Anda di halaman 1dari 97

BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI


COMMUNITY VIRTUAL A’20

Asuhan Keperawatan Komunitas di Community Virtual A’20 yang


dilaksanakan dari tanggal 14 Maret s/d 17 April 2021 dilakukan melalui beberapa
tahap kegiatan yaitu sebagai berikut :
1. Tahap pertama, yaitu pada tanggal 15 Maret 2021 membentuk organisasi
kelompok, menganalisis kasus dan menyimpulkan pengetahuan dasar
kesehatan, determinan kesehatan dan keperawatan komunitas community
virtual A’20.
2. Tahap kedua, yaitu tanggal 16 Maret 2021 menentukan sumber data dan
metode pengkajian kasus. Sumber data (responden) pada community
virtual A’20 didapatkan melalui survei dan wawancara untuk meminta
kesediaan anggota community virtual A’20. Metode pengkajian kasus
dilakukan dengan online yaitu pengisian angket melalui google form pada
setiap kepala keluarga dan masing-masing agregat.
3. Tahap ketiga, yaitu tanggal 17-19 Maret 2021 dilakukan pengumpulan
data kesehatan anggota community virtual A’20 melalui penyebaran
angket google form ke masing-masing kepala keluarga dan masing-masing
agregat.
4. Tahap keempat yaitu tanggal 20 - 27 Maret 2021 dilakukan menganalisis
permasalahan (data senjang, tanda mayor dan minor, diagnosis
keperawatan), membuat rancangan perencanaan keperawatan dan POA
(Plan Of Action).
5. Tahap kelima, yaitu tanggal 28 Maret 2021 dilakukan forum community
virtual A’20 untuk menentukan masalah kesehatan dan penyusunan
rencana kegiatan (tindakan keperawatan) yang disepakati bersama melalui
Musyawarah Mufakat Komunitas (MMK I).
6. Tahap keenam yaitu tanggal 29 – 3 April 2021 melakukan persiapan
rancangan implementasi (menyusun aktivitas/kegiatan/program) dan
pelaksanaan implementasi yang dilaksanakan berdasarkan rencana.
7. Tahap ketujuh yaitu tanggal 5-7 April 2021 dilakukan evaluasi terhadap
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan serta tindak lanjut yang akan
dilakukan.

Asuhan keperawatan yang dilakukan di community virtual A’20


dilaksanakan oleh mahasiswa Kelompok A Praktek Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas Padang.

A. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan asuhan
keperawatan komunitas, diantaranya melakukan pengumpulan anggota
community virtual dengan cara menentukan kepala keluarga dan anggota keluarga
di sekitar lingkungan tempat tinggal mahasiswa yang dapat dikaji serta
menanyakan kesediaan menjadi responden pada keperawatan komunitas.
Pengkajian secara umum terhadap community virtual A’20 tentang situasi di
dalam keluarga dan lingkungan sekitar keluarga yang dilakukan secara langsung
(tatap muka sesuai dengan protocol kesehatan) dan juga secara virtual, sehingga
didapatkan data faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan
faktor penunjang yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan
hasil pengkajian kelompok A’20 diperoleh data Community Virtual Kelompok
A’20 terdapat 18 Kepala Keluarga (76 anggota keluarga) terdiri dari 4 agregat
yaitu balita/anak, remaja, dewasa dan lansia dengan rentang usia mulai dari 1
bulan sampai dengan 65 tahun.
Tahap pengumpulan data dimulai dari wawancara dan penyebaran angket
dengan membuat google form dan menyebarnya ke WA group yang berisi
anggota community virtual A’20. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 17-19
Maret 2021, dengan data dikumpul sebanyak 18 KK.

B. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini kami melakukan wawancara kesetiap anggota community
virtual A’20. Kemudian dilanjutkan dengan penyebaran instrumet melalui google
form kemudian disebarkan melalui WA group yang dilakukan pada tanggal 17-19
Maret 2021 dan data terkumpul yaitu sebanyak 18 KK. Dilanjutkan dengan
penentuan masalah dan presentasi hasil kuesioner pada 28 Maret 2021 yang
dilakukan melalui Musyawarah Mufakat Komunitas (MMK 1).

HASIL PENGKAJIAN DATA COMMUNITY VIRTUAL


OLEH KELOMPOK A’20

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses untuk


mengenali komunitas dan mengetahui kebutuhan komunitas sehingga nantinya
perawat dapat memberikan pilihan intervensi yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan di komunitas (Stanhope & Lancaster, 2016).
Dalam melakukan pengkajian di komunitas, perawat dapat menggunakan
beberapa model pengkajian, salah satunya yaitu model Community as Partner.
Model komunitas sebagai partner ini berfokus pada komunitas sebagai klien yang
dilihat secara menyeluruh dan melihat kesehatan komunitas sebagai suatu system
(Anderson & Mcfarlane, 2011). Pada saat pandemic Covid-19 sekarang ini,
keperawatan komunitas menggunakan metode praktik secara daring atau virtual,
di mana data pengkajian dikumpulkan melalui survey dengan mengisi kuesioner
melalui google form.
Pengkajian secara umum terhadap 18 KK tentang situasi didalam keluarga
dan lingkungan sekitar keluarga yang dilakukan secara virtual, dapat diperkirakan
faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang
yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil pengkajian
kelompok A’20 diperoleh data Community Virtual Kelompok A’20 terdapat 18
Kepala Keluarga (76 orang warga). Yang kemudian kami bagi dalam 4 divisi
tumbuh kembang/agregat, yaitu:
1. Divisi Balita dan Anak : 11 orang (1 bulan-10 tahun)
2. Divisi Remaja : 10 orang (11-19 tahun)
3. Divisi Dewasa : 51 Orang (20-60 tahun)
4. Divisi Lansia : 4 Orang (>60 tahun)
A. Data Inti Komunitas
1. Sejarah
Awal mula terbentuknya Komunitas Virtual A’20 ini dikarenakan adanya
kebutuhan pada pelaksanaan praktek profesi keperawatan siklus komunitas
kelompok A yang dilakukan secara daring (online) oleh Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas Padang Tahun 2021 dalam upaya
physical distancing dalam masa wabah pandemic covid-19 yang terjadi
saat ini. Komunitas Virtual A’20 merupakan sebuah komunitas yang
dibentuk secara virtual yang berasal dari berbagai daerah yang terdiri dari
18 Kepala keluarga dengan jumlah warga sebanyak 76 orang. Dalam
kelompok komunitas virtual ini tidak menggunakan data sejarah karena
kelompok terbentuk sesuai kebutuhan tugas profesi keperawatan
komunitas dan tidak berada dalam satu wilayah yang sama.
2. Demografis
Karakteristik Komunitas Virtualbersifat heterogen karena terdiri dari
beberapa daerah yaitu Kota Padang, Bukittinggi, Batusangkar, dan
Payakumbuh. Anggota Komunitas Virtual berada di rentang usia 4 tahun –
62 tahun dengan mayoritas jenis kelamin perempuan. Pada Komunitas
Virtual daring A’20 terdapat kepala keluarga (76 Anggota Keluarga) yang
terbagi dalam 4 Divisi tumbuh kembang, yaitu :
Anak/bayi : 11 orang
Remaja : 10 orang
Dewasa : 51 orang
Lansia : 4 orang
3. Etnis
Sebagian besar anggota komunitas virtual adalah berasal dari Etnis
Minangkabau sebesar 89 %, sisanya melayu sebesar 6 % dan mandailing
sebesar 5%.
4. Statistik
Data statistik pada kelompok komunitas virutal ini belum dapat ditentukan
karena kelompok ini baru terbentuk sehingga belum bisa memberikan data
angka morbilitas dan mortalitas komunitas yang dibina.
5. Nilai dan Keyakinan
Anggota komunitas virtual seluruhnya beragama Islam dimana masing-
masing anggota komunitas memanfaatkan masjid untuk kegiatan
pelaksanaan ibadah dan kegiatan keagamaan lain seperti pengajian,
peringatan hari besar islam dan tempat bermusyawarah.

B. DATA SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terkait data lingkungan fisik
Komunitas Virtual A’20 didapatkan bahwa sekitar 94,4% rumah memiliki
ventilasi dan pencahayaan matahari langsung masuk kerumah, lalu 5,6 %
tidak memilikinya. Kemudian sumber air minum yang digunakan paling
banyak berasal dari PDAM yaitu sebesar 83,3% lalu, untuk yang
menggunakan sumur gali dengan cincin ada sebanyak 11,1% dan yang
menggunakan sumur bor 5,6%. Keadaan air minum tidak berbau, tidak
berasa dan tidak berwarna sebesar 83,3% dan sebanyak 5,6% yang
bewarna lalu, berasa 11,1%. Penampungan air tertutup sebanyak 88,9%
dan penampungan air terbuka sebesar 16,7%. Keluarga yang
membersihkan bak mandi 1x seminggu sebanyak 66,7%, lalu yang
menguras bak mandi sebanyak 2x seminggu sebanyak 27,8% dan yang
tidak memiliki bak ada sebanyak 5,6%. Seluruh keluarga melakukan MCK
sehari-hari di kamar mandi. Sebagian besar limbah kamar mandi dialirkan
ke septi tank sebesar 81.3%, dialirkan ke got sebesar 12,5% dan sisanya
dibuang kesungai 6,3%.

Pengolahan sampah rumah tangga dilakukan dengan dikumpulkan dan


diangkut petugas kebersihan sebesar 50%, dibakar sebesar 33,3% dan
diangkut petugas sebanyak 66,7 %. Kaleng – kaleng dan barang bekas
yang tidak dipakai dirumah biasanya dimanfaatkan sebesar 22%, ditimbun
sebanyak 39% dan dibuang ke tong sampah sebanyak 39%. Untuk
kegiatan gotong royong ada sebanyak 94,4% yang melakukannya dan
5,6% yang tidak melakukannya. Untuk sara pembuangan limbah ada
sebanyak 16,7 % membuang 1x seminggu, sebanyak 22,2% membuang 1
x sebulan dan ebanyak 50% membauangnya ketika tersumbat. Sebanyak
88,9% memerlukan kader untuk kesehatan lingkungan dan bersedia untuk
mengikuti kegiatan kesehatan lingkungan dan 11,1 % tidak
membutuhkannya. Sebanyak 94,4% mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir, lalu sebanyak 5,4% lagi tidak melakukannya
2. Kesehatan dan Pelayanan Sosial
Berdasarkan survey pada Komunitas Virtual kelompok A’20 didapatkan
bahwa sebesar 83,3% anggota keluarga tidak ada yang sakit dan 16,7%
mengalami sakit saat ini. Sebanyak 94,4% keluarga membawa anggota
keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas, bidan dan
mantri lalu sebnayak 5,6% berobat di pengobatan tradisional. Sebagian
besar 61,1% jarak pelayanan kesehatan dari rumah anggota komunitas
virtual A’20 berjarak >500 meter dan pelayanan kesehatan yang berjarak
<500 meter dari rumah sebesar 38,9%. Umumya jaminan kesehatan dalam
keluarga yang digunakan adalah BPJS yaitu sebesar 88,9%. Sebesar 68,8%
sumber informasi kesehatan didapatkan komunitas virtual A’20 dari media
(koran, TV, radio dan internet) dan sisanya dari sosialisasi petugas
kesehatan sebesar 77,8 %. Informasi kesehatan yang didapatkan dalam 3
bulan terakhir ini sebanyak 50% mendapatkan informasi mengenai covid
19 dan juga informasi yang dibutuhkan saat ini adalah informasi mengenai
covid 19 yaitu sebanyak 63%.
3. Data Status Ekonomi
Sebesar (50,6%)pendapatan perbulan anggota keluarga komunitas virtual
A’20 yaitu > Rp.2.500.00. Sebagian besar (72,2%) anggota keluarga
komunitas menabung dan 12,5% tidak menabung dengan alasan memiliki
kebutuhan banyak sebesar (22,8%). Sebanyak (94,4%) keluarga di
komunitas virtual A’20 memiliki kemampuan menyediakan makanan
bergizi. Sebagian besar (94,4%) mengatakan bahwa penghasilan keluarga
berpengaruh terhadap kebutuhan sehari-hari. Sebagian komunitas virtual
A’20 (55,6%) tidak memiliki tabungan kesehatan. Sebesar (66,7%)
keluarga di komunitas mengatakan untuk melakukan PHBS tidak memiliki
biaya yang banyak. Sebagian besar komunitas (61,1%) mengatakan bahwa
pasar tradisional adalah tempat masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
4. Transportasi dan Keamanan
Berdasarkan hasil survey didapatkan bahwa sebesar 94,4% terdapat
pelayanan keamanan di wiliyah tempat tinggal komunitas virtual A’20.
Sebagian besar (55,6%) terdapat alat pemadam kebakaran di wilayah
komunitas virtual A’20. Seluruh komunitas virtual memperhatikan
keamanan makanan di dalam keluarga dan sebesar (77,8%) komunitas
virtual tidak pernah mengalami keracunan makanan. Berdasarkan survey
kondisi jalan, didapatkan sebesar 94,4% kondisi jalan masih dalam
keadaan baik dan beraspal. Berdasarkan alat transportasi yang digunakan
terdapat sebesar 88,9% komunitas virtual menggunakan motor pribadi
sebagai sarana transportasi.
5. Politik dan Pemerintahan
Sebanyak 11,1% kelompok komunitas mengikuti organisasi kader
posyandu, 16,7% mengikuti organisasi perangkat desa, 16,75 mengikuti
organisasi PKK 44,5% komunitas tidak mengikuti kegiatan organisasi di
masyarakat. Kelompok komunitas mengatakan bahwa sebanyak 61,1%
kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah kesehatan
balita/remaja/lansia ataupun PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) di
masyarakat.
6. Komunikasi
Pada pola komunikasi menurut hasil survey didapatkan sebanyak 100%
kelompok komunitas menggunakan pola komunikasi terbuka dalam
keluarga. Bahasa yang digunakan dalam komunitas didapatkan hasil
83,3% menggunakan bahasa daerah. Mekanisme penanggulangan masalah
komunitas dalam keluarga sebanyak 100% menggunakan musyawarah
bersama dalam menyelesaikan masalah. Menurut hasil survey jika ada
anggota keluarga yang mempunyai masalah sebanyak 100% anggota
keluarga membantu mencari jalan keluar permasalannya. Sebagian besar
masyarakat berkumpul di musholla/masjid 55,6%, di balai desa sebanyak
38,9%, dan di lapangan sebanyak 5,6%. Sebagian besar media komunikasi
yang dimiliki oleh komunitas yang berhubungan dengan kesehatan adalah
handphone 94,4, dari TV 61,1%, koran/majalah 27,8, brosur/poster
16,7%, dan dari radio 5,6%. Terkait dengan masalah kesehatan
balita/remaja/lansia komunitas mendapatkan pengetahuan melalui media
elektronik sebanyak 88,9, penyuluhan 27,8, tetangga 33,3%, dan media
cetak 16,7%. Jika pada komunika ada berita atau kegiatan cara
menginformasikan kepada masyarakat dengan TOA 16,7%, melalui
handphone 66,7%, undangan 33,3%, dan bertemu langsung 38,9%.
7. Pendidikan
Berdasarkan hasil survey sebanyak 22,2% anggota keluarga sedang
mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal. Terdapat 16,7% anggota
keluarga yang tidak bisa membaca dan anggota keluarga yang mempunyai
keterampilan khusus sebanyak 22,2% yaitu keterampilan menjahit.
Seluruh anggota keluarga memiliki pandangan positif 100% terhadap
pendidikan anggota keluarga.
8. Rekreasi
Hasil survey menunjukkan kegiatan yang dilakukan keluarga dalam waktu
luang sebagian besar menonton TV 88,9% dan bertemu kerabat 39,9%,
selebihnya diisi dengan jalan-jalan 50% dan olahraga 22,2%. Komunitas
memiliki riwayat perjalanan anggota keluarga selama 14 hari dari luar kota
sebanyak 50% dan 50% tidak melakukan perjalanan
9. Persepsi
Berdasarkan hasil survey tanda dan gejala yang dimiliki keluarga saat ini
ada demam 5,65. Jika semua tanda dan gejala ada anggota keluarga akan
melakukan isolasi mandiri/melakukan pemeriksaan ke rumah sakit 55,6%.
Sebanyak 77,8% anggota keluarga melakukan physical distancing.
Anggota keluarga ada yang bekerja di luar rumah sebanyak 88,5% dengan
jenis pekerjaan sebagian besar bekerja di pelayanan umum 55,6%, bekerja
di RS 5,6%, guru 5,6%, bekerja dikebun 5,6%. Sebanyak 88,9% anggota
keluarga memakai masker ketika bekerja/keluar rumah.
C. PERSEPSI
1. Persepsi Community Virtual A’20
a. Balita dan anak
Hasil yang didapatkan melalui angket pada sebagian besar orang
tuadalam kelompok keluarga komunitas virtual A’20 mengatakan
anaknya mengalami demam dan anak yang batuk, pilek, demam
(ISPA), serta yang paling tinggi adalah anak yang mengalami diare.
b. Remaja
Berdasarkan hasil wawancara sebagian kelompok usia remaja pada
community virtual A’20 beranggapan bahwa Sebagian besar remaja
community Virtual A’20 beranggapan bahwa yang dirasakan saat ini
atau 3 bulan terakhir adalah masalah kesehatan mental pada remaja
yang ditunjukkan dengan beberapa sikap yaitu tidak merasa puas
dengan penampilan diri dan kurang bisa mengontrol emosi.
c. Dewasa
Pada hasil survei terhadap dewasa pada community virtual A’20
sebagain besar dewasa mengatakan mengalami kesulitan dalam
menjalani pengobatan dan melakukan tindakan untuk mengurangi
factor risiko (seperti melakukan aktivitas fisik, melakukan diet dan
berhenti merokok).
d. Lansia
Pada hasil survey terhadap lansia pada community virtual A’20
sebagian besar lansia mengalami penyakit jhipertensi dan juga
sebagian besar lansia tidak rutin memeriksakan kondisi kesehatannya
tetapi hanya datang ketika merasa ada keluhan saja.

2. Persepsi Perawat
a. Balita dan anak
Berdasarkan hasil yang di dapatkan melalui angket sebagian besar
orang tua mengatakan anaknya mengalami demam, batuk, pilek(ISPA)
sebanyak 20% dan anak yang sedang menderita demam sebanyak 20%
dan 60% anak yang menderita diare dalam kurun waktu 3 bulan
terakir. Jika dilihat dari riwayat imunisasi seluruh anak dan balita
mendapatkan imunisasi yang lengkap atau 100%, Dari pertanyaan
yang ada di kuisioner mengenai informasi kesehatan tenatang anak
yang di butuhkan saat ini dalam komunitas keluarga virtual di
dapatkan hasil bahwa sebanyak 44% ibu memilih cara mengatasi
penyakit umum pada bayi (ISPA) dan sebanyak 56% memilih cara
menstimulasi tumbuh kembang bayi/balita.
Berdasarakan hasil dari kuesioner yang di sebar dilihat dari jenis
makanan (selain ASI dan susu) yang dikonsumsi balita sebanyak
(60%) memakan nasi biasa, buah atau 5 orang, (20%) memakan
roti/biscuit,buah atau 2 orang, (20%) tidak ada memakan makanan
selain ASI dan susu atau sebanyak 2 orang. Jika dilhat dari bagaimana
cara mengolah makanan didapatkan hasil (50%) memilih dicuci dahulu
baru di potong dan di masak sampai lunak atau sebanyak 4 orang,
(40%) memilih ducici dahulu baru di potong dan dimasak tetapi tidak
sampai lunak benar atau sebanayak 3 orang, (10%) memilih dipotong
dahulu baru di cuci dan dimasak sampai lunak atau sebanyak 1 orang.
Jika dilihat dari penyakit yang terbanyak yaitu diare, didapatkan
hasil bahwa 75% anakbalita mengalami diare dalam kurun waktu 3
bulan terakir atau sebanyak 9 oran dan 25% memilih tidak atau
sebanyak 3 orang. Dan dilihat dari pengetahuan tentang diare berapa
kali buang air dalam sehari sehingga disebut sebagai penderita diare
dalam komunitas keluarga virtual A20 sebanayak 27% memilih 1-3
kali dan sebanyak 73% memilih lebih dari 3 kali dan tinja encer. Dan
cara mencegah diare didapatkan hasil 9% memilih selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, 18% memilih selalu menerapkan
hidup bersih dan sehat, 18% memilih semua benar, 55% memilih
selalu menjaga kebersihan makanan dan minum.
Dilihat dari kebiasaan anak dalam keseharian didapatkan hasil
36% atau sebanyak 4 orang yang memilih tidak jajan di luar sekolah,
dan sebanyak 64% atau sebanyak 7 orang anak yang memilih jajan di
luar sekolah, jika untuk membawa bekal ke sekolah 18% atau
sebanyak 2 orang anak yang membawa bekal dan sebanyak 82% atau
sebanyak 9 orang anak yang tidak membawa bekal ke sekolah.
b. Remaja
Berdasarkan hasil yang di dapatkan melalui angket sebagian besar

keluhan yang dirasakan oleh remaja 3 bulan terakhir adalah merasa

tidak puas dengan penampilan diri dan kurang bias mengontrol emosi

yaitu sebanyak 30 %, Kurang nafsu makan 20%, Tidak ada keluhan

10%. Lalu untuk kegiatan yang dilakukan remaja di luar jam sekolah

yaitu membantu orang tua di rumah 60%. Sedangkan, remaja paling

banyak berbagi masalahnya dengan orang tua dan teman yaitu

sebanyak 40% dan sebanyak 30% tidak ada teman untuk cerita.

Kebiasaan yag kurang sehat dilakukan remaja adalah bergadang yaitu

sebanyak 80%, lalu sebanyak 20% remaja suka mengkonsumsi

junkfood. Informasi kesehatan yang dibutuhkan remaja adalah

mengenai kesehatan mental yaitu sebanyak 50%, lalu mengenai

perubahan tubuh dan sifat pada remaja sebanyak 40 %, dan mengenai

kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 20%, kemudian informasi

mengenai cara megatasi masalah merokok sebanyak 10%.

