OLEH :
RANIA SUILIA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu penyakit asma.
Kejadian asma meningkat di hampir seluruh dunia, baik Negara maju maupun Negara
pengalaman klinis dan berbagai penelitian asma merupakan penyakit yang sering
ditemukan pada anak, tetapi gambaran klinis asma pada anak sangat bervariasi, bahkan
waktu. Akibatnya kelainan ini kadang kala tidak terdiagnosis atau salah diagnosis
diperkirakan 4–5% populasi penduduk di Amerika Serikat terjangkit oleh penyakit ini.
Asma bronkial terjadi pada segala usia tetapi terutama dijumpai pada usia dini. Sekitar
separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi
itu tergambar dari data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai
penyebab kesakitan bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT
1.000 penduduk, dibandingkan bronkitis kronik 11 per 1.000 penduduk dan obstruksi
Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat
disembuhkan. Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma. Para Dokter tidak yakin
akan hal ini, meskipun hal itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak terdiagnosa
Karena banyaknya kasus asma yang menyerang anak terutama di Negara kita
Indonesia maka kami dari kelompok mencoba membahas mengenai asma yang terjadi
pada anak ini, sehingga orang tua dapat mengetahui bagaimana pencegahan dan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar kita semua terutama orang
tua dan perawat dapat memahami mengenai serangan asma pada anak anak dan
mengetahui tatacara pelaksanaan penanganan asma yang terjdi pada anak. Selin itu
2. Tujuan Khusus
C. Rumusan masalah
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat
(Almazini, 2012).
peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa
saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada
anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan
(Saheb, 2011).
B. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi
• Alergen
obatan.
• Perubahan cuaca
asma.
• Stress
• Lingkungan kerja
C. PATOFISIOLOGI
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang
tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen
respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin
maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal :
1. Batuk
2. Dispnea
3. Mengi (whezzing)
Gejala lain :
1. Takipnea
2. Gelisah
3. Diaphorosis
5. Fatigue (kelelahan)
7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai
pernafasan lambat.
9. Sianosis sekunder
E. KLASIFIKASI
tipe, yaitu
terhadap alergi.
2. Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang
bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti
udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan
dan emosi.
3. Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
2. Asma persisten ringan : Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali
dalam 1 hari.
mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi >1 kali dalam
1 minggu.
sering terjadi, gejala asma malam hari sering terjadi, aktifitas fisik terganggu
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah
3. Foto rontgen
4. Pemeriksaan faal paru
5. Elektrokardiografi
G. PENATALAKSANAAN
a. Penyuluhan
penyakit asma
c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
H. KOMPLIKASI
1. Pneumo thoraks
2. Pneumomediastinum
3. Emfisema subkutis
4. Ateleltaksis
5. Aspergilosis
6. Gagal nafas
7. Bronchitis
I. ASUHAN KEPERAWATAN
b. Proses terjadinya sakit : Kapan mulai terjadinya sakit, Bagaimana sakit itu
mulai terjadi
c. Upaya yang telah dilakukan : Selama sakit sudah berobat kemana, Obat-
suhu, respiratorik rate, dan nadi. Adanya patofisiologi lain seperti saat
mulai merokok secara rutin. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap setiap
c. Alergi
d. Tempat tinggal
sehari.
c. Pola eliminasi
Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari, nyeri, kuantitas, pola
obat-obatan.
Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur, kulitas dan kuantitas jam
obat-obatan.
f. Pola kognitif perceptual
kenyamanan.
Gambaran diri, identitas diri, peran diri, ideal diri, harga diri, cara
5. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
b. Keluhan Utama
c. Mata: Conjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil bulat, isokor, diameter
h. Thorax :
Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung
tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler seluruh
i. Abdomen
Palpasi: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa.
j. Ekstremitas
Superior: tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus otot cukup.
Inferior : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
mengenai penyakitnya
K. INTERVENSI
Pemantauan Respirasi
Definisi :
Mengumpulkan dan
menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan
napas dan keefektifakn
pertykaran gas
Tindakan :
Observasi :
a. Monitor frekurnsi , irama,
kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas
c. Monitor kemampuan batuk
efektif
d. Monitor adanya produksi
sputum
e. Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
f. Auskultasi bunyi napas
g. Monitor saturasii oksigen
h. Monitor nilai AGD
i. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik :
a. Atur interval pemantau
respirasi sesuai kondisi
pasien
b. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Ansietas a) Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan
berhubungan b) Anxiety level kecemasan)
dengan c) Coping a) Gunakan pendekatan yang
ancaman menenangkan
terhadap satus Indikator :
keseshatan a) Klien mampu b) Pahami perspektif pasien
menidentifikasi dan terhadap situasi stress
mengungkapkan gejala c) Identifikasi tingkat
cemas kecemasan
b) Mengidentifikasi, d) Bantu pasien mengenal
mengungkapkan dan situasi yang menimbulkan
menunjukkan teknik untuk kecemasan
mengontrol cemas e) Dorong pasien untuk
c) Vital sign dalam batas normal mengungkapkan perasaan
d) Postur tubuh, ekspresi wajah, ketakutan
bahasa tubuh dan tingkat f) Ajarkan kepada pasien untuk
aktivitas menunjukkan menggunakan teknik
berkurangnya kecemasan relaksasi untuk mengurangi
kecemasan
TTV :
TD 110/90 mmHg
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 25x/m
S: 36,90C
TB : 165cm
BB : 52 kg
Perkerjaan : mahasiswa
klien bersih bersih rumah dan terpapar dengan debu dan juga klien terlalu
mengatakan sulit untuk tidur karena sesak bertambah hebat di malam hari.
