Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS
PADA BALITA DENGAN MASALAH GIZI
KURANG
Kelompok 3
• Iren S. Uhnana • Maryon Pelupessy
• Jessy Tenlima • Mey Kouwe
• Krisna Pattipeiluhu • Meyke N. Toressy
• Lodya Faifet • Olivia Sopamena
• Marcel Soplanit • Patricia Makatita
KASUS
Di Kelurahan Mulyorejo posyandu Berkah Cinta II terdapat 80 KK, dengan jumlah
warga sebanyak 212 jiwa, 55 balita yang terdiri dari usia 0-12 bulan = 5 balita, usia 13-
36 bulan = 15 balita, usia 37-60 bulan = 20 balita dan berdasarkan informasi dari kader
posyandu balita, balita yang diare karena kurangnya kebersihan makanan yang
dikonsumsi 12 balita, balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (gizi
kurang) ada 23 orang.
Kondisi lingkungan kurang dari kata sehat, setiap rumah kurang memiliki ventilasi
dan tingkat kelembapan setiap rumah juga tinggi karena mengingat jarak antar rumah
saling berdekatan. Banyak balita yang berumur 36-60 bulan sering mengkonsumsi
makanan ringan yang dijual diwarung, es lilin, jajanan pentol dan mie instan setiap
harinya. Sebagian besar ibu menjadi ibu rumah tangga dan kepala keluarga sebagian
bekerja menjadi pedagang dan pekerja bangunan.
Rata-rata pendapatan disetiap KK dalam satu bulan yaitu Rp 800.000-1.200.000.
Tingkat pendidikan warga 30% lulusan SD, 40% lulusan SMP, selebihnya lulusan
SMA/SMK. Terdapat sungai di sekitar rumah warga, kedalaman sungai dangkal
sehingga jika terjadi hujan mengakibatkan banjir, selokan di depan rumah warga banyak
yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak sisa sampah banjir yang berserakan
dan banyak lahan kosong yang bertumpukan sampah.
Keamanan diwilayah ini cukup aman karena hampir tidak ada kasus penculikan
balita ataupun pencurian barang berharga. Mayoritas warga beragama islam. Di wilayah
ini memiliki 1 masjid, 3 musholla, 1 PAUD, 1 TK, 1 SDN Mulyorejo, 1 Posyandu, dan
1 Puskesmas, untuk beraktivitas masyarakat mengunakan sepeda motor dan sepeda
angin untuk alat transportasi. Kegiatan Posyandu Balita dilakukan setiap 4 minggu
sekali, diadakan di masing-masing RT yang dibantu oleh beberapa kader binaan
puskesmas.
Kegiatan yang dilakukan biasanya pengukuran antropometri dan kebutuhan gizi
anak, pemberian nutrisi yang tepat untuk balita serta penjelasan tentang penyakit yang
sering menyerang balita, tetapi setiap dilakukan kegiatan posyandu pastisipasi warga
sekitar masih sangat kurang karena kepercayaan warga disekitar apabila anaknya sakit
lebih memilih berobat ke dukun pijat dibandingkan ke puskesmas karena mereka masih
menganggap penyakit yang diderita menandakan proses pertumbuhan yang mereka
anggap masih wajar.
Biasanya ibu-ibu mengajak anaknya naik mobil aneka warna yang diputarkan lagu-
lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp 1000,- untuk satu kali
putaran, serta setiap Minggu pagi ibu yang memiliki balita sering membawa balitanya
jalan-jalan di danau kampus Universitas Airlangga.
ASUHAN
KEPERAWATAN KASUS
A.Pengkajian
1.Data Inti
a. Sejarah
Daerah Mulyorejo dahulu adalah persawahan luas yang dikelola oleh perusahaan swasta, lalu bangrut dan dijadikan
perkampungan.
b. Luas Wilayah
1200 m2
c. Batas Wilayah
Barat : Pacar Keling
Utara : Kalijudan
Timur : Sutorejo
Selatan : Darmahusada
d. Agama
Hampir 90% warga beragama Islam, 5% beragama Kristen, dan 5% beragama Budha.
e.Kepercayaan
Warga sering membawa balita mereka yang sakit seperti batuk, demam, konstipasi,
dan diare ke dukun pijat untuk anak-anak. Warga masih belum sepenuhnya percaya
untuk datang ke bidan dan dokter. Mereka menganggap sakit yang diderita balita
mereka menandakan proses pertumbuhan yang dialami balita dan merupakan hal yang
wajar.

f. Balita BGM (Bawah Garis Merah)


Terdapat 23 balita memiliki BB rendah maupun gizi buruk.

g.Masalah Kesehatan
Dari 55 balita, 41,8% balita mengalami gizi buruk/kurang dikarenakan orang tua
kurang memperhatikan kebutuhan gizi balita. Sebesar 21,8% balita mengalami diare
karena mengonsumsi makanan yang kurang bersih. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan orang tua terhadap kesehatan balita.
2.Data Subsistem
a.Lingkungan fisik
1)Kondisi lingkungan kurang dari kata sehat, setiap rumah kurang memiliki
ventilasi dan tingkat kelembapan setiap rumah juga tinggi karena
mengingat jarak antar rumah saling berdekatan.
2)Terdapat sungai di sekitar rumah warga, kedalaman sungai dangkal
sehingga jika terjadi hujan mengakibatkan banjir, selokan di depan rumah
warga banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak sisa
sampah banjir yang berserakan. Apabila terdapat lahan kosong, banyak
sampah bertumpukan.
3)Lingkungan terbuka: mayoritas tidak memiliki halaman rumah yang luas.
4)Kebiasaan: balita yang berumur 36-60 bulan sering mengonsumsi
makanan ringan (snack), jajanan pentol, es lilin, dan mie instan.
b.Pelayanan kesehatan dan social
1.Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas. Kegiatan Posyandu Balita di
lakukan setiap 4 minggu sekali, diadakan di masing-masing RT yang dibantu oleh
beberapa kader binaan puskesmas. Kegiatan yang dilakukan biasanya pengukuran
antropometri dan penyuluhan tentang kebutuhan gizi anak, pemberian nutrisi yang tepat
untuk balita serta penjelasan tentang penyakit yang sering menyerang balita, tetapi
warga kurang berpartisipasi karena kepercayaan warga disekitar apabila anaknya sakit
lebih memilih berobat ke dukun pijat dibandingkan ke puskesmas karena mereka masih
menganggap penyakit yang diderita menandakan proses pertumbuhan yang mereka
anggap masih wajar.
2.Tempat belanja: di pasar tradisional dan mini market.
3.Tempat ibadah: 1 masjid dan 3 musholla

c.Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata-rata kepala keluarga per bulan Rp
800.000 – Rp 1.200.000. Sebagian besar bapak-bapak bekerja sebagai pedagang dan
pekerja bangunan. Mayoritas ibu-ibu tidak bekerja.
d.Keamanan dan Transportasi
Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki sedangkan untuk
beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor. Keamanan diwilayah ini tidak ada
masalah karena jarang dijumpai kasus penculikan atau pencurian barang berharga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu balita mengatakan bahwa mencuci piring
dan botol susu dengan air sumur ,sedangkan jarak sumur dengan septictank tidak lebih
dari 3 meter.
e.Pemerintahan dan Politik
Kampung Mulyorejo memiliki lurah sebagai pimpinan dan dibantu beberapa warga
yang menjadi perwakilan dalam sistem pemerintahan kelurahan.
f.Komunikasi
Komunikasi antar warga dengan pihak penyelenggara fasilitas kesehatan menggunakan
surat edaran yang dibagikan oleh ibu RT. Beberapa ibu mencari informasi secara
mandiri melalui media sosial namun tidak membagikan informasi kesehatan balita
kepada warga sekitar. Ketika terjadi bencana seperti banjir dan kebakaran, warga
mendapat komando dari balai RT/RW masing-masing melalui kentongan yang dipukul
berkali-kali.
g.Pendidikan
Tingkat pendidikan warga 30% lulusan SD, 40% lulusan SMP, selebihnya lulusan
SMA/SMK.
h.Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna yang
diputarkan lagu-lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp 1.000
untuk 1x putaran, serta setiap Minggu pagi, ibu yang memiliki balita, sering membawa
balitanya jalan-jalan ke danau kampus C Universitas Airlangga.
i.Persepsi Warga dan Perawat
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit pada balita masih acuh,
mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya
pengetahuan mengenai suatu penyakit.
Menurut perawat puskesmas Kelurahan Mulyorejo, tingkat pasrtisipasi masyarakat
terhadap kesehatan balita masih perlu ditingkatkan kembali dan masih sangat perlu
mendapatkan edukasi serta pelatihan untuk orang tua balita.
B.Diagnosa dan Intervensi keperawatan
C.Perencanaan Kegiatan
D.Evaluasi Pelaksanaan
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai