Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Faktor Maternal Abortus Spontan

(Perokok,Alkohol,Kafein)

Pembimbing :

dr. Lasmijan Simanjuntak,S.Kep,NS,M.Biomed

Disusun Oleh:

Melva Rehulina Sihite 17.081.111.009

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS DARMA AGUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Infeksi Penyebab
Abortus Spontan“dengan baik dan ancer. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas individu yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Gawat darurat dr.
Lasmijan Simanjuntak ,S.Kep,NS,M.Biomed
Makalah tentang pemeriksaan pemeriksaan penunjang ini disajikan dalam konsep dan
bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini.
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami jenis-jenis pemeriksaan yang dapat
dilakukan untuk klien dengan gangguan tertentu
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas lain dan pada waktu mendatang.

30 April 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia,tampa
mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan
gugur. Jadi perlu dibedakan antara “ abortus yang disengaja” dan “abortus spontan”.
Di seluruh duniah pelaksanaan gugur kandungan masih banyak di kerjakan oleh dukun (75
%-80%)sehingga komlikasinya sangat membahayakan jiwa sampai kematian yang di sebabkan
oleh pendarahan dan infeksi.pelaksanaan gugur kandungan oleh dukun tampa jaminan sterilitas
dan pengetahuan anatomi alat kelamin wanita sehingga dapat menimbulkan bahaya,kematian
karna gugur kandungan oleh dukun di perkirakan terjadi antara 200.000-350.000 setiap tahunnya
di seluruh dunia.

B.     Rumusan Masalah
a.      Apa yang dimaksud dengan abortus?
b.     Bagaimana klasifikasi abortus?
c. Bagaimana Perokok, Alkohol dan kafein menjadi salah satu factor maternal penyebab abortus
spontan?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup
swendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila afetus itu terletaknya antara 400 – 1000
gram, atau kehamilan kurang dari 28 minggu (Eastman).
Abortus pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilann 28 minggu., yaitu fetus
belum viable by law (jeffcoat)
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentase
belum selesai (holmer)
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup didunia luar , tanpa
mempersoalkan penyebab. Bayi baru hidup didunia luar bila berat badannya telah mencapai >
500 gram atau umur kehamilan > 20 minggu.
Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang
mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g atau usia kehamilan 20 minggu.
(terakhir, WHO/FIGO 1998 : 22 minggu)
Keguguran adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan
dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umul hamil kurang dari 28 minggu (Manuaba,
1998:214).

B.     klasifikasi abortus
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
Menurut terjadinya dibedakan atas:
1.    Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan tidak
didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor
alamiah.
2.    Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja tanpa indikasi medis, baik
dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a.    Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b.    Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh
tenaga tradisional.
Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:
1.    Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan
pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.Dalam
hal ini, keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan
antispasmodika serta istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu
ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut
negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).
2.    Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang berlangsung dan mengancam dimana serviks telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, ketuban yang teraba akan tetapi hasil konsepsi masih
dalam kavum uteri, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Terapi seperti abortus inkomplit.
3.    Abortus inkomplit (keguguran yang tersisa) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.Abortus komplit artinya seluruh hasil
konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Terapi hanya dengan
uterotonika.
4.    Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-
turut atau lebih. Menurut HERTIG abortus spontan terjadi dalam 10 5dari kehamilan dan abortus
habitualis3,6-9,8% dari abortus spontan.Kalau seorang penderita telah mengalami 2 abortus
berturut-turut maka optimisme untuk kehamilan berikutnya berjalan normal, hanya sekitar 16 %.
5.    Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.
6.    Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ataupun
toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.
7.    Missed abortion  adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan
sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam
kandungan selama 6 minggu atau lebih. Fetus yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya
dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati, bisa diresorbsi kembali sehingga hilang, bisa terjadi
mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus, atau bisa jadi mola karnosa dimana fetus
yang sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.
C.Perokok, Alkohol dan kafein menjadi salah satu factor maternal penyebab
abortus spontan
1. Perokok

Kebiasaan merokok pada laki-laki berkaitan dengan infertilitas (kemandulan ). Perokok


aktif terutama kelompok yang menghisap lebih dari 9 batang rokok dalam 1 hari mengalami
penurunan kualitas sperma meliputi penurunan motilitas sperma, abnormalitas morfologi sperma
bagian kepala, dan penurunan viabilitas sperma secara signifikan. Penurunan kualitas morfologi
sperma, selain dapat menyebabkan infertilitas juga dapat menjadi penyebab terjadinya abortus
spontan. Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Penyebab
terjadinya abortus salah satunya adalah hasil konsepsi yang tidak dapat berkembang dengan baik.
Merokok juga menyebabkan kerusakan pada DNA yang dibawa oleh sel sperma. Kerusakan
kromosom ini juga dapat menjadi penyebab terjadinya abortus , karena kromosom yang tidak
baik, akan menimbulkan reaksi rejeksi spontan dari tubuh maternal. Sehingga embrio tidak
mampu berkembang lebih lanjut menjadi janin. Hasil konsepsi yang berkualitas, sangat
dipengaruhi oleh kualitas sel telur baik dari laki-laki (sperma) dan perempuan (ovum) yang baik.
Selain itu, dampak bagi anak pada periode embrio dengan ayah perokok dapat melalui
mekanisme paparan asap rokok terhadap istri yang sedang hamil. Ibu hamil yang terpapar asap
rokok atau sebagai perokok pasif (secondhand smoke exposure) meningkatkan risiko sebesar
11% untuk mengalami abortus. Hasil studi lain menunjukkan bahwa pasangan suami istri dengan
ayah perokok berisiko 3,6 kali lebih besar mengalami abortus spontan. Dan jika ayah dan ibu
perokok, risiko akan meningkat menjadi 4,6 kali lebih besar dibandingkan dengan pasangan yang
keduanya bukan perokok .Hal ini disebabkan unsur kimia yang ada di dalam asap rokok, yaitu
unsur nikotine, CO dan mutagen lain. Nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah,
termasuk pembuluh darah uteroplasenta, berakibat pada penurunan Dampak Kesehatan Anak
Pada Periode Embrio, Janin, Bayi.Sirkulasi darah fetomaternal sangat menentukan kecukupan
oksigen dan nutrisi janin. Sehingga jika terjadi penurunan sirkulasi, maka akan berpengaruh
terhadap perkembangan embrio. Embrio yang tidak mampu berkembang dengan baik hingga usia
20 minggu, maka dapat menyebabkan terjadinya abortus spontan.

2. Alkohol
Rutin mengkonsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan yang serius bagi bayi. Alkohol yang dimaksud termasuk anggur, bir, dan minuman
keras lainnya.Ketika mengkonsumsi alkohol pada masa selama kehamilan, kandungan alkohol
dalam darah dengan cepat akan melewati plasenta kemudian masuk ke bayi . Minum alkohol
secara rutin dalam jumlah berapa pun selama kehamilan dapat membahayakan otak dan organ
bayi yang sedang berkembang. Tidak ada jumlah alkohol yang dapat di konsumsi yang terbukti
aman jika sedang hamil.

Tidak ada waktu yang aman untuk minum alkohol selama kehamilan. Alkohol dapat
menyebabkan masalah bagi bayi kapan saja selama kehamilan, bahkan sebelum kita tahu bahwa
kita hamil. Kita mungkin hamil dan tidak mengetahui kehamilan kita selama 4 hingga 6
minggu.

Minum alkohol selama kehamilan meningkatkan kemungkinan bayi mengalami masalah ini:

 Lahir prematur adalah kondisi saat bayi lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Bayi
prematur mungkin memiliki masalah kesehatan yang serius saat lahir dan di kemudian hari
 Kerusakan otak dan masalah dengan pertumbuhan dan perkembangan
 Cacat lahir, seperti cacat jantung, masalah pendengaran atau masalah penglihatan. Cacat
lahir adalah kondisi kesehatan yang hadir saat lahir. Cacat lahir mengubah bentuk atau fungsi
dari satu atau lebih bagian tubuh. Mereka dapat menyebabkan masalah dalam kesehatan secara
keseluruhan, bagaimana tubuh berkembang, atau bagaimana tubuh bekerja
 Fetal alcohol spectrum disorders (juga disebut FASD). Anak-anak dengan FASD
mungkin memiliki berbagai masalah, termasuk cacat intelektual dan perkembangan. FASD
adalah masalah dengan cara kerja otak yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan
dalam belajar, berkomunikasi, mengurus dirinya sendiri atau bergaul dengan orang lain. Mereka
juga mungkin memiliki masalah atau keterlambatan dalam perkembangan fisik. FASD biasanya
berlangsung seumur hidup. Rutin mengkonsumsi alkohol selama masa kehamilan meningkatkan
kemungkinan memiliki bayi dengan FASD
 Berat bayi lahir rendah (juga disebut BBLR) adalah kondisi saat bayi lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram.
 Keguguran adalah saat bayi meninggal di dalam kandungan sebelum kehamilan 20
minggu
 Kelahiran mati adalah saat bayi meninggal di dalam rahim setelah 20 minggu kehamilan
Jika tidak minum alkohol selama kehamilan, kita dapat mengurangi risiko bayi untuk
mengalami FASD atau masalah kesehatan lain yang disebabkan oleh alkohol. Jika hamil atau
bahkan berencana untuk hamil, jangan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah berapa pun.

Beberapa wanita mungkin minum alkohol selama kehamilan dan memiliki bayi yang tampak
sehat. Beberapa wanita mungkin memiliki sedikit alkohol selama kehamilan dan memiliki bayi
dengan kondisi kesehatan yang serius. 

Setiap kehamilan berbeda, Alkohol dapat memberikan efek kesehatan pada satu bayi lebih parah
dari yang lain. Cara terbaik untuk menjaga bayi aman dari masalah yang disebabkan oleh alkohol
selama kehamilan adalah tidak minum alkohol ketika hamil.

3. Kafein

Terdapat peningkatan resiko abortus spontan dan berat lahir rendah pada wanita yang
mengkonsumsi lebih dari 150 mg kafein per hari, atau setara dengan 2 cangkir kopi sehari.13
Selain dengan penurunan berat badan konsumsi kafein dalam kehamilan dihubungkan dengan
kejadian abortus spontan, prematuritas dan teratogenitas. 14 Distribusi kafein merata ke seluruh
jaringan tubuh dan dapat melewati barrier otak dan plasenta. Metabolisme kafein pada kehamilan
berlangsung lebih lambat sehingga memperpanjang waktu paruh kafein mencapai lebih dari
sepuluh jam. Selama waktu ini, fetus mendapatkan paparan kafein untuk jangka panjang karena
baik fetus dan plasenta belum mampu melakukan metabolisme terhadap kafein. Mekanisme
timbulnya efek pada fetus didasari oleh kerusakan pada sirkulasi uteroplasental, fetoplasental,
atau pada aliran darah villus. Aliran darah intervilus plasenta menurun sebanyak 25 % setelah
konsumsi 200 mg maternal kafein. Pada gambaran histopatologis uterus dan plasenta, perubahan
jaringan dapat diamati pada kelompok perlakuan kafein berupa kongesti pembuluh darah,
ditemukan sel radang pada lapisan mukosa dan perdarahan. Peradangan pada plasenta dapat
berlanjut ke infark plasenta yang akan menyebabkan terjadi gangguan nutrisi janin sehingga
janin lahir dengan berat badan yang lebih kecil atau mati dalam kandungan.19 Perdarahan
mengindikasikan ekstravasasi darah akibat rupturnya dinding pembuluh darah. Perdarahan juga
dapat disebabkan karena gangguan pada faktor-faktor pembekuan darah, seperti trombosit dan
fibrinogen.

Obat-obatan golongan xantin dapat menurunkan kadar fibrinogen dalam plasma darah
dan penurunan viskositas darah yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan Mekanisme pasti
yang menjelaskan pengaruh kafein terhadap berat lahir dan pada jaringan uterus dan plasenta
masih perlu diteliti lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa
kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Dan
kejadian abortus sangat banyak ditemukan yang merupakan salah satu dari perdarahan dalam
masa kehamilan.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
kandungan.
Abortus ada 2 macam, baik itu spontan maupun buatan. Dan masing-masing dari abortus ini
terbagi lagi. Sehingga ada banyak bentuk-bentuk abortus yang kita temui.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi abortus dalam kehamilan baik itu dari faktor ibu,
bapak, janin dan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya abortus atau kehamilan
yang tidak dapat dipertahankan.
B.      Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
a.     Kepada mahasiswa dapat lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai hal-hal dalam
kehamilan khususnya abortus dalam kehamilan.
b.    Kepada instansi kesehatan maupun pemerintah dapat meningkatkan program kesehatan
masyarakat, seperti penyuluhan dan upaya deteksi dini terhadap kehamilan-kehamilan yang
beresiko.
Kepada masyarakat luas dapat membantu dan mematuhi program kesehatan yang telah
dicanangkan pemerintah maupun instansi kesehatan sehingga mau bekerjasama dalam upaya
peningkatan tingakat kesehatan masyarakat, terutama menyangkut kehamilan yang beresiko ini.

Anda mungkin juga menyukai