Berdasarkan hasil angket yang dilakukan pada remaja didapatkan


data bahwa semua (100%) responden memilih benar bahwa mereka
berusaha bersikap baik kepada orang lain dan peduli perasaan mereka.
Lalu didapatkan data bahwa 60% responden memilih agak benar
bahwa mereka merasa gelisah dan tidak dapat diam dala waktu yang
lama, lalu 20% responden memilih benar dan 20% responden lainnya
memilih tidak benar. Sedangkan didapatkan data bahwa 60%
responden memilih tidak benar bahwa mereka saring sakit kepala,
perut atau lainnya. Sekitar 20% responden lainnya memilih benar dan
20% lainnya memilih agak benar.
Berdasarkan hasil angket terseut didapatkan 60% responden
memilih benar bahwa mereka berbagi jika memiliki mainan dan
makanannya pada orang lain, 40% responden lainnya memilih agak
benar. Lalu 60% responden memilih tidak benar bahwa mereka sering
marah dan tidak dapat mengendalikannya, 40% responden lainnya
memilih agak benar. Sedangkan, 40% responden memilih tidak benar
bahwa mereka lebih suka sendirian dari pada bersama-sama orang-
orang yang seuuran dengannya, sebanyak 40% memilih agak benar
dan 20% lainnya memilih benar.
Selanjutnya, 40% responden memilih tidak benar bahwa mereka
melakuakan apa yang diperintahkan orang lain, 20 % responden
lainnya memilih agak benar. Lalu, 60% responden memilih benar
bahwa mereka merasa cemas dan khawatir terhadap apapun, 20%
lainnya memilih tidak benar dan sisanya memilih agak benar.
Sedangkan 80% responden memilih benar bahwa mereka akan siap
menolong jika ada orang yang terluka dan merasa sakit, 20%
responden lainnya memilih agak benar.
Lalu, 40% responden memilih benar bahwa bila merasa sedang
gelisah atau cemas badan sering bergerak-gerak tanpa disadar, 40%
responden memilih tidak benar dan 20% responden memilih agak
benar. 80% responden memilih benar bahwa mereka memiliki satu
orang teman baik atau lebih, 20% responden lainnya memilih agak
benar. 80% responden memilih tidak benar bahwa mereka sering
bertengkar dengan orang lain dan memaksakan melakukan yang
diinginkan, 20% responden lainnya memilih benar. 60% responden
memilih tidak benar bahwa mereka sering merasa tidak bahagia, sedih
atau menangis dan 40% responden lainya memilih agak benar. 80%
responden memilih benar bahwa orang lain seumuran mereka
menyukai kepribadian mereka. Sedangkan 20% responden lainnya
memilih agak benar.
40% responden memilih tidak benar mereka sulit untuk
memusatkan perhatian, 40% lainnya memilih benar dan 20%
responden memilih agak benar. 60% responden memilih benar bahwa
mereka merasa gugup dalam situasi baru dan mudah kehilangan rasa
percaya diri, 40% responden lainnya memilih agak benar. 80%
responden memilih benar bahwa mereka bersikap baik terhadap anak-
anak yang lebih muda, 20% responden lainnya memilih agak benar.
80% responden memilih tidak benar bahwa mereka sering dituduh
berbohong atau berbuat curang, 20% responden lainnya memilih agak
benar. 80% responden memilih tidak benar bahwa mereka sering
diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak atau remaja lainnya, 20%
responden lainnya memilih agak benar.
60% responden memilih benar bahwa mereka sering menawarkan
diri untuk membantu orang lain, 20% responden lainnya memilih agak
benar, dan 20% responden memilih tidak benar 60% responden
memilih benar bahwa mereka sebelum melakukan sesuatu berfikir
dahulu tentang akibatnya sering menawarkan diri untuk membantu
orang lain, 40% responden memilih tidak benar semua responden
memilih tidak benar bahwa mereka mengambil barang yang bukan
miliknya 80% responden memilih tidak benar bahwa mereka frekuensi
remaja mudah berteman dengan orang dewasa daripada yang seumur
60% responden memilih benar bahwa banyak yang mereka takutkan
dan mudah menjadi takut, 20% respoonden lainnya memilih tidak
benar dan 20% responden memilih agak benar. 80% responden
memilih benar bahwa mereka mempunyai perhatian yang baik
terhadap apapun, 20% respoonden lainnya memilih tidak benar.

c. Dewasa
Berdasarkan hasil angket yang dilakukan pada dewasa, didapatkan
hasil bahwa sebagian besar (25%) dewasa memiliki keluhan sakit
pinggang, punggung, nyeri persendian kaki/tangan/lutut (rematik/asam
urat), dan (11,5%) memiliki keluhan nyeri ulu hati, mual dan tidak
nafsu makan (gastritis) dan sakit kepala/tengkuk, pusing, sulit tidur,
mudah emosi (hipertensi). Ditemukan 19,2% dewasa memiliki riwayat
penyakit rematik/asam urat, 13,5% dewasa memiliki riwayat penyakit
gastritis, 11,5% memiliki riwayat penyakit hipertensi. Kebiasaan
olahraga pada dewasa ditemukan 94,1% kadang-kadang melakukan
olahraga, 2% tidak pernah melakukan olahraga dan 3,9% sering
melakukan olahraga. Kebiasaan tidak sehat yaitu sebanyak 71,2%
dewasa memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi makanan berlemak,
junkfood dan berpenyedap tinggi, 69,2% memiliki kebiasaan jarang
berolahraga, 51,9% memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi
makanan manis/asin dan 40,4% memiliki kebiasaan sering minum
minuman yang berperasa (the,sirup,kopi,dll), 36,5% memiliki
kebiasaan jarang mengkonsumsi buah dan sayur, 25% memiliki
kebiasaan kurang istirahat (<6 jam sehari) dan 21,2% memiliki
kebiasaan merokok lebih dari 2 batang/hari.
Terkait pengetahuan dewasa mengenai asam urat, berdasarkan
kuisioner yang disebarkan didapatkan sebanyak 100% dewasa
mengetahui bahwa sendi merupakan bagian tubuh yang sering
mengalami asam urat. Dan sebagian besar (90%) dewasa mengetahui
bahwa nyeri sendi, kemerahan dan terasa panas merupakan tanda dan
gejala dari penyakit asam urat. Sebagian besar (40%) dewasa juga
mengetahui bahwa makanan yang mengandung protein merupakan
salah satu penyebab dari penyakit asam urat dan 60% dewasa lainnya
menyatakan makanan mengandung protein tidak menyebabkan
terjadinya asam urat asam urat. Sebagian besar (40%) dewasa
mengatakan tidak setuju bahwa penyakit asam urat merupakan
penyakit keturunan, 40% dewasa lainnya mengatakan tidak tahu, dan
20% dewasa lainnya mengatakan setuju bahwa penyakit asam urat
merupkan penyakit keturunan.
Terkait pengetahuan dan sikap dewasa untuk untuk mengatasi
nyeri persendian ditemukan hamper sebagian (90%) dewasa
mengatakan setuju bahwa nyeri sendi dapa berkurang dengan cara
mengompres dengan air hangat. Dan sebagian (40%) dewasa
mengatakan tidak tahu bahwa nyeri sendi juga dapat berkurang dengan
mengompres menggunakan serai. Hanya sebanyak 30% dewasa
mengatakan setuju bahwa nyeri sendi juga dapat berkurang dengan
cara mengompres menggunakan serai. Sebanyak 10% dewasa
mengatakan sangat setuju nyeri sendi dapat berkurang dengan cara
mengompres menggunakan serai. Ditemukan juga sebanyak 90%
dewasa mengatakan setuju bahwa mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak purin akan menyebabkan penyakit asam urat.
Dan sebanyak 50% dewasa juga mengatakan setuju bahwa
mengkonsumsi makanan bayam akan menyebabkan kadar asam urat
dalam tubuh meningkat. Namun sebanyak 30% dewasa tidak setuju
bahwa mengkonsumsi bayam akan meningkatkan kadar asam urat
dalam tubuh.
Terkait sikap dewasa dalam menangani penyakit asam urat,
didapatkan sebanyak 80% dewasa mengatakan kadang-kadang
memeriksakan diri nya ke pelayanan kesehatan apabila gejala nyeri
muncul secara terus-menerus. Dan sebagian kecil (20%) dewasa
mengatakan sering untuk memeriksakan dirinya ke pelayanan
kesehatan apabila gejala nyeri muncul secara terus-menerus. Namun
alternative lainnya yang dilakukan dewasa untuk menangani penyakit
asam urat yang kambuh ditemukan sebanyak 60% dewasa mengatakan
kadang-kadang mengompres area nyeri dengan air hangat apabila
gejala nyeri pada persendian dirasakan. Sebanyak 30% dewasa
mengatakan tidak pernah mengompres area nyeri dengan air hangat.
Dan sebagian kecil (10%) dewasa mengatakan sering mengompres
area nyeri dengan air hangat apabila gejala nyeri pada persendian
dirasakan. Selain itu untuk mengatasi nyeri persendian didapatkan
sebanyak 70% dewasa mengatakan sering mengkonsumsi air putih
yang banyak untuk mengurangi nyeri pada persendian. Sebanyak 30%
dewasa mengatakan kadang-kadang mengkonsumsi air putih yang
banyak untuk mengurangi nyeri pada persendian.
d. Lansia
Berdasarkan hasil angket yang dilakukan pada lansia didapatkan
klien komunitas virtual A’20 ada yang mengalami hipertensi, rematik
dan penyakit jantung. Sebanyak 50% dari responden mengalami
hipertensi dan lansia mengalami rematik sebanyak 25%, dan 25%
lainnya mengalami penyakit jantung. Sebanyak 57,1% kebiasaan yang
tidak sehat yaitu makan makanan yang berlemak dan bersantan serta
suka makan gorengan, dan 28,6% dari responden mengalami gangguan
istirahat tidur yang kuarang dari 6 jam sehari.. Sejumlah 50%
mengeluh sakit kepala/ tengkuk, mudah marah dan sulit tidur, dan 25
% dari responden mengalami nyeri pinggang, punggung sendi kaki dan
25% responden lainnya mengalami keluhan dada berdebar- debar dan
nyeri dada Hanya 14,3% responden yang rutin memeriksakan
kesehatannya, sebagian besar dari responden 28,6% melakukan
pemeriksaan kesehatan hanya kadang-kadang, sedangkan (57,1%)
lainnya tidak melakukannya. Sebagian besar lansia 85,7% tidak pernah
memiliki kebiasaan meminum susu, sedangkan (14,3%) lainnya
meminum susu kadang-kadang. Sebagian lansia 42,9% mengalami
gangguan tidur. Seluruh lansia 100% tidak mengikuti posyandu lansia.
Terkait pengetahuan lansia mengenai rematik, berdasarkan
kuisioner yang disebarkan didapatkan sebanyak 85% lansia
mengetahui bahwa rematik adalah penyakit yang menyerang sendi.
Dan 14,3% lansia mengatakan reumatik adalah bukan penyakit
menyerang sendi. Seluruh (100%) lansia mengetahui bahwa rematik
bukanlah penyakit menular. Semua (100%) lansia juga mengetahui
bahwa rematik lebih banyak menyerang lansia. Semua (100%) lansia
menyatakan bahwa proses penuaan merupakan salah satu penyebab
rematik, 57,1 % lansia mengatakan bahwa reumatik biasanya
disebabkan oleh terlalu banyak/terlalu sedikit bergerak adalah benar,
dan 42,9 % lansia mengatakan bahwa reumatik biasanya disebabkan
oleh terlalu banyak/terlalu sedikit bergerak adalah salah, 71,4% lansia
mengatakan terlalu banyak minum susu dapat terjadi reumatik adalah
salah, dan 28,6% lansia mengatakan terlalu banyak minum susu dapat
terjadi reumatik adalah benar.
Terkait dengan pengetahuan lansia terhadap tanda dan gejala
rematik, (71,4%) lansia mengatakan salah satu gejala rematik adalah
bersemangat itu adalah salah, (28,6%) lansia mengatakan salah satu
gejala rematik adalah bersemangat itu adalah benar, (85,7%) lansia
mengetahui bahwa kaku sendi sering terjadi pada saat reumatik,
(14,3%) lansia mengetahui bahwa kaku sendi sering terjadi pada saat
reumatik adalah salah. (57,1%) lansia mengatakan salah bahwa cepat
lelah dan nafsu makan berkurang adalah gejala reumatik, sedangkan
(42,9%) lansia mengatakan cepat lelah dan nafsu makan berkurang
adalah gejala reumatik.
Terkait Pengetahuan lansia terhadap komplikasi reumatik, (85,7%)
lansia mengatakan sakit yang berkepanjangan dan semakin meningkat
akan terjadi apabila reumatik dibiarkan, (14,3%) lansia mengatakan
sakit yang berkepanjangan dan semakin meningkat akan terjadi apabila
reumatik dibiarkan adalah salah. (57,1%)lansia mengatakan reumatik
akan menyebabkan kegemukan dan darah tinggi tersebut adalah benar,
(42,9%) lansia mengatakan reumatik akan menyebabkan kegemukan
dan darah tinggi adalah salah. (57,1%) lansia mengatakan salah bahwa
reumatik ketika dibiarkan tanpa pengobatan akan segera sembuh,
sedangkan (42,9%) lansia mengatakan benar bahwa reumatik dibiarkan
saja tanpa pengobatan akan segera sembuh.

 Terkait Pengetahuan lansia terhadap penatalaksanaan reumatik, (42,9%)


lansia mengatakan salah bahwa istirahat yang cukup akan mengurangi
reumatik, dan (57,1%) lansia mengatakan benar bahwa istirahat yang
cukup akan mengurangi reumatik. (42,9%)lansia mengatakan banyak
makan makanan berlemak akan membantu penyembuhan reumatik adalah
salah, sedangkan (57,1%) lansia mengatakan banyak makan makanan
berlemak akan membantu penyembuhan reumatik adalah benar. (85,7%)
lansia mengatakan bawah makan makanan yang tinggi serat akan
meningkatkan penyakit reumatik, sedangkan (14,3% )lansia mengatakan
bahwa makan makanan yang tinggi serat tidak akan meningkatkan
penyakit reumatik. 100% lansia mengatakan bahwa jika reumatik semakin
sakit dan parah maka segera pergi ke puskesmas. (85,7%) lansia
mengatakan kompres hangat pada reumatik akan meringankan sedikit
nyeri, (14,3%)lansia mengatakan kompres hangat pada reumatik tidak
meringankan sedikit nyeri.

D. IDENTITAS DAN DATA SOSIAL KELUARGA


Berdasarkan data dari Community Virtual Kelompok A’20 maka diperoleh
hasil:
- Jumlah KK : 18 KK
- Divisi Balita dan Anak : 11 orang (1 bulan-10 tahun)
- Divisi Remaja : 10 orang (11-19 tahun)
- Divisi Dewasa : 51 orang (20-60 tahun)
- Divisi Lansia : 4 orang (> 60 tahun)

E. ANALISA MASALAH DIAGRAM


Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Kelompok A kepada 18 KK
maka diperoleh data:
1. Data umum
Populasi yang didapatkan pada komunitas virtual A’20 sebanyak 18 kepala
keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 76 orang yang terbagi
menjadi 4 divisi tumbuh kembang, yaitu divisi anak, remaja, dewasa dan
lansia.
Diagram 1.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Usia
Komunitas Virtual Kelompok A’20
Berdasarkan diagram di atas, didapatkan distribusi frekuensi
responden berdasarkan usia pada community virtual kelompok A’20 yaitu
sebagian besar responden dalam rentang usia dewasa sebanyak 51 orang,
anak-anak 11 orang, remaja 10 orang, dan lansia sebanyak 4 orang.
Diagram 1.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Pada Komunitas
Virtual Kelompok A’20

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan distribusi frekuensi jenis


kelamin responden pada komunitas virtual kelompok A’20 dimana sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang dan
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang.
Diagram 1.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan KK
Berdasarkan diagram di atas, pekerjaan KK pada komunitas virtual
A’20 sebagian besar responden dengan pekerjaan terbanyak yaitu
Wiraswasta 33% , karyawan swasta 17%,, selebihnya petani, buruh, ibu
rumah tangga dan tidak bekerja.
Diagram 1.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan KK

Berdasarkan diagram diatas, pendidikan KK pada komunitas virtual


kelompok A’20, sebagian besar responden dengan pendidikan terakhir SMA
sebanyak 33%, S1 28%, D3 11%, dan selebihnya tamat SMP, SD, dan tidak
tamat SD.

2. Data 8 Sub Sistem


a. Data Lingkungan
Diagram 2.1a
Distribusi Frekuensi Menurut Paparan Cahaya Matahari Langsung
di Community Virtual A’20

Berdasrkan diagram 2.1a dapat diketahui 94,4% rumah kepala


keluarga mendapatkan cahaya matahari langsung.
Diagram 2.2a
Distribusi Frekuensi Menurut Sumber Air Minum di Community Virtual
A’20

Berdasarkan Diagram 2.2 a didapatkan hasil bahwa 83,3% sumber air


minum yang digunakan keluarga yaitu PDAM, 11,1 % menggunakan sumur
galian dengan cincin, dan 5,6 % menggunakan sumur bor
Diagram 2.3a
Distribusi Frekuensi Kondisi Air Minum di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.3a didapatkan hasil bahwa 83,3% kondisi air


minum keluarga tidak berbau, berwarna ataupun berasa.
Diagram 2.4a
Distribusi Frekuensi Penampungan Air Minum Keluarga di Community
Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.4a didapatkan hasil bahwa 88,9% tempat


penampungan air minum keluarga tertutup.
Diagram 2.5a
Distribusi Frekuensi Membersihkan bak/ Penampungan Air di Community
Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.5a didapatkan hasil bahwa 66,7% keluarga


1x seminggu dan 5,6 % tidak memiliki bak.
Diagram 2.6a
Distribusi Frekuensi Keluarga MCK di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.6a didapatkan hasil bahwa 100 % keluarga


melakukan MCK di kamar mandi.

Diagram 2.7a
Distribusi Frekuensi Aliran Limbah Kamar Mandi Keluarga di Community
Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.7a didapatkan hasil bahwa 94,4 % keluarga


mengalirkan limbah kamar mandi/WC di septi tank dan 5,6% ke selokan.
Diagram 2.8a
Distribusi Frekuensi Pengolahan Sampah Rumah Tangga Keluargadi
Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.8a didapatkan hasil bahwa 66,7 % pengolahan


sampah rumah tangga keluarga dikumpulkan dan diangkut petugas
kebersihan dan 33,3 % di bakar oleh keluarga.

Diagram 2.9a
Distribusi Frekuensi Kegiatan Gotong Royong di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.9a didapatkan hasil bahwa 94,4 % keluarga


ada melakukan kegiatan gotong royong dan 5,6 % keluarga tidak ada
melakukan kegiatan gotong royong.
Diagram 2.10a
Distribusi Frekuensi Pembuangan Air Limbah Dibersihkan
di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.10a didapatkan hasil bahwa 50 % keluarga


membersihkan pembuangan air limbah hanya bila tersumbat, 22,2%
keluarga membersihkan air limbah 1 kali dalam sebulan.
Diagram 2.11a
Distribusi Frekuensi Pentingnya Kader Untuk Kesehatan Lingkungan RT
di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.11a didapatkan hasil bahwa 88,9% keluarga


berpendapat bahwa kader perlu untuk kesehatan lingkungan RT.
Diagram 2.12a
Distribusi Frekuensi Ikut Serta Dalam Kegiatan Kesehatan Lingkungan
di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.12a didapatkan hasil bahwa 94,4 % keluarga


berpendapat bahwa bersedia ikut serta dalam kegiatan kesehatan
lingkungan.
Diagram 2.13a
Distribusi Frekuensi Mencuci Tangan Pakai Air Mengalir di Community
Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.13a didapatkan hasil bahwa 94,4 % mencuci


tangan pakai air mengalir dan 5,6 % tidak mencuci tangan dengan air
mengalir.
Diagram 2.14a
Distribusi Frekuensi Mencuci Tangan Pakai Sabun di Community Virtual
A’20

Berdasarkan Diagram 2.14a didapatkan hasil bahwa 94,4 % keluarga


mencuci tangan pakai sabun.
b. Data layanan kesehatan

Diagram 2.1 b
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Sakit Saat Ini di Community
Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.1b didapatkan hasil bahwa 83,3 % tidak ada


anggota keluarga yang sakit saat ini.
Diagram 2.2b
Distribusi Frekuensi yang biasa dilakukan anggota keluarga saat anggota
keluarga sakit di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.2b didapatkan hasil bahwa 94,4 % jika ada


kanggota keluarga yang sakit keluarga langsung membawa ke fasilitas
kesehatan, 5,6% keluarga memberi obat tradisional.
Diagram 2.3b
Distribusi Frekuensi Jaminan Kesehatan dalam Keluarga
di Community Virtual A’20

Berdasarkan Diagram 2.3b didapatkan hasil bahwa 88,9 % jaminan


kesehatan adalam keluarga menggunakan BPJS/KIS dan 11,1% jaminan
mandiri.
Diagram 2.4b
Distribusi frekuensi Sumber Informasi Kesehatandi Community Virtual
A’20

Berdasarkan diagram 2.4b diatas dapat diketahui sumber informasi


kesehatan di community virtual yaitu sebagian besar 77,8% didapatkan dari
media (koran, TV, radio), 33,3% didapat dari masyarakat melalui mulut ke
mulut dan 44,4% dari petugas kesehatan.

c. Data ekonomi
Diagram 2.1c
Distribusi frekuensi Penghasilan Keluarga Perbulan di Community Virtual
A’20

Berdasarkan diagram 2.1c dapat diketahui penghasilan keluarga


perbulan di community virtual adalah 55,6% memiliki penghasilan diatas
Rp.2.5000.000.
Diagram 2.2c
Distribusi frekuensi Pengeluaran Keluarga Perbulan di Community Virtual
A’20

Berdasarkan diagram 2.2c diatas dapat diketahui pegeluaran keluarga


perbulan di community virtual yaitu sebagian besar 44,4 % memiliki
pengeluarahan sampai >Rp 2.000.000.
Diagram 2.3c
Distribusi frekuensi ada Keluarga yang Menabung di Community Virtual
A’20

Berdasarkan diagram 2.3c diatas dapat diketahui ada keluarga yang


menabung di community virtual yaitu sebagian besar 72,2 % memiliki
tabungan.
Diagram 2.5c
Distribusi frekuensi Penghasilan Keluarga Berpengaruh terhadap
Kebutuhan Sehari-hari Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.5c diatas dapat diketahui bahwa sebanyak


94,4% rumah yang ada di community virtual A’20 memiliki penghasilan
keluarga berpengaruh terhadap kebutuhan sehari-hari.
Diagram 2.6c
Distribusi frekuensi Melakukan PHBS Memerlukan Biaya yang banyak
di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.6c diatas dapat diketahui keluarga yang melakukan


PHBS dengan tidak memerlukan biaya yang banyak di community virtual
yaitu 66,7% .
Diagram 2.7c
Distribusi frekuensi Masyarakat memenuhi Kebutuhan Pokok
di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.7c diatas dapat diketahui masyarakat


memenuhi kebutuhan pokok di community virtual yaitu sebagian besar
61,1% di pasar tradisional.

d. Transportasi Dan Keamanan


Diagram 2.1d
Distribusi frekuensi Pelayanan Keamanan di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.1d diatas dapat diketahui pelayanan keamanan


di community virtual yaitu sebagian besar 94,4 % terdapat pelayanan
keamanan.
Diagram 2.2d
Distribusi frekuensi Alat Pemadam Kebakaran di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.2d diatas dapat diketahui alat pemadam


kebakaran di community virtual yaitu sebagian besar 55,6% terdapat alat
pemadam kebakaran.
Diagram 2.3d
Distribusi frekuensi Kondisi Jalan di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.3d diatas dapat diketahui kondisi jalan di


community virtual yaitu sebagian besar 94,4% memiliki keadaan yang baik
dan beraspal.
Diagram 2.4d
Distribusi frekuensi Sarana Transportasidi Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.4d diatas dapat diketahui sarana transportasi di


community virtual yaitu sebagian besar 88,9 % menggunakan motor pribadi.
Diagram 2.5d
Distribusi frekuensi Kegiatan Ronda di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.5d diatas dapat diketahui kegiatan ronda di


community virtual D.20 yaitu sebagian besar 27,8% tidak ada kegiatan
ronda.
Diagram 2.6d
Distribusi frekuensi Tindakan Kejahatan di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.6d diatas dapat diketahui tindakan kejahatan di


community virtual yaitu sebagian besar 55,6 % pernah terjadi tindakan
kejahatan.

e. Politik Dan Pemerintahan


Diagram 2.1e
Distribusi frekuensi Berdasarkan Keluarga Mengikuti Organisasi
dan Organisasi Seperti Apa di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.1e dapat diketahui bahwa sebagian besar


33,3% keluarga tidak mengikuti organisasi, 22,2 % mengikuti organisasi
seperti PKK dan 16,7% mengikuti organisasi karang taruna, 11,1%
mengikuti organisasi perangkat desa.
f. Komunikasi
Diagram 2.1f
Distribusi frekuensi Berdasarkan Pola Komunikasi Dalam Keluarga di
Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.1f diatas dapat diketahui bahwa pola


komunikasi yang digunakan dalam keluarga oleh anggota community
virtual D’20 adalah 100% menggunakan pola komunikasi terbuka.
Diagram 2.2f
Distribusi frekuensi Berdasarkan Bahasa Yang Digunakan di Community
Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.2f dapat diketahui bahwa bahasa yang


digunakan oleh anggota community virtual A’20 adalah sebagian besar 83,3
% menggunakan bahasa daerah, dan hanya 50% menggunakan bahasa
Indonesia.
Diagram 2.3f
Distribusi Frekuensi Mekanisme Penanggulangan Masalah dalam
Keluarga di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.3f diatas dapat diketahui bahwa mekanisme


penanggulangan masalah dalam keluarga di community virtual A’20 adalah
100% dengan cara musyawarah bersama.
Diagram 2.5f
Distribusi Frekuensi Dimana Biasanya Masyarakat Berkumpul
di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.5f dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian


besar (55,6%) masyarakat biasanya berkumpul di Mushalla/masjid, dan
38.9% masyarakat berkumpul di Balai Desa.
Diagram 2.6f
Distribusi Frekuensi Darimana Kepala Keluarga Mendapatkan Pengetahuan
Terkait Dengan Masalah Kesehatan Balita/Remaja/Lansia di Community
Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.6f dapat diketahui bahwa hampir separuh


(94,4%) keluarga mendapatkan pengetahuan terkait dengan masalah
kesehatan balita/remaja/lansia dari media elektronik.
Diagram 2.7f
Distribusi Frekuensi Cara Masyarakat Menginformasikan Berita Atau
Kegiatan di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.7f dapat diketahui bahwa sebagian besar (61,1)


menginformsikan berita atau kegiatan melalui TOA dan 16,7 % melalui
handphone dalam menginformasikan berita atau kegiatan di Community Virtual
A’20
g. Pendidikan
Diagram 2.1g
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Yang Sedang Mengikuti
Pendidikan di Luar Pendidikan Formal di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.1g dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan


77,8% anggota keluarga sedang tidak mengikuti pendidikan di luar
pendidikan formal di Community Virtual A’20.
Diagram 2.2g
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anggota Keluarga yang Tidak Bisa
Membaca di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.2g dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan


83,3% anggota keluarga bisa membaca, dan hanya sedikit 11,1% anggota
keluarga yang tidak bisa membaca di Community Virtual A’20.
h. Rekreasi Dan Riwayat Perjalanan
Diagram 2.1h
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kegiatan Yang Dilakukan Keluarga
dalam Waktu Luang di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.1h dapat diketahui bahwa sebagian besar


(88,9%) keluarga melakukan kegiatan diwaktu luang dengan menonton TV,
dan sebanyak 38,9% melakukan kegiatan waktu luang dengan berkumpul
denga kerabat di Community Virtual A’20.
Diagram 2.2h
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perjalanan Anggota Keluarga
Selama 14 Hari Terakhir di Community Virtual A’20

Berdasarkan diagram 2.2h dapat diketahui bahwa hampir


sebahagian 50% anggota keluarga tidak melakukan perjalanan selama 14
hari terakhir, dan masing-masing 50% anggota keluarga melakukan
perjalan dalam kota dan 50 %.
Diagram 2.2i
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memiliki tanda dan gejala COVID-19
(boleh lebih dari satu) di Community Virtual A’20

Berdasarkan hasil survey tanda dan gejala yang dimiliki keluarga saat ini
ada demam 5,65%.
Diagram 2.2j
Distribusi Frekuensi Keluarga Melakukan Isolasi Mandiri / Melakukan
Pemeriksaan ke Rumah Sakit di Community Virtual A’20

Jika semua tanda dan gejala ada anggota keluarga akan melakukan isolasi
mandiri/melakukan pemeriksaan ke rumah sakit 55,6%
Diagram 2.2j
Distribusi Frekuensi Anggota Keluarga Memakai Masker Ketika Bekerja/
keluar rumah di Community Virtual A’20

Sebanyak 88,9% anggota keluarga memakai masker ketika bekerja/keluar


rumah.

3. Data Balita dan Anak


a. Balita
Diagram 3.1
Distribusi frekuensi berdasarkan jens kelamin komunitas virtual anak
balita A’20 (n=11)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa anggota usia


anak didalam komunitas virtual A’20 sebanyak 11 responden (18%)
berjenis kelamin perempuan atau sebanyak 2 orang dan sebanyak 9
responden (82%) berjenis kelamin laki-laki.
Diagram 3.2
Distibusi Frekuensi berdasarkan tingkatan umur anakbalita A’20
(n=11)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bawa tingkata usia


anak dalam komunitas virtual A’20 sebanyak 11 responden (28%) berumur
1 tahun atau sebanyak 3 orang, (9%) berumur 2 bulan atau sebanyak 1
orang, (9%) berumur 5 bulan atau sebanyak 1 orang, (9%) berumur 1 tahun
8 bulan atau sebanyak 1 orang, (18%) berumur 2 tahun atau sebanyak 2
orang, (9%) berumur 4 tahun atau 1 oarang. (9%) berumur 6 tahun atau 1
orang,(9%) berumur 7 tahun atau 1 orang.
Diagram 3.3
Distribusi Frekuensi Penyakit Yang Diderita balita Dalam keluarga
Komunitas Virtual A’20

penyakit yang di derita anak 3 bulan terakir


responden 9
demam
diare/mencret
20% 20%
sakit kulit
kurang gizi
demam batu pilek
60% lain-lain
tidak ada

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa penyakit yang


di derita balita dalam keluarga komunitas virtual A’20 sebanyak,(20%)
mengalami demam batuk pilek atau 2 orang dan (20%) mengalami demam
atau 2 orang dan sebanyak (60%) mengalami diare atau sebanyak 5 orang
dalam kurun waktu 3 bulan terakir.
Diagram 3.4
Jenis makanan (Selain ASI dan susu) yang di konsumsi bayi/ Balita dalam
komunitas keluarga virtual A’20

responden 9
tidak ada
20%
roti/biskut, buah

20% biskuit/roti,nasi
60% tim/lunak, buah
nasi biasa, buah

Berdasarkan diagram jenis makanan (selain ASI dan susu) yang


dikonsumsi balita dalam komunitas keluarga virtual A’20 sebanyak (60%)
memakan nasi biasa, buah atau 5 orang, (20%) memakan roti/biscuit,buah
atau 2 orang, (20%) tidak ada memakan makanan selain ASI dan susu atau
sebanyak 2 orang.
Diagram 3.5
Pengolahan makanan mentah sebelum diberikan untuk bayi/balita dalam
komunitas keluarga virtual A’20

dicuci dahulu baru di


potong dandimasak sampai
10% lunak
dicuci dahulu baru dipotong
dan dimasak tetapi tidak
50% sampai lunak benar
dipotong dahulu baru baru
40%
dicuci dan dimasak sampai
tidak lunak
dipotong dahulu baru dicuci
dan dimasak sampai lunak

Brdasarkan diagram diatas didapatkan hasil (50%) memilih


dicuci dahulu baru di potong dan di masak sampai lunak atau sebanyak 4
orang, (40%) memilih ducici dahulu baru di potong dan dimasak tetapi tidak
sampai lunak benar atau sebanayak 3 orang, (10%) memilih dipotong dahulu
baru di cuci dan dimasak sampai lunak atau sebanyak 1 orang.
Diagram 3.6
basyi/balita diberikan imunisasi lengkap sesuai usia dalam komunitas
keluarga virtual A’20
Berdasarkan diagram imunisasi lengkap sesua usia dalam komunitas
keluarga virtual A’20 didapatkan hasil 100% atau semuanya mendapatkan
imunisasi lengkap.

Diagram 3.7
adakah bayi dan balita mempunyai KMS dalam komunitas keluarga virtual
A’20

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil bahwa (60%) balita


mempunya KMS atau sebanyak 5 orang, (40%) balita yang tidak mempunyai
KMS atau sebanyak 4 orang.

Diagram 3.8
informasi kesehatan tentang bayi/balita yang dibutuhkan saat ini dalam
komunitas keluarga virtual A’20
tidak ada

pentingnya imunisasi bagi


44% bayi/balita

56% cara menyusui yang benar


pada bayi

cara menstimulasi tumbuh


kembangbayi/balita

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil (56%) memilih cara


menstimulasi tumbuh kembang bayi/balita atau sebanyak 5 orang, (44%)
memilih cara mengatasi pnyakit umum pada bayi (ISPA,diare,dll) atau
sebanayak 4 orang.
b. Anak-anak
Diagram 3.9
penyakit yang pernah diderita oleh anak sekolah dalam komunitas
keluarga virtual A’20

tidak ada

demam

demam batu pilek

50% 50%
diare/mencret

sakit gigi

kurang gizi atau tidak mau


makan

Berdasarkan diagram penyakit yang pernah di derita oleh anak sekolah


dalam komunitas keluarga virtual A’20 didapatkan hasil (50%) demam atau
sebanyak 1 orang dan (50%) mendrita penyakit demam batuk pilek atau sebanyak
1 orang.
Diagram 3.10
kebiasaan sarapan sebelum berangkat sekolah dalam komunitas keluarga
virtual A’20

tidak pernah
50% 50% pernah,tapi tidak rutin
sering/rutin setiap hari
Dilihat dari diagram diatas kebiasaan sarapan sebelum berangkat sekolah
dalam komunitas keluarga virtual A’20 didapatkan hasil (50%) pernah, tetapi
tidak rutin sarapan dan (50%) sering/ rutin setiap hari sarapan.
Diagram 3.11
kebiasaan mencuci tangan sebelum/ setelah makan, buang air dan bermain
dalam komunitas keluarga virtual A’20

Berdasarkan hasil dari diagram diatas di dapati sebanyak (100%)


atau seluruh responden memiliki kebiasaan mencuci tangan
seblum/sesudah makan, buang air dan bermain.

Diagram 3.12
kebiasaan waktu tidur/istrahat dalam sehari semalam dalam komunitas
keluarga virtual A’20

Berdasarkan hasil dari diagram diatas didapati hasil (50%) tidura


kurang lebih 8 jam dan sebanyak (50%) memilih tidur 8-12 jam.

Diagram 3.13
Anak balita yang mengalami diare dalam kurun waktu 3 bulan terakir
dalam komunitas keluarga virtual A’20
25%
Ya
Tidak
75%

Berdasarkan dari hasil diagram diatas didapatkan bawah 75% anakbalita


mengalami diare dalam kurun waktu 3 bulan terakir atau sebanyak 9 oran dan
25% memilih tidak atau sebanyak 3 orang.

Diagram 3.14
berapa kali buang air besar dalam sehari hingga disebut sebagai penderita
diare dalam komunitas keluarga A’20

Berdasarkan dari hasil diagram diatas di dapatkan bahwa pengetahuan tentang


diare berapa kali buang air dalam sehari sehingga disebut sebagai penderita diare
dalam komunitas keluarga virtual A20 sebanayak 27% memilih 1-3 kali dan
sebanyak 73% memilih lebih dari 3 kali dan tinja encer.
Diagram 3.15
Apasaja yang menyebabkan diare dalam komunitas keluarga virtual A’20

Berdasarkan hasil diagram diatas didapatkan hasl 100% atau responden memilih
makanan yang mengandung kuman penyakit menyebabkan diare dalam komunitas
keluarga virtual A’20.

Diagram 3.16
Cara mencegah diare dalam keluarga komunitas virtual A’20

Berdasarkan diagram di atas cara mencegah diare didapatkan hasil 9%


memilih selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, 18% memilih selalu
menerapkan hidup bersih dan sehat, 18% memilih semua benar, 55% memilih
selalu menjaga kebersihan makanan dan minum.
Diagram 3.17
pertolongan pertama kali diberikan kepada pendrita diare dalam kumintas
keluarga virtual A’20

Berdasarkan dari hasil diagram diatas didapatkan hasil 9% memilih tidak tahu
atau 1 orag dan 91% memilih oralit pertolongan pertama kali di berikan kepada
penderiya diare dalam kumunitas keluarga virtual A’20

Diagram 3.18
 air minum yang anda minum selalu dimasak dalam komunitas keluarga
virtual A’20

Berdasarkan dari hasil diagram di atas di dapatka hasil air yang diminum di
masak terlebih dahulu sebanyak 18 % memilih tidak dimasak atau sebanyak 2
orang dan 82% memilih di masak terlebih dahulu.
Diagram 3.19
mulai usia berapa balita anda mndapatkan makanan tambahan selain
ASI dalam komunitas keluarga virtual A’20

Berdasarkan dari hasil diagram di atas di dapatkan bahwa sebanyak 27% atau
sebanyak 3 orang memilih 0-4 bulan , 46% atau sebanyak 5 orang memilih 4-6
bulan, 27% atau sebanyak 2 orang memilih > 6 bulan muali memberikan makanan
tambahan selain ASI pada anakbalita.
Diagram 3.20
Apakah anak lebih sering jajan di luar sekolah dalam komunitas keluarga
virtual A’20

36%
Ya
Tidak
64%

Berdasarkan dari hasil diagram diatas di dapatkan hasil 36% atau sebanyak 4
orang yang memilih tidak, dan sebanyak 64% atau sebanyak 7 orang anak yang
memilih jajan di luar sekolah.
Diagram 3.21
Apakah anak membawa bekal ke sekolah dalam komunitas keluarga
virtual A’20

Berdasarkan diagram di atas di dapatkan hasil bahwa 18% atau sebanyak 2


orang anak yang membawa bekal dan sebanyak 82% atau sebanyak 9 orang anak
yang tidak membawa bekal ke sekolah.

4. Data Remaja
Diagram 4.1
Distribusi Frekuensi jenis kelamin Anggota Community Virtual
Remaja (n=10)

Berdasarkan diagram 3.1 diatas dapat dilihat bahwa anggota remaja


terdapat jenis kelamin laki-laki 40 % sebanyak 4 orang dan perempuan
60% sebanyak 6 orang.
Diagram 4.2
Distribusi Frekuensi alamat Anggota Community Virtual Remaja
(n=10)
Berdasarkan diagram 3.2 diatas dapat dilihat bahwa terdapat alamat
di Jln kesehatan no 110 bukik apik ada 3 orang, jln buit apit 2 orang ,
Komplek unand 1 orang, andaleh 1 orang, tj. Gadang sungai pinago 2
orang, parik rantang 1 orang.
Diagram 4.3
Distribusi Frekuensi umur Anggota Community Virtual Remaja
(n=10)

Berdasarkan diagram 3.3 diatas dapat dilihat bahwa ada 3 orang


yang berumur 19 tahun 30%,ada 2 orang yang berumur 18 tahun 20%,
ada 2 orang yang berumur 14 tahun 20%, ada 1 orang berusia 16 tahun
10%, dan ada 2 orang berumur 15 tahun 20%.
Diagram 4.4
Distribusi Frekuensi Keluhan yang dirasakan oleh remaja 3 bulan
terakhir Anggota Community Virtual Remaja (n=10)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat Keluhan yang dirasakan


oleh remaja 3 bulan terakhir adalah merasa tidak puas dengan penampilan
diri dan kurang bias mengontrol emosi yaitu sebanyak 30 %, Kurang nafsu
makan 20%, Tidak ada keluhan 10%.

Diagram 4.5
Distribusi Frekuensi kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah
Anggota Community Virtual Remaja (n=10)

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat kegiatan yang dilakukan remaja di


luar jam sekolah yaitu membantu orang tua di rumah 60%%.
Diagram 4.6
Distribusi Frekuensi dengan siapa remaja berbagi masalahnya
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa remaja paling
banyak berbagi masalahnya denan orang tua dan teman yaitu sebanyak
40% dan sebanyak 30% tidak ada teman untuk cerita.

Diagram 4.7
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Kurang Sehat yang Biasa
Dilakukan  Remaja
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa kebiasaan yag kurang sehat

dilakukan remaja adalah bergadang yaitu sebanyak 80%, lalu sebanyak 20%

remaja suka mengkonsumsi junkfood

Diagram 4.8
Distribusi Frekuensi Informasi Kesehatan yang Dibutuhkan Saat Ini

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa informasi kesehatan yang

dibutuhkan remaja adalah mengenai kesehatan mental yaitu sebanyak 50%, lalu
mengenai perubahan tubuh dan sifat pada remaja sebanyak 40 %, dan mengenai

kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 20%, kemudian informasi mengenai cara

megatasi masalah merokok sebanyak 10%.

Diagram 4.9

Distribusi Frekuensi Remaja Berusaha Bersikap Baik Kepada Orang Lain

dan Peduli dengan Perasaan Mereka

Berdasarkan diagram 4.9 didapatkan data bahwa semua (100%) responden

memilih benar bahwa mereka berusaha bersikap baik kepada orang lain dan peduli

perasaan mereka

Diagram 4.10
Distribusi Frekuensi Remaja Gelisah dan Tidak Dapat Diam dalam Waktu

yang Lama

Berdasarkan diagram 4.10 didapatkan data bahwa 60% responden memilih


agak benar bahwa mereka merasa gelisah dan tidak dapat diam dala waktu yang
lama, lalu 20% responden memilih benar dan 20% responden lainnya memilih
tidak benar
Diagram 4.11
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Sakit Kepala, Perut dan Macam-macam
Sakit Lainnya
Berdasarkan diagram 4.11 didapatkan data bahwa 60% responden memilih
tidak benar bahwa mereka saring sakit kepala, perut atau lainnya. Sekitar 20%
responden lainnya memilih benar dan 20% lainnya memilih agak benar

Diagram 4.12
Distribusi Frekuensi Remaja Berbagi Jika Memiliki Mainan dan
Makanannya

Berdasarkan diagram 4.12 didapatkan data bahwa 60% responden memilih benar
bahwa mereka berbagi jika memiliki mainan dan makanannya pada orang lain,
40% responden lainnya memilih agak benar.

Diagram 4.13
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Marah dan Tidak Dapat Mengendalikan
Marahnya
Berdasarkan diagram 4.13 didapatkan data bahwa 60% responden memilih tidak
benar bahwa mereka sering marah dan tidak dapat mengendalikannya, 40%
responden lainnya memilih agak benar.

Diagram 4.14
Distribusi Frekuensi Remaja Lebih Suka Sendirian Daripda Bersama-sama
Orang-orang yang Seumuran

Berdasarkan diagram 4.14 didapatkan data bahwa 40% responden memilih tidak
benar bahwa mereka lebih suka sendirian dari pada bersama-sama orang-orang
yang seuuran dengannya, sebanyak 40% memilih agak benar dan 20% lainnya
memilih benar.
Diagram 4.15
Distribusi Frekuensi Remaja Biasanya Melakukan Apa yang Diperintahkan
oleh Orang Lain
Berdasarkan diagram 4.15 didapatkan data bahwa 40% responden memilih tidak
benar bahwa mereka melakuakan apa yang diperintahkan orang lain, 20 %
responden lainnya memilih agak benar.
Diagram 4.16
Distribusi Frekuensi Remaja Banyak Merasa Cemas dan Khawatir Terhadap
Apapun

Berdasarkan diagram 4.16 didapatkan data bahwa 60% responden memilih benar
bahwa mereka merasa cemas dan khawatir terhadap apapun, 20% lainnya memilih
tidak benar dan sisanya memilih agak benar.
Diagram 4.17
Distribusi Frekuensi Remaja Siap Menolong Jika ada yang Terluka,Kecewa
atau Merasa Sakit
Berdasarkan diagram 4.17 didapatkan data bahwa 80% responden memilih benar
bahwa mereka akan siap menolong jika ada orang yang terluka dan merasa sakit,
20% responden lainnya memilih agak benar.

Diagram 4.18
Distribusi Frekuensi Remaja Bila Sedang Gelisah atau Cemas Badan Sering
Bergerak-gerak Tanpa Disadari

Berdasarkan diagram 4.18 didapatkan data bahwa 40% responden memilih benar
bahwa bila merasa sedang gelisah atau cemas badan sering bergerak-gerak tanpa
disadar, 40% responden memilih tidak benar dan 20% responden memilih agak
benar.
Diagram 4.19
Distribusi Frekuensi Remaja Mempunyai Satu Orang Teman Baik atau
Lebih

Berdasarkan diagram 4.19 didapatkan data bahwa 80% responden memilih benar
bahwa mereka memiliki satu orang teman baik atau lebih, 20% responden lainnya
memilih agak benar.
Diagram 4.20
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Bertengkar dengan Orang Lain dan
Memaksa Melakukan yang Ia Inginkan

Berdasarkan diagram 4.20 didapatkan data bahwa 80% responden memilih tidak
benar bahwa mereka sering bertengkar dengan orang lain dan memaksakan
melakukan yang diinginkan, 20% responden lainnya memilih benar.
Diagram 4.21
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Merasa Tidak Bahagia, Sedih atau
Menangis

Berdasarkan diagram 4.21 didapatkan data bahwa 60% responden memilih tidak
benar bahwa mereka sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis dan 40%
responden lainya memilih agak benar

Diagram 4.22
Distribusi Frekuensi Orang Lain Seumur Saya Pada Umumnya Menyukai
Saya
Berdasarkan diagram 4.22 didapatkan data bahwa 80% responden memilih benar
bahwa orang lain seumuran mereka menyukai kepribadian mereka. Sedangkan
20% responden lainnya memilih agak benar.
Diagram 4.23
Distribusi Frekuensi Remaja Perhatiannya udah Teralihkan dan Sulit Untuk
Memusatkan Perhatian

Berdasarkan diagram 4.23 didapatkan data bahwa 40% responden memilih tidak
benar mereka sulit untuk memusatkan perhatian, 40% lainnya memilih benar dan
20% responden memilih agak benar.
Diagram 4.24
Distribusi Frekuensi Remaja Merasa Gugup dalam Situasi Baru dan Mudah
Kehilangan Rasa Percaya Diri
Berdasarkan diagram 4.24 didapatkan data bahwa 60% responden memilih benar
bahwa mereka merasa gugup dalam situasi baru dan mudah kehilangan rasa
percaya diri, 40% responden lainnya memilih agak benar
Diagram 4.25
Distribusi Frekuensi Remaja Bersikap Baik Terhadap Anak-anak yang Lebih
Muda

Berdasarkan diagram 4.25 didapatkan data bahwa 80% responden memilih benar
bahwa mereka bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda, 20%
responden lainnya memilih agak benar
Diagram 4.26
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Dituduh Berbohong atau Berbuat
Curang
Berdasarkan diagram 4.26 didapatkan data bahwa 80% responden memilih tidak
benar bahwa mereka sering dituduh berbohong atau berbuat curang, 20%
responden lainnya memilih agak benar
Diagram 4.27
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Diganggu atau Dipermainkan oleh
Anak-anak atau Remaja Lainnya

Berdasarkan diagram 4.27 didapatkan data bahwa 80% responden memilih tidak
benar bahwa mereka sering diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak atau
remaja lainnya, 20% responden lainnya memilih agak benar.

Diagram 4.28
Distribusi Frekuensi Remaja Sering Menawarkan Diri Untuk Membantu
Orang Lain

Berdasarkan diagram 4.28 didapatkan data bahwa 60% responden memilih benar
bahwa mereka sering menawarkan diri untuk membantu orang lain, 20%
responden lainnya memilih agak benar, dan 20% responden memilih tidak benar
Diagram 4.29
Distribusi Frekuensi Remaja Sebelum Melakukan Sesuatu Berfikir Dahulu
Tentang Akibatnya

Berdasarkan diagram 4.29 didapatkan data bahwa 60% responden memilih benar
bahwa mereka sebelum melakukan sesuatu berfikir dahulu tentang akibatnya
sering menawarkan diri untuk membantu orang lain, 40% responden memilih
tidak benar
Diagram 4.30
Distribusi Frekuensi Remaja Mengambil Barang yang Bukan Miliknya

Berdasarkan diagram 4.30 didapatkan data bahwa semua responden memilih


tidak benar bahwa mereka mengambil barang yang bukan miliknya
Diagram 4.31
Distribusi Frekuensi Remaja Mudah Berteman dengan Orang Dewasa
Daripada yang Seumur

Berdasarkan diagram 4.31 didapatkan data bahwa 80% responden memilih tidak
benar bahwa mereka frekuensi remaja mudah berteman dengan orang dewasa
daripada yang seumur

Diagram 4.32
Distribusi Frekuensi Banyak yang Ditakuti dan Mudah Menjadi Takut
Berdasarkan diagram 4.32 didapatkan data bahwa 60% responden memilih benar
bahwa banyak yang mereka takutkan dan mudah menjadi takut, 20% respoonden
lainnya memilih tidak benar dan 20% responden memilih agak benar
Diagram 4.33
Distribusi Frekuensi Remaja Mempunyai Perhatian yang Baik Terhadap
apapun

Berdasarkan diagram 4.33 didapatkan data bahwa 80% responden memilih benar
bahwa mereka mempunyai perhatian yang baik terhadap apapun, 20% respoonden
lainnya memilih tidak benar.
4. Data Dewasa
Diagram 5.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anggota Community Virtual (n=51)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 59,6% berjenis


kelamin perempuan dan 40,4% jenis kelamin laki-laki.

Diagram 5.2
Distribusi Frekuensi Kebiasaan yang Tidak Sehat Anggota Community
Virtual Dewasa (n=51)

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa 71,2% dewasa


memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi makanan berlemak, junkfood dan
berpenyedap tinggi, 69,2% memiliki kebiasaan jarang berolahraga, 51,9%
memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi makanan manis/asin dan 40,4%
memiliki kebiasaan sering minum minuman yang berperasa
(the,sirup,kopi,dll), 36,5% memiliki kebiasaan jarang mengkonsumsi buah
dan sayur, 25% memiliki kebiasaan kurang istirahat (<6 jam sehari) dan
21,2% memiliki kebiasaan merokok lebih dari 2 batang/hari.

Diagram 5.3
Distribusi Frekuensi Keluhan yang biasanya Dialami Anggota Community
Virtual Dewasa

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar


dewasa tidak ada memiliki keluhan 38,5%, mengeluh sakit pinggang,
punggung, nyeri persendian kaki/tangan/lutut sekitar 25%,
kepala/tengkuk,sulit tidur, mudah marah sekitar 11,5 % dan nyeri ulu hati,
mual,dan tidak nafsu makan 11,5%.

Diagram 5.4
Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit yang Dialami Community Virtual
Dewasa Saat Ini

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar


dewasa saat ini memiliki riwayat penyakit rematik/asam urat (19,2%),
memiliki riwayat penyakit gastritis (13,5%) dan memiliki riwayat penyakit
hipertensi (11,5%).
Diagram 5.5
Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit di Dalam Keluarga yang Dialami
Community Virtual Dewasa

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar


dewasa memiliki riwayat penyakit di dalam keluarga yaitu rematik/asam
urat (34,6%), memiliki riwayat penyakit hipertensi (17,3%) dan memiliki
riwayat penyakit DM (7,7%).
Diagram 5.5
Distribusi Frekuensi Kegiatan Sehat Melakukan Olahraga Community
Virtual Dewasa

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa komunitas dewasa


memiliki kebiasaan sehat yaitu sering melakukan olahraga (3,9%),
kadang-kadang melakukan olahraga (94,1 %) dan tidak pernah melakukan
olahraga (2%)
Diagram 5.6
Distribusi Frekuensi dewasa yang melakukan aktifitas
di dalam rumah Anggota Community Virtual Dewasa

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa anggota


komunitas dewsa memiliki beberapa aktivitas di dalam rumah, seperti
bersantai (menonton TV, Tidur) (96,2%), membersihkan rumah (63,5 %),
dan memasak / mengasuh anak (53,8 %).

Diagram 5.7
Distribusi Frekuensi Melakukan Kegiatan di Luar Rumah
Anggota Community Virtual Dewasa

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa anggota


komunitas dewasa memiliki kegiatan di luar rumah seperti berkumpul
dengan teman-teman (46,2%), bekerja (44,2 %), mengikuti pengajian
(21,2 %), berkebu/bertani (17,3%), melakukan olahraga (11,5%).
Diagram 5.7
Distribusi Frekuensi Melakukan Kegiatan di Luar Rumah
Anggota Community Virtual Dewasa

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa anggota


komunitas dewasa memiliki kegiatan di luar rumah seperti berkumpul
dengan teman-teman (46,2%), bekerja (44,2 %), mengikuti pengajian
(21,2 %), berkebu/bertani (17,3%), melakukan olahraga (11,5%).
Diagram 5.8
Distribusi Frekuensi mengenai pengetahuan Anggota Dewasa terhadap
Penyakit Asam Urat

Berdasarkan diagram di atas 100% dewasa mengetahui bahwa

sendi merupakan bagian tubuh yang sering mengalami asam urat.


Diagram 5.9
Distribusi Frekuensi mengenai pengetahuan Anggota Dewasa terhadap
Tanda dan Gejala Penyakit Asam Urat

Berdasarkan diagram di atas 90% dewasa mengetahui bahwa nyeri


sendi,merah dan terasa panas merupakan tanda dan gejala asam urat.

Diagram 5.10
Distribusi Frekuensi mengenai pengetahuan Anggota Dewasa terhadap
makanan penyebab Penyakit Asam Urat

Berdasarkan diagram di atas 40% dewasa mengetahui bahwa


makanan yang mengandung protein salah satu penyebab dari penyakit asam
urat. Dan 60% dewasa menyatakan makanan mengandung protein tidak
menyebab kan asam urat.
Diagram 5.11
Distribusi Frekuensi mengenai Sikap Dewasa terhadap Penyakit Asam Urat
Merupakan Penyakit Keturunan

Berdasarkan diagram di atas 40% dewasa mengatakan tidak setuju


bahwa penyakit asam urat merupakan penyakit keturunan, 40% dewasa
lainnya mengatakan tidak tahu, dan 20% dewasa lainnya mengatakan setuju
bahwa penyakit asam urat merupkan penyakit keturunan.

Diagram 5.12
Distribusi Frekuensi Mengenai Pengetahuan dan Sikap Dewasa terhadap
Nyeri Sendi pada Penyakit Asm Urat

Berdasarkan diagram di atas 100% dewasa mengatakan setuju


bahwa nyeri sendi erat hubungannya dengan penyakit lanju usia.
Diagram 5.13
Distribusi Frekuensi Mengenai Pengetahuan dan Sikap Dewasa terhadap
Mengatasi Nyeri Sendi pada Penyakit Asm Urat Dengan Mengompres Air
Hangat

Berdasarkan diagram di atas 90% dewasa mengatakan setuju bahwa


nyeri sendi dapa berkurang dengan cara mengompres dengan air hangat.
Dan 10% dewasa mengatakan tidak setuju nyeri sendi dapat berkurang
dengan mengompres air hangat.

Diagram 5.15
Distribusi Frekuensi Mengenai Pengetahuan dan Sikap Dewasa terhadap
Mengatasi Nyeri Sendi pada Penyakit Asm Urat dengan Mengompres
menggunakan Serai

Berdasarkan diagram di atas 40% dewasa mengatakan tidak tahu


bahwa nyeri sendi dapat berkurang dengan mengompres menggunakan
serai. Sebanyak 30% dewasa mengatakan setuju bahwa nyeri sendi dapa
berkurang dengan cara mengompres menggunakan serai. Sebanyak 10%
dewasa mengatakan sangat setuju nyeri sendi dapat berkurang dengan cara
mengompres menggunakan serai. Dan sebanyak 10% tidak setuju bahwa
nyeri sendi dapat berkurang dengan cara mengompres menggunakan serai.
Diagram 5.16
Distribusi Frekuensi Mengenai Pengetahuan dan Sikap Dewasa terhadap
Mengkonsumsi Makanan pada Penyakit Asm Urat

Berdasarkan diagram di atas sebanyak 90% dewasa mengatakan setuju


bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak purin akan
menyebabkan penyakit asam urat.

Diagram 5.17
Distribusi Frekuensi Mengenai Pengetahuan dan Sikap Dewasa terhadap
Mengkonsumsi Makanan Bayam pada Penyakit Asm Urat

Berdasarkan diagram di atas sebanyak 50% dewasa mengatakan


setuju bahwa mengkonsumsi makanan bayam akan menyebabkan kadar
asam urat dalam tubuh meningkat. Sebanyak 30% dewasa tidak setuju
bahwa mengkonsumsi bayam akan meningkatkan kadar asam urat dalam
tubuh.
Diagram 5.18
Distribusi Frekuensi Mengenai Perilaku Dewasa terhadap Penanganan Awal
pada Penyakit Asam Urat

Berdasarkan diagram di atas sebanyak 80% dewasa mengatakan


kadang-kadang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila gejala
nyeri muncul secara terus-menerus. Dan sebanyak 20% dewasa
mengatakan sering memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila
gejala nyeri muncul secara terus-menerus.

Diagram 5.19
Distribusi Frekuensi Mengenai Perilaku Dewasa terhadap Penanganan Awal
pada Penyakit Asam Urat dengan kompres air hangat

Berdasarkan diagram di atas sebanyak 60% dewasa mengatakan


kadang-kadang mengompres area nyeri dengan air hangat apabila gejala
nyeri pada persendian dirasakan. Sebanyak 30% dewasa mengatakan tidak
pernah mengompres area nyeri dengan air hangat apabila gejala nyeri pada
persendian dirasakan. Dan sebanyak 10% dewasa mengatakan sering
mengompres area nyeri dengan air hangat apabila gejala nyeri pada
persendian dirasakan.
Diagram 5.20
Distribusi Frekuensi Mengenai Perilaku Dewasa terhadap Penanganan Awal
pada Penyakit Asam Urat dengan mengkonsumsi air putih

Berdasarkan diagram di atas sebanyak 70% dewasa mengatakan


sering mengkonsumsi air putih yang banyak untuk mengurangi nyeri pada
persendian. Sebanyak 30% dewasa mengatakan kadang-kadang
mengkonsumsi air putih yang banyak untuk mengurangi nyeri pada
persendian.
Diagram 5.21
Distribusi Frekuensi Mengenai Perilaku Dewasa terhadap Konsumsi
Makanan pada Penyakit Asam Urat

Berdasarkan diagram di atas sebanyak 40% dewasa mengatakan


sering mengkonsumsi makanan yang tidak banyak mengandung purin
seperti jeroan,kacang-kacangan). Sebanyak 60% dewasa mengatakan
kadang-kadang mengkonsumsi makanan yang tidak banyak mengandung
purin seperti jeroan,kacang-kacangan).
5. Lansia
a. Data umum pada lansia
Diagram 6.1
Distribusi frekuensi Jenis Kelamin LansiaVirtual Community A’20

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa sebagian besar (71,4%) jenis


kelamin lansia laki- laki dan separuh lagi (28,6%) lansia berjenis kelamin
perempuan.

Diagram 6.2
Distribusi frekuensi Umur Lansia Virtual Community A’20

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa umur lansia rata- rata dari usia
56 tahun sampai 65 tahun.
Diagram 6.3
Distribusi frekuensi Kebiasaan Yang Tidak Sehat Pada Lansia Virtual
Community A’20

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa kebiaasan yang tidak sehat pada
lansia yaitu (50%) suka makanan yang bersantan, berlemak dan gorengan dan
50% lansia lainnya memiliki kebiasaan tidur yang kurang dari 6 jam sehari.

Diagram 6.4
Distribusi frekuensi Keluhan Yang Biasa Dialami Pada Lansia Virtual
Community A’20

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa keluhan yang biasa dialami pada
lansia yaitu (42,9%) mengalami sakit pinggang, punggung dan nyeri sendi dan
(28,6%) mengeluh sakit kepala/ tengkuk, mudah marah, dan susah tidur.
Kemudian sebanyak , kemudian sebanyak (28,6%) lansia mempunyai keluhan
dada berdebar- debar, nyeri dada.
Diagram 6.5
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan Pada Lansia Virtual
Community A’20

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan bahwa hanya (14,3%) lansia yang


rutin memeriksakan kesehatannya, dan (28,6%) dari lansia memeriksakan
kesehatannya pada saat ada keluhan , dan (57,1%) lansia tidak meakukan
pemeriksaan kesehatan.

Diagram 6.6
Distribusi Frekuensi Berapa Kali Dilakukan Dalam Sebulan Pemeriksaan
Kesehatan Pada Lansia Virtual Community A’20

Berdasarkan data diatas, bahwa sebanyak (57,1%) lansia melakukan


pemeriksaan kesehatannya 1 kali 3 bulan dan sebanyak (14,3%) 1 kali 6 bulan dan
hanya (28,6%) lansia yang rutin 1 kali sebulan memeriksakan kesehatannya.
Diagram 6.7
Distribusi Frekuensi Kegiatan Rutin Yang Dilakukan Pada Lansia
Virtual Community A’20

Berdasarkan diagram diatas, didapatkan bahwa (28,6%) kegiatan rutin yang


dilakukan oleh lansia yaitu bekerja, dan (28,6%) lainnya lansia memasak, diikuti
oleh (14,3%) lansia menonton televisi, (14,3) membersihkan rumah yang, dan
juga terdapat (14,3%) lansia yang mengasuh atau bermain bersama cucu.

Diagram 6.8
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Minum Susu Pada Lansia Virtual
Community A’20

Berdasarkan data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar lansia (85,7%) tidak
pernah memiliki kebiasaan meminum susu, sedangkan 14,3%) lainnya meminum
susu kadang-kadang.
Diagram 6.9
Distribusi Frekuensi Mengikuti Posyandu Lansia Pada Lansia Virtual
Community A’20

Dari diagram diatas, didapatkan bahwa seluruh (100%) lansia tidak ada
mengikuti posyandu lansia.

Diagram 6.10
Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari Pada Lansia
Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa seluruh (100%) lansia mandiri dalam
melakukan kebutuhan sehari- hari seperti makan, mandi, BAB, BAK, dan
berpakaian.
Diagram 6.11
Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Bantu Dengar Pada Lansia
Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa seluruh (100%) lansia tidak menggunakan
alat bantu dengar.

Diagram 6.12
Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Bantu Pada Lansia Virtual
Community A’20

Berdasarkan data diatas, didapatkan bahwa separuh (50%) lansia


menggunakan kacamata, dan (50%) lansia lainnya yang tidak menggunakan alat
bantu apapun.
Diagram 6.13
Distribusi Frekuensi Sumber informasi tentang Rematik pada Lansia
Virtual Community A’20

Berdasarkan data diatas, didapatkan bahwa semua (85,7%) lansia


mendapatkan informasi tentang penyakit rematik dari petugas kesehatan. Dan
(14,3%) lansia lainnya mendapatkan informasi tentang rematik dari media cetak
(koran atau majalah).

Diagram 6.14
Distribusi Frekuensi Keluhan Penyakit Rematik pada Lansia Virtual
Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian (57,1%) lansia mempunyai


keluhan penyakit rematik. Dan (42,9) tidak ada mempunyai keluhan rematik.
Diagram 6.15
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia tentang penyakit rematik
pada Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (85,7%) lansia menyatakan
bahwa rematik adalah penyakit yang menyerang sendi adalah benar, dan 14,3%
lansia menyatakan bahwa rematik adalah penyakit yang menyerang sendi adalah
salah.

Diagram 6.16
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia mengenai rematik pada
Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (85,7%) lansia mengetahui
bahwa rematik adalah penyakit yang menyerang sendi. Dan 14,3% lansia lainnya
mengatakan bahwa rematik bukannlah penyakit yang menyerang sendi.
Diagram 6.17
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia tentang penyebab rematik
pada Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian (57,1%) lansia berpendapat bahwa
rematik disebabkan oleh terlalu banyak bergerak atau sedikit bergerak adalah
benar dan 42,9% lansia lainnya berpendapat bahwa penyakit rematik disebabkan
oleh terlalu banyak atau terlalu sedikit gerak adalah salah.

Diagram 6.18
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia tentang Penyebab rematik
pada Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (71,4%) lansia menyatakan
bahwa terlalu banyak minum susu tidak menyebabkan rematik dan 28,6 % lansia
menyatakan bahwa terlalu banyak minum susu dapat menyebabkan rematik.
Diagram 6.19
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Gejala Rematik pada
Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (71,4%) lansia mengetahui
bahwa bersemangat bukanlah merupakan gejala rematik. Dan (28,6%) lansia
menyatakan bahwa bersemangat merupakan salah satu tanda rematik.

Diagram 6.20
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Gejala Rematik pada
Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebanyak (42,9%) lansia mengetahui bahwa
cepat lelah dan nafsu makan berkurang adalah gejala rematik adalah benar. Dan
57,1% lansia menyatakan bahwa cepat lelah dan nafsu makan berkurang
merupakan gejala rematik adalah salah.
Diagram 6.21
Distribusi Frekuensi Pengetahuan komplikasi Rematik pada Lansia
Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (85,7%) lansia menyatakan
sakit yang berkepanjangan dan semakin meningkat akan terjadi apabila rematik
dibiarkan adalah benar.dan 14,3% lansia menyatakan sakit yang berkepanjangan
dan semakin meningkat akan terjadi apabila rematik dibiarkan adalah salah.

Diagram 6.22
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Tanda dan Gejala Rematik
pada Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (57,1%) lansia mengatakan
bahwa rematik akan menyebabkan kegemukan dan darah tinggi adalah benar dan
42,9% lainnya mengatakan bahwa rematik akan menyebabkan kegemukan dan
darah tinggi adalah salah.
Diagram 6.23
Distribusi Frekuensi Sumber informasi tentang Rematik pada Lansia
Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar (57,1%) lansia menyatakan
salah jika rematik dibiarkan tanpa pengobatan akan sembuh adalah salah dan
42,8% lansia menyatakan bahwa rematik akan sembuh jika dibiarkan tanpa
pengobatan adalah benar.

Diagram 6.24
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Penatalaksanaan Rematik
pada Lansia Virtual Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar 57,1% lansia menyatakan
benar jika banyak makan makanan berlemak akan membantu penyembuhan
rematik. Dan 42,9% laninya lansia menyatakan bahwa banyak makan makanan
berlemak akan membantu penyembuhan rematik adaLah salah.
Diagram 6.25
Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Rematik pada Lansia Virtual
Community A’20

Dari data diatas, didapatkan bahwa sebagian besar(85,7%) lansia menyatakan


bahwa kompres hangat pada rematik akan meringankan sedikit nyeri adalah benar,
dan 14,3% lansia lainnya menyatakan bahwa kompres hangat pada rematik akan
meringankan sedikit nyeri adalah salah.

Anda mungkin juga menyukai