Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN SIMULASI DAN OPTIMASI

ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE 4 ELEMEN PADA


FREKUENSI KERJA 2,4 GHz
Ulfa Natasya1*), Jannus Marpaung2), Eka Kusumawardhani3), Fitri Imansyah4), Leonardus Sandy Ade Putra5)

1*)
Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3,4,5) Dosen Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
ulfanatasya@student.untan.ac.id; jannus.marpaung@ee.untan.ac.id; ekawardhani@ee.untan.ac.id
;fitri.imansyah@ee.untan.ac.id; leonardusandy@ee.untan.ac.id

ABSTRAK
Desain antena mikrostrip dipole empat elemen menggunakan software CST Studio Suite 2019 untuk mendapatkan
antena yang dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Antena dipole mikrostrip disusun dalam susunan elemen planar 2x2
dengan struktur gap folded dipole dan menggunakan pencatuan microstrip feedline. Material yang digunakan untuk
merancang antena ini adalah substrat FR-4 Epoxy dengan konstanta dielektrik (εr) sebesar 4,3 dengan ketebalan (h) sebesar
1,6 mm. Spesifikasi parameter yang digunakan yaitu return loss dengan nilai ≤-10 dB, VSWR <2, bandwidth, pola radiasi
yang dihasilkan yaitu omdireksional dan gain >2 dB. Hasil perancangan antena dengan bandwidth 140 MHz (5,7%). Hasil
return loss sebesar -18,571 dB, VSWR 1,267, gain sebesar 3,499 dBi dan pola radiasi omnidireksional. Desain antena
memiliki panjang patch dipole 20 mm dengan dimensi total antena 105x107x1,67mm3. Hasil perancangan sesuai dengan
spesifikasi awal, sehingga antena mikrostrip dipole dapat direalisasikan pada frekuensi 2,4 GHz.
Kata Kunci: CST Studio Suite, Gain, Mikrostrip Dipole, Return Loss, VSWR

