PROPOSAL SKRIPSI
1611020140
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
China, Amerika Serikat, India, Indonesia dan Filipina adalah lima Negara
yang paling sering terkena bencana alam dalam 10 tahun terakhir (2006-2015)
dan menyumbang 30,1% dari total kejadian bencana 2016. Indonesia menempati
urutan ke empat Negara yang paling sering terkena bencana, menurut BNPB
(2017) bahwa dalam tahun 2017, di Indonesia wilayah dengan jumlah kejadian
paling banyak terjadi di Jawa Tengah yaitu sebanyak 562 kali, disusul Jawa
Timur sebanyak 403 kali dan Jawa Barat 306 kali. sedangkan dari jenis bencana,
Puting Beliung 645 kejadian dan Longsor 573 kejadian (Guha-Sapir, et al, 2017).
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana yang diakibatkan oleh faktor alam antara lain berupa Gempa Bumi,
(Minnafiah, 2018).
Diantara bencana alam yang terjadi sering membawa korban manusia antara
lain adalah bencana alam karena erupsi gunung api. Erupsi gunung api yang
terjadi dapat menghasilkan sejumlah bencana, seperti lava pijar, lahar, jatuhnya
piroklastik dan awan panas. Apabila terjadi erupsi gunung api , maka akan
diperlukan mitigasi bencana sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak
bencana erupsi gunung api. Berdasarkan data yang ada Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki 129 buah gunung api aktif atau sekitar 13% dari
gunung api aktif di seluruh dunia. Seluruh gunung api tersebut berada dalam jalur
yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara. Lebih dari 10 % populasi
penduduk berada di kawasan bencana gunung api. Selama 100 tahun terakhir
lebih dari 175.000 manusia menjadi korban akibat letusan gunung api. Gunung
api adalah gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarnya
bencana sepanjang tahun 2017. Dari 2.341 kejadian tersebut, telah merenggut
sebanyak 377 nyawa manusia. Dari sebaran bencana, daerah yang paling banyak
terjadi bencana di Jawa Tengah (600 kejadian), Jawa Timur (419), Jawa Barat
daerah yang paling banyak terjadi bencana adalah kabupaten Bogor (79), Cilacap
tersebut terdiri dari 787 banjir, 716 putting beliung, 614 tanah longsor, dan 96
permukaan. BNPB juga mencatat 377 orang meninggal dan hilang 1005 orang
luka-luka dan 3.494.319 orang mengungsi dan menderita Sejak 2014 hingga
2017.
Menurut data yang dihimpun dalam data informasi Indonesia terdapat 2862
kejadian bencana pada periode tahun 2017. Diantaranya kejadian banjir sebanyak
979, uting beliung sebanyak 886 kali, tanah longsor 848 kali, kebakaran hutan dan
lahan 96 kali, gelombang dan abrasi sebanyak 11 kali, letusan gunung api 3 kali
dn kejadian bencana paling tinggi atau peringkat pertama adalah provinsi Jawa
Berdasarkan data yang ada Indonesia memiliki banyak gunung api yang masih
aktif tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Salah satu gunung api yang masih
aktif dan berada di Pulau Jawa adalah Gunung Slamet yang terletak di Provinsi
Kabupaten Tegal. Berdasarkan data dari PVMBG (2014), data lutusan Gunung
Slamet yang tercatat untuk pertama kali terjadi pada tahun 1772. Kemudian
semenjak kejadian tersebut hingga saat ini, Gunung Slamet sudah mengalami
tanda-tanda antara lain adalah aliran lava, jatuhnya piroklastik,awan panas, suhu
gunung pada turun atau berpindah dari gunung ke pemukiman warga untuk
mencari makan dan mencari tempat yang tidak panas. Kejadian bencana erupsi
gunung api dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa diketahui secara pasti kapan
terjadinya. Dengan adanya kejadian itu diperlukan suatu upaya pencegahan untuk
dan masyarakat tentang bahaya akibat gunung meletus dan kurang mengetahui
Ronan & Johnston (2016) bahwa pendidkan bencana memberikan perbedaan yang
yang tidak mendapat pendidikan ke arah yang diharapkan dari segi jumlah
Pemecahan masalah yang dapat diberikan adalah kegiatan “anak siaga bencana
terdiri dari 27 Kecamatan, 301 Desa dan 30 Kelurahan dengan luas 1.327,60
potensi sumber daya alam yang baik di dukung oleh pengunungan SLAMET
dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400 m dan masih
aktif. Secara kontek bencana, dibagi dua jenis yaitu (1) Bencana Alam adalah
Tanah Longsor, dll. Sementara yang bencana social merupakan suatu bencana
satu Kabupaten Banyumas yang terletak di lereng Gunung Slamet yang rentang
dengan bencana alam seperti Tanah Longsor, Gempa Bumi, Gunung Meletus,
Puting Beliung. Salah satu desa di Kecamatan Baturaden adalah Desa
terletak tepat di bawah lereng Gunung Slamet merupakan salah satu daerah di
Banyumas yang rawan bencana alam salah satunya Gunung Meletus apabila
terkena letusan gunung api desa yang terkena matrial vulkanik adalah desa
karangsalam dengan tanda-tanda letusan Gunung Api dan yang paling dirasakan
di Desa Karangsalam, lokasi ini merupakan salah satu daerah yang telah
dipetakan untuk dilakukan mitigasi bencana Gunung Meletus dan daerah ini
juga termasuk daerah yang paling rawan terjadinya bencana Gunung Meletus.
dampak positif dan negative ketika ada bencana alam seperti gunung meletus
dan masyarakat lebih tahu tentang edukasi dan tanda-tanda gunung meletus.
(Karyono, 2016).
siswa SD untuk belajar. Selain untuk hiburan, game juga dapat digunakan untuk
tujuan yang lebih serius, seperti untuk pembelajaran atau edukasi. Kelebihan
game sebagai sarana pembelajaran adalah dapat memberikan pengalaman
adalah penentu utama baik tidaknya pengalaman yang diberikan oleh game.
game dan membantu peningkatan kemampuan sensor motorik dan sosial emosi.
teki dan untuk membantu proses pembelajaran pada siswa SD untuk memilih
tindakan yang tepat . Teka-teki yang dipecahkan dapat berupa warna yang
dicocokkan, mencari tempat yang tepat untuk suatu item, menyusun balok, dan
ancaman Gunung Meletus. Sama halnya dengan bencana, siswa diajarkan atau
ketika ada bencana Gunung Meletus dengan cara menyelamatkan diri atau
bepindah tempat yang lebih aman ketika tanda-tanda Gunung api meleutus
untuk mengurangi korban jiwa dari letupan atau material vulkanik yang keluar
Meletus dan belum mengetahi tindakan yang tepat ketika ada bencana Gunung
Meletus, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil penelitian ini, karena
Baturaden dengan daerah yang terletak dilereng yang rawan dengan bencana
Gunung Meletus.
Berdasarkan latar belakang di atas oleh karena itu peneliti tertarik untuk
Karangsalam Baturaden.
B. Rumusan masalah
Bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja dan merupakan peristiwa
alam yang tidak bisa dihindari, sehingga perlu dilakukan mitigasi bencana yang
salah satu kelompok rentan adalah anak-anak sekolah dasar sehingga perlu
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
Bencana.
3. Bagi Responden
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden sebagai
informasi tentang pengaruh pengaruh edukasi Game Puzzle kebencanaan
terhadap peningkatan pengetahuan mitigasi bencana Gunung Meletus .
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian terkait
Berdasarkan review jurnal yang dilakukan oleh peneliti, sejauh ini belum ada
dalam dunia anak. Salah satunya yaitu permainan puzzle. Dina dalam
Gambar asalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
sekolah dasar terhadap suatu masalah. Dengan media puzzle siswa dapat
kesempatan belaja yang banyak, selain untuk menarik minat anak dan
a) Logic Puzzle
b) Jigsaw puzzle
c) Mechanical puzzle
d) Combination puzzle
Puzzle yang digunakan dalam penelitian ini adalah jigsaw puzzle. Jigsaw
bentuk binatang dan lainnya. Jenis jigsaw puzzle merupakan jenis puzzle yang
paling sederhana dan mudah dilakukan oleh anak seusia sekolah dasar.
motoric,stimulus anak.
siswa dalam belajar materi yang disampaikan, dan menghidupkan rasa ingin
tahu siswa sehingga pengetahuan siswa akan bertambah. Puzzle memiliki
dan lainnya sesuai dengan logika. Ssat bermain puzzle Anak akan melatih
d) Melatih kesabaran
e) Memperluas pengetahuan
Dalam permainan puzzle anak belajar banyak hal, mulai dari warna,angka,
huruf dan bentuk. Pengethauan yang diperoleh dari cara ini biasanya
(soetjiningsih, 2010).
Teka teki dapat dilakukan lebih dari satu orang dan jika teka teki
berbeda
C. Bencana
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,
kinflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
D. Mitigasi bencana
menjadi 2 bagian yaitu, mitigasi aktif dan mitigasi pasif (BNPB Nomer 4,
2008).
c) Pembuatan pedoman/standars/prosedur
d) Pembuatan brosur/leaflet/poster
bencana.
bencana adalah:
hidup aman.
tanggap bencana juga dibutuhkan saat keadaan darurat. Hal ini diharapkan
menjadi bekal bagi perawat untuk bias terjun memberikan pertolongan dalam
Efendi (2009), ada beberapa tindakan penting yang biasa dilakukan oleh
tempat, sehingga sulit dijangkau oleh para relawan. Hal yang paling
2. Pemberian bantuan
hal yang harus difokuskan dalam kegiatan ini adalah pemerataan bantuan
korban,
stress berat dan gangguan mental bagi para korban bencana. Hal ini yang
4. Pemberdayaan masyarakat
mendapatkan fasilitas dan skill yang dapat menjadi bekal bagi mereka.
1) Bertindak cepat
fisikologi korban.
masyarakat.
lempeng, pada batas lempeng inilah tejadi perubahan tekanan dan suhu
panas, awan panas, gas beracun (mematikan), dan lahar letusan. Meninjau
ketempat yang aman bila memungkinkan. Selain itu dapat dibuat tanggul-
hasil pengamatan secara kontiyu disuatu daerah rawan dengan tujuan agar
1) Awas
2) Siaga
3) Waspada
4) Normal
waktu kejadian, yaitu bahaya primer dan sekunder. Berikut ini bahaya
1. Awan panas
Aliran material vulkanik panas yang terdiri atas batuan berat, ringan
material bisa mencapai 300 – 700°C, kecepatan awan panas lebih dari
70 km/jam
2. Aliran lava
3. Gas beracun
tubuh. Gas tersebut antara lain CO2, SO2, Rn, H2S, HCl, HF, H2SO4.
kilometer.
5. Hujan abu.
6. Lahar Letusan
6. Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut atau hidung
1. Pengertian
Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6-12 tahun
konkret (selafin, 2011). Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
logika, meskipun masih terkait dengan objek yang bersifat konkret. Objek
1. Tahap sensori motorik (0- 2 tahun), pada tahap ini anak belum
5. Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini anak
peserta didik sekolah dasar yang umumnya berusia 7-12 tahun siswa mulai
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara menyelidiki, mencoba,
beberapa golongan benda yang bervariasi dan siswa sekolag dasar mampu
dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Oleh karena itu guru harus
pembelajaran.
Kategori dari anak sekolah dasar, di bagi menjadi dua fase yaitu:
kelas rendah.
dalam kelas 4 sampai dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai dengan kelas
menambah motifasi siswa sekolah dasar untuk belajar. Selain untuk hiburan
game juga dapat digunakan untuk tujuan yang lebih serius, seperti untuk
cepat dan mengambil inisiatif tindakan melindungi diri, dan juga dengan
dalam memilih tindakan yang tepat ketika ada bencana (lakoro, 2016).
Mitigasi bencana merupakan produk yang dikembangkan berdasrkan
sekolah dasar pada akhir masa kanak-kanak yang memiliki minat bermian
yang besar. Hal tersebut berdasarkan dari pandangan Hurlock (1999) pada
masa ini anak mengalami “usia gang” yaitu kesadaran anak berkembang
pesat menjadi pribadi yang sosial artinya, sebagian besar minat bermain anak
permainan mitigasi bencana yang melibatkan lebih dari satu anak dalam satu
dari game puzzle dalam mitigasi bencana. Edukasi game ini disertai materi-
BENCANA
Jenis Bencana:
1.Natural
2.Non Natruaral
Bahaya erupsi
Gunung meletus Tanda-
tanda
Peran perawat
Tingkat
evaluasi
pengetahuan
Karakteristik anak
Anak sekolah
sekolah dasar
daasar
Gambar 2.1 kerangka teori penelitian.
J. Kerangka konsep penelitian
K. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan desain pre eksperimental dengan pendekatan one group pre test-post
O1 ———————— X ——————— O2
Keterangan:
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
bahwa ukuran sampel minimal yang layak dalam penelitian adalah 30 sampel.
Berikut ini kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitaian ini meliputi :
a. Kriteria inklusi
penelitian.
3. Disabilitas intekeltua
Jumlah sample yang diambil dalam penelitian ini yaitu 30 siswa yang
3. Teknik Sampling
1. Tempat penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini akan dilakukan sejak penggambilan data awal sampai
atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lainnya atau
objek lainnya ( Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel,
1. Variabel independen
2. Variabel Dependen
Variabel ini disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
sesudah intevensi, kamera untuk dokumentasi, dan alat tulis untuk mencatat
yang telah dilakukan uji dan dinyatakan valid dan juga reliable. Lembar kuesioner
jumalah soal sebanyak 20 butir soal dalam bentuk multiple choice. Instrumen pada
penelitian ini menggunakan skala guttman dengan pilihan jawaban Benar (B) dan
Salah (S). Responden mengisi kuesioner dengan cara memberi tanda ceklis (√ )
pada kolom jawaban yang dipilih. Berikut Kisi-kisi instrumen penelitian ini
menggunakan 20 pertanyaan.
Jumlah pernyataan 20
1. Uji Validitas
kevalidan atau keahlian suatu instrument. Valid berarti instrument itu dapat
Keterangan:
N = Jumlah subjek
Keputusan uji:
Jika R hitung positif dan > tabel (0,444) maka Ho gagal ditolak, artinya item
pertanyaaan tersebut valid. Sebaliknya , jika r hitung negative atau <r tabel
2. Uji reliabilitas
munggukan belah dua dari Sperman Brown (split half). Dengan rumus
sebagi berikut:
r 2rb
1=
1+r b
Keterangan :
r b : korelasi belahan
interpretasi:
1. Prosedur penelitian
a. Tahap persiapan :
b. Tahap pelaksanaan :
dan eksklusi.
jelas.
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari individu atau
perorangan seperti hasil wawancara, kuesioner, dan melakukan
a. Data primer
yang dicari (Saryono, 2011). Data primer dari penelitian ini adalah
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau
I. Analisis Data
diteliti. Pada analisis data kuantitatif yang dalam jumlah besar bisa
2. Analisis Bivariat
bivariat menggunakan uji paired sample t-test bila data berdistribusi. Uji
Uji paired t-test memiliki asumsi yang harus dipenuhi, yaitu sebagi
berikut:
berikut:
a. Ha diterima bila diperoleh p > 0,05, berarti ada pengaruh simulasi game
signed rank test, uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan
c. Ho diterima bila diperoleh p > 0,05, berarti tidak ada pengaruh simulasi
J. Pengolahan Data
data yang didapat menjadi akurat dan sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
berikut:
1. Editing
Pada langkah ini, peneliti pemeriksaan ualang atau pengecekan jumalah dan
kekonsistenan.
2. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel semua jawaban yang telah diberi skor dan
dimasukan kedalam tabel Entri data, yaitu mengeola data yang sudah dientry
untuk disajikan dalam bentuk table maupun grafik melalui program SPSS dan
3. Entry data
Dalam langkah ini ,data yang sudah diberi kode dimasukan ke program yang
ada di komputer.
4. Cleaning
Dalam langkah ini peneliti melakukan pengecekan kembali data yang telah
K. Etika Penelitian
penelitian
3. Confidentiality (Rahasia)
peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang
4. Justice (Keadilan)
5. Beneficence (Manfaat)