Anda di halaman 1dari 12

JITE, 5 (1) July 2021 ISSN 2549-6247 (Print) ISSN 2549-6255 (Online)

JITE (Journal of Informatics and


Telecommunication Engineering)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jite DOI : 10.31289/jite.v5i1.4927

Received: 23 February 2021 Accepted: 28 June 2021 Published: 16 July 2021

Design Of Triangular Array Microstrip Patch For Antenna 5g


Application

Imelda Simanjuntak1)*, Agus Dendi Rochendi1), Ketty Siti Salamah1),


& Diah Sucita Safitri2)

1)Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta, Indonesia
2)Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, Jakarta, Indonesia

*Coresponding Email: imelda.simanjuntak@mercubuana.ac.id


Abstrak
Tren penelitian antena mikrostrip pada rentang frekuensi milimeter cukup hangat di bahas beberapa tahun
terakhir. Dengan tujuan meningkatkan lebar pita, pancaran gain dan return loss yang sesuai dengan standar
kebutuhan 5G dalam dimensi yang cukup kecil dan kompleksitas yang rendah. Sebelumnya telah di lakukan
beberapa penelitian antena mikrostrip dengan patch konvensional, kemudian dilanjutkan dengan model patch
triangular array. Antena yang dirancang menggunakan jenis Substrat Duroid 5880 dengan ketebalan 1,575 mm dan
nilai konstanta dielektrik sebesar 2,2 disimulasikan menggunakan software Computer Simulation Technology
(CST). Hasil simulasi menunjukkan pada frekuensi 28 GHz dengan nilai return loss sebesar -26.98 dB, VSWR 1.09,
gain 8.8 dB, nilai HPBW sebesar 25.6° dan main lobe sebesar 21.0 dBi. Antena ini dapat bekerja dengan baik pada
range millimeter wave untuk teknologi 5G. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dengan patch
konvensional, antena patch triangular array ini memberikan hasil pengukuran yang lebih baik.
Kata Kunci: Antena Mikrostrip, Antena 5G, Patch Triangular Array.

Abstract
The trend of research on microstrip antennas in the millimeter frequency range has been hotly discussed in recent
years. With the aim of increasing the bandwidth, beam gain and return loss in accordance with the standards of 5G
needs in a fairly small dimension and low complexity. Previously, several studies of microstrip antennas with
conventional patches have been carried out, then followed by a triangular array patch model. The antenna designed
using Duroid 5880 substrate with a thickness of 1.575 mm and a dielectric constant value of 2.2 was simulated using
Computer Simulation Technology (CST) software. The simulation results work at a frequency of 28 GHz with a return
loss value of -26.98 dB, VSWR 1.09, gain 8.8 dB, HPBW value of 25.6° and main lobe of 21.0 dBi. This antenna can work
well on millimeter wave range for 5G technology. Compared with previous studies of microstrip antennas, this
triangular array patch antenna provides better measurement results.
Keywords: Antena Mikrostrip, Antena 5G, Patch Triangular Array.

How to Cite: Simanjuntak, I., Rochendi, A. D., Salamah, K. S., & Safitri, D. S. (2021). Design Of Triangular Array
Microstrip Patch For Antenna 5G Application. JITE (Journal Of Informatics And Telecommunication Engineering). 5
(1): 176-187

