Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


PADA PASIEN THYROIDITIS

Oleh:
Sariatun Nasiah
02127070

YAYASAN HUSADA JAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN THYROIDITIS

A. KONSEP THYROID
1. Pengertian
Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang ditandai dengan
pembesaran dan disfungsi kelenjar tiroid (Dr. H.M. Sjalfoellah Noer, 1996)
Tiroiditis pada umumnya ditandai dengan infiltrasi leukosit, fibrosis atau kedua-
duanya di dalam kelenjar (Robbins dan Kumar, 1995)
Tioriditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid, yang secara lambat mengalami
pembesaran pada kelenjar tiroid. Istilah umum ini digunakan pada kelainan-
kelainan yang ditandai jelas dengan infiltrasi leukosit, fibrosis, atau kedua-duanya
dalam kelenjar tiroid. Tiroiditis dibagi menjadi beberapa jenis yaitu akut, sub akut,
dan menahun :limfositik (hashimoto), nonspesifik, fibrous-invasive (riedel). Pada
penyakit tiroiditis ini banyak menyerang wanita yang berumur antara 32-50 tahun.
Inflamasi tiroiditis terjadi 2-4 minggu sudah infeksi traktus respiratorius bagian
atas.
2. Anatomi
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat dibawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trachea. Pada orang dewasa beratnya 18 gram.
Kelenjar ini yerdiri atas dua lobus kiri dan kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya
4 cm. Tiap-tiap lobus ketebalan mempunyai lobuli yang dimasing-masing lobuli
terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi
koloid dimana hormon-hormon disintesa.
Kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan dari arteri karotis
eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.
Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar daripada lobus
kiri. Dipersarafi oleh adrenergik dan kolinergik. Saraf andrenergik berasal dari
ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4, dan sedikit
Tirokalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah
yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang di konsumsi
akan diubah menjadi ion yodium yang masuk secara aktif kedalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai energi . proses ini disebut pompa iodida yang didapat
dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang
kemudian mengalami penguraian menjadi monoiodotironin (MIT) dan
Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT
yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT denagn DIT akan
membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses pengggabungan ini
dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan
metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam
membentuk PBI (protein binding iodine).
Fungsi hormon-hormon tiroid adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan
metabolisme karena peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Efek
ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak
berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3
lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding
dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi
T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar .
b. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan
saraf dan tulang.
c. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
d. Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung
e. Merangsang pembentukan sel darah merah
f. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme

3. Etiologi
a. Defesiensi Iodin
b. Goitrogenik dalam makanan
c. Tiroiditis hasyimoto
d. Tiroiditis subakut
e. Sintetis hormon tidak adekuat akibat cacat bawaan pada enzim-enzim tiroid
yang dibutuhkan untuk Giosintesis T4 dan T3
f. Defesiensi bawaan pada reseptor T4 pada membran sel
g. Neoplasma, jinak atau ganas

4. Patofisiologi
Bahan dasar pembentukan hormon-hormon tiroid adalah jodium yang diperoleh
dari makanan dan minuman yang mengandung jodium. Ion lodidum (Iodida) darah
masuk ke dalam kelenjar tiroid secara transfor aktif dengan ATP sebagai sumber
energi, selanjutnya sel-sel folikel kelenjar tiroid akan mensisntetis Trogobulis
(sejenis glikoprotein) dan selanjutnya mengalami lodinisasi sehingga akan
terbentuk di lodotiroin (Dit) dan mono lodotiroin (MIT), proses ini memerlukan
enzim peroksida sebagai katalisastor, proses akhir adalah berupa reaksi
penggabungan yaitu:
a. Penggabungan dua meolekul akan membentuk tiroid (T4)
b. Penggabungan molekul DIT dengan MIT membentuk tiroxin (T4)
Selanjutnya T3 dan T4 masuk ke dalam plasma dan berikut dengan PBI (Protein
bending lodin), reaksi penggabungan ini dirangsang oleh hormon TSH dihambat
oleh Tirosil, Tiorea, Sulfanamid sekresi hormon tiroid:
a. Pemasukan lodiun yang kurang
b. Gangguan berbagai enzim dalam tubuh
c. Hiposekresi TSH, bahan yang mengandung tiorea, tiorasil, sulfanoid dan
metilkaptimida tol, glukosil goitrogenik.
d. Gangguan pada kelenjar Tiroid

5. Tanda Dan Gejala


Biasanya kelenjar dapat relatif keras tetapi sering kali sangat lunak. Penderita
mengeluh gejala-gejala penekanan pada leher, terutama bila menggerakkan kepala
ke atas dan ke bawah dan juga mengeluh kesulitan menelan, kelumpuhan pita suara
akibat keterlibatan nervus laringius rekurens jarang ditemukan.
a. Penurunan berat badan
b. Kelelahan
c. Tremor
d. Gugup
e. Berkeringat banyak
f. Tidak tahan panas
g. Palpitasi
h. Pembesaran tiroid
(Arif Mansjoer, Jilid I, 594 : 2001)

6. Manajemen Medik
a. Pembedahan, pada umumnya berupa tiroidektomi total
b. Radiasi
1) Radiasi Interna dengan I131 dan dilakukan dengan syarat jaringan tiroid
normal yang afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi
atau ablasio dengan pemberian I131 dengan dosis yang lebih tinggi
2) Radiadi Eksterna dengan sinar elektron 15-20 MW dengan dosis 4.000 RAD
dan sumsum tulang harus dilindungi
c. Kolaborasi pemberian obat obat anti tiroid

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengumpulan informasi pasien dilakukan secara sistematis
a. Identitas Klien
Biografi pasiern meliputi; nama, usia, alamat, tempat tanggal lahir, agama, jeans
kelamin, pendidikan pekerjaan, kewarganegaraan dan suku bangsa.(Robert
priharjo)1996;12)
b. Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, yang berhubungan dengan
pasien
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama
Untuk mengutarakan masalah dan keluhan secara lengkap dianjurkan
menggunakan analisa simptoma PQRST.(Robert Priharjo1996;9)
P : Provokatif atau variatif
Apakah yang menyebabkan gejala?Apa saja yang dapat mengurangi
atau yang dapat memperberatnya?
Q : Qualitas atau qualitas
Bagaimana gejala dirasakan
R : Regional atau area radiasi dimana gejala terasa?Apakah
menyebar?
S : Skala nyeri
Seberapakah nyeri yang dirasakan dengan skala1-5
T : Timing atau waktu
Kapan gejala mulai timbul
b) Alasan Masuk Rumah Sakit
Latar belakang paien masuk ke rumah sakit akan sangat membantu
ketika melkukan pegkajian fisik
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat kesehatan masa lalu meliputi keadaan umum, kesehatan masa
kanak-kanak, penyakit masa dewasa, kecelakaan dan cedera operasi serta
perwatan di rumah sakit sebelumnya (Berbara Betes 1998;5)
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data riwayat keluarga dikumpulkan dengan mengajukan pertanyaan apakah
ada anggota pasien yang pernah menderita seperti yang dialami oleh pasien,
atau penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
a) Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum mecakup penmpilan, tingkat kesadaran, tekanan darah,
suhu tubuh, denyut nadi, pernapsan, berat badan dan tinggi badan
b) Sistem Pernafasan
Kaji pola pernapasan, penggunaan otot pernapasan tambahan, auskultasi
bunyi napas; normal (Tubuler,broncho vesikuler,vesikuler)
c) Sistem Kardiovaskuler
Dengan pasien dengan tiroiditis dapat di temukan takikardi, tremor
d) Sistem Pencernaan
Dikaji dengan keadaan mulut dan kerongkongan, keadaan lidah dan
sensasi rasanya, gigi dan gusi, keadaan abdomen meliputi: bentuk
peristaltik usus, hati dan lien, asites, nyeri tekan dan lepas, kebiasaan
pasien makan, anus adakah hemoroid dan kesulitan defikasi
e) Sistem Perkemihan
Dikaji pembesaran ginjal, rasa sakit pada pinggang, distensi urinaria,
kaji tentang kebiasaan mengkonsumsi minum dan kebiasaan berkemih,
adakah hambatan saat berkemih
f) Sistem Persarafan
Pasien sdengan tiroiditis dapat titemukan febris,dan ganguan nervus IX
asesoris
g) Sistem Endokrin
Kaji pembesaran kelenjar tiroid, keluhan poli uri, poli dipsi, poli pagi
h) Sistem Muskuloskeletal
Kaji pasien tentang ROM (Range Op Motion), kekuatan tonus otot, kaji
adanya pembengkakn deformitas, kondisi jaringan sekitar, kekuatan,
adanya rasa sakit, krepitasi
i) Sistem Integumen
Kaji pasien tentang keadaan kulit, kebersihan, pigmentasi, lesi, keadaan
kuku, dan rambut
d. Periksa Diagnostik
Untuk dapat mengetahui sifat-sifat penyakit tiroiditis
- Pemenuhan kadar T3, T4, dan TSH serum
- Pengukuran RAIU
e. Melakukan pengkajian lengkap
f. Lakukan pengkajian lenkap dampak perubahan patologis terhadap adanya
kemungkinan gangguan rasa aman perubahan konsep diri seperti :
- Status pernapasan; frekuensi, pola pernapasan dan otot-otot pernapasan
- Keadaan umum atau kesadaran, apakah pasien tampak gelisah, tak berdaya
- Berat badan dan tinggi badan
- Kadar hemoglobin
- Kelembaban kulit dan reksturnya
- Porsi makan yang di habiskan
- Jumlah dan jenis peroral yang di konsumsi
- Kondisi mukosa mulut
- Kualitas suara
- Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya interaksi pasien
dengan orang disekitarnya
- Bagaimana pasien memandang dirinya sebagai seorang pribadi

2. Diagnosa
Diagnosa keprawatan yang kemungkinan biasanya timbul:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan adanya pembesaran dan
peradanan tiroid
b. Gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan adanya rasa nyeri saat
menelan
c. Gangguan pola istirahat dan tidur sehubungan dengan suhu tubuh meningkat
d. Gangguan Body Immage sehubungan dengan adanya pembedaran kelenjar
tiroid

3. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
(SDKI) Hasil (SIKI)
(SLKI)
1. Gangguan rasa 1. Kesehjahteraan Perawatan
nyaman nyeri fisik dan kenyamanan
psikologis Observasi:
meningkat 1. Identifikasi
2. Perawatan masalah yang tidak
sesuai menyenangkan yaitu:
kebutuhan mual, muntah, nyeri
meningkat dll
3. Rileks 2. Identifikasi
meningkat pemahaman tentang
4. Keluhan tidak kondisi, situasi dan
nyaman perasaannya
menurun
5. Gelisah Terapeutik:
menurun 1. Berikan posisi
6. Mual menurun yang nyaman
7. Merintah 2. Ciptakan
menurun lingkungan yang
nyaman
Edukasi:
1. Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi atau
pengobatan
2. Ajarkan teknik
distraksi
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
analgesik
2. Gangguan pemenuhan 1. Porsi makanan Manajemen nutrisi
nutrisi yang Observasi:
dihabiskan 1. Observasi
meningkat status nutrisi
2. Sikap terhadap 2. Identifikasi
makanan dan kebutuhan
minuman kalori dan
meningkat jenis nutrien
3. Nyeri 3. Identifikasi
abdomen perlunya
menurun penggunaan
4. Berat badan selang
membaik nasogastrik
5. Nafsu makan 4. Monitor
membaik asupan
6. Membran makanan
mukosa Terapeutik:
membaik 5. Monitor berat
badan
6. Lakukan oral
hygiene
sebelum
makan, jika
perlu
7. Fasilitasi
menetukan
pedoman diet
8. Berikan
makanan
tinggi serat,
protein dan
kalori
Edukais:
9. Ajarkan
pasien dan
keluarga
pasien diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi:
10. Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dbutuhkan

4. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam proses
keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien harus direncankan untuk menunjang tujuan pengobatan
medis, dan memenuhi tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan
keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi dan
mendidik semua personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku dan
pendidikan, merupakan supervisi keperawatan yang penting (Hidayah, 2014).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari asuhan keperawatan, dimana pada
tahapan ini mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan sudah efektif atau belum
untuk mengatasi masalah keperawatan pasien atau dengan kata lain, tujuan tersebut
tercapai atau tidak. Evaluasi ini sangat penting karena manakala setelah dievaluasi
ternyata tujuan tidak tercapai atau tercapai sebagian, maka harus di reassesment
kembali kenapa tujuan tidak tercapai (Purwanto, 2016). Dalam evaluasi
menggunakan metode SOAP (subyektif, obyektif, assessment, planning).
DAFTAR PUSTAKA

Burnner and Sudarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC : Jakarta
FKUI, 1996, Jakarta, 1996
Gibson, John, 2002, Fisiologi dan Anatomi Untuk Perawat, Edisi 2, EGC : Jakarta.
Robbins dan Kumar, 1995, Buku Ajar Patologi I, 1995
Wilson, Price, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 4, EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai