Anda di halaman 1dari 14

[Type text]

REKAYASA TRAFIK
DASAR REKAYASA TRAFIK
Dosen Pembimbing :
M Junus, ST, MT









Oleh :
Dwi Definta Oktavia Siswoyo 08 JTD 2B
NIM. 1241160069

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2013-2014



[Type text]

KONSEP DASAR TRAFIK

1. DEFINISI TRAFIK

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari
suatu tempat ke tempat lain.
Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi-
informasi yang dikirim melalui media transmisi. Sehingga trafik dapat
didefinisikan sebagai perpondahan informasi-informasi (pulsa, frekuensi,
percakapan) dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui media
telekomunikasi.
Trafik dapat pula diartikan sebagai perpindahan yang diukur dengan
(lamanya waktu pemakaian). Tentunya masih dikaitkan dengan tipe
perangkat yang dipakai,dari mana, ke mana dan lain-lain.
Misalkan ada 2 buah sentral A dan B dihubungkan dengan sebuah
saluran (sirkit) seperti gambar:




Sirkit A-B hanya dapat dipakai oleh satu panggilan percakapan dalam
satu satuan waktu. Sirkit A-B dikatakan dipakai jika sirkit AB sedang
menggenggam sebuah pengilan atau percakapan atau dengan kata lain sirkit
tersebut sedang diduduki oleh suatu panggilan. Dinyatakan bebas (idle)
apabila tidak ada panggilan yang dating atau ada panggilan dating tetapi
tidak berhasil menduduki sirkit karena suatu kesalahan.


A B
[Type text]

Saluran
ke N =
T = 25 menit
2. BESARAN TRAFIK DAN SATUAN TRAFIK

Trafik pada telepon dibangkitkan oleh sejumlah pelanggan, dalam
suatu proses pemanggilan mulai dari saat pemanggil mengangkat hand-set
pesawat telepon, menekan/memutar nomor yang dituju, penyambungan di
level sentral (selector,cross bar, marker, register, processor dan lain-lain)
sehingga tiap peralatan dapat diidentifikasi lama wakatu pemakaiannya
(besar trafiknya).

Ukuran/besaran trafik dapat ditentukan sebagi berikut:
Misalkan link antar sentral P dan Q terdiri dari N = 3 saluran/sirkit,
pengamatan terhadap sirkit dilakukan selama T = 25 menit. Selama waktu
tersebut terdapat n = 10 panggilan, lamanya pandudukan masing-masing
panggilan dinyatakan dengan t
v
yang besarnya digambarkan sebagai berikut:



Volume trafik adalah jumlah dari masing-masing pendudukan pada seluruh
saluran/sirkit.

Total waktu pendudukan = t
1
+ t
2
+ t
3
+ ... + t
10
= 41 menit atau


=
=
1
v
t
v
n
V
[Type text]


v = panggilan ke 1,2,3,.,n
t
v
= lamanya waktu pendudukan pangialan ke v
V = volume trafik (detik/menit/jam)

dengan cara lain, volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah
panggilan rata-rata waktu pendudukan sebagai berikut:
rata-rata waktu pendudukan = total waktu pendudukan
jumlah panggilan
= 41 menit / 10
= 4.1 menit
volume trafik= jumlah panggilan x waktu rata-rata pendudukan
= 10 x 4.1 menit
= 41 menit
Waktu rata-rata pendudukan disebut dengan mean holding time atau
dengan notasi h, bila jumlah panggilan yang datang adalah n, maka rumus
volume trafik menjadi:



Intensitas Trafik adalah jumlah waktu pendudukan per satuan waktu atau
volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T) = 4.1 / 2.5
menit = 1.64



A = Intensitas trafik

h n V =
T
V
A =
[Type text]

p = 3
p = 2
p = 1
p = 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rumus lain dari intensitas trafik dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah
panggilan per waktu pengamatan dengan waktu rata-rata pendudukan atau:



Dimana A = intensitas trafik
y = jumlah peanggilan per satuan waktu pengamatan
h = mean holding time

Besaran trafik dapat juga dihitung dengan metode scanning yaitu
dengan mengamati keadaan sirkit apakah sedang diduduki atau idle, dengan
demikian akan dapat dihitung berapa lama seluruh sirkir dalam keadaan idle,
berapa lama hanya satu sirkit diduduki, berapa lama hanya 2 (dua) sirkit
diduduki, berapa lama seluruh sirkit atau 3 (tiga) sirkit diduduki.
Frekuensi scanning disesuaikan sengan lamanya periode waktu
pengamatan. Misalkan pada contoh kasus di atas, frekuensi scanning adalah
10 kali atau 2.5 menit. Besar trafik dapat dihitung dengan metode berikut:
Jumlah sirkit diduduki (p)



Jumlah waktu sibuk (diduduki) untuk:

p = 0 adalah 1 menit
p = 1 adalah 7 menit
p = 0 adalah 8 menit
h y A =
[Type text]

p = 1 adalah 6 menit

Volume trafik = (0 x 1) + (1 x 7) + (2 x 8) + (3 x 8) = 41 menit
Intensitas trafik = 41/25 = 1.64
Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:



dimana p = jumlah sirkit yang diduduki (p = 0,1,2....N)
t
p
= lamanya sejumlah p sirkit diduduki

Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa intensitas trafik tidak
memiliki satuan, sebagai penghargaan kepada A.K Erlang yang pertama
menyelidiki trafik telekomunikasi, maka ditetapkanlah satuan intensitas
trafik dalam Erlang. Dimana pengertian 1 (satu) erlang adalah apabila
sebuah sirkit diduduki secara terus menerus selama satu jam.
Istilah intensitas trafik untuk selanjutnya hanya disebutkan dengan
besar trafik atau trafik saja.
Sebagai gambaran, apabila besar trafik (intensitas trafik) adalah 25 erlang,
artinya:
- Sebuah sirkit disusuki secara terus menerus selama 25 jam
- 25 buah sirkit diduduki secara terus menerus selama 1 jam
- 10 buah sirkit diduduki secara terus menerus selama 2.5 jam

Satuan trafik lain yaitu: Traffic Unit (TU), Vrkehrseintheit (VE), Cent Call
Second (CCS), Unit Calls (UC), Apples Reduistal Heure Chargee (ARCH)
dan Equested Busy Hour Call (EBCH). Hubungan satuan-satuan di atas
digambarkan sebagai berikut:

=
=
n
G p
p
t p V
[Type text]

Ao
Ar
Ac
1 Erlang = 1 TU = 1 VE
1 CCS = 1 HCS = 1 UC
1 ARCH = 1 EBH

Erlang/TU/VE CCS/HCS/UC ARCH/EBHC
Erlang/TU/VE 1 36 30
CCS/HCS/UC 1/36 1 1/30
ARCH/EBHC 1/30 6/5 1

3. JENIS-JENIS TRAFIK

Dalam telekomunikasi dikenal 3 (tiga) jenis trafik, yaitu:
^ Trafik yang ditawarkan ke system jaringan (offered traffic)=Ao
^ Trafik yang dimuat dalam system (carried traffic)=Ac
^ Trafik yang ditolak oleh system (rejected traffic)=Ar




Besar trafik Ac dapat diukur dengan metode scanning, sedangkan
trafik Ao diestimasi dengan menambahkan trafik yang dimuat dan
kemungkinan (probabilitas) trafik yang ditolak.

Ao = Ac + Ar

Dalam mendisain jaringan antar sentral, jumlah sirkit yang harus
diinstalasi tidaklah mungkin menyediakan sebanyak jumlah pelanggan.
Dengan demikian, akan ada kemungkinan sejumlah panggilan ditolak (tidak
terlayani) pada saat seluruh sirkit diduduki. CCITT sendiri telah
Jaringan
Telekomunikasi
[Type text]

merekomendasikan bahwa jumlah panggilan yang diperbolehkan ditolak
tidak boleh lebih dari 1%. Artinya bila ada 100 panggilan yang datang
bersamaan, hanya 1 panggilan yang diperkenankan ditolak (dibuang dari
system). Besar probabilitas (kemungkinan) panggilan yang dapat ditolak
dinyatakan dengan symbol B atau sering juga disebut sebagai
probabilitas blocking dilihat dari sisi pelayanan istilah probabilitas
blocking dinyatakan dengan Grade of Service (GOS). Besarnya
probabilitas blocking untuk sejumlah panggilan identik dengan probabilitas
trafik yang ditolak. Sehingga besar Ar dapat dinyatakan dengan:

Ar = Ao x B

Karena Ao = Ac + Ar, maka trafik Ao dapat dihitung dengan persamaan:




4. KARAKTERISTIK TRAFIK

4.1. VARIASI TRAFIK
Sumber trafik adalah pelanggan. Kapan dan berapa lama pelanggan
mengadakan pembicaraan telepon tidak dapat ditentukan lebih dahulu. Jadi
trafik ini besarnya merupakan besar statistik dan kuantitasnya hanya bias
diseleseikan dengan statistic dan teori probabilitas. Jumlah panggilan
merupakan fungsi waktu, sedangkan variasi dari jumlah panggilan tersebut
sama dengan variasi trafik. Bila trafik dalam suatu system peralatan
telekomunikasi diamati, maka akan terlihat bahwa harganya akan berubah-
ubah (bervariasi).

B
Ac
Ao

=
1

[Type text]

Variasi trafik terjadi dalam interval waktu:

Menit ke menit
Jam ke jam
Hari ke hari
Musim ke musim (hari besar, musim liburan, dll)

Variasi dalam waktu yang pendek (dalam satu jam) terlihat bahwa
perubahannya tidak teratur, dapat naik, dapat turun ataupun tetap. Besar
perubahan (variasi) berkisar di harga rata-ratanya.
Teori trafik diterapkan pada kondisi selama jam sibuk, dimana
variasi pada umumnya terjadi sekitar harga rata-ratanya.

Kurva trafik dalam satuan waktu dapat dilihat pada gembar-gambar di
bawah ini:


Gambar 1 Variasi trafik selama 1 hari

Jumlah sirkit
diduduki
jam dalam hari
[Type text]


Gambar 2 Variasi trafik selama 1 minggu

Pada kurva gambar 1 di atas terlihat bahwa kira-kira jam 11.00 nilai
trafik merupakan yang tertinggi. Hal ini karena ternyata sumbangan trafik
terbesar berasal dari pelanggan-pelanggan bisnis.
Bila pengamatan trafik tersebut dilakukan pada hari-hari lain, bentuk
kurvanya tidak tepat sama, mungkin nilai tertingginya terjadi pada sekitar
jam 10.30, lagi pula nilai trafik tertingginya pun tidak sama. Tetapi pola
kurvanya hampir sama (terdapat nilai tertinggi dan ada pula puncak lainnya
yang lebih rendah). Dari kurva-kurava tersebut dibuat pengertian-pengertian
sebagai berikut:
- Jam Sibuk (Time Consisten Busy Hour)
Yaitu periode satu jam (60 menit) dalam satu hari dimana trafiknya
mempunyai nilai tertinggi dalam jangka lama. Jadi jam sibuk ini didapat dari
kurva rata-rata dari banyak kurva (banyak hari)

Penentuan TCBH didasarkan kepada:
V Average Busy Season Busy Hour (ABSBH) adalah rata-rata trafik
didalam 10 hari tersibuk selama satu tahun.
Trafik antara
pukul 09.00 10.00
Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
hari
[Type text]

Set dari
n masukan
Set dari
n keluaran
jaringan ini mampu melakukan
sambungan secara statistik
Mata jala Bintang
V 10 High Day Busy Hour (10 HDBH) adalah rata-rata trafik didalam 10
hari tersibuk selama satu tahun.
V High Day Busy Hour (HDBH) adalah beban trafik tertinggi diantara 10
hari tersibuk selama satu tahun.

- Jam Tersibuk (Busisest Hour atau Bouncing Busy Hour)
Yaitu periode jam tiap hari dimana trafik tertinggi. Jadi Jam Tersibuk ini
didapat dari satu kurva(satu hari). Tiap hari mempunyai jam tersibuk yang
bias berbeda.


5. JENIS NETWORK (JARINGAN)

Penyediaan peralatan/jaringan yang terbatas menyebabkan tidak
setiap permintaan sambungan akan berhasil dilaksanakan dengan segera.
Network ini hanya mampu menyambungkan secara statistic seperti gambar
berikut ini:






Ada 2 (dua) bentuk network dasar, yaitu:



Jaringan
dengan
route variabel
[Type text]

6. KASUS-KASUS DALAM PENYAMBUNGAN PENGGGILAN
(CONNECTI ON CASES)

Terjadinya suatu penyambungan panggilan [ada sistem telepon, akan
mengalami sejumlah tahapan seleksi. Perhitungan dan perkiraan
karakteristik trafik pada masing-masing tahapan seleksi harus lebih dahulu
mendefinisikan faktor-faktor di bawah ini:
a. input trafik
b. penggrupan (grouping) inlet dan outlet
c. metode penanganan panggilan yang datang (hunting method)
d. prosedur penanganan yang tidak berhasil
6.1. INPUT TRAFIK
Input trafik didefinisikan oleh intensitas panggilan dan sitribusi holding
time.
Intensitas panggilan:
Model untuk menggambarkan intensitas panggilan diasumsiakan sebagai
berikut:
a. Input Bernouli atau Engset, bila sumber trafik terbatas
b. Input Poisson, bila sumber trafik tidak terbatas
c. Input Negative Binomial untuk menggambarkan karakteristik trafik yang
khusus
Distribusi holding tim
Holding time (waktu percakapan) adalah berdistribusi negatif
eksponensial, dalam hal ini bila mean holding time adlah s, maka
probabilitas terjadinya percakapan dengan waktu yang lebih kecil atau besar
dari s akan semakin kecil.



[Type text]

6.2. GROUPING
Dilihat dari ketersediaan antara inlet dan outlet, maka pengaturan
penggrupan diklasifikan sebagai berikut:
^ Group Full Avaibilty: setiap inlet dapat mengakses setiap outlet.
^ Group Limited Avaibility (Grading): suatu inlet hanya diperkenankan
mengakses sejumlah outlet tertentu.
^ System Link: penyambungan antara inlet dan outlet melalui beberapa
tahapan link.
6.3. METODE HUNTING
Ada 2 (dua) metode hunting, yaitu:
a. Sequential hunting
b. Random hunting
Penanganan Panggilan Yang Tidak Sukses
Dilihat dari terjadinya kemacetan (kongesti), pelanggan apakah
diperkenankan menunggu atau harus melakukan panggilan ulang system
telepon dapat diklarifikasikan:
- Loss System; panggilan yang datang saat seluruh sirkit sibuk, akan
ditolak atau dibuang dari system. Bila terjadi repeated call (panggilan
ulang) akan dianggap sebagai panggilan baru. System loss ini biasanya
digunakan untuk menentukan dimensi (jumlah) saluran antar sentral.
- Delay System; panggilan yang tidak dapat dilayani karena seluruh sirkit
sibuk, maka panggilan-panggilan tersebut diperkenankan menunggu
pada ruang tunggu (buffer) yang disediakan. System ini biasanya
digunakan untuk menentukan kapasitas (bandwidth) saluran antar sentral
PSPDN dan ISDN, atau untuk menentukan kapasitas buffer sentral
PSTN, PSPDN, ISDN dan Broadband ISDN.
- Overflow System; panggilan-panggilan yang tidak terlayani karena
seluruh group sirkit ke sauatu arah dalam kondisi diduduki, maka
diluaskan (diroutingkan) atau di-over ke group sirkit arah lain
[Type text]

(alternative routing). System ini diterapkan dalam mendisain jaringan
Multi Exchange Area (MEA) dengan tujuan mengoptimalkan biaya
investasi.

Anda mungkin juga menyukai