I. PENDAHULUAN

5G adalah teknologi nirkabel generasi kelima untuk jaringan seluler digital yang mulai digunakan
secara luas pada tahun 2019. Spektrum frekuensi 5G dibagi menjadi gelombang milimeter, mid-band dan
low-band. Band rendah menggunakan rentang frekuensi yang sama dengan pendahulunya, 4G (Junasi
Haidi,2020). antena mikrostrip adalah tipe antena yang paling banyak digunakan dalam sistem
komunikasi radio. S. Pandey (2019) mendefenisikan antena mikrostrip sebagai konduktor yang
ditempelkan pada groundplane dan bahan dielektrik. Dengan struktur utama yaitu patch, substrate dan
groundplane. Keunggulan lainnya adalah dari sisi ukuran dan bentuk antena. Harga fabrikasi yang
terjangkau dan dapat menghasilkan performansi yang baik (Rochendi dkk., 2020). Gain dan efisiensi yang
rendah serta lebar pita yang sempit merupakan kekurangan dari antena mikrostrip(Christyono dkk.,
2016). Karena dimensi dari antena ini sangat kecil sehingga diperlukan ketelitian yang tinggi dalam
perancangan dan pembuatannya (Putra dkk., 2016 ) karena efeknya menyebabkan banyaknya rugi daya
sehingga terjadi polarisasi silang, maka struktur feed antena yang lebih kompleks.
Menurut M Raymond L.tobing (2011) sebagaimana dikutip E. A. Sarfina dkk (2017:8) dari sekian
banyak bentuk patch, bentuk triangular memiliki keuntungan lebih daripada yang konvensional karena
menghasilkan karakteristik radiasi yang sama dan merata. Hal ini tentunya sangat menguntungkan dari
sisi fabrikasi antena.
B. Ayuningtyas dan T. Muliyaningsih (2014) dalam E. A. Sarfina dkk (2017:6) menyatakan bahwa
antena mikrostrip array merupakan pengembangan dari antena mikrostrip tunggal yang digabungkan
dengan beberapa elemen peradiasi yang membentuk suatu jaringan. Antena mikrostrip array dapat
berbentuk seri atau paralel maupun penggabungan dari keduanya. Berikut beberapa penelitian antena
mikrostrip triangular pada frekuensi 5G.
Penelitian yang di lakukan E.A. Sarfina dll (2017) dengan judul “Analisis Perancangan Antena
Mikrostrip Patch Segitiga Array untuk Aplikasi WLAN 2, 4 GHz “ dirancang sebuah antena mikrostrip pacth
segitiga array dengan frekuensi 2,4GHz menghasilkan pola radiasi omnidireksional untuk kebutuhan
jaringan WLAN. F. W. Ardianto dkk (2019) mendesain Antena Mikrostrip Rectangular dengan formasi
array 1x2 dengan menggunaka U-Slot pada frekuensi 28 GHz menghasilkan polarisasi yang linear lebih
dari 40dB.
Penelitian J. Haidi (2020 ) dengan judul “Desain Atena Mikrostrip Bentuk Lingkaran Menggunakan
Metode Pencatuan Langsung dan Slot Untuk Antena 5G“membahas antena mikrostrip dengan desain
bentuk lingkaran menggunakan metode pencatuan langsung. Kinerja antena dapat ditingkatkan dengan
cara memberian slot pada patch antena untuk meningkatkan lebar bandwidth dan menurunkan nilai
return loss.
Teknik U slot ganda terbukti dapat meningkatkan bandwidth Antena sebesar 68%. Perbandingan
penelitian satu dan dua U slot menghasilkan bandwidth sebesar 76% (Efri sandi dkk,2020)
Kebaruan dari penelitian ini adalah mendesain antena mikrostrip dengan modifikasi bentuk patch
triangular array pada frekuensi 28 Ghz (mmwave) menggunakan substrat duroid 5880. Kebanyakan
modifikasi patch antena untuk frekuensi kerja mmwave menggunakan patch bentuk segiempat. Oleh
karena itu, akan di coba dengan bentuk patch segitiga yang sebelumnya sudah diuji coba pada frekuensi di
bawah 6 Ghz. Penelitian sebelumnya antena mikrostrip dengan patch konvensional tetapi terintegrasi
dengan reflektor, dengan hasil yang bisa dikatakan baik walaupun belum memenuhi standar kebutuhan
aplikasi 5G. Kemudian perbaikan dilakukan melalui penelitian periode ini dengan melakukan modifikasi
patch antena mikrostrip dengan model triangular array tetap pada range frekuensi kerja gelombang
mmwave untuk aplikasi 5G

II. STUDI PUSTAKA

A. Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip sangat cocok digunakan untuk perangkat telekomunikasi dengan
mempertimbangkan bentuk dan ukuran. Struktur antena mikrostrip terdiri dari patch, substrate dan
ground. Menurut Herudin (2012) dalam penelitian Jherino Permana Putra & Yusnita Rahayu (2018:2)
struktur Antena Mikrostrip Patch Tunggal terlihat jelas pada gambar 1. Ketebalan strip, biasanya
diabaikan. Ketebalan substrate, permitivitas relatif, dan lebar strip menentukan impedansi gelombang
mikrostrip.
Gambar 1. Struktur Antena Mikrostrip Patch Tunggal
(Sumber: Putra & Rahayu, 2018)
Patch berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara. Struktur lainnya adalah
substrate dielektrik yang terbuat dari bahan-bahan dielektrik. Substrat biasanya mempunyai tinggi (h)
antara 0,002λ0 – 0,005λ0. Berfungsi sebagai media penyalur GEM dari catuan. Karakteristik substrat
sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter antena. Kemudian ground plane bisa terbuat dari
bahan konduktor. Ukurannya selebar dan sepanjang substrat. Fungsi ground plane adalah sebagai ground
antena

B. Dimensi Antena Mikrostrip Triangular

1. Panjang Sisi Patch


Dimensi antena mikrostrip triangular dapat diperoleh dengan persamaan mencari panjang sisi patch
berbentuk segitiga. Bentuk patch segitiga ditunjukkan pada Gambar 3.4 (E. A. Sarfina dkk, 2017)

Gambar 2 Bentuk Patch Segitiga


(Sumber: E. A. Sarfina dkk, 2017)
Panjang sisi (a) patch triangular dihitung menggunakan persamaan berikut:
𝑓𝑟 = (2c )/(3a √εr) (2.1)
𝑎 = (2c )/(3fr √εr) (2.2)
Saat dilakukan perancangan panjang sisi segitiga dari hasil perhitungan harus dikurangi agar
tercapai nilai effetive. Pengurangan nilai panjang sisi lebih dikarenakan adanya efek medan fringing (sisi
tepi) antara peradiasi (patch) dengan ground plane, efek ini dapat dihitung terhadap effective relative
permitivity (aeff). Untuk penentuan panjang sebenarnya digunakan nilai aeff yang diformulasikan melalui
persamaan:
𝑎𝑒𝑓𝑓 = 𝑎 + ℎ (𝜀𝑟 ) − (1/2) (2.3)
Dimana:
a = Panjang sisi patch (mm)
aeff = Panjang sisi efektif (mm)
h = Ketebalan substrat (mm)
fr = Frekuensi kerja pada antena (GHz)
c = Kecepatan cahaya di ruang bebas (3 x 10 m/s)
𝜀r = Konstanta dielektrik relatif substrat

178
2. Return loss
Return loss adalah terjadinya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan
beban (antena)(Herudin, 2016). Akibatnya tidak semua daya dapat diradiasikan maksimal. Rumus return
loss dapat dihitung menggunakan persamaan :
RL (dB) = 20 Log |Γ| (2.4)
Simulasi nilainya dibawah -10dB untuk nilai VSWR <2, Oleh karena itu, nilai gelombang yang
direfleksikan tidak lebih besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan (matching)

3. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)


Merupakan rasio antara amplitudo gelombang berdiri maksimum (|V|max) dengan minimum
(|V|min). koefisien refleksi adalah rasio antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang
dikirimkan(Mudrik Alaydrus, 2011).

(2.5)

Koefisien refleksi tegangan (Γ) dengan nilai kompleks, merepresentasikan nilai magnitudo dan fasa.
Ketika bagian imajiner dari Γ adalah nol, maka:
Γ = −1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat
Γ = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna
Γ = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka.
Rumus untuk mencari nilai VSWR adalah:

(2.6)
Nilai VSWR yang baik pada suatu antena adalah bernilai 1 yang berarti tidak ada refleksi ketika
saluran dalam keadaan matching sempurna.

4. Bandwidth
Bandwidth sebuah antena didefiniskan sebagai interval frekuensi, didalamnya antena bekerja
dengan yang ditetapkan oleh spesifikasi yang diberikan. Spesifikasi tersebut melisputi impedansi masukan,
polarisasi, gain, VSWR, return loss. Perfomansi antena yang baik biasanya substrat diset lebih tebal dengan
konstanta dielektrik yang rendah. Sehingga efisiensi dan radiasi yang lebih baik serta bandwidth yang
lebih lebar, dapat dihasilkan. Bandwidth dapat dihitung menggunakan rumus (Hidayatul Amin & Yusnita
Rahayu, 2018):
…….……… (2.7)
Dimana:
BW = Bandwidth
f1 = Frekuensi paling tinggi (Hz)
f2 = Frekuensi paling rendah (Hz)
fc = Frekuensi tengah (Hz)

5. Gain (Penguatan)
Gain adalah sebuah parameter Antena yang mengukur kemampuan antenna dalam mengarahkan
radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Dengan kata lain, Gain menetukan seberapa
besar sebuah antena memfokuskan energi pancarnya(Asril, A.A, dkk., 2019).
Jika arah tidak ditentukan, maka perolehan daya biasanya diperoleh dari arah radiasi maksimum.
Pada umumnya Gain diberikan dalam bentuk desibel. Secara matematis persamaan konversinya dapat
ditulis:
Ga(dB) = Pa(dBm) – Pref(dBm) + Gref(dB) (2.9)
Dimana:
Ga = Gain antena yang diukur
Pa = Level daya diterima antena yang diukur
Pref = Level daya dikirim antena referensi
Gref = Gain antena referensi

6. Pola Radiasi
Pola Radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran radiasi yang berkaitan dengan kekuatan
gelombang radio yang dipancarkan oleh antena ataupun tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh
antena pada sudut yang berbeda. Bentuk pola radiasi adalah pola omnidirectional pattern yaitu pola
radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi dan pola directive yang membentuk bola berkas yang
sempit dengan radiasi yang tinggi (Imelda U.V. Simanjuntak & Sahlah, 2019).

III. METODE PENELITIAN


A. Diagram Alir Perancangan Antena dan Pabrikasi Antena Mikrostrip
Tahapan – tahapan tersebut disajikan dalam bentuk diagram alir yang ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Flowchart Perancangan dan Pembuatan Antena


Jika nilai parameter antena yang diinginkan sudah sesuai maka proses selanjutnya pabrikasi antena.
Pabrikasi antena mikrostrip menggunakan jenis material rogers RT/duroid 5880

180
B. Perancangan Dimensi Antena Patch Triangular Array
Berdasarkan hasil perhitungan dalam perancangan diatas maka didapat desain antena seperti pada
Gambar 5

5,35
mm
4,80
4,14 mm
mm

4,80 1,80
mm mm

4,00 16,01m
mm m
1,80 11,32
mm mm
8,00
mm
Gambar 5. Hasil Perancangan Antena Mikrostrip Patch Triangular Array
Setelah model antena sudah dirancang secara manual selanjutnya akan dilakukan proses simulasi
dengan menggunakan software CST. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perhitungan awal, dapat
dilihat pada Tabel 3.3 untuk nilai parameternya :
Tabel 1. Nilai Parameter Antena Sebelum Dioptimasi
No. Variabel Ukuran Keterangan
(mm)
1 Lpcb 25,00 Panjang substrat (mm)
2 Wpcb 25,00 Lebar substrat (mm)
3 a 4,8 Panjang sisi patch (mm)
4 Ts 4,14 Tinggi patch segitiga (mm)
5 d 5,35 Jarak antar patch (mm)
6 Lt 1,80 Panjang saluran transformer (mm)
7 WzL 16,01 Lebar saluran ZL (mm)
8 WzT 11,32 Lebar saluran ZT (mm)
9 Wzo 8,00 Lebar saluran Zo (mm)

Nilai yang diperoleh pada Tabel 1 tersebut merupakan nilai parameter antena sebelum dioptimasi.
Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi. Pada saat optimasi dilakukan perubahan ukuran patch, lebar
saluran, dan panjang saluran pencatu antena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pabrikasi Antena Mikrostrip Patch Triangular Array
Bentuk fisik antena mikrostrip patch triangular array setelah dipabrikasi dapat dilihat pada Gambar
6. yang sudah dipasang connector SMA femalLE

Gambar 6. Pabrikasi Antena Mikrostrip Patch Triangular Array


B. Optimasi Parameter Antena Menggunakan Simulasi CST

Optimasi parameter antena dilakukan agar rancangan antena yang memiliki parameter antena yang
ideal. Cara yang dilakukan untuk mengoptimasi parameter antena ialah dengan merubahan atau
memvariasikan beberapa nilai parameter awal yang telah ditentukan sampai mendapatkan hasil
karakteristik antena yang diinginkan. Pada Gambar 7. ditampilkan beberapa hasil optimasi.

Gambar 7. Hasil Optimasi Berulang


Dari hasil optimasi menunjukkan bahwa yang mendekati dengan karakteristik antena yang paling
bagus ditunjukkan pada Gambar 7 hasil ini adalah hasil yang paling bagus dari semua hasil optimasi.

Gambar 8. Return Loss Setelah Dioptimasi


Didapat nilai return loss sebesar -26.98 dB yang bekerja pada frekuensi 28.48 GHz. Nilai ini sudah
sesuai dengan spesifikasi parameter antena yang sudah ditentukan. Dimana frekuensi kerja sudah sesuai
dan return loss ≤ -10dB. Untuk mendapatkan nilai bandwidth, dapat diukur lebar pada rentang frekuensi
pada grafik return loss dengan batasan -10 dB.

Gambar 9. Grafik Return Loss untuk Menentukan Bandwidth

Pada bagian sudut kiri bawah Gambar 9. terdapat keterangan yang menunjukan batas bawah nilai -
10 dB adalah 24.951GHz sedangkan batas atas -10 dB yaitu 32.632GHz. Perhitungan nilai bandwidth,
dilakukan dengan mengurangi nilai frekuensi tinggi ke nilai frekuensi rendah. Sehingga nilai bandwidth
yang didapat pada simulasi sebesar 7.681 GHz. Nilai bandwith yang dihasilkan sangatlah besar, tetapi
untuk antena mikrostrip patch triangular array dengan frekuensi 28GHz nilai ini adalah nilai yang paling
maksimal dari hasil optimasi yang lain. Untuk nilai VSWR yang sudah dioptimasi dapat dilihat pada
Gambar 10. berikut:

182
Gambar 10. VSWR Setelah Dioptimasi

Berdasarkan Gambar 10 nilai VSWR yang didapat yaitu 1.09 pada frekuensi 28.48GHz. Nilai VSWR
ini dapat dikatakan baik karena masih dalam rentang yang diharapkan yaitu VSWR ≤ 2.

Gambar 11. Gain Antena Miksrostrip 28GHz


Pada Gambar 11 adalah nilai gain setelah dioptimasi. Berdasarkan gambar tersebut diapat nilai gain
sebesar 8.80 dB. Nilai tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi antena yaitu ≥ 5 dB. Untuk bentuk pola
radiasi 2D antena ini dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Bentuk Pola Radiasi Antena 2D

Pada Gambar 12 menunjukkan nilai HPBW sebesar 25.6° dan main lobe sebesar 21.0 dBi. Nilai
HPBW yang didapatkan sangat terarah. Hasil parameter antena setelah dioptimasi dengan menggunakan
software CST tersebut menghasilkan beberapa ukuran yang nilainya berbeda jauh dengan perhitungan
awal sebelum dilakukan optimasi. Berikut adalah tabel perbandingan hasil simulasi dari jurnal penelitian
serupa dengan frequency yang sama yaitu 28GHz. Tabel 2. Perbandingan Hasil Simulasi antena 28GHz.
Tabel 2. Perbandingan Hasil Simulasi antena 28GHz
No. Judul Frek.(Ghz) Return VSWR Bandwdth
Loss
(db)
Jurnal 1 Microstrip Patch Antenna at 28 Ghz for 5G 27.91 -12.59 1.77 -
applications
Jurnal 2 Desain Antena Microstrip Rectangular Patch 28 -29.38 - 1.62 Ghz
Array 1 2 dengan U-slot Frekuensi 28 Ghz
Jurnal 3 Desain antena mikrostrip bentuk lingkaran 28 -36.87 1.08 1.044 Ghz
menggunakan metode pencatuan langsung dan
slot untuk antena 5G
Jurnal 4 Perancangan antena mikrostrip milimeter wave 28 -26.55 - 600 Mhz
yagi array 11 elemen pada frekuensi 28 Ghz
Yang di Rancang Bangun antena mikrostrip patch 28.48 -26.98 1.09 7.68 Ghz
usulkan triangular array untuk antena 5G

C. Pengukuran Antena Mikrostrip

Setelah melakukan simulasi, optimasi, dan pabrikasi pada antena mikrostrip, dilakukan pengukuran
terhadap hasil pabrikasi di Laboratorium LIPI. Pengukuran pertama menggunakan Network Analyzer
(VNA) Anritsu MS46322A yang bekerja pada frekuesi 300 KHz sampai dengan 40 GHz. Pada pengukuran
ini antena mikrostrip dihubungkan dengan network analyzer menggunakan kabel coaxial 50 ohm.
pengukuran ini untuk parameter return loss, VSWR, dan bandwidth. Seperti terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Pengukuran Antena Mikrostrip


1. Hasil Pengukuran Return Loss
Pengukuran return loss dilakukan untuk mengukur perbandingan gelombang yang dipantulkan
dengan gelombang yang dikirim. Gelombang pantul terjadi akibat impedansi antara beban (antena) dan
saluran transmisi mengalami ketidak sesuaian (mismatched). Grafik pengukuran return loss antena
mikrostrip patch triangular array yang telah dilakukan menggunakan network analyzer Anritsu
MS46322A.

Gambar 14. Hasil Pengukuran Return Loss


Pada bagian sudut kiri atas Gambar 14. terdapat keterangan yang menunjukan return loss antena
yang didapat. Keterangan nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

184
Tabel 3. Hasil Pengukuran Return Loss
Frekuensi Return Loss Hasil Pengukuran
(GHz) (dB)
24.30 -18.49
27.049 -5.79
28.00 -3.81
29.55 -16.56

Pada Tabel 3. frekuensi tengah dari hasil pengukuran return loss yaitu 28 GHz dengan nilai sebesar -
3.81 dB. Nilai tersebut tidak dapat dikatakan baik karena tidak mendekati ideal yaitu dibawah -10dB.
Pergeseran frekuensi tersebut terjadi sampai 1 GHz yang disebabkan karena nilai bandwith hasil optimasi
awal terlalu besar yaitu >7GHz, hal ini terjadi karena bandwith antena dapat diartikan sebagai lebar
bidang frekuensi untuk VSWR atau return loss dibawah suatu harga tertentu. Jadi hasil yang paling
mendekati dengan simulasi yaitu pada frekuensi 29.55 GHz dengan return loss -16.56 bisa dikatakan baik
karena return loss sudah sesuai dengan spesifikasi yaitu <-10dB.
2. Hasil Pengukuran VSWR
Pengukuran antena yang selanjutnya adalah pengukuran VSWR. Alat yang digunakan untuk
mengukur VSWR sama dengan alat yang digunakan untuk mengukur return loss yaitu Network Analyzer
(VNA) Anritsu MS46322A yang bekerja pada frekuesi 300 KHz sampai dengan 40 GHz. Pengukuran
parameter VSWR dari Network Analyzer dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Hasil Pengukuran VSWR


Pada bagian sudut kiri atas Gambar 15. terdapat keterangan yang menunjukan VSWR antena yang
didapat. Keterangan nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengukuran VSWR
Frekuensi VSWR Hasil Pengukuran
24.30 1.27
27.049 3.11
28.00 4.68
29.55 1.35

Dari Tabel 4 nilai VSWR untuk antena mikrostrip pada frekuensi 28 GHz sebesar 4.68 Dengan nilai
tersebut dikatakan bahwa nilai VSWR yang didapat tidak sesuai dengan spesifikasi yaitu <2. Perbedaan
nilai VSWR ini juga sangatlah jauh dari yang diharapkan. Hasil yang baik justru ditunjukan pada frekuensi
24.30 GHz dengan VSWR 1.27 dan 29.55 GHz dengan VSWR 1.35, dengan spesifikasi yaitu <2. Frekuensi
yang paling mendekati dengan simulasi yaitu pada frekuensi 29.55 GHz dengan VSWR 1.35 Sudah
dikatakan baik untuk spesifikasi antena

D. Perbandingan Hasil Simulasi dan Pengukuran

Setelah diperoleh hasil pengukuran parameter antena, selanjutnya hasil tersebut dibandingkan.
Pada Tabel 5. terdapat perbandingan nilai yang dihasilkan dari hasil simulasi dan pengukuran.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Hasil Simulasi dan Pengukuran
Parameter Hasil Simulasi Hasil Perbandingan
Frekuensi 28.48 Ghz 28.00 Ghz 29.55 Ghz
Return Loss -26.98 dB -3.81 dB -16.56 dB
VSWR 1.09 4.68 1.35

V. SIMPULAN

Dari hasil yang telah didapatkan, baik pengukuran maupun simulasi, terdapat perbedaan hasil
diantara keduanya. Pada hasil simulasi antena dapat bekerja di frekuensi 28.48GHz dengan return low -
26.98dB dan VSWR 1.09, tetapi pada saat pengukuran pada frekuensi 28.00GHz antena tersebut tidak
mendapatkan hasil yang baik. Hasil pengukuran yang baik ada pada frekuensi 29.55GHz dengan return
loss -16.56dB dan VSWR 1.35 terdapat pergeseran frekuensi >1GHz. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan hasil simulasi dan pengukuran bisa berbeda yaitu terjadinya pengikisan konduktor yang
terjadi saat proses photo etching, pemotongan PCB yang kurang presisi, pemasangan konektor antena
yang kurang presisi dengan simulasi. Kemudian korosif di bagian ground dan kondisi ruangan atau
lingkungan yang masih memungkinkan adanya gelombang pantul yang dihasilkan oleh dinding atau benda
disekitar objek pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA
Alaydrus, Mudrik. (2011). Antena Prinsip Dan Aplikasi. Yogyakata: Graha Ilmu

Amin, H. & Rahayu, Y. (2019). Perancangan Antena Mikrostrip Circular Dual Band 28/38 GHz Dengan
Metamaterial CSRR Untuk Jaringan Komunikasi 5G. Jom FTEKNIK Vol.5, no.2, pp.1-9 [ONLINE].
Available : https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/view/20748/2007.
Aprinal,A.A., Yustini, Octavia,H.. (2019). Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip Log Periodik Untuk
Aplikasi Dvb-T Pada Frekuensi Uhf. Elektron Jurnal Ilmiah, 11(1), 18–28.
Ardianto, F. W., Renaldy, S., Lanang, F. F., & Yunita, T. (2019). Desain Antena Mikrostrip Rectangular Patch
Array 1x2 dengan U-Slot Frekuensi 28 GHz. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik
Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, vol.7, no.1, pp.43-56, DOI :
http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v7i1.43.
Christyono, Y., Santoso, I., & Cahyo, R. D. (2016). PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA
FREKUENSI 850 MHz. Transmisi, 18(2), 87–95. https://doi.org/10.12777/transmisi.18.2.87-95
Herudin. (2016). Perancangan Antena Mikrostrip Frekuensi 2 , 6 GHz untuk Aplikasi LTE ( Long Term
Evolution ). SETRUM, 1(1), 41–45.
Haidi, J. (2020). Desain Atena Mikrostrip Bentuk Lingkaran Menggunakan Metode Pencatuan Langsung dan
Slot Untuk Antena 5G. Journal Scientific and Applied Informatics, vol.1, no.2, pp.35-40, doi:
10.36085/jsai.v1i2.16.
Pandey,S.(2019). “Design of Millimeter-Wave Spectrum Microstrip Patch Antenna Array For 5G Wireless
Systems,” 2019 Women Institute of Technology Conference on Electrical and Computer Engineering
(WITCON ECE) , pp. 168–171, 2019, doi: 10.1109/WITCONECE48374.2019.9092895.
Putra, J. Permana & Rahayu, Y., (2018