Abstrak
Pada makalah ini dibahas beberapa metoda penyesuaian impedansi pada antenna ultra wideband untuk
mencari metoda mana yang lebih efisien digunakan dalam desain agar didapat impedansi antenna yang baik
pada frekuensi kerja system telekomunikasi ultra wideband. Tiga metoda yang digunakan adalah metoda
step, metoda dual slot dan metoda tapered slot. Pengujian dilakukan dengan melakukan studi parametris
dari ketiga metoda tersebut mana yang menghasilkan impedansi terbaik pada antenna. Dari hasil didapat
metoda step lebih baik dalam mencapai penyesuaian impedansi pada antenna dengan return loss dibawah -
10 dB pada frekuensi 3.1 sampai dengan 10.2 GHz.
1. Pendahuluan
Sistem telekomunikasi ultra wideband (UWB) merupakan system telekomunikasi radio yang menggunakan
sinyal pulsa yang mempunyai perioda yang sangat kecil (dibawah picosecond)untuk mengirimkan
informasi[1]. Informasi yang akan dikirimkan merupakan bentuk informasi digital yang dinyatakan dalam
urutan biner dan masing-masing bit dikirimkan menggunakan satu atau lebih pulsa UWB. Istilah ultra
wideband digunakan karena sinyal pulsa UWB dengan perioda yang sangat kecil akan mempunyai pita yang
sangat lebar didomain frekuensi, sehingga memungkinkan system telekomunikasi UWB mengirimkan bit
informasi tanpa pembawa (carrierless). Sebagai konsekwensinya dibutuhkan antenna yang mempunyai
banwidth yang sangat lebar agar bisa mengirimkan pulsa UWB. Standar band frekuensi untuk system UWB
telah ditetapkan oleh Federal Communication Commission (FCC) dari 3.1 sampai dengan 10.6 GHz.
Dalam system komunikasi UWB dibutuhkan desain antena yang berukuran kecil dengan polaradiasi
omnidirectional dan mempunyai bandwidth yang lebar. Band frekuensi antenna UWB yang sangat besar
mengakibatkan dimensi antenna yang dibutuhkan menjadi sangat kecil. Sehingga desain antenna bisa
menggunakan bahan substrate dengan ukuran yang sangat kecil. Desain antenna UWB menggunakan
substrate PCB FR4 telah banyak dilakukan diantaranya pada [2] [3][4] Desain antenna menyerupai antenna
vertical ground plane yang terdiri dari sebuah radiator dan parsial ground plane. Respon frekuensi yang
dicapai pada antenna sangat dipengaruhi bentuk dimensi fisik dari antenna. Pada makalah ini dilakukan studi
parametrik terhadap beberapa metoda pada [2] [3](tambah yang punya ega) untuk mengetahui desain
radiator yang terbaik dalam menghasilkan respon frekuensi sesuai dengan standar FCC. Diharapkan dari
studi ini dapat berkonstribusi dalam mempermudah desain antenna UWB.
2. Tinjauan Pustaka
Pada aplikasi system komunikasi narrow band digunakan antenna yang berbentuk vertical untuk
mendapatkan antenna dengan polaradiasi omni directional. Diantaranya antenna yang umum digunakan
adalah antenna monopole, dipole vertical dan vertical ground plane. Bentuk Radiator antenna vertical ini
memungkinkan radiasi yang serba sama kesegala arah. Untuk menghasilkan antenna wideband/broadband
dengan polaradiasi ominidirectional, bentuk antenna vertical dimodifikasi sedemikian rupa seperti pada
antenna bowtie, biconical, antena discone, antenna spiral,[5]. Beberapa desain antenna UWB juga
mengadopsi struktur antenna Vertikal ground plane yang teridiri dari sebuah radioator dan sebuah ground
plane. Perbandingan antenna vertical ground plane dengan antenna UWB ditunjukkan pada gambar x.
162
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x
Gambar 1. Antena UWB [3], (a) tampak depan, (b) tampak belakang
Antena UWB dapat dibuat dari bahan substrate PCB yang terdiri dari sebuah patch sebagai radiator yang
ekivalen dengan radiator pada antenna vertical ground plane dan sebuah parsial ground plane pada bagian
belakang [2][3][4]. Istilah parsial ground plane karena ground plane tidak menutupi seluruh bidang dibagian
belakang radiator sebagaimana antenna patch konvensional. Permasalahan yang muncul dalam desain
antenna UWB adalah mendapatkan frekuensi kerja sesuai standar FCC dan penyesuaian impedansi. Geometri
dari radiator antenna dapat mempengaruhi frekuensi kerja dan penyesuaian impedansi antenna. Pengaturan
slot ganda pada radiator, tapered connection antara patch dengan saluran catu, dan parsial ground dapat
menghasilkan band frekuensi yang lebar dan peneyesuaian impedansi yang baik[2]. Sedangkan penggunaan
slot tunggal, step, dan ground plane digunakan pada[3] untuk mendapatkan frekuensi UWB dan
peneyesuaian impedansi. Pada makalah ini dilakukan pengujian kedua metoda yang digunakan pada [2] dan
[3] untuk mecari metoda mana yang lebih sederhana dan lebih mudah digunakan dalam penyesuaian
impedansi dan untuk mendapatkan bandwidth yang lebar.
3. Metode Penelitian
Pengujian kinerja antenna dilakukan dengan menggunakan desain pada [2][3][4] yang mempunyai geometri
yang hampir sama. Studi pamaterik dilakukan terhadap parameter, slot, tapered conection, step menggunakan
software Ie3d. karena dari [2][3][4] bagian ini adalah bagian yang sangat berpengaruh untuk mendapatkan
bandwidth dan impedansi yang baik pada frekuensi kerja UWB. Geometri antenna UWB dengan
menggunakan geometri pada [3] [2][4] masing-masing ditunjukkan pada gambar ditunjukkan pada gambar 2
Setiap bagian pada radiator dan saluran dilakukan uji numeric menggunakan software ie3d dan ukuran yang
tertera pada gambar adalah ukuran yang paling optimal untuk menghasilkan frekuensi kerja UWB. Beberapa
uji numeric terhadap bahagian radiator memberikan nilai yang baik terhadap pencapaian frekuensi kerja dan
impedansi antenna pada frekuensi kerja UWB diantaranya ukuran Step 1 dan step 2 pada gambar 2a, besar
sudut pada B pada gambar 2b dan besar ukuran F pada gambar 2c Hasil terbaik dari uji numerik kedua
antenna difabrikasi pada bahan substrate FR4 dengan konstanta dielektrik4,6 dan ketebalan 1,6 mm. pada
bagian akhir dilakukan perbandingan antara hasil simulasi studi parameterik dengan hasil pengukuran.
(a) (b) ©
163
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x
-5
-10
Return Loss (dB)
-15
-20
-25
step1 = 0 mm
-30
step1 = 1 mm
step1 = 2 mm
-35 step1 = 3 mm
step1= 4 mm
-40
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frequency (GHz)
164
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x
-5
-10
-15
-25
-45
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frequency (GHz)
-10
-20
Return Loss (dB)
-30
F = 0 mm
F = 1 mm
-40
F = 2 mm
f= 3 mm
-50
-60
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frequency (GHz)
0
simulasi
-5 pengukuran
-10
Return Loss (dB)
-15
-20
-25
-30
-35
-40
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frequency (GHz)
165
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x
0
simulation
measurement
-5
-10
-20
-25
-30
-35
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frequency (GHz)
Gambar 8. antena b
0
simulasi
pengukuran
-5
-10
Return Loss (dB)
-15
-20
-25
-30
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frequency (GHz)
Daftar Pustaka
[1] M.-G. Di Benedetto and B. R. Vojcic, “Ultra wide band wireless communications: A tutorial,” Commun.
Networks, J., vol. 5, no. 4, pp. 290–302, 2003.
[2] Z. N. Low, J. H. Cheong, and C. L. Law, “Low-cost PCB antenna for UWB applications,” IEEE Antennas Wirel.
Propag. Lett., vol. 4, no. 1, pp. 237–239, 2005.
[3] S. H. Choi, J. K. Park, S. K. Kim, and J. Y. Park, “A New Ultra-Wideband Antenna for UWB Applications,”
Microw. Opt. Technol. Lett., vol. 40, no. 5, pp. 399–401, 2004.
[4] E. Journal and K. Lumpur, “A Compact Microstrip Antenna for Ultra Wideband Applications A Compact
Microstrip Antenna for Ultra Wideband Applications,” no. December, 2011.
[5] G. A. T. Warrent L. Stutzman, “ANTENNA THEORY AND DESIGN.” John Wiley & Sons, New York, 1980.
166
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and
Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x
Biodata Penulis
Firdaus, memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST), Jurusan Teknik Elektro Program Studi Telekomunikasi Multimedia
Institit Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, lulus tahun 2004. Tahun 2010 memperoleh gelar Magister Teknik (MT)
juga di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Telekomunikasi Multimedia Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya. Saat ini sebagai Staf pada JurusanTeknik Elektro Program Studi Telekomunikasi di Politeknik Negeri Padang.
167