yang sangat jauh dengan kisaran frekuensi dari 100 MHz


I. PENDAHULUAN sampai diatas 100 GHz [3].
Perkembangan komunikasi nirkabel atau dikenal Disamping mempunyai kelebihan, antena mikrostrip
wireless communication berkembang dengan pesat. Hal juga memiliki kekurangan yaitu bandwidth yang sempit,
ini dapat dilihat pada pengguna internet di Indonesia gain dan directivity yang kecil serta efisiensi yang
tahun 2019 sudah mencapai 196,7 juta jiwa dari total rendah [4]. Realisasi antena mikrostrip dipole adalah
266,9 juta populasi penduduk Indonesia [1]. Penggunaan antena yang berpola radiasi omnidireksional. Dimana
komunikasi wireless pada saat sekarang sangat populer, antena omnidireksional memancarkan dan menerima
salah satunya yaitu WiFi. WiFi menggunakan standar sinyal dari segala arah dengan daya yang sama. Dengan
IEEE 802.11 mempunyai kelebihan yaitu mengirim dan demikian, keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat
menerima data yang mempunyai kapasitas besar dengan melayani jumlah pengguna yang lebih banyak dan
cepat. Dari segi mobilitas, WiFi memudahkan biasanya digunakan untuk posisi pengguna yang melebar
penggunanya lebih leluasa untuk menggunakan sinyal [6].
tersebut ke beberapa perangkat bahkan alat elektronik Antena mikrostrip dipole umumnya didesain secara
lainnya [2]. array, karena memberikan ruang lebih sedikit
Komunikasi nirkabel tidak terlepas dari adanya dibandingkan dengan antena mikrostrip konvensional.
perangkat antena [3]. Fungsi antena sendiri mengirimkan Selain itu penyusunan secara array dapat menyelesaikan
informasi dengan mengolah sinyal listrik menjadi kekurangan dari antena mikrostrip itu sendiri agar
gelombang elektromagnetik dan mengirimkan memberikan gain dan lebar pita lebih besar.
gelombang elektromagnetik tersebut melalui udara.
Sebaliknya, antena juga berfungsi menerima gelombang II. TINJAUAN PUSTAKA
elektromagnetik dari udara kemudian mengolahnya
kembali menjadi sinyal listrik [4]. Pada penetlitian sebelumnya seperti penelitian
Hendra et al (2015) mengenai antena Mikrostrip Array
Antena mikrostrip dapat diklasifikasi menjadi 2
bentuk lingkaran dan persegi panjang dengan 4 elemen
macam kategori utama berdasarkan perbandingan lebar
pada aplikasi LTE dengan frekuensi 2,3 GHz. Penelitian
dan panjang bidangnya, yaitu antena mikrostrip dan
ini menggunakan aplikasi simulasi antena Ansoft HFFS
antena mikrostrip dipole [5]. Antena dengan lebar bidang
v.13 dengan hasil frekuensi kerja dari 2,3 hingga 2,36
yang sempit kurang dari 0.05 𝝀0 disebut antena
GHz, bandwidth 163 MHz, VSWR ≤1,9, dan gain
mikrostrip dipole.
sebesar 4,704 dBi [7].
Antena mikrostrip mempunyai karakteristik low
profile (kecil, ringan, tipis), relatif mudah untuk Penelitian yang dilakukan oleh Rohman et al (2016)
difabrikasi, lebih murah, dan dapat digunakan pada jarak megenai antena mikrostrip array patch segitiga dengan
frekuensi 2,4 GHz sebagai transceiver penguatan sinyal GHz, return loss -32,27 dB dengan frekuensi resonansi
wifi adapter dengan hasil rancangan yaitu impedansi 2,441 GHz, bandwidth 184,2 MHz, VSWR 1,049, gain
input 4,8952+ J 1,2238 Ohm, dan VSWR 1,6432. Daya 1,66 (dBi), impedansi 51,91 Ω, dan pola radiasi
pancar sinyal Wifi menggunakan aplikasi vistumbler omnidireksional [12].
dengan hasil penguatan sinyal lebih baik dibandingkan
Penelitian yang dilakukan oleh Tribuana et al (2020)
dengan bawaan pabrik dengan perbedaan 0 hingga 5
tentang antena mikrostrip dipole yang disusun secara
dBm [8].
array dengan 4 elemen berstruktur gap folded dipole
Hal serupa juga dilakukan oleh Putu et al (2017) dengan menggunakan teknik pencatuan microstrip
mengenai antena mikrostrip 4 elemen dipole yang feedline dan bahan substrate FR-4 Epoxy menunjukkan
disusun secara array untuk aplikasi LTE dengan hasil perancangan antena frekuensi 1800 MHz dengan
frekuensi 2,1 GHz. Penelitian tersebut menghasilkan nilai VSWR sebesar 1.29 dengan bandwidth sebesar 58
rancangan antena dengan bandwidth 600MHz, return MHz. Nilai return loss sebesar -17.75 dB. Nilai gain
loss sebesar -27.685 dB dan gain 6.81 dBi dengan pola antena sebesar 2.375 dBi dengan pola radiasi
radiasi omnidireksional [9]. omnidireksional. [13].
Luthfi Naufal Matondang (2019) melakukan Perancangan antena mikrostrip dipole array 4 elemen
penelitian perbandingan model T-Junction untuk saluran menggunakan pencatuan microstrip feedline. Software
pencatu antena mikrostrip array 2 elemen. Impedansi yang digunakan dalam merancang yaitu CST Suite 2019
input dari model T- Junction yang dirancang adalah dengan menggunakan parameter seperti VSWR (Voltage
sebesar 50 Ω. Penelitian menggunakan software AWR. Standing Wave Ratio)≤ 2, Return loss ≤-10 , lebar pita
Adapun rancangan model antena yang terbaik dihasilkan dari 2-5%, pola radiasi yaitu omnidireksional, dan gain
yaitu nilai return loss sebesar -22,53 dB untuk rancangan antena >2 dB.
tanpa patch dan -16,37 dB untuk rancangan
implementasi pada antena patch 2 elemen [10].
III. METODOLOGI PENELITIAN
Arnold Maruli Simangunsong (2020) melakukan
Perancangan antena mikrostrip dipole empat
penelitian perancangan dan pembuatan antena array
elemen dengan struktur gap folded dipole dan jenis
mikrostrip patch Square-circular 4 elemen dengan bahan
pencatuan microstrip feedline, dibuat mengguanakn
patch yang berbeda yaitu dari bahan tembaga dan
alumunium foil yang digunakan dalam komunikasi antar software CST Studio Suite 2019 berdasarkan persamaan
titik jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) yang sesuai dengan teori dan penelitian yang dilakukan
sebelumnya. Perhitungan dilakukan agar perancangan
dengan tujuan untuk memperkuat daya tangkap sinyal.
sesuai dengan parameter yang diinginkan. Langkah –
Proses rancang bangun menggunakan software Ansoft
langkah yang digunakan oleh penulis dapat dijelaskan
HFSS v13. Hasil simulasi yang diperoleh pada frekuensi
berikut ini.
2,4 GHz dengan return loss -18,96, VSWR sebesar 1,9
dan gain sebesar 5,5 dB. Sedangkan hasil penguatan
daya (gain) rata-rata dari antena array mikrostrip patch
square- circular bahan alumunium foil pada jarak 5
meter sebesar 19,6 dBm, pada jarak 10 meter sebesar 1
dBm, pada jarak 15 meter sebesar 7,4 dBm, dan pada
jarak 20 meter sebesar 4,8 dBm [4].
Setiawan et al (2015) juga melakukan penelitian
perancangan antena array mikrostrip patch triangular –
dipole dengan delapan elemen. Substart yang digunakan
yaitu FR-4 Epoxy dengan konstanta dielektrik 4,4 untuk
memperkuat daya tangkap sinyal wireless adapter
terhadap sinyal Wifi. Software yang digunakan yaitu
Ansoft HFSS v14. Hasil simulasi pada frekuensi 2,45
GHz dengan return loss -27,74, VSWR sebesar 0,7 dan
gain sebesar 2,81 dB dan pola radiasi direksional. Hasil
yang diperoleh penguatan daya (gain) rata-rata dari
antena pada jarak 5 meter sebesar 7,4 dBm, pada jarak
10 meter sebesar -0,4 dBm, pada jarak 15 meter sebesar -
0,2 dBm, pada jarak 20 meter sebesar 1,6 dBm, pada
jarak 25 meter sebesar 4 dBm dan pada jarak 30 meter
sebesar 4,6 dBm [11].
Penelitian lain yang serupa dilakukan oleh Ramaini
et al (2020) mengenai antena mikrostrip slot u untuk
WLAN dengan frekuensi kerja 2,4 GHz menggunakan
ground feedline dan slot pada patch. Hasil simulasi Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
didapatkan pita frekuensi kerja 2,3436 GHz – 2,5278
Jenis substrat yang digunakan adalah FR4- Epoxy 𝑐 (4)
λ𝑔 =
dengan parameter sebagai berikut : 𝑓0 √𝜀𝑟,𝑒𝑓𝑓
Tabel 1 Spesifikasi Material PCB FR4-Epoxy
3 × 108 𝑚/𝑠
Parameter Spesifikasi =
(2,45 × 109 𝐻𝑧)√3,256
Konstanta dielektrik (εr) 4.3
= 0,067854 𝑚
Tebal bahan dielektrik(h) 1.6 mm
≈ 67,85 𝑚𝑚
Loss tangent, (tan δ) 0.002
𝐿 = 𝑘 × λ𝑔 (5)
• Menentukan Elemen Dimensi Antena
Langkah perhitungan dimensi antena mikrostrip sesuai = 0,95 × 67,85 = 64,46 𝑚𝑚
dengan yang telah diuraikan,
1. Menentukan lebar patch antena (Wp) Untuk panjang lengan dipole (Lp) diperoleh dengan
1
memposisikan masing-masing lengan dipole sepanjang λ,
4
Diketahui bahwa desain antena mikrostip dipole array 2x2 karena dipole memiliki 2 lengan maka panjang keseluruhannya
(4 elemen) bahwa untuk menentukan lebar patch antena 1
menjadi λ.
menggunakan rumus lebar pencatuan pencatuan(WF) = (Wp). 2
pada persamaan (1) sebagai berikut[13].
1 64,46
Diketahui : 𝐿𝑝 = 𝐿= = 16,115 𝑚𝑚 (6)
4 4
Z0 = 50 Ω; εr = 4,3 ; h = 1,6 mm
3. Menentukan Lebar Saluran Pencatu
0,5
𝑍0 𝜀𝑟 + 1 𝜀𝑟 − 1 0,11 Pencatuan yang digunakan yaitu adalah jenis
𝐴= [ ] + [0,23 + ]
60 2 𝜀𝑟 + 1 𝜀𝑟 (1) pencatuan langsung atau microstrip feedline dimana
50 4,3 + 1 0,5 4,3 − 1 0,11 substrat terdiri dari patch dan bagian belakang terdiri
= [ ] + [0,23 + ] dari groundplane. Dalam perancangan antena mikrostrip
60 2 4,3 + 1 4,3
planar array menggunakan T-Junction yang terdiri atas
50 5,4 0,5 3,3 2 macam yaitu dari dua impendasi dan tiga buah
= [ ] + [0,23 + 0,025]
60 2 4,3 impedansi saluran pencatuan didapatkan melalui
= 1,553 persamaan (7) [7]:

𝑍 = 𝑍0 √𝑁 (7)

𝑊𝑝 8𝑒 𝐴 (2) dengan Z0= 50 Ω dan N=2, maka


= 2𝐴
1,6 𝑒 −2
𝑍2 = 𝑍0 √𝑁 = 50 × √2 = 70,71 Ω
𝑊𝑝 8𝑒1,553
= 2(1,553)
1,6 𝑒 −2 dan untuk Z3, dengan N=3, maka
𝑊𝑝 8𝑒1,553
= 2(1,553) 𝑍3 = 𝑍0 √𝑁 = 50 × √3 = 86,60 Ω
1,6 𝑒 −2
8𝑒1,553 Selain menggunakan rumus untuk mengetahui lebar
𝑊𝑝 = × 1,6 = 2,975 𝑚𝑚 saluran pencatu dapat menggunakan CST Studio Suite
𝑒 2(1,553) − 2
dengan cara memilih bagian Impedance Calculation.
4. Menentukan Jarak Antar Elemen
2. Menentukan panjang lengan antena dipole (Lp) Pengaturan jarak antar elemen dilakukan dengan
Selanjutnya menghitung panjang lengan antena menggeser elemen-elemen pada antena array dengan
mikrostrip dipole (Lp) pada persamaan (6). Sebelum jarak pisah tertentu. Pada perancangan antena mikrostrip
menghitung panjang lengan dipole, cari terlebih dahulu ε𝑟,𝑓𝑓 planar array hal yang harus diperhatikan adalah jarak
menggunakan persamaan (3). antar patch agar tidak saling berdekatan. Untuk itu jarak
antar elemen diatur seoptimal mungkin untuk
memungkinakan kinerja antena semakin baik. Jarak antar
𝜀𝑟 + 1 𝜀𝑟 − 1 1 (3) elemen diukur dari titik sisi patch satu ke titik pusat
𝜀𝑟,𝑒𝑓𝑓 = + patch lainnya. Jarak antar patch antena dapat dihitung
2 2
ℎ menggunakan persamaan (8).
√1 + 12 𝑊
𝑝
[ ( )]
𝑐 3 × 108 (8)
𝑑= = = 0,06122 𝑚
2𝑓0 2(2,45 × 108 )
4,3 + 1 4,3 − 1 1
= + = 61,22 𝑚𝑚
2 2 1,6

[ ( 1 + 12 3 )]
= 3,256
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Elemen Tunggal Setelah Dioptimasi

Gambar 5 Pola Radiasi Elemen Tunggal dioptimasi

Hasil gain antena dengan nilai 0,5910 dBi. Hasil tersebut


kecil, belum memenuhi parameter gain antena yaitu >2 dBi.
Gambar 2 Hasil Return Loss Elemen Tunggal Setelah Untuk meningkatkan nilai gain, maka antena didesain dengan
Dioptimasi menambah jumlah elemen antena. Untuk pola radiasi antena
mikrostrip dipole satu elemen setelah dioptimasi ditunjukkan
𝑓2 + 𝑓1 2,65 + 2,26 pada gambar 5, bahwa pola radiasi yang dihasilkan oleh elevasi
𝑓𝑐 = = = 2,455 𝐺𝐻𝑧 (9) adalah omnidirectional, dimana pola pancarnya mengarah
2 2 keseluruh arah.
𝐵𝑊 = 𝑓2 − 𝑓1 = 2,65 − 2,26 𝐺𝐻𝑧 (10)
= 0,39 𝐺𝐻𝑧 = 390 𝑀𝐻𝑧 2. Desain Antena Dipole Empat Elemen
Setelah antena dipole satu elemen telah dioptimasi,
Gambar 2 menunjukkan bahwa hasil return loss antena maka antena empat elemen dapat dirancang. Untuk t-junction
satu elemen setelah dioptimasi dengan frekuensi 2,45 GHz yang digunakan dengan impedansi 50 Ω, 70.71 Ω, dan 86.6 Ω.
yaitu -15.367 dB. Hasil return loss sudah sesuai dengan syarat Penggunaan t-junction untuk mendukung impedansi matching
parameter desain antena yaitu kurang dari -10 dB. Frekuensi pada saluran transmisi. Fungsi dari impendasi matching agar
tengah pada persamaan (9) dan bandwidth pada persamaan (10) impendansi input sesuai dengan impedansi output, selain itu
dihasilkan secara berurutan yaitu 2,455 GHz, dan bandwidth memaksimalkan daya kirim dari sumber ke beban, dan
390 MHz atau sebesar 16% dari frekuensi tengah. meminimalisasi rugi – rugi di saluran [17].

Gambar 3 Hasil VSWR Satu Elemen Setelah


Dioptimasi

Gambar 3 nilai VSWR antena dipole elemen tunggal


setelah dioptimasi menunjukkan angka 1,455. Hasil VSWR
tersebut telah memenuhi syarat parameter desain antena yaitu
<2. Nilai VSWR telah mendekati 1 yaitu 1,455, bahwa nilai
VSWR akan menunjukkan impedansi input terhadap feeder
tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching
sempurna.

Gambar 6 Tampak Depan Antena Dipole Empat


Elemen

Gambar 4 Hasil Gain Elemen Tunggal Setelah Dioptimasi


𝐵𝑊 = 𝑓2 − 𝑓1 = 2,51 − 2,37 𝐺𝐻𝑧 = 0,14 𝐺𝐻𝑧
= 140 𝑀𝐻𝑧 (5,7%)

Gambar 8 menunjukkan bahwa hasil return loss antena


empat setelah disimulasi. Hasil return loss sudah sesuai dengan
syarat parameter desain antena yaitu kurang dari -10 dB
dengan rentang frekuensi dari 2,37-2,51 GHz, sudah termasuk
di rentang 2,4 GHz. Frekuensi tengah dan bandwitdh
dihasilkan secara berurutan yaitu 2,44 GHz dengan hasil return
loss -18,571 dB. Bandwidth 140 MHz atau sebesar 5,7% dari
frekuensi tengah.

Gambar 7 Tampak Belakang Antena Dan Belakang


Dipole Empat Elemen Gambar 9 Hasil VSWR Antena Mikrostrip Empat Elemen

Tabel 2. Parameter Antena Dipole Empat Elemen Gambar 9 menunjukkan nilai VSWR antena dipole
empat elemen setelah dioptimasi dengan frekuensi tengah 2,44
GHz yaitu 1,267. Hasil VSWR tersebut telah memenuhi syarat
Parameter Ukuran (mm) parameter desain antena yaitu VSWR <2.
W (lebar substrat) 105
L (panjang substrat) 107
lp (panjang patch dipole) 20
Wp (lebar patch) 2,975
g (Gap) 0,8
Wf (lebar feedline 50) 3,137
W1(lebar feedline 70.71) 1,641
W2 (lebar feedline 86.60) 1,05
lf (panjang feedline) 12
l1(panjang feedline 70.71) 15
l2(panjang feedline 86.6) 15 Gambar 10 Gain Antena 3D Mikrostrip Empat Elemen
d(jarak patch antena) 61,22
hgp(tinggi groundplane) 5
Ukuran panjang patch dipole (lp) pada antena dipole
empat elemen dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7,
mengalami pertambahan yang signifikan terhadap panjang
patch pada antena dipole elemen tunggal. Panjang dipole
elemen tunggal telah dioptimasi yaitu 14,65 mm menjadi 20
mm. Panjang t-junction untuk impendasi 70,71 dan 86,6, serta
panjang feedline (lf) berurutan yaitu 15mm, 15mm, dan 12mm.
Hal ini disebabkan adanya penambahan tinggi groundplane, Gambar 11 Gain Antena Mikrostrip Empat Elemen
pemasangan t-junction, dan sebagainya [17], [20]. Terhadap Frekuensi

Hasil gain antena berdasarkan Gain IEEE dari perangkat


lunak CST Studio Suite untuk empat elemen dipole dapat
dilihat pada gambar 4.20 dan gambar 4.21. Gambar 4.20
menunjukkan gain berbentuk 3D dan gambar 2.21
menunjukkan grafik nilai gain terhadap frekuensi. Hasil 3D
menunjukkan nilai gain sebesar 3,429 dBi. Untuk hasil grafik
gain pada frekuensi 2,44 GHz 3,499 dBi. Hasil gain antena
dipole empat elemen sudah memenuhi syarat desain parameter
Gambar 8 Hasil Return Loss Empat Elemen
gain antena yaitu >2 dBi.

𝑓2 + 𝑓1 2,51 + 2,37
𝑓𝑐 = = = 2,44 𝐺𝐻𝑧
2 2
mikrostrip patch square-circular untuk aplikasi
wireless local area network (WLAN),” J. Tek.
Elektro Untan, 2020.
[5] R. Garg, P. Bhartia, I. Bahl, and A. Ittipiboon,
Microstrip Antenna Design Handbook. Boston.
London: Artech House, Inc, 2001.
[6] C. A. Balanis, Antenna Theory: Analysis and
Design, 4th Editio. New York: John Wiley &
Sons. Inc., 2016.
[7] R. J. Hendra, Y. Rahayu, and E. Safrianti,
“Analisis Antena Mikrostrip Array Bentuk
Lingkaran Dan Persegi Panjang Menggunakan
Simulasi Untuk Aplikasi LTE Frekuensi 2.3
Gambar 12 Pola Radiasi Antena Mikrostrip Empat Elemen
Ghz,” Jom FTEKNIK, vol. 2, no. 1, pp. 1–14,
Untuk pola radiasi antena mikrostrip dipole satu elemen 2015.
setelah dioptimasi ditunjukkan pada gambar 4.22, bahwa pola [8] A. S. Rohman, F. Imansyah, and F. T. P. W,
radiasi yang dihasilkan oleh elevasi adalah omnidirectional, “Rancang bangun antena array microstrip
dimana pola pancarnya mengarah keseluruh arah. Pola radiasi dengan frekuensi 2,4 GHz sebagai transceiver
yang dihasilkan telah sesuai syarat parameter desain antena penguatan sinyal wifi adapter,” J. Tek. Elektro
yang telah ditentukan. Untan, 2016, doi:
Tabel 3 Hasil Parameter Antena Dipole Empat Elemen 10.2473/shigentosozai1953.83.947_421.
[9] N. Putu et al., “Perancangan dan realisasi antena
Parameter Hasil
mikrostrip 4 larik dipole pada frekuensi 2.1 GHz
Return Loss(dB) -18,571 untuk aplikasi LTE,” in e-Proceeding of Applied
VSWR 1,267 Science, 2017, vol. 3, no. 2, pp. 1031–1038, doi:
Gain (IEEE) (dBi) 3,499 2442-5826.
Frekuensi Tengah (GHz) 2,44 [10] L. N. Matondang, “Analisis perbandingan model
T-junction pada antena mikrostrip array 2
Rentang Frekuensi (GHz) 2,37-2,51
elemen dengan impedansi input 50 Ω,” Medan,
Bandwidth (MHz) 140 MHz 2019.
Bandwidth (%) 5,7% [11] A. Setiawan et al., “Perancangan antena
Pola Radiasi omnidireksional mikrostrip patch triangular-dipole menggunakan
metode array 2x4 untuk aplikasi wireless local
area network (WLAN),” J. Tek. Elektro Untan,
V. PENUTUP 2015.
[12] S. Ramaini, S. Uzma, and Yulindon, “Desain
Berdasarkan hasil perancangan, proses simulasi, dan antena mikrostrip slot U untuk WLAN frekuensi
optimasi dapat disimpulkan bahwa antena mikrostrip dipole
kerja 2.4 GHz,” in Seminar Nasional Terapan
empat elemen yang telah dirancang mampu bekerja pada
rentang frekuensi 2,37-2,51 GHz dengan bandwidth 140 MHz Riset Inovatif (SENTRINOV), 2020, vol. 6, no. 1,
(5,7%) dengan frekuensi tengah 2,44 GHz yang memiliki pp. 770–777.
return loss sebesar -18,571 dB, VSWR bernilai 1.267, gain [13] D. Tribuana, T. Dewi, A. Nurdin, I. Ziad, and J.
3,499 dBi, serta pola radiasi omnidireksional. Antena memiliki S. Negara, “Perancangan antena mikrostrip
panjang patch dipole 20 mm dengan dimensi total antena dipole 4 elemen pada frekuensi 1800 MHz untuk
105x107x1,67mm3. Penambahan jumlah elemen antena aplikasi 4G,” Semin. Nas. Terap. Ris. Inov., vol.
berpengaruh terhadap peningkatan gain. Seperti, antena dipole 6, no. 1, pp. 244–251, 2020.
empat elemen memiliki gain 3,499 dBi lebih besar [14] M. A. Afridi, “Microstrip Patch Antenna −
dibandingkan dengan elemen tunggal memiliki gain 0,591 dBi.
Designing at 2.4 GHz Frequency,” Biol. Chem.
Res., vol. 2015, pp. 128–132, 2015.
DAFTAR PUSTAKA [15] M. Alaydrus, Antena Prinsip dan Aplikasi,
[1] APJII, “Laporan Survei Internet APJII 2019 – Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
2020,” Asos. Penyelenggara Jasa Internet [16] I. Surjati, Antena Mikrostrip : konsep dan
Indones., vol. 2020, pp. 1–146, 2020, [Online]. aplikasinya. Jakarta: Universitas Trisakti, 2010.
Available: https://apjii.or.id/survei. [17] P. A. Alfadil and A. H. Rambe, “Studi
[2] M. Nasir, “PERBANDINGAN TEKNOLOGI Perancangan Saluran Pencatu Untuk Antena
WIMAX DENGAN WI-Fi,” J. Ilm. Matrik, no. Mikrostrip Array Elemen 2X2 Dengan
12, pp. 43–52, 2013. Pencatuan Aperture Coupled,” no. 1, pp. 19–24,
[3] Iswandi and A. H. Rambe, “Rancang bangun 2014.
antena mikrostrip dipole untuk frekuensi 2,4 [18] P. S. Nakar, “Design of a Compact Microstrip
GHz,” J. USU, vol. 10, no. 26, pp. 30–36, 2015. Patch Antenna for Use in Wireless/Cellular
[4] A. M. Simangunsong, F. Imansyah, and D. Devices,” Diginole.Lib.Fsu.Edu/Cgi, p. 74,
Suryadi, “Rancang bangun antena array 2004, [Online].Available:
http://diginole.lib.fsu.edu/cgi/viewcontent.cgi?ar
ticle=3420&context=etd.
[19] K.-L. Wong, Broadband Dual-Frequency and
Dual-Polarized Microstrip Antennas, vol. 3.
2003.
[20] F. R. Medina and Edwar, “Perancangan Dan
Simulasi Multi Layer Parasitic Antena Array
Mikrostrip 1X2 Dengan Patch Persegi,” pp. 1–
11, 2018.

BIOGRAFI
Ulfa Natasya, lahir di Pontianak,
Kalimantan Barat pada tanggal 25
September 1998. Menempuh
Pendidikan Strata 1 (S1) Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas
Tanjungpura mulai tahun 2016.
Memperoleh gelar sarjana dari
Program Studi Teknik Elektro
Universitas Tanjungpura pada tahun 2022.
ABSTRACT
The design of the four-element dipole microstrip antenna uses the CST Studio Suite 2019 software to get an antenna that can work at a
frequency of 2.4 GHz. The microstrip dipole antenna is arranged in a 2x2 planar element with a gap folded dipole structure and uses a
microstrip feedline. The material used to design this antenna is FR-4 Epoxy substrate with a dielectric constant (εr) of 4.3 and a thickness (h) of
1.6 mm. The parameters used are return loss ≤10, VSWR >2, bandwidth, radiation pattern and gain >2 dB. The results of the antenna design
with a bandwidth of 140 MHz (5.7%). The results of the return loss are -18,571 dB, VSWR 1,267, gain 3,499 dBi and omnidirectional radiation
pattern. The antenna design has a patch dipole length of 20 mm with a total antenna dimension of 105x107x1.67mm 3. The design results are in
accordance with the initial specifications, so that the dipole microstrip antenna can be realized at a frequency of 2.4 GHz.
Keywords: CST Studio Suite, Gain, Dipole Microstrip, Return Loss, VSWR

Anda mungkin juga menyukai