Klien mengatakan sudah merasakan sesak nafas sejak umur 20 tahun dan di
diagnosa dengan asma bronkial, sesak sering muncul ketka udara dingin
dan ketika terhirup debu atau terlalu banyak beraktivitas sehingga klien
tersebut merasakan capek. Dulu saat berumur 22 tahun klien sempat dirawat
Klien mengatakan ibu nya menderita penyakit asma bronkial yang sama
dengan klien. Dan juga dari 3 saudaranya ada 1 orang saudaranya yang juga
Genogram
Ket:
O : perempuan,
□ : laki-laki,
: meninggal,
: pasien
2. Pengkajian fungsional Gordon
Persepsi terhadap penyakit : klien mengatakan jika keluhan sesak nafas nya
sendirian dirumah karena ia tidak tinggal dengan orang tuanya yang ada di
kampung sehingga tidak ada yang membantu. Klien juga merasa takut
terpapar debu, tetapi karena orang tuanya akan datang beberapa hari lagi
Kebiasaan :
• Merokok : Tidak
b. Pola Nutrisi/metabolisme
Keluhan : klien mengatakan kurang nafsu makan ketika sesak datang, klien
Makan & Minum Sebelum sakit Makan & Minum Selama sakit
Makan Makan
Jenis : Jenis :
Minum Minum
c. Pola eliminasi
badannya terasa lemah, dan biasanya klien hanya bisa berhenti beraktivitas
tergantung/tdk mampu)
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum V
Mandi V
Berpakaian/berdandan V
Toileting V
Mobilisasi di Tempat Tidur V
Berpindah V
Berjalan V
Menaiki Tangga V
Berbelanja V
Memasak V
Pemeliharaan rumah V
Kesimpulan : tidak ada keluhan di aktivitasnya karena dia bisa
Saat tidak merasakan sesak, klien biasanya tidur 7-8 jam perhari lalu tidur
siang 1 jam per hari dan klien merasakan segar saat bangun. Klien
mengatakan tidak bisa tidur saat merasakan sesak nafas dan klien hanya
nyenyak
sesak nafasnya sering datang secara tiba tiba dan takut jika tidak ada yang
responsif
Kesimpulan : ansietas
mengurus rumah tangga secara maksimal karena klien tidak bisa banyak
berantakan.
h. Pola seksualitas/reproduksi
dan sering terbawa pikiran. Klien mengatakan takut jika nanti kalau terjadi
j. Pola keyakinan-nilai
Agama : Islam
Pantangan Keagamaan: tidak ada
3. Pengkajian fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
Kesadaran Compos Mentis
GCS 15 ( E : 4, M : 6, V : 5)
N : 96x/i
P : 20x/i
S : 36,50C
Kulit Warna kulit sawo matang, teraba hangat, tekstur kulit halus,
Telinga Kedua telinga terlihat simetris, tidak ada luka, mata terlihat
bersih, tidak ada cairan yang keluar dari dalam telinga, tidak ada
bersih
Toraks
Pe: hipersonor
A: Wheezing (+)
Abdomen I : Bentuk normal, tidak ada lesi dan benjolan, warna sama
Rektum
Ekstremitas Ekstremitas atas : lengkap dan berfungsi dengan baik, tidak ada
555 555
555 555
Lain-lain
Lokasi Luka/nyeri/injuri*:
Keterangan:
** Diarsir bagian tubuh yang
mengalami. Apabila luka
dilengkapi dengan ukuran & jenis
luka
B. Analisa Data
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap satus keseshatan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan fisiologi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan pola pernafasan tidak
efektif
INTERVENSI KEPERAWATAN
k. Wheezing cairan
l. Dispnea Terapeutik :
• 5 = membaik Edukasi :
e. Jelaskan tujuan prosedur
berubah Edukasi :
Skala outcome :
• 1 = memburuk
• 2 = cukup memburuk
• 3 = sedang
• 4 = cukup membaik
• 5 = membaik
Kriteria Hasil :
a. Tekanan darah
b. Frekuensi napas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No / Diagnosa
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
tgl Keperawatan
1 Bersihan jalan • Mengajarkan batuk efektif • S:Pasien mengatakan sesak
19/10 nafas tidak efektif kepada pasien asma sudah berkurang karena
/2020 berhubungan dahak hilang
dengan Sekresi Klien mengatakan sudah
yang tertahan paham bagaimana cara
mengeluarkan dahak
• O: pasien tampak tenang
• A:Masalah teratasi sebagian
• P:Intervensi dilanjutkan
WOC Kasus
Faktor pencetus
Cemas
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6.Jakarta: EGC
GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.;Pocket Guide for Asthma Management and
Prevension In Children. www. Dimuat dalam www.Ginaasthma.org (diakses
tanggal 13 Desember 2017 jam 12.00 WITA )
Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius