Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang Masalah dan Tujuan

 Desain antenna yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan spesifikasi 6G dibutuhkan karena pertumbuhan
kebutuhan komunikasi seluler membutuhkan data rate tinggi yakni lebih dari 10 gbps(100 GHz untuk system
tranceiver wireless). Hal ini diperlukan untuk memperluas komunikasi seluler ke aplikasi-aplikasi intensif data
yang sedang berkembang, seperti extended reality (XR), kendaraan tanpa pengemudi, peningkatan broadband
seluler plus (eMBB-Plus), Big Communication, dan lain-lain.

 Untuk memenuhi kebutuhan kecepatan data yang tinggi untuk layanan ini, teknologi canggih ini mengusulkan
untuk meningkatkan frekuensi operasi menuju rentang frekuensi gelombang mm yang lebih tinggi (di atas 100
GHz), di mana pita berlisensi sangat jarang dan dengan demikian tersedia lebih banyak bandwidth. Pita WR-08
(90–140 GHz) akan memenuhi kebutuhan bandwidth untuk sistem komunikasi 6G dan ditetapkan sebagai
rentang frekuensi target dalam pekerjaan ini.

 Menumpuk patch atau membentuk struktur yang disebut "aperture-coupled stacked patch" (ACSP) dapat
dilakukan agar lebih efektif untuk digunakan dalam aplikasi broadband, tetapi dalam antena aperture-coupled
stacked patch (ACSP) konvensional, pada penelitian-penelitian sebelumnya gagal mencapai bandwidth yang
besar pada rentang frekuensi pita WR-08

 Penelitian ini bertujuan untuk mendesain antenna yang mencapai bandwidth yang besar pada pita WR-08
untuk memenuhi kebutuhan spesifikasi 6G .
Evaluation Research
 Peneliti membandingkan antenna-antenna microstrip PCB pada penelitian-penelitian sebelumnya (patch berbentuk E,
umpan probe-L, cavity-backed slot , dan dipol magnetoelektrik (ME)) hanya sedikit yang bekerja pita WR-08 dan mempunyai
evaluasi bahwa sebagian besar memiliki gain dan efisiensi radiasi yang buruk.

 Peneliti mengevaluasi bahwa pada antena patch dasar, feedline berada pada bidang yang sama dengan patch, yang Evaluasi yang digunakan dengan
menyebabkan radiasi yang lebih lemah dari feedline sampai interferensi radiasi dari patch. Peneliti juga mengulas solusi evaluasi formatif dengan
alternatif yang dilakukan peneliti lain untuk mengatasi masalah tersebut dimana feedline ditempatkan di sisi lain ground mencari batasan dari masalah
layer, sementara patch digabungkan secara elektromagnetik melalui slot kecil pada ground. dan mempertanyakan seberapa
 Menggandakan elemen-elemen patch dengan menumpuknya atau "stacking" dapat dilakukan untuk membentuk struktur yang besar masalah tersebut;
disebut "aperture-coupled stacked patch" (ACSP) untuk menghasilkan resonansi-resonansi yang berdekatan agar lebih efektif bagaimana teknologi tersebut
untuk digunakan dalam aplikasi broadband. Peneliti membandingkan aperture-coupled stacked patch (ACSP) antenna pada seharusnya dibuat untuk
penelitian-penelitian sebelumnya yang diterapkan pada frekuensi yang lebih rendah. Peneliti mengevaluasi dengan menyelesaikan masalah; dan
melakukan simulasi, optimasi dari desain penelitian tersebut, dan mengevaluasi kelayakan antenna aperture-coupled seberapa baik teknologi tersebut
stacked patch (ACSP) apabila diimplementasikan pada pita WR-08. Hasil evaluasinya menunjukkan aperture-coupled stacked diterapkan.
patch (ACSP) pada pita WR-08 mempunyai bandwidth yang lebih baik tetapi masih tidak cukup untuk memenuhi persyaratan
kecepatan data target untuk komunikasi 6G.

 Peneliti mengevaluasi feedline pada antena ACSP konvensional, dimana feedline bawah akan memancar dari bagian
belakang dan dengan demikian akan berdampak pada broad- side radiation. Pada penelitian yang dilakukan peneliti lain,
pada transceiver yang menggunakan modulasi 64-QAM, diperlukan lebih dari 30% bandwidth fraksional pada pita frekuensi
WR-08. Karena pada pita WR-08 gain intrinsik perangkat sangat rendah, daya keluaran yang dihasilkan oleh Power Amplifier
(PA) di dalam pemancar juga sangat rendah. Untuk meningkatkan tingkat daya, teknik penggabungan sel Power Amplifier
paralel, mungkin lebih disukai dan memerlukan single-ended antenna.

 Peneliti mengevaluasi bahwa dikarenakan antena pada pita WR-08 memiliki dimensi yang sangat mini, perlu ditambahkan
penghubung antara port input 50 G-S-G dengan feedline. Karena daya yang dihasilkan oleh perangkat aktif pada pita WR-08
sudah sangat rendah, loss dalam transisi penghubung sangat penting dan harus diminimalkan untuk integrasi level system
pada antenna yang efisien.
Research Method
Evaluasi Metode yang dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya Untuk mengatasi tantangan dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan,
dengan melakukan pendekatan kuantitatif melalui cara simulasi dengan
membandingkan nilai parameter insertion loss atau return loss : antena (aperture-coupled stacked patch ) ACSP pita lebar diusulkan pada
• Peneliti mengevaluasi metode ACSP yang telah dilakukan pada penelitian pita WR-08, dengan memperlihatkan fitur-fitur berikut.
sebelumnya, dengan melakukan simulasi, optimasi dari desain penelitian
tersebut, dan diimplementasikan pada pita WR-08. Hasil evaluasinya 1. Teknik matching two-section dual-band berdasarkan metodologi
menunjukkan aperture-coupled stacked patch (ACSP) pada pita WR-08 analitik diusulkan untuk merancang jaringan terdistribusi
mempunyai bandwidth yang lebih baik tetapi masih tidak cukup untuk
memenuhi persyaratan kecepatan data target untuk komunikasi 6G. matching impedance pita lebar yang mencocokkan impedansi
port masukan 50 Ω dengan impedansi slot kompleks. Ini adalah
antena PCB pertama di atas 100 GHz yang dirancang
berdasarkan systematic impedance matching.
2. Diusulkan suatu teknik desain untuk mencocokkan lintasan
impedansi slot dengan lintasan impedansi patch berdasarkan
lingkaran VSWR konstan, yang menghasilkan matching
impedance broadband antara slot dan patch.
3. Mengusulkan teknik yang menyediakan transisi dari port 50 Ω
G-S-G ke feedline 50 Ω dengan insertion loss rendah, return loss
rendah, dan kinerja broadband dari 85 hingga 135 GHz.
4. Pembuatan mode berlapis paralel dan memperkenalkan teknik
untuk menekannya.
A. Proposed Broadband TWBDN Based on B. Proposed G-S-G Port to Feedline
Dual-Band Matching Technique Transition

 Dalam desain yang diusulkan, two-section transmission line (TL) theory digunakan • Perlu ditambahkan penghubung untuk menghubungkan port input
untuk mencapai matching impedance broadband antara impedansi sumber 50 Ω G-S-G dengan feedline. Pada CSP antenna, untuk
masukan 50 Ω dan impedansi slot bernilai kompleks yang bergantung pada
frekuensi. menghubungkan dengan 50 Ω port masukan, pendekatan
kovensional menambahkan CPW port pada atas struktur dengan via
 Untuk mencapai tujuan ini, two-section dual-band impedance matching network panjang untuk menghubungkan feedline dan ground layer. Tetapi
dengan pita bawah dan atas dalam bandwidth radiasi yang diinginkan, terletak di metode ini tidak cocok untuk mm-wave dan sub-terahertz.
f1 dan f2.
 Selanjutnya, dirancang two-section wideband distributed network (TWBDN) untuk
• Transisi port G-S-G yang diusulkan ditunjukkan pada Gambar 6 (b),
mencapai kinerja broadband dengan mengurangi rasio frekuensi, r = f2/f1. jalur GCPW (Grounded Coplanar Waveguide) dengan lapisan
ground bagian atas diubah menjadi GCPW sederhana dengan
 Peneliti membandingkan return loss antenna metode single-band menghilangkan lapisan ground bagian atas di dekat port.
konvensional, dual-band, reduces r dual band, dan TWBDN. Hasilnya, desain
TWBDN paling baik. TWDBN mempunyai impedance matching bandwidth yang • Peneliti membandingkan konfigurasi port input desain konvensional
lebih lebar (improvement 250%) dibandingkan single band desain menggunakan via panjang dari atas ke bawah struktur dengan proposed
konvensional. desain G-S-G port. Hasilnya, nilai return lost dan insertion loss dari
proposed desain lebih baik.
C. Antenna Desain D. Undesired Modes and Their Mitigation
to Improve Broadband Efficiency
Performance
 Setelah menambahkan desain TWBDN, dua patch antenna • Peneliti membandingkan metode untuk mengurangi
bertumpuk dipilih untuk menyempurnakan desain. mode yang tidak diinginkan dari penelitian-penelitian
sebelumnya.
 Pemilihan dua patch didasarkan pada fakta bahwa satu
patch menyediakan bandwidth yang lebih rendah, dan • Untuk mengurangi mode yang tidak diinginkan, cara
penambahan patch ketiga tidak memungkinkan dalam pertama dengan mengurangi lebar dari ground plane
proses fabrikasi yang digunakan. bersama dengan slotnya yang menghasilkan finite-
width GCPW.
 Struktur yang terdiri dari dua patch matching dengan
TWBDN pada broadband disebut TWBDN matched stacked • Kedua dengan cara menambhkan array pada via
patch (TMSP). sepanjang CPW line pada jarak yang sama.
Penempatan via dengan baik dapat meningkatkan
efisiensi

Anda mungkin juga menyukai