Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“PENYAKIT ASMA BRONKIAL”

OLEH :

RANIA SUILIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak yaitu penyakit asma.

Kejadian asma meningkat di hampir seluruh dunia, baik Negara maju maupun Negara

berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan ini diduga berhubungan dengan

meningkatnya industri sehingga tingkat polusi cukup tinggi. Walaupun berdasarkan

pengalaman klinis dan berbagai penelitian asma merupakan penyakit yang sering

ditemukan pada anak, tetapi gambaran klinis asma pada anak sangat bervariasi, bahkan

berat-ringannya serangan dan sering-jarangnya serangan berubah-ubah dari waktu ke

waktu. Akibatnya kelainan ini kadang kala tidak terdiagnosis atau salah diagnosis

sehingga menyebabkan pengobatan tidak adekuat.

Penyakit asma merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan dan

diperkirakan 4–5% populasi penduduk di Amerika Serikat terjangkit oleh penyakit ini.

Asma bronkial terjadi pada segala usia tetapi terutama dijumpai pada usia dini. Sekitar

separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi

sebelum usia 40 tahun. Pada usia kanak-kanak terdapat predisposisi laki-laki :

perempuan = 2 : 1 yang kemudian menjadi sama pada usia 30 tahun.

Asma merupakan 10 besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal

itu tergambar dari data studi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai

propinsi di Indonesia. SKRT 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke 5 dari 10

penyebab kesakitan bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT

1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke 4 di


Indonesia atau sebesar 5,6%. Tahun 1995, prevalensi asma di Indonesia sekitar 13 per

1.000 penduduk, dibandingkan bronkitis kronik 11 per 1.000 penduduk dan obstruksi

paru 2 per 1.000 penduduk.

Beberapa anak menderita asma sampai mereka usia dewasa; namun dapat

disembuhkan. Kebanyakan anak-anak pernah menderita asma. Para Dokter tidak yakin

akan hal ini, meskipun hal itu adalah teori. Lebih dari 6 % anak-anak terdiagnosa

menderita asma, 75 % meningkat pada akhir-akhir ini. Meningkat tajam sampai 40 %

di antara populasi anak di kota.

Karena banyaknya kasus asma yang menyerang anak terutama di Negara kita

Indonesia maka kami dari kelompok mencoba membahas mengenai asma yang terjadi

pada anak ini, sehingga orang tua dapat mengetahui bagaimana pencegahan dan

penatalaksanaan bagi anak yang terserang asma.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar kita semua terutama orang

tua dan perawat dapat memahami mengenai serangan asma pada anak anak dan

mengetahui tatacara pelaksanaan penanganan asma yang terjdi pada anak. Selin itu

juga untuk memenuhi tugas yang di berikan dosen pembimbing.

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan tentang Definisi Asma

b. Mengetahui Etiologi dari Asma

c. Mengetahui Manifestasi Klinis dari Asma pada Anak


d. Menjelaskan Patofisiologi Asma pada Anak

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep teori dari penyakit asma?

2. Bagaimana Asuhan Keperawatan penyakit asma?


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang

mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh

factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat

karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang

(Almazini, 2012).

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan

karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan

peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa

saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada

anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan

(Saheb, 2011).

B. ETIOLOGI

a. Faktor Predisposisi

Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial.

b. Faktor Presipitasi

• Alergen

Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :


1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contohnya: debu,

bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.

2. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contohnya: makanan dan obat-

obatan.

3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contohnya:

perhiasan, logam, dan jam tangan.

• Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi

asma.

• Stress

Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma. Stress juga

bisa memperberat serangan asma yang sudah ada

• Lingkungan kerja

Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya

serangan asma.Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,

industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.

• Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan

aktifitas jasmani atau olah raga yang berat.

C. PATOFISIOLOGI

Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang

menyebabkan sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas


bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma

tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi

mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal

dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan

antigen spesifikasinya.

Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen

menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin

dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila

respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin

juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler,

maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.

Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif

berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah

mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan

tersebut, hasil akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan

obstruksi aliran udara.

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala awal :

1. Batuk

2. Dispnea

3. Mengi (whezzing)

4. Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada


5. Tachicardi

6. Pernafasan cepat dangkal

Gejala lain :

1. Takipnea

2. Gelisah

3. Diaphorosis

4. Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan

5. Fatigue (kelelahan)

6. Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara.

7. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai

pernafasan lambat.

8. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi

9. Sianosis sekunder

10. Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan

pelebaran tekanan nadi.

E. KLASIFIKASI

Berdasarkan etiologinya Asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3

tipe, yaitu

1. Ekstrinsik (alergik) : Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh

faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu

binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma


ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi.

2. Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang

bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti

udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan

dan emosi.

3. Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai

karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergi.

Berdasarkan Keparahan Penyakit :

1. Asma intermiten : Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu.

2. Asma persisten ringan : Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali

dalam 1 hari.

3. Asma persisten sedang (moderate): Gejala muncul tiap hari, eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi >1 kali dalam

1 minggu.

4. Asma persisten berat (severe) : Gejala terus menerus terjadi, eksaserbasi

sering terjadi, gejala asma malam hari sering terjadi, aktifitas fisik terganggu

oleh gejala asma, PEF dan PEV1 < 60%.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan sputum

2. Pemeriksaan darah

3. Foto rontgen
4. Pemeriksaan faal paru

5. Elektrokardiografi

G. PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan non farmakologik

a. Penyuluhan

Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang

penyakit asma

b. Menghindari faktor pencetus

c. Fisioterapi

2. Pengobatan farmakologik

a. Agonis beta.Contohnya : Alupent, metrapel

b. Metil Xantin.Contohnya : Aminophilin dan Teopilin

c. Kortikosteroid.Contohnya : Beclometason Dipropinate dengandosis

800 empat kali semprot tiap hari.

d. Kromolin. Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-

anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.

e. Ketotifen. Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg

perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.

f. Iprutropioum bromide (Atroven). Atroven adalah antikolenergik,

diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.

3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus

a. Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam


b. Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul

c. Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit

dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20

mg/kg bb/24 jam.

d. Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.

e. Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.

f. Antibiotik spektrum luas

H. KOMPLIKASI

1. Pneumo thoraks

2. Pneumomediastinum

3. Emfisema subkutis

4. Ateleltaksis

5. Aspergilosis

6. Gagal nafas

7. Bronchitis

I. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Riwayat kesehatan sekarang

a. Waktu terjadinya sakit : Berapa lama sudah terjadinya sakit

b. Proses terjadinya sakit : Kapan mulai terjadinya sakit, Bagaimana sakit itu

mulai terjadi
c. Upaya yang telah dilakukan : Selama sakit sudah berobat kemana, Obat-

obatan yang pernah dikonsumsi.

d. Hasil pemeriksaan sementara / sekarang : TTV meliputi tekanan darah,

suhu, respiratorik rate, dan nadi. Adanya patofisiologi lain seperti saat

diauskultasi adanya ronky,wheezing.

2. Riwayat kesehatan terdahulu

a. Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru-

paru,emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup : Usia

mulai merokok secara rutin. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap setiap

hari. Usai menghentikan kebiasaan merokok.

b. Pengobatan saat ini dan masa lalu

c. Alergi

d. Tempat tinggal

3. Riwayat kesehatan keluarga

Tujuan pengkajian ini : Penyakit infeksi tertentu seperti TBC ditularkan

melalui orang ke orang. Kelainan alergi seperti asma bronchial, menujukkan

suatu predisposisi keturunan tertentu.Asma bisa juga terjadi akibat konflik

keluarga. Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang

tingkatpolusi udaranya tinggi.Polusi ini bukan sebagai penyebab

timbulnyapenyakit tapi bisa memperberat.

4. Pola Fungsional Gordon

a. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatan

Menggambarkan pola pikir kesehatan pasien, keadaan sehat dan


bagaimana memelihara kondisi kesehatan. Termasuk persepsi individu

tentang status dan riwayat kesehatan, hubungannya dengan aktivitas dan

rencana yang akan datang serta usaha-usaha preventif yang dilakukan

pasien untuk menjaga kesehatannya.

b. Pola nutrisi – metabolic

Menggambarkan pola konsumsi makanan dan cairan untuk kebutuhan

metabolik dan suplai nutrisi, kualitas makanan setiap harinya, kebiasaan

makan dan makanan yang disukai maupun penggunaan vitamin

tambahan. Keadaan kulit, rambut, kuku, membran mukosa, gigi, suhu,

BB, TB, juga kemampuan penyembuhan, frekuensi dan kuantitas minum

sehari.

c. Pola eliminasi

Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari, nyeri, kuantitas, pola

defekasi (warna, kuantitas, dll) penggunaan alat-alat bantu, penggunaan

obat-obatan.

d. Pola aktivitas dan latihan

Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,

eliminasi,mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga.

e. Pola istirahat tidur

Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur, kulitas dan kuantitas jam

tidur , pola tidur dan istirahat, persepsi, kualitas, kuantitas, penggunaan

obat-obatan.
f. Pola kognitif perceptual

Penghilatan, pendengaran, rasa, bau, sentuhan, kemampuan bahasa,

kemampuan membuat keputusan, ingatan, ketidaknyamanan dan

kenyamanan.

g. Pola peran hubungan

Hubungan dengan anggota keluarga, dukungan keluarga, hubungan

dengan tetangga dan masyarakat, peran tanggung jawab.

h. Pola koping toleransi stress

Penyebab stress, kemampuan mengendalikan stress, pengetahuan tentang

toleransi stress, tingkat toleransi stress, strategi menghadapi stress.

i. Pola konsep diri

Gambaran diri, identitas diri, peran diri, ideal diri, harga diri, cara

pemecahan dan penyelesaian masalah

j. Pola seksual – reproduksi

Adakah gangguan pada alat kelaminya.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Perkembangan moral, perilaku dan keyakinan, realisasi dalam

kesehariannya, pemeriksaan Fisik, pemeriksaan penunjang, terapi

5. Pemeriksaan Fisik

Data klinik, meliputi:

a. TTV

b. Keluhan Utama

Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:


a. Kulit: Warna kulit sawo matang, turgor cukup.

b. Kepala: Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.

c. Mata: Conjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil bulat, isokor, diameter

3 mm, reflek cahaya (+/+).

d. Telinga: Simetris, serumen (+/+) dalam batas normal.

e. Hidung: simetris, septum di tengah, selaput mucosa basah.

f. Mulut: gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering

g. Leher: trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid

tidak membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat.

h. Thorax :

Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung

dalam batas normal, S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.

Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan-kiri, nyeri

tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler seluruh

lapang paru, tidak ada suara tambahan.

i. Abdomen

Inspeksi: Perut datar, tidak ada benjolan.

Auskultasi: Bising usus biasanya dalam batas normal.

Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen.

Palpasi: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa.

j. Ekstremitas

Superior: tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus otot cukup.

Inferior : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-)
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas

2. Gangguan rasa nyaman dan cemas berhubungan dengan kurang pengtahuan

mengenai penyakitnya

3. Gangguan istirahan dan tidur berhubungan dengan sesak nafas

K. INTERVENSI

No NANDA NOC NIC


1. Bersihan Jalan Bersihan jalan nafas Latihan Batuk Efektif
nafas tidak Definisi : Definisi :
efektif Kemampuan membersihkan Melatih pasien yang tidak
berhubungan sekret atau obstruksi jalan nafas memiliki kemampuan batuk
dengan batuk untik mempertahankan jalan secara efektif untuk
yang tidak napas tetap paten membersihkan laring, trakea
efektif ditandai Skala outcome : danbronkiolus dari sekret atau
dengan mukus • 1 = menurun benda asing di jalan napas
yang berlebihan • 2 = cukup menurun Tindakan :
• 3 = sedang Observasi :
• 4 = cukup meningkat a. Identifikasi kemampuan
• 5 = meningkat batuk
Kriteria hasil : b. Monitor adanya retensi
a. Batuk efektif sputum
b. Produksi sputum c. Monitor tanda dan gejala
c. Mengi infeksi saluran napas
d. Wheezing d. Monitor input dan output
e. Dispnea cairan
f. Sianosis Terapeutik :
g. Gelisah a. Atur posisi semi-fowler atau
Skala outcome : fowler
• 1 = memburuk b. Pasang pelak dan bengkok di
pangkuan pasien
• 2 = cukup memburuk
c. Buang sekret pada tempat
• 3 = sedang
sputum
• 4 = cukup membaik
Edukasi :
• 5 = membaik a. Jelaskan tujuan prosedur
Kriteria Hasil : batuk efektif
a. Frekuensi nafas
b. Pola napas
b. Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucur
(dibulatkan) selama 8 detik
c. Anjurkan mengulangi tarik
napad salam hingga 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas
dalam yang ke-3
2. Pola nafas tidak Pola nafas Manajemen Jalan Nafas
efektif Definis : Definisi:
berhubungan Inspirasi dan/atau ekspirasi yang Mengidentifikasi dan mengelola
dengan memberikan ventilasi adekuat kepatenan jalan napas
gangguan Skala outcome : Tindakan :
suplai oksigen • 1 = menurun Observasi :
(bronkospasme • 2 = cukup menurun a. Monitor pola napas
• 3 = sedang (frekuensi, kedalaman, usaha
• 4 = cukup meningkat napas)
• 5 = meningkat b. Monitor bunyi napas
Kriteria hasil : tambahan (gurgling, mengi,
a. Ventilasi semenit wheezing, ronkhi kering)
b. Kapasitas vital c. Monito sputum
c. Tekanan ekspirasi (jumlah,warna, aroma)
d. Tekanan inspirasi Terapeutik :
a. Pertahankan kepatenan jalan
Skala outcome : napas dengan head-tiit dan
• 1 = meningkat chin-lift
b. Posisikan semi-fowler atau
• 2 = cukup meningkat
fowler
• 3 = sedang
c. Berikan minum hangat
• 4 = cukup menurun
d. Lakukan fisioterapi dada, jika
• 5 = menurun perlu
Kriteri Hasil : e. Lakukan penghisapan lendir
a. Dipsnea kurang dari 15 detik
b. Penggunaan otot bantu napas f. Lakukan hiperoksigenasi
c. Pemanjangan fase ekspirasi sebelum penghisapan
d. Pernafasan cuping hidung endotrakea
g. Keluarkan sumbatan benda
Skala outcome : padat dengan forsep McGill
• 1 = memburuk h. Berikan oksigen, jika perlu
• 2 = cukup memburuk Edukasi :
• 3 = sedang
• 4 = cukup membaik
• 5 = membaik a. Anjurkan asupan cairan 2000
Kriteria Hasil : ml/hari, jika tidak
a. Frekuensi nafas kontraindikasi
b. Kedalaman nafas b. Ajarkan teknik batuk efektif
c. Ekskursi dada

Pemantauan Respirasi
Definisi :
Mengumpulkan dan
menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan
napas dan keefektifakn
pertykaran gas
Tindakan :
Observasi :
a. Monitor frekurnsi , irama,
kedalaman dan upaya napas
b. Monitor pola napas
c. Monitor kemampuan batuk
efektif
d. Monitor adanya produksi
sputum
e. Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
f. Auskultasi bunyi napas
g. Monitor saturasii oksigen
h. Monitor nilai AGD
i. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik :
a. Atur interval pemantau
respirasi sesuai kondisi
pasien
b. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Ansietas a) Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan
berhubungan b) Anxiety level kecemasan)
dengan c) Coping a) Gunakan pendekatan yang
ancaman menenangkan
terhadap satus Indikator :
keseshatan a) Klien mampu b) Pahami perspektif pasien
menidentifikasi dan terhadap situasi stress
mengungkapkan gejala c) Identifikasi tingkat
cemas kecemasan
b) Mengidentifikasi, d) Bantu pasien mengenal
mengungkapkan dan situasi yang menimbulkan
menunjukkan teknik untuk kecemasan
mengontrol cemas e) Dorong pasien untuk
c) Vital sign dalam batas normal mengungkapkan perasaan
d) Postur tubuh, ekspresi wajah, ketakutan
bahasa tubuh dan tingkat f) Ajarkan kepada pasien untuk
aktivitas menunjukkan menggunakan teknik
berkurangnya kecemasan relaksasi untuk mengurangi
kecemasan

3 Intoleransi a. Energy conservation Manajemen energi


aktivitas b. Self Care : ADLs a) Kaji fisiologi pasien yang
berhubungan menyebabkan kelelahan.
dengan Indikator : : b) Anjurkan pasien
keletihan dan a) Berpartisipasi dalam aktivitas mengungkapkan perasaan
pola fisik tanpa disertai secara verbal mengenai
pernafasan peningkatan tekanan darah, keterbatasan yang dimiliki.
tidak efektif. nadi dan RR c) Tentukan persepsi pasien/
b) Mampu melakukan aktivitas orang terdekat dengan pasien
sehari hari (ADLs) secara mengenai penyebab
mandiri kelelahan.
d) Pilih intervensi untuk
mengurangi kelelahan baik
secara farmakologi dan non
farmakologi.
e) Tentukan jenis dan
banyakanya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan.
f) Monitor asupan nutrisi.
g) Monitor sumber kegiatan
olahraga dan kelelahan
emosional yang dialami
pasien.
h) Monitor waktu dan lama
istirahat tidur pasien.
i) Monitor sumber ketidak
nyamanan yang dialami
pasien selama aktivitas.
j) Ajarkan pasien mengenai
pengelolan kegiatan dan
teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan.
k) Tingkatkan tirah baring/
batasan kegiatan.
l) Anjurkan aktivitas fisik
(ambulasi, ADL) sesuai
dengan kemampuan energi
pasien.
m) Monitor respon oksigen
pasien (tekanan nadi, tekanan
darah, respirasi) saat
melakukan perawatan diri
secara mandiri.

2. Kurangnya 1. Tingkat pengetahuan Edukasi Kesehatan


pengetahuan Definisi : Kecukupan Definisi : mengajarkan
Definisi : informasi kognitif yang pengelolaan faktor resiko
Ketiadaan atau berkaitan dengan topik penyakit dan perilku hidup bersih
defisien tertentu serta sehat
informasi Tindakan :
kognitif yang Skala outcome : Observasi
berkaitan • 1 = menurun a. Identifikasi kesiapan dan
dengan topik • 2 = cukup menurun kemampuan menerima
tertentu atau • 3 = sedang informasi
kemahiran • 4 = cukup meningkat b. Identifikasi faktor-faktor
Batasan • 5 = meningkat yang dapat meningkatkan
karakteristik : dan menurunkan motivasi
a. Ketidakakura Kriteria Hasil : perilaku hidup sehat
tan a. Perilaku sesuai anjuran Terapeutik
mengikuti b. Perilaku sesuai dengan a. Sediakan materi dan
perintah pengetahuan kemampuan pendidikan
b. Ketidakakura c. Kemampuan menjelaskan kesehatan
tan pengetahuan tentang suatu b. Jadwalkan pendidikan
melakukan topik kesehatan sesuai kesepakatan
tes c. Berikan kesempatan untuk
c. Perilaku Skala outcome : bertanya
tidak tepat • 1 = meningkat Edukasi
d. Kurang a. Jelaskan faktor resiko yang
• 2 = cukup meningkat
pengetahuan dapat mempengaruhi
• 3 = sedang
kesehatan
• 4 = cukup menurun b. Ajarkan perilaku hidup sehat
• 5 = menurun c. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
Kriteria Hasil : meningkatkan perilaku hidup
a. Pertanyataan tentang sehat
masalah yang dihadapi Edukasi prosedur tindakan
b. Persepsi keliru terhadap Definisi : memberikan informasi
masalah tentang tindakan yang akan
c. Menjalani pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien, baik
tidak tepat bertujuan untuk diagnostik
maupun untuk terapi
2. Tingkat kepatuhan Tindakan :
Definisi : perilaku individu Observasi :
dan/atau pemberi asuhan a. Identifikasi kesiapan dan
dalam mengikuti rencana kemampuan menerima
perawatan/pengobatan yang informasi
disepakati dengan tenaga Terapeutik :
kesehatan sehingga jasil a. Sediakan materi dan media
perawatan/pengobatan pendidikan kesehatan
efektif b. Jadwalkan pendidikan
Skala outcome : kesehatan sesuai kesepakatan
• 1 = menurun Edukasi :
• 2 = cukup menurun a. Jelaskan tujuan dan manfaat
• 3 = sedang tindakan yang akan
• 4 = cukup meningkat dilakukan
• 5 = meningkat b. Jelaskan perlunya tindakan
dilakukan
Kriteria Hasil : c. Jelaskan keuntungan dan
a. Verbalisasi kemauan kerugian jika tindakan
mematuhi program dilakukan
perawatan atau pengobatan d. Jelaskan langkah langkah
b. Verbalisasi mengikuti tindakan yang akan
anjuran dilakukan
e. Jelaskan persiapan pasien
Skala outcome : sebelum tindakan dilakukan
• 1 = memburuk f. Informasikan durasi tindakan
dilakukan
• 2 = cukup memburuk
g. Anjurkan bertanya jika ada
• 3 = sedang
sesuatu yang tidak
• 4 = cukup membaik
dimengerti sebelum tindakan
• 5 = membaik dilakukan
Kriteria Hasil : h. Anjurkan kooperatif saat
a. Perilaku mengikuti program tindakan dilakukan
perawatan/pengobatan i. Ajarkan teknik untuk
b. Perilaku menjalankan mengantisipasi/ mengurangi
anjuran ketidak nyaman akibat
c. Tanda dan gejala penyakit tindakan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama : Ny. G (perempuan)

Tgl lahir/Usia : 12-12-1993 (26 thn)

Tgl pengkajian : 17 Oktober 2020

Pukul : 08.00 WIB

A. PENGKAJIAN DATA DASAR

Kesadaran : kompos mentis

TTV :

TD 110/90 mmHg

Nadi : 96x/menit

Pernafasan : 25x/m

S: 36,90C

TB : 165cm

BB : 52 kg

Perkerjaan : mahasiswa

Diagnosa Medis : Asma Bronkial


1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan saat ini merakasan sesak napas dikarenakan kemaren

klien bersih bersih rumah dan terpapar dengan debu dan juga klien terlalu

banyak beraktivitas sehingga gejala asmanya timbul, klien mengatakan ada

dahak di tenggorokannya tetapi susah mengeluarkan dahaknya. Klien

mengatakan sulit untuk tidur karena sesak bertambah hebat di malam hari.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan sudah merasakan sesak nafas sejak umur 20 tahun dan di

diagnosa dengan asma bronkial, sesak sering muncul ketka udara dingin

dan ketika terhirup debu atau terlalu banyak beraktivitas sehingga klien

tersebut merasakan capek. Dulu saat berumur 22 tahun klien sempat dirawat

dirumah sakit karena sesak nafas.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan ibu nya menderita penyakit asma bronkial yang sama

dengan klien. Dan juga dari 3 saudaranya ada 1 orang saudaranya yang juga

menderita penyakit asma.

Genogram
Ket:
O : perempuan,
□ : laki-laki,
: meninggal,
: pasien
2. Pengkajian fungsional Gordon

a. Pola persepsi dan penanganan kesehatan

Persepsi terhadap penyakit : klien mengatakan jika keluhan sesak nafas nya

datang ia segera berobat ke rumah sakit. Klien mengatakan cemas dengan

keadaannya sekarang dan takut saat sesak nafasnya datang ia hanya

sendirian dirumah karena ia tidak tinggal dengan orang tuanya yang ada di

kampung sehingga tidak ada yang membantu. Klien juga merasa takut

penyakitnya tidak sembuh. Klien mengatakan sudah menghindari agar tidak

terpapar debu, tetapi karena orang tuanya akan datang beberapa hari lagi

jadi klien membersihkan rumahnya sampai membersihkan sela sela pintu.

Kebiasaan :

• Merokok : Tidak

• Minum Alkohol : Tidak

• Obat- Obatan: Tidak

b. Pola Nutrisi/metabolisme

Keluhan : klien mengatakan kurang nafsu makan ketika sesak datang, klien

mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi makanan nya

Gambaran diet pasien dalam sehari (komposisi& ukuran):

Makan & Minum Sebelum sakit Makan & Minum Selama sakit

(jenis, porsi yg dihabiskan) (jenis, porsi yg dihabiskan)

Makan Makan

Frekuensi : 2 – 3 kali sehari Frekuensi : 2-3 kali sehari


Porsi : 1 porsi Porsi : ½ porsi

Keluhan : Tidak ada Keluhan : tidak nafsu makan

Jenis : Jenis :

Pagi : nasi+lauk, daging+sayur+buah Pagi : nasi+lauk

Siang : nasi+lauk+sayur+buah Siang : nasi+lauk+sayur

Malam : nasi+lauk, daging+sayur

Minum Minum

Frekuensi : 7 – 8 gelas/hari Frekuensi : 5-6 gelas/hari

Jenis : Air putih, teh manis Jenis : Air putih

Kesimpulan : klien mengatakan penurunan nafsu makan

c. Pola eliminasi

Keluhan : tidak ada keluhan

Pola Defekasi Pola Urinasi

Frekwensi 1 x / hr Konsistensi Frekwensi : 7 x/hr

lembek Warna kuning jernih

Warna kuning Bau khas

Bau khas Banyakny 1000 – 1200 ml/ 24 jam

Banyaknya------ Alat bantu :-


d. Pola Aktivitas/Olah raga

Klien mengatakan ketika merasakan sesak nafas ketika terlalu banyak

beraktivitas, karena klien kontrakan sendirian jadi semuanya dilakukannya

sendiri, jika terlalu banyak beraktivitas nafasnya semakin sesak dan

badannya terasa lemah, dan biasanya klien hanya bisa berhenti beraktivitas

sementara untuk menghilangkan sesaknya.

Kemampuan Perawatan Diri (0 = Mandiri, 1 = Dengan Alat Bantu, 2 =

Bantuan dari orang lain , 3 = Bantuan peralatan dan orang lain, 4 =

tergantung/tdk mampu)

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum V
Mandi V
Berpakaian/berdandan V
Toileting V
Mobilisasi di Tempat Tidur V
Berpindah V
Berjalan V
Menaiki Tangga V
Berbelanja V
Memasak V
Pemeliharaan rumah V
Kesimpulan : tidak ada keluhan di aktivitasnya karena dia bisa

melakukannya sendiri tetapi terganggu aktivitasnya di karenakan sesak

nafas dan merasakan lemas

e. Pola istirahat dan tidur

Saat tidak merasakan sesak, klien biasanya tidur 7-8 jam perhari lalu tidur

siang 1 jam per hari dan klien merasakan segar saat bangun. Klien
mengatakan tidak bisa tidur saat merasakan sesak nafas dan klien hanya

duduk dengan bersandar agar sesaknya berkurang.

Sebelum Sakit Saat Sakit

Waktu tidur siang Kadang-kadang Tidak ada

Waktu tidur malam 7-8 jam. 4 – 5 jam

Penggunaan obat tidur Tidak ada Tidak ada

Perasaan waktu bangun Segar Mengantuk

Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada

Gangguan tidur Tidak ada Tidur tidak

nyenyak

f. Pola kognitif dan persepsi

Klien mengatakan merasa cemas terhadap penyakit yang dialaminya karena

sesak nafasnya sering datang secara tiba tiba dan takut jika tidak ada yang

bisa meminta bantuan.

Status mental: _____Sadar _____Afasia reseptif _____Mengingat cerita

buruk _____ Terorientasi _____Kelam Pikir _____Kombatif _____Tak

responsif

Bicara: _____Normal _____Tak Jelas _____Gagap _____Afasia ekspresif

Bahasa sehari-hari _____ Daerah ______Lain-lain________________

Kemampuan membaca, bahasa Indonesia _______Ya _______ Tidak

Tingkat Ansietas: ________ (Ringan / Sedang / Berat /Panik)

Keterampilan Interaksi: _______ Tepat/Lain-lain


Pendengaran : _____ DBN _____Kerusakan (Kanan /Kiri___)

____Tuli(Kanan/Kiri___) Ketidak nyamanan/Nyeri: _____Tdak ada

_____Akut _____ Kronik

Kesimpulan : ansietas

g. Pola Peran dan Hubungan

Keluhan : klien mengatakan tidak bisa melakukan peran nya untuk

mengurus rumah tangga secara maksimal karena klien tidak bisa banyak

beraktivitas dan kelelahan. Sehingga rumahnya sering berdebu dan agak

berantakan.

Status Pekerjaan: mahasiswa

Sistem Pendukung: tidak ada, karena orang tuanya di kampung

h. Pola seksualitas/reproduksi

Tidak ada keluhan

i. Pola koping-toleransi stress

Keluhan : klien mengatakan merasa khawatir dengan kondisi penyakitnya

dan sering terbawa pikiran. Klien mengatakan takut jika nanti kalau terjadi

apa apa keluarganya cemas. 2x seminggu klien selalu menceritakan

kesehariannya ke orang tuanya melalui telfon tetapi klien tidak

menceritakan sakitnya kambuh lagi

j. Pola keyakinan-nilai

Keluhan : klien mengatakan tetap melakukan ibadah selama sakit,

walaupun kadang terganggu saat sesak nafasnya kambuh.

Agama : Islam
Pantangan Keagamaan: tidak ada

Ibadah selama sakit : bila sakit ibadah tetap dilakukan

Kesimpulan: Tidak ada masalah

3. Pengkajian fisik

PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
Kesadaran Compos Mentis

GCS 15 ( E : 4, M : 6, V : 5)

Tanda Vital TD: 150/90mmHg

N : 96x/i

P : 20x/i

S : 36,50C

Kulit Warna kulit sawo matang, teraba hangat, tekstur kulit halus,

turgor kulit baik.

Telinga Kedua telinga terlihat simetris, tidak ada luka, mata terlihat

bersih, tidak ada cairan yang keluar dari dalam telinga, tidak ada

nya benjolan di telinga pasien

Kepala Simetris, tidak ada benjolan

Rambut: kulit bersih tidak ada benjolan, rambut bersih tidak

ada ketombe dan rambut rontok, rambut beruban

Mata: Konjungtiva terlihat anemis, mata tidak ikterik, tidak

ada katarak, mata terlihat cekung, simetris kiri-kanan, lingkar


mata tampak hitam, tidak ada udem

Hidung : simetris kiri kanan, tidak ada cuping hidung, tampak

bersih

Mulut : Mulut terlihat bersih, tidak ada stomatitis, tidak

adanya sianosis, tidak terdapat lesi.

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe, dan tidak ada terdapat kelainan.

Toraks

I: Gerakan dada kanan dan kiri simetris


- Paru
Pa: retraksi dinding dada (+)

Pe: hipersonor

A: Wheezing (+)

- Jantung I: Ictus Cordis tidak terlihat

Pa: ictus cordis tidak teraba

Pe: batasan jantung dalam batas normal

A: irama jantung regular

Abdomen I : Bentuk normal, tidak ada lesi dan benjolan, warna sama

dengan kulit sekitar abdomen, tidak ada asites.

Pa : Tidak ada nyeri tekan.

Pe : Terdengar bunyi timpani

A : Bising usus normal


Genitalia Tidak melakukan pemeriksaan

Anus dan Tidak melakukan pemeriksaan

Rektum

Ekstremitas Ekstremitas atas : lengkap dan berfungsi dengan baik, tidak ada

Muskuloskeletal udem, crt <2 dtk

/Sendi Ekstemitas bawah : lengkap dan berfungsi dengan baik, tidak

ada udem, crt <2dtk

Tangan kiri Tangan kanan

555 555

Kaki kiri Kaki kanan

555 555

Lain-lain

Lokasi Luka/nyeri/injuri*:

Keterangan:
** Diarsir bagian tubuh yang
mengalami. Apabila luka
dilengkapi dengan ukuran & jenis
luka
B. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Data Subjektif : Sekresi yang Bersihan jalan
• Klien mengatakan sesak nafas tertahan nafas tidak
• Klien mengatakan batuk berdahak dan efektif
susah di keluarkan
• Klien mengatakan merasakan tidak
nyaman saat dahaknya tidak keluar
• Klien mengatakan sesak datang ketika
terpapar dengan debu atau ketika cuaca
dingin
Data Objektif :
• retraksi dinding dada (+)
• Batuk (+)
• Wheezing (+)
• Dahak (+)
• TD : 110/70 mmHg
• HR : 98x/menit
• RR : 25x/menit
• S : 36,9 C
2. Data Subjektif : Ancaman Ansietas
• Klien mengatakan merasa cemas saat situasi
sesak kambuh kesehatan
• Klien mengatakan takut jika saat
sesaknya kambuh tidak ada yang
membantu karena dia tinggal sendiri
• Klien mengatakan merasa khawatir
dengan kondisi penyakitnya dan sering
terbawa pikiran
• Klien mengatakan takut jika nanti
terjadi apa apa bikin keluarganya yang
di kampung menjadi cemas.
Data objektif :
• Klien tampak gelisah
• Wajah klien tampak tegang
• Klien tampak khawatir dengan
penyakitnya
• TD : 110/70 mmHg
• HR : 98x/menit
• RR : 25x/menit
• S : 36,9 C
3 Data Subjektif : fisiologis Gangguan pola
• Klien mengatakan tidur malam hanya tidur
4-5 jam dan serung terbangun karena
sesaknya
• Klien mengatakan perasaannya ketika
bangun tidur masih mengantuk dan
tidak segar
• Klien mengatakan susah tidur karena
sesak yang di alaminya karena sesak
semakin bertambah pada malam hari
Data Objektif :
• Pasien tampak sesak dan lemah
• Mata pasien tampak cekung
• Klien sering menguap
4 Data Subjektif : keletihan dan Intoleransi
• Klien mangatakan sesak nafas ketika pola aktivitas
beraktivitas pernafasan
• Klien mengatakan aktivitasnya tidak efektif
terganggu karena sesak
• Klien mengatakan lemas kalau terlalu
banyak beraktivitas
Data Objektif :
• Pasien tampak sesak dan lemah
• TD : 110/70 mmHg
• HR : 98x/menit
• RR : 25x/menit
• S : 36,9 C
A. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap satus keseshatan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan fisiologi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan pola pernafasan tidak
efektif
INTERVENSI KEPERAWATAN

Inisial Nama Pasien: Ny. G (26 th)

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Bersihan Jalan Bersihan jalan nafas Latihan Batuk Efektif
nafas tidak efektif Definisi : Definisi :
berhubungan Kemampuan Melatih pasien yang tidak
dengan sekresi membersihkan sekret memiliki kemampuan batuk
yang tertahan atau obstruksi jalan nafas secara efektif untuk
untik mempertahankan membersihkan laring, trakea
Definisi : jalan napas tetap paten danbronkiolus dari sekret
ketidakmampuan atau benda asing di jalan
membersihkan Skala outcome : napas
sekret atau • 1 = menurun
obstruksi jalan • 2 = cukup menurun Tindakan :
napas untuk • 3 = sedang Observasi :
mempertahankan • 4 = cukup meningkat e. Identifikasi kemampuan
jalan napas tetap • 5 = meningkat batuk
paten f. Monitor adanya retensi

Kriteria hasil : sputum

h. Batuk efektif g. Monitor tanda dan gejala

i. Produksi sputum infeksi saluran napas

j. Mengi h. Monitor input dan output

k. Wheezing cairan

l. Dispnea Terapeutik :

m. Sianosis d. Atur posisi semi-fowler

n. Gelisah atau fowler


Skala outcome : e. Pasang pelak dan
• 1 = memburuk bengkok di pangkuan
• 2 = cukup memburuk pasien
• 3 = sedang f. Buang sekret pada

• 4 = cukup membaik tempat sputum

• 5 = membaik Edukasi :
e. Jelaskan tujuan prosedur

Kriteria Hasil : batuk efektif

c. Frekuensi nafas f. Anjurkan tarik nafas

d. Pola napas dalam melalui hidung


selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucur
(dibulatkan) selama 8
detik
g. Anjurkan mengulangi
tarik napad salam hingga
3 kali
h. Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik nafas dalam yang
ke-3
2 Ansietas Tingkat Ansietas Terapi relaksasi
berhubungan Definisi : kondisi emosi Definisi : menggunakan tek
dengan ancaman dan pengalaman ik peregangan untuk
terhadap satus subjektif terhadap objek mengurani tanda dan gejala
kesehatan yang tidak jelas da ketidaknyamanan seperti
spesifik akibat antisipasi
Definisi : kondisi bahaya yang nyeri, ketegangan otot, atau
emosi dan memungkinkan individu kecemasan
pengalaman melakukan tindakan
subyektif individu untuk menghadapi Tindakan :
terhadap objek ancaman Observasi :
yang tidak jelas dan a. Identifikasi penurunan
spesifik akibat Tujuan : Setelah tingkat energi, ketidak
antisipasi bahaya dilakukan intervensi mampuan
yang keperawatan selama 3 x berkonsentrasi, atau
memungkinkan 24 jam diharapkan gejala lain yang
individu asietas pasien berkurang menganggu kemampuan
melakukan kognitif
tindakan untuk Skala outcome : b. Identifikasi teknik
menghadapi • 1 = menurun relaksasi yang pernah
ancaman • 2 = cukup menurun efektif digunakan
• 3 = sedang c. Identifikasi kesediaan

• 4 = cukup meningkat kemampuan, dan g

• 5 = meningkat pengguanaan teknik


sebelumnya

Kriteria Hasil : d. Periksa ketegangan otot,

a. Frekuensi nadi frekuensi nadi, tekanan

b. Tekanan darah darah, dan suhu sebelum

c. Keluhan pusing dan sesudah latihan

d. Frekuensi pernafasan Terapeutik :


a. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
b. Berikan informasi
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik
relaksasi
c. Gunakan pakaian
longgar
d. Gunakan dengan suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan manfaat,
batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
b. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
c. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
d. Anjurkan rileks dan
merasakan senassi
relaksasi\anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
e. Demonstrasikan dan
latih yeknik relaksasi
(napas dalam,
peregangan, imajinasi
terbimbing)
3. Gangguan Pola Pola tidur Dukungan tidur
Tidur b.d Definisi : keadekuatan Definisi : Memfasilitasi
Fisiologis (pusing, kualitas dan kuantitas tidur / siklus bangun yang
nyeri kepala dan tidur teratur.
jantung berdebar
debar) Tujuan : Setelah Tindakan :
dilakukan intervensi Observasi :
Definisi : Interupsi keperawatan selama 3 x b. Identifikasi pola aktivitas
jumlah waktu dan 24 jam diharapkan tidur dan tidur
kualitas tidur akibat pasien kembali keadaan c. Identifikasi faktor
faktor eksternal. normal dan tidak ada penganggu tidur
gangguan dalam tidur. d. Identifikasi makanan dan
minuman yang
Skala outcome : menganggu tidur
• 1 = menurun e. Identifikasi obat tidur
• 2 = cukup menurun yang dikonsumsi
• 3 = sedang Terapeutik :

• 4 = cukup meningkat a. Moodifikasi lingkungan


• 5 = meningkat (pencahayaan,
kebisinganm suhu,

Kriteria Hasil : tempat tidur)

a. Keluhan sulit tidur b. Batasi waktu tidur siang,

b. Keluhan sering jika perlu

terjaga c. Fasilitasi menghilangkan

c. Keluhan tidak puas stress sebelum tidur

tidur d. Tetapkan jadwal tidur

d. Keluhan pola tidur rutin

berubah Edukasi :

e. Keluhan istirahat a. Jelaskan pentingnya

tidak cukup tidur cukup selama sakit


b. Anjurkan menepati
Skala outcome : kebiasaan waktu tidur
• 1 = meningkat c. Anjurkan menghindari
• 2 = cukup meningkat makanan atau minuman
• 3 = sedang yang mengganggu tidur

• 4 = cukup menurun d. Ajarkan faktor faktor

• 5 = menurun yang berkontribusi


terhadao gangguan pola

Kriteria Hasil : tidur

a. Kemampuan e. Ajarkan relaksasi otot

berativitas autogenik atau cara


nonfarmakologi lainnya

4 Intoleransi Toleransi aktivitas Manajemen energi


aktivitas Definisi : respon Definisi : mengidentifikasi
berhubungan fisiologis terhadap dan mengelola penggunaan
dengan keletihan aktvitas yang energu untuk mengatasi atau
dan pola membutuhkan tenaga mencegah kelelahan dan
pernafasan tidak mengoptimalkan proses
efektif. Tujuan : Setelah pemulihan
dilakukan intervensi
Definisi: keperawatan selama 2 x Tindakan :
ketidakcukupan 24 jam diharapkan Observasi
energi untuk aktivitas klien kembali a. Identifikasi gangguan
melakkan aktivitas keadaan normal dan fungsi tubuh yang
sehari-hari tidak ada gangguan. mengakibatjan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik
Skala outcome : c. Monitor pola dan jam
• 1 = menurun tidur
• 2 = cukup menurun
• 3 = sedang d. Monitor lokasi dan
• 4 = cukup meningkat ketidaknyamanan selama
• 5 = meningkat melakukan aktivitas
Terapeutik :
a. Sediakan lingkungan
Kriteria Hasil : nyaman dan rendah
a. Frekuensi nadi stimulus (cahaya, suara,
b. Kemudahan dalam kunjungan )
melakukan aktivitas b. Lakukan latihan rentang
sehari-hari gerak pasif dan aktif
c. Kecepatan berjalan c. Berikan aktivitas
d. Kekuatan tubuh distraksi yang
bagian atas menenangkan
e. Kekuatan tubuh d. Fasilitasi duduk di sisi
bagian bawah tempa tidur, jika tidak
f. Toleransi dalam dapat pindah atau
menaiki tangga berjalan
Edukasi :
Skala outcome : a. Anjurkan tirah baring

• 1 = meningkat b. Anjurkam ,elakukan

• 2 = cukup meningkat aktivitas secara bertahap

• 3 = sedang c. Anjurkan menghubungu


perawat jika tanda dan
• 4 = cukup menurun
gejala kelelahan tidak
• 5 = menurun
berkurang
d. Ajarkan strategi koping
Kriteria Hasil :
untuk mengurangi
a. Keluhan lelah
kelelahan
b. Dispnea saat
aktivitas
c. Dispnea setelah
aktivitas
d. Perasaan lemah

Skala outcome :
• 1 = memburuk
• 2 = cukup memburuk
• 3 = sedang
• 4 = cukup membaik
• 5 = membaik

Kriteria Hasil :
a. Tekanan darah
b. Frekuensi napas
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Inisial Nama Pasien: Ny. G (26 th)


No / Diagnosa
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
tgl Keperawatan
1 Bersihan jalan • Mengkaji tanda tanda S : Pernafasan klien agak
17/10 nafas tidak efektif vital lumayan membaik tetapi agak
2020 berhubungan • Mengajarkan teknik nafas sesak karena dahaknya
dengan Sekresi dalam O:
yang tertahan • Batuk (+)
• Wheezing (+)
• TD : 120/70 mmHg
• HR : 89x/menit
• RR : 22x/menit
• S : 37 C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2 Ansietas • Mengidentifikasi S:
17/10 berhubungan penyebab kecemasan pada • Klien mengatakan
/2020 dengan ancaman pasien cemas mulai berkurang
terhadap satus • Mengidentifikasi tingkat • Klien mengatakan
keseshatan kecemasan pada pasien merasa lebih rileks dan
• Mengajarkan teknik tenang
relaksasi hipnotis 5 jari • Klien mengatakan akan
untuk mengurangi melakukan teknik
kecemasan relaksasi saat merasakan
cemas
O:
• Klien tampak lebih
rileks
• Klien tampak tidak lagi
khawatir
• Klien mampu
mengulangi tindakan
relaksasi yg diajarkan
• TD : 110/70 mmHg
• HR : 85x/menit
• RR : 20x/menit
• S : 36,9 C
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
3 Gangguan Pola • Menjelaskan pentingnya S : Pasien mengatakan masih
17/10 Tidur b.d Fisiologis tidur yang adekuat sulit untuk tidur.
/2020 (pusing, nyeri • Menjelaskan apa saja O : Pasien tampak mengantuk
kepala dan jantung fasilitasi untuk dan adanya kantung mata
berdebar debar) mempertahankan pasien.
aktivitas sebelum tidur A : Masalah tidur pasien belum
seperti membaca atau teratasi.
mendengar musik P : Memberikan pijatan yang
kesukaan yang bikin nyaman kepada pasien sebelum
nyaman tidur dan mengajarkan teknik
relaksasi.
4 Intoleran Aktivitas • Membantu pasien S:
17/10 b/dketidakseimban mengidentifikasi aktivitas • Pasien mengatakan masih
/2020 gan antara suplai yang diinginkan merasa sesak tapi sudah
dan kebutuhan • Membantu pasien dengan berkurang
oksigen aktivitas fisik secara • Klien mengatakan masih
teratur dan sesuai merasa mudah lelah jika
kebutuhan banyak melakukan aktivitas
• Monitor TTV O:
• Pasien masih terlihat lemah
• TD : 110/90 mmHg
• N : 98 x/menit
• S : 36,5 C
• RR : 24 x/menit
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjukan
• Bantu pasien untuk
memenuhi kebutuhannya
No / Diagnosa
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
tgl Keperawatan
1 Bersihan jalan • Memposisikan pasien agar • S:Pasien mengatakan sesak
18/10 nafas tidak efektif dapat bernafas dengan sedikit berkurang dan
/2020 berhubungan nyaman mengatakan masih tidak
dengan Sekresi • Memonitor status mampu untuk mengeluarkan
yang tertahan pernafasan dan oksigen sekretnya
sebagaimana mestinya • O:Pasien terlihat masih sesak
tetapi agak sedikit berkurang
dan adanya bunyi suara nafas
• A:Masalah teratasi sebagian
• P:Intervensi dilanjutkan
3 Gangguan Pola • Menjelaskan ke pasien • S : Pasien mengatakan
18/10 Tidur b.d Fisiologis bagaimana melakukan tidurnya sudah lumayan
/2020 (pusing, nyeri relaksasi atau terapi non nyenyak, karena nyeri
kepala dan jantung farmakologi lainnya kepalanya sudah berkurang.
berdebar debar) untuk memancing tidur • : Pasien tampak lebih segar
seperti tarik nafas dalam, dan tidak mengantuk
terapi musik, • A : Masalah tidur dan
hipnoterapi, distraksi aktivitas pasien teratasi.
• Mengajarkan tidur siang • P : Menganjurkan pasien
jika diindikasikan untuk untuk melakukan aktivitas,
memenuhi kebutuhan menganjurkan pasien terus
istirahat tidur. melakukan teknik relaksasi
sebelum tidur.

No / Diagnosa
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
tgl Keperawatan
1 Bersihan jalan • Mengajarkan batuk efektif • S:Pasien mengatakan sesak
19/10 nafas tidak efektif kepada pasien asma sudah berkurang karena
/2020 berhubungan dahak hilang
dengan Sekresi Klien mengatakan sudah
yang tertahan paham bagaimana cara
mengeluarkan dahak
• O: pasien tampak tenang
• A:Masalah teratasi sebagian
• P:Intervensi dilanjutkan
WOC Kasus

Faktor pencetus

Alergi olah raga (-) aktivitas banyak Gen

Edema dinding Spasme otot polos Seksresi mukus kental


Bronkiolus bronkiolus di dalam lumen bronkiolus

Ekspirasi Menekan sisi luar diameter bronkiolus mengecil


Bronkiolus

Gangguan Istirahat Dispnea Bersihan Jalan Napas


Dan Tidur Tidak Efektif
Intoleransi aktivitas

Cemas
DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma


Berat.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6.Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.;Pocket Guide for Asthma Management and
Prevension In Children. www. Dimuat dalam www.Ginaasthma.org (diakses
tanggal 13 Desember 2017 jam 12.00 WITA )

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition.New Jersey: Upper Saddle River.

Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Purnomo.2008. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma


Bronkial Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro

Saheb, A. 2011.Penyakit Asma. Bandung: CV medika

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai