana Tahun 2019 dan Fasilitator Pendamping
mengatakan:
Gambar 4.4
dari 25 orang yang terdiri dari guru, siswa, dan pegawai di sekolah.
mengatakan:
di sekolah.
untuk sekolah.
Jumainur mengatakan:
guru dan siswa yang sekolah mereka berada di zona merah bencana
Henry mengatakan:
cerdas bencana.
81
mengatakan:
mengatakan:
bahwa masih banyak sekolah yang belum terlihat baik dari segi
sekolah.
mengatakan:
sebulan dan isi pembahasan pun lengkap dan juga ada terkait
bencana di sekolah
untuk upaya mitigasi bencana di sekolah yaitu dari segi waktu. Dinas
baik.
C. PEMBAHASAN
sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang perlu dibahas lebih lanjut
dan juga apa saja hambatan yang terjadi selama proses koordinasi.
berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan
secara sempurna, secara tepat dan target telah tercapai. Selain itu
bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan ekonomis, baru
dikatakan efisien.
cara:
dan pasti yang telah ditetapkan dalam mencapai target dan tujuan
operasional.
tersebut.
Padang.
yang ada.
masyarakatnya.
bencana tersebut.
sekolah yang berada di zona merah saja yang ikut dalam program
mekanisme kerja yang matang dan tepat yang telah dijelaskan tadi
perlu juga didukung dengan sarana dan prasarana kerja yang baik
cerdas bencana.
terlihat baik dari segi sarana dan prasarana di sekolah mereka. Ada
sekolah.
97
pengendalian.
Kota Padang.
bencana di sekolah
kegiatan lain.
tujuan organisasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengendalian.
sudah ada tujuan yang jelas yang ingin mereka capai dalam
untuk semua sekolah yang berada pada zona merah bencana. Kedua
masih dikatakan tidak siap dalam sarana dan prasarana mereka sendiri.
sekolah
lembaga tersebut.
B. Saran
antar instansi yang harus mereka jalankan secara terus menerus dan