Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

Edukasi Kesiapsiagaan Bencana Banjir di Sekolah sebagai Upaya


Meningkatkan Pengetahuan tentang Bencana banjir

Dosen pembimbing: Dr.Prayetni,S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh kelompok 3:

1. IkhsanTabahPermana 205140025
2. NoviaElisya 205140027
3. Muhamad Dani Permana 205140029
4. SausanIstiviona 205140035
5. Septi Melinda sari 205140036

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2023/2024.
PENUGASAN :
1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk pemberdayaan masyarakat yang perlu dibangun
dalam rangka upaya mitigasi bencana.
2. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan melakukan mitigasi bencana. Susun perencanaan pelatihanya.
3. melakukan telaah minimal 2 jurnal yang terkait dengan mitigasi bencana.
Jawaban:
1. Pemberdayaan masyatakat yang perlu dibangun dalam rangka upaya mitigasi bencana
yaitu Edukasi Kesiapsiagaan Bencana Banjir di Sekolah sebagai Upaya Meningkatkan
Pengetahuan tentang Bencana banjir.
2. pelatihan bagi masyarakat di lingkungan sekolah dalam rangka meningkatkan
kemampuan melakukan mitigasi bencana dengan :mengedukasi peringatan dini banjir
agar mengetahui terlebih dahulu dari pra banjir sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan tentang bencana banjir.
a. Perencanaan pelatihan untuk mengetahui peringatan dini banjir yaitu dengan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang peringatakan
Untuk melakukan peringatan dini banjir (flood early warning) terdapat beberapa
tahapan untuk dapat tercapainya hasil secara efektif. Tahapan-tahapan tersebut:
(Werner and Kwadijk, 2005)
 Detection, tahapan dini, data tepat waktu (real time) di monitor dan di proses
untuk mendapatkan informasi tentang banjir yang mungkin terjadi. Informasi
tersebut selanjutnya diteruskan untuk melakukan peringatan (warning) tanpa
melalui forecasting. Pada tahapan ini diperlukan juga filter terhadap data yang
ada karena data yang diperoleh dari lapangan belum tentu memiliki kualitas yang
baik.
 Forecasting, tahapan ini dilakukan prakiraan terhadap curah hujan, tinggi muka
air atau debit aliran banjir serta waktu datangnya banjir tersebut. Dengan
diketahuinya kejadian banjir tersebut maka dapat diteruskan untuk melakukan
peringatan (warning).
 Warning dan dissemination, tahapan ini merupakan faktor kunci sukses dalam
sistem peringatan dini banjir (flood early warning). Tahapan ini menggunakan
informasi yang diperoleh dari tahapan detection ataupun forecasting. Pihak yang
bertanggung jawab menyebarluaskan informasi tersebut untuk dapat
meminimalisasi resiko yang ditimbulkannya.
 Response, tanggap terhadap isu peringatan banjir, dan hal ini merupakan yang
sangat penting untuk tercapainya tujuan pelaksanaan peringatan dini banjir. Jika
tujuan dari peringatan dini banjir adalah untuk mengurangi kerugian materil
maupun non materil, maka diperlukan personil yang tanggap secara cepat dan
tepat dalam melakukan evakuasi apabila banjir benar-benar terjadi.
b.Perencanaan pelatihan
Memberikan pengetahuan kepada seluruh warga di lingkungan sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan warga sekolah terkait kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencan
3. Jurnal 1
EDUKASI TANGGAP BENCANA MELALUI SOSIALISASI KEBENCANAAN
SEBAGAI PENGETAHUAN ANAK TERHADAP MITIGASI BENCANA BANJIR
Lativa Qurrotaini 1)* , Anggie Amanda Putri 2) , Ahmad Susanto 3) , Sholehuddin 4)

Sejumlah wilayah Bodetabek (Bogor Depok Tangerang Bekasi) dilaporkan terendam


banjir akibat intensitas hujan deras yang turun seharian penuh. Kabupaten Tangerang
khususnya Perumahan Puri Kartika Ciledug yang terletak di Provinsi Banten yang
hampir menjadi langganan banjir, hal ini terjadi karena kawasan ini yang cukup
rendah kemudian terdapatnya rawa-rawa yang dipenuhi dengan sampah serta sungai
di sekitarannya. Kawasan Perumahan Puri Kartika juga daerah yang selalu menjadi
langganan banjir kiriman dari sungai yang terdapat di daerahMaharta. Kerentanan
pada anak-anak terhadap bencana terjadi dikarenakan kurangnya factor keterbatasan
pemahaman mereka tentang risikorisiko di sekeliling mereka yang berakibat tidak
adanya kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi suatu bencana. Hal ini menunjukkan
perlu adanya pengetahuan tentang bencana dan pengurangan risiko bencana sejak dini
pada anak untuk dapat memberikan pemahaman dan pengarahan langkah-langkah
yang harus dilakukan saat terjadinya suatu ancaman bencana yang ada disekitar
mereka.

Kerentanan pada anak-anak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
Edukasi kebencanaan mampu membantu anak-anak memiliki peranan penting dalam
penyelamatan hidup dan perlindungan pada masyarakat. Pendidikan kebencanaan
harus dimulai sejak usia dini.

Strategi komunikasi yang dilakukan BNPB yaitu melakukan edukasi kebencanaan.


Dengan pemberian materi berupa pengertian dari bencana, dampak yang ditimbulkan
dari terjadinya suatu bencana, hingga upaya untuk mitigasi bencana. Anak-anak
sendiri memiliki kerentanan dalam bencana yang lebih tinggi dibandingkan dengan
orang dewasa, maka dari itu anak-anak masih belum mampu mengontrol dan
mempersiapkan diri saat terjadinya suatu bencana. Dengan demikian, anakanak
memerlukan peningkatan pemahaman serta pengetahuan mengenai kesiapsiagaan
terhadap bencana, sehingga cara yang tepat adalah mensosialisasikan sadar bencana.

4. Jurnal 2
PELATIHAN DAN SOSIALISASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
BAGI GURU PJOK MGMP KABUPATEN SELUMA
Tono Sugihartono1 , Dwi Nevitasari2* , Yarmani3

Ancaman bencana alam di Bengkulu mulai dari banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem,
gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, kekeringan, letusan
gunung, dan tsunami. Berkaitan dengan kondisi wilayah tersebut, masyarakat
Bengkulu sebaiknya mempunyai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
menghadapi bencana alam, sehingga resiko secara moril maupun materil yang
ditanggung masyarakat menjadi rendah. Maka, perlu diadakan pelatihan dan
sosialisasi penanggulangan bencana alam bagi guru PJOK MGMP kabupaten Seluma.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan, dan keterampilan bagi guru
PJOK MGMP kabupaten Seluma sehingga akan terbentuk sikap tanggap dalam
penanggulangan bencana alam.

Tahapan yang dilakukan pada kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1. Sosialisasi dan pelatihan penanggulangan bencana alam bagi guru PJOK MGMP
kabupaten Seluma
2. Pembentukan tim sigap bencana yang tertuang dalam rencana kerja MGMP kabupaten
Seluma yang dirumuskan secara bersama dengan melibatkan seluruh anggota
3. Evaluasi kegiatan dilakukan sesudah pelaksanaan program sebagai upaya mengukur
tingkat pengetahuan guru PJOK terhadap penanggulangan bencana alam.

Hasil setelah diadakan sosialisasi, pelatihan, dan small group discussion menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan persentase pengetahuan dan keterampilan peserta.
Sehingga hasil secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan sosialisasi dan pelatihan
yang dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
terhadap kegiatan pengurangan resiko bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai