2. GENERAL PURPOSE
Transmission sengineering secara umum dapat dibagi ke dalam dua segment:
transmission and switching. Proses transmisi bertujuan untuk melakukan proses
pengiriman data dari nodal source ke nodal sink. Terdapat beberapa terminology yang
digunakan pada telekomunikasi: traffic digunakan untuk mengukur banyaknya
penggunaan, loop digunakan sebagai hubungan koneksi atau channel serta subscriber
yang digunakan sebagai holder pada telephone station. Keberadaan dari switch
memiliki peranan penting dalam menghubungkan nodal point pengirim ke nodal point
penerima. Koneksi hubungan antar switch disebut sebagai trunk di Amerika Utara atau
junction di Eropa.
Komunikasi dari nodal ke nodal lain, seringkali melalui transmisi yang
dihubunkan berdasarkan jaringan topology. Pada Figure 2(a) di gambarkan topologi
mesh dari delapan subscriber, yang menghubungkan node satu ke node lainnya.
Hubungan antar node tersebut dihubungkan ke dalam bentuk loop. Mesh topology
memiliki kinerja yang baik apabila jarak loop antar node memiliki jarak yang kecil,
namun apabila jarak loop memiliki jarak yang sangat jauh, jumlah subscriber yang
besar, serta koneksi tersebut tidak dilakukan setiap saat, maka koneksi loops subscriber
menggunakan topology mesh maka akan memiliki cost yang besar pada pengadaan
infrastruktur seperti amplifier pada jaringan untuk mengatasi loss propagasi dari jarak
yang jauh. Penggunaan switch digunakan untuk meminimalisir penggunaan daya serta
infrastruktur yang digunakan, maka perlu dilakukan protocol pergantian yang mengatur
komunikasi transmisi dari node. Dalam hal tersebut, switch memiliki tujuan untuk
menghubungkan perangkat tersebut, dengan menjadikan switch sebagai center seperti
pada star topology pada Figure 2(b) untuk memnimalisir cost pada infrastruktur.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam menentukan topologi jaringan seperti
skalabilitas, mobilitas, konsumsi energi, reliabilitas, fault tolerance dan keamanan [3].
𝑒 −𝜆 𝜆𝑥 (1)
𝑝(𝑥) =
𝑥!
𝑝(𝑥) : Probabilitas dari kondisi x terjadi pada waktu tertentu
𝜆 : Arrival rate
Dengan arrival rate adalah nilai total jumlah paket atau panggilan yang tiba pada
nodal satu ke nodal. Arrival rate dihitung menggunakan asumsi bahwa kejadian tersebut
terjadi secara independent dengan nilai arrival rate konstan untuk membuat distribusi
possion dapat digunakan. Persamaan dari arrival rate direpresentasikan pada persamaan
(2), jika 𝛼 diterima dari m-terminal maka persaman menjadi persamaan (3).
𝛼 = 𝛾𝑇 (2)
𝛼 = 𝑚𝛾𝑇 (3)
𝛼 : Arrival rate
𝛾 : Calling rate
𝑇 : Periode waktu
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 + 𝑡 | 𝑇 ≥ 𝑇1 ) = 𝑃(𝑇 ≥ 𝑡)
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 + 𝑡 ∩ 𝑇 ≥ 𝑇1 )
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 + 𝑡 | 𝑇 ≥ 𝑇1 ) =
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 )
(4)
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 + 𝑡 ) 𝑒 −(𝑇1+𝑡)/ℎ
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 + 𝑡 | 𝑇 ≥ 𝑇1 ) = = −(𝑇 )/ℎ = 𝑒 −(𝑡)/ℎ
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 ) 𝑒 1
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 + 𝑡 | 𝑇 ≥ 𝑇1 ) = 𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 )
−(𝑡)/ℎ
𝑃(𝑇 ≥ 𝑇1 ) = {𝑒 ,𝑡 ≥ 0 (5)
0 ,𝑡 < 0
𝛼 : Arrival rate
𝛾 : Calling rate
𝑇 : Periode waktu
Traffic intensity merupakan ukuran rata-rata dari call arrival pada interval waktu
tertentu, yang di dapatkan dengan menghitung nilai traffic volume dan departure rate.
Departure rate merepresentasikan berapa banyak jumlah calls yang meninggalkan
sistem pda interval waktu tertentu yang di representasikan pada persamaan (6). Traffic
volume merpresentasikan colume calls yang dilakukan pada periode waktu tertentu
yang ditunjukkan pada persamaan (7). Volume seringkali di representasikan ke dalam
deimensi ccs yakni hundred call second.
1 (6)
𝜇=
ℎ
𝑉 = 𝛼ℎ (7)
ℎ : Mean holding time
𝜇 : Departure rate
𝑉 : Volume of calls, packet or data
𝛼ℎ 𝛾 𝑉 (8)
𝐴= = 𝛾ℎ = =
𝑇 𝜇 𝑇
ℎ : Mean holding time
𝑉 : Volume of calls, packet or data
3. THE ERLANG
Erlang adalah satuan tidak berdimensi sebagai ukuran beban (atau intensitas trafik) yang
dibawa pada penyedia layanan seperti sirkuit telepon atau telephone switching. International
Telegraph and Telephone Consultative Committee (CCIT) menamai unit trafik telepon
internasional erlang pada tahun 1946 untuk menghormati Agner Krarup Erlang (1878-1929).
Erlang ini biasa dilambangkan sebagai E.
Trafik yang dibawa dalam erlang adalah jumlah rata-rata panggilan serentak yang diukur
selama periode tertentu (seringkali satu jam), sedangkan trafik yang ditawarkan adalah trafik
yang akan dilakukan jika semua upaya panggilan berhasil. Berapa banyak trafik yang
ditawarkan dalam praktiknya akan bergantung pada apa yang terjadi pada panggilan tidak
terjawab ketika semua server sedang sibuk. Yang berarti trafik 1 Erlang adalah rata rata 1 kanal
digunakan, atau 1 Erlang setara dengan intensitas lalu lintas yang tetap menjadi sebagai berikut:
• one circuit busy 100% of the time, atau
• two circuits busy 50% of the time, atau
• four circuits busy 25% of the time, dan seterusnya
Dan jika 26 Erlang setara dengan intensitas lalu lintas yang tetap menjadi sebagai berikut:
• 26 circuits busy 100% of the time, atau
• 52 circuits busy 50% of the time, atau
• 104 circuits busy 25% of the time, dan seterusnya
Unit pengukuran yang digunakan dalam telekomunikasi untuk mengukur sejauh mana
suksesnya sebuah panggilan selesai (Call Completition) dalam satu detik adalah CCS (Call
Completion per Second). CCS mengukur seberapa efisien suatu sistem atau jaringan dalam
menyelesaikan panggilan telepon atau komunikasi lainnya dalam waktu yang ditentukan.
Hubungan CCS dan erlang dapat digambarkan pada contoh berikut :
100 𝑐𝑎𝑙𝑙 . 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑠
1ccs/hour = 1 ℎ𝑜𝑢𝑟 𝑥 60 min 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑟 𝑥 60 sec 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑛 = 0.027 E
3600 𝑐𝑎𝑙𝑙 . 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑𝑠
36 ccs/hour = 1 ℎ𝑜𝑢𝑟 𝑥 60 min 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑟 𝑥 60 sec 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑛 = 1 E
Selain CCS terdapat satuan satuan trafik lainnya yang dapat dilakukan proses
konversi sesuai tabel berikut :
Dimana :
Erl : Erlang
TU : Traffic Unit
VE : Voice Erlang
CCS :Call Completion per Seconds
HCS : Hundred Call Seconds
UC : Unit Calls
ARHC : Automatic Repeat reQuest with HARQ Combining
EBHC : Equated Busy Hour Call
Persentase waktu sibuk terminal setara dengan lalu lintas dihasilkan oleh terminal
tersebut di Erlangs, atau Jumlah rata-rata sirkuit dalam grup yang sibuk setiap saat. Beberapa
karakteristik trafik berdasai kategori subscriber :
Dari beberapa karakteristik diatas kita ambil contoh pada jenis private yang
menggunakan 1% sampai dengan 4 % dari waktunya di telepon yang bisa disebut juga sebagai
“Jam Sibuk”.
4. JENIS TRAFIK
Adapun jenis jenis trafik sebagai berikut :
Dimana G adalah switching network. Sehingga dalam matematis relasi ketiga trafik
tersebut menjadi :
A = Y + R atau To = Tc + TL
Dimana :
TL = TO x Prob. Blocking (or congestion) (P(B))
Jika nilai ⍴ = 0, maka sirkuit sedang tidak digunakan namun jika ⍴ = 1 (100%)
menunjukan bahwa sirkuit sedang digunakan sepenuhnya, sehingga tidak ada tambahan
trafik yang dapat mengakomodasi sirkuit karena aka nada potensi kemacetan atau
bahkan terblokir.
1. Busy Hour
Periode satu jam saat volume lalu lintas atau upaya panggilan mencapai tingkat
tertinggi secara keseluruhan selama periode waktu tertentu
3. Busy Season
3 bulan (tidak berturut-turut) dengan rata-rata jam sibuk harian tertinggi
6. BLOCKING MODELS
1. Blocked Calls Cleared (BCC)
– Panggilan yang diblokir keluar dari sistem dan tidak kembali
– Perkiraan yang baik untuk panggilan dalam grup utama pilihan pertama
Model distribusi binomial dalam rekayasa trafik dapat digunakan untuk menganalisis
berapa banyak panggilan yang berhasil atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.
Distribusi binomial figunakan untuk menghitung probabilitas hasil tertentu terjadi dalam
sebuah percobaan atau persitiwa, sehingga dapat membantu dalam perencanaan kapasitas
jaringan, predikri tingkat pengguna, dan penanganan kemacetan. Dalam persamaan
matematis sebagai berikut :
𝐴
Pada masing masing sumber : To = 𝑚
𝐴
Probability pada sumber yang sedang sibuk : P(B) = 𝑚
Dengan asumsi bahwa m = Sumber dan A adalah nilai erlang untuk offered traffic. Dapat
menggunakan Distribusi Binomial untuk memberikan probabilitas bahwa sejumlah (k)
dari m sumber tersebut sedang sibuk :
Dari persamaan diatas apa yang akan terjadi jika nilai N < m
1. Dapat mengambil niilai paling banyak N pada sumber tersibuk dalam satu waktu
2. Untuk kemungkinan terjadinya permblokiran, semua server N server harus sibuk
sebelum terjadi pemblokiran
Pada pemodelan distribusi binomial tipe blocking modelnya yaitu Blocked Calls Held
(BCH).
8. TIME CONGESTION vs CALL CONGESTION
1. Time Congeestion
– Proporsi waktu suatu sistem mengalami kemacetan (semua server sibuk)
– Kemungkinan pemblokiran dari sudut pandang server
2. Call Congestion
– Kemungkinan panggilan masuk diblokir
– Kemungkinan pemblokiran dari sudut pandang panggilan
Dalam persamaan matematis perbedaan keduanya dapat digambarkan sebagia berikut
Sebagai contoh, 1% peluang dari blocking pada system dengan N=10 trunks. Untuk
mengetahui berapa banyak trafik yang ditawarkan dapat menangani sistem dapat menggunakan
persamaan berikut :
𝐴𝑘 𝐴𝑘
0.01 = ∑∞
𝑘=10 𝑒 −𝐴 =1 − ∑9𝑘=0 𝑒 −𝐴
𝑘! 𝑘!
Untuk menghitung nilai A kita bisa menggunakan tabel trafik Poisson Traffic Capacity.
Kolom paling kiri adalah jumlah trunk (N). N merujuk kepada jumlah jalur atau kapasitas
yang tersedia dalam jaringan (misalnya, jalur telepon, saluran komunikasi data, atau sumber
daya jaringan lainnya). Pada tabel distribusi Poisson, P(B) mengacu pada probability pada
sumber yang sedang sibuk. Maka untuk mencari nilai erlang untuk offered traffic, dapat
dicari dari perpotongan antara baris N dan kolom P(B) pada tabel.
Efisiensi dari Grup Besar
Semakin besar trunk group, maka semakin besar efisiensinya. Sebagai bukti, kita coba hitung
dan bandingkan untuk N=10 dan N=100.
Untuk N=10, A=414 E
𝐴 4.14
ρ= = = 41.4 % efisiensi
𝑁 10
Erlang B adalah salah satu rumus yang digunakan dalam teori antrian untuk menghitung
probabilitas penolakan panggilan (blocking probability) dalam sebuah sistem telekomunikasi.
Model Erlang-B lebih canggih dibandingkan Binomial atau Poisson. Panggilan yang datang
dialokasikan untuk sebuah kanal sampai seluruh kanal terpakai. Jika ada panggilan yang datang
setelahnya, maka panggilan tersebut akan diblok atau ditunda. Model Erlang-B adalah model
Erlang yang paling banyak digunakan untuk menentukan jumlah kanal (saluran) yang
diperlukan untuk membawa trafik selama jam sibuk dari nilai GoS dan beban trafik yang
ditentukan.
Erlang-B memiliki kemampuan yang baik untuk panggilan yang dapat dialihkan ke rute
alternatif jika diblokir, tetapi tidak ada pendekatan untuk mencoba kembali jika rute alternatif
juga diblokir.
Erlang-B memiliki kemampuan Blocked Calls Cleared (BCC). Blocked Calls Cleared (BCC)
adalah salah satu parameter yang digunakan dalam analisis dan perencanaan jaringan
telekomunikasi, terutama dalam konteks layanan seluler atau jaringan nirkabel. BCC mengacu
pada panggilan yang ditolak atau diblokir oleh jaringan tetapi akhirnya berhasil dilakukan. Ini
adalah salah satu metrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan kualitas jaringan
seluler. Model Erlang-B mengasumsikan bahwa seluruh panggilan yang ditolak akan di
bersihkan (clear). Dalam sebuah sistem telepon Erlang-B, disediakan kanal (saluran) sebanyak
N. panggilan baru (new call) diijinkan sampai seluruh kanal penuh. Ketika seluruh kanal telah
terpakai, dan terdapat panggilan datang maka panggilan tersebut akan ditolak. Panggilan
tersebut akan dibuang dari sistem dan pelanggan tidak dapat mengulang.
Erlang-B digunakan dengan menggunakan proses kelahiran-kematian. Penggambaran
matematis untuk proses trafik yaitu dengan stokastik yang disebut dengan proses kelahiran dan
proses kematian. Proses kelahiran pada telepon diasumsikan sebagai proses datangnya
panggilan dan proses kematian diasumsikan adalah proses berakhirnya panggilan.
Birth and Death process pada trafik telekomunikasi, adalah proses bertambahnya suatu paket
atau layanan yang datang atau minta dilayani yang dianalogikan sbg kelahiran, sementara
selesai dilayani oleh server suatu paket dianalogikan dengan kematian. Proses kelahiran dan
kematian sangat berguna dalam analisis jaringan telekomunikasi. Sebuah jaringan
telekomunikasi dapat dimodelkan sebagai proses kelahiran dan kematian dimana sejumlah
sirkit (saluran) menyatakan populasi. Proses kelahiran dan kematian (Birth and Death Process)
adalah diagram transisi kondisi dari rantai markov.
Dalam pembahasan sebelumnya, konsep penting untuk memahami perilaku trafik
telekomunikasi yaitu konsep point process dan arrival process Konsep kedua dalam rekayasa
trafik telekomunikasi adalah birth and death process yang sering dimanfaatkan untuk
menurunkan fungsi distribusi trafik telekomunikasi.
Berikut adalah contoh pengguankan Erlang B :
Dalam sistem BCC dengan sumber m=∞, kita dapat menerima a 0,1% kemungkinan
pemblokiran pada kasus nominal lalu lintas yang ditawarkan 40E. Namun, dalam kasus ekstrim
kelebihan beban 20%, dapat menerima 0,5% kemungkinan pemblokiran.
Berapa banyak trunk keluar yang dibutuhkan dapat dibaca dari tabel Erlang B dengan membaca
kolom paling kiri (kolom jumlah trunk N) yang terletak satu baris dengan nilai offered traffic.
Dari tabel dapat diketahui bahwa desain nominal memerlukan 59 trunk, desain kelebihan
beban: 64 trunk, dan kebutuhan 64 trunk .
Sudah terlihat bahwa untuk P(B) yang sama, peningkatan server lebih dari peningkatan
proporsional dalam lalu lintas yang dilakukan .
contoh 1: P (10, 4.14) 0,01 dan P (100, 78,2) 0,01
contoh 2: P (32, 20.3) 0,01 dan P (33, 20.1) 0,005
contoh 3: B (8, 2,05) 0,001 dan B (80,57.8) 0,001
Hal tersebut berarti bahwa jika memungkinkan untuk mengumpulkan beberapa sumber yang
berbeda, kita bisa menyediakan layanan yang lebih baik dengan biaya yang sama, atau
menyediakan layanan yang sama dengan biaya lebih murah
Untuk membandingkan efissiensinya, kita membandingkan dua kasus.
a. Kasus pertama
Dua kelompok utama masing-masing menawarkan 5 Erlang, dan B(N,A)=0,002
Berapa trunk seluruhnya dapat dilihat dari tabel trafik, carilah B(13,5) ≈ 0.002
Ntotal = 13 + 13 = 26 trunk
Maka efisiensi Trunk dapat dihitung dengan persamaan berikut :
b. Kasus kedua
Satu grup trunk utama menawarkan 10 Erlang, dan B(N,A)=0,002
Berapa banyak trunk dapat dilihat dari tabel trafik, carilah B(20,10) ≈ 0,002 maka di dapat
jumlah trunk N = 20.
Maka nilai efisiensi trunk dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Dari membandingkan kedua kasus tersebut, dari GoS yang sama, kita dapat menghemat 6
trunk.
Berapa banyak trunk dapat dilihat dari tabel trafik, carilah B(20,10) ≈ 0,002 maka di dapat
jumlah trunk N = 20.
Maka nilai efisiensi trunk dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Dari membandingkan kedua kasus tersebut, dari GoS yang sama, kita dapat menghemat 6
trunk.
REFERENCES
[2] International Telecommunication Union, “Measuring the Information Society ,” 2009. Accessed: Oct. 14, 2023.
[Online]. Available: https://www.itu.int/en/ITU-D/Statistics/Documents/publications/mis2009/MIS2009_w5.pdf
[3] G. A. Walikar and R. C. Biradar, “A survey on hybrid routing mechanisms in mobile ad hoc networks,” Journal
of Network and Computer Applications, vol. 77, pp. 48–63, Jan. 2017, doi: 10.1016/J.JNCA.2016.10.014.
[4] R. L. Freeman, “Telecommunication System Engineering,” Telecommunication System Engineering, May 2004,
doi: 10.1002/0471728489.
[5] S. Wang, X. Zhang, J. Zhang, J. Feng, W. Wang, and K. Xin, “An Approach for Spatial-Temporal Traffic
Modeling in Mobile Cellular Networks,” Proceedings - 2015 27th International Teletraffic Congress, ITC 2015,
pp. 203–209, Jan. 2015, doi: 10.1109/ITC.2015.31.
[6] Kleinrock, Leonard. 1975. Queuing Systems, Volume 1: Theory. John Wiley & Sons.
[7] Rahayu, Heni, Fatah Yasin, dan Jatmiko. "ANALISIS TRAFFIC JARINGAN DENGAN ALGORITMA ERLANG
TANPA DELAY." KomuniTi, Vol. V, No. 2, September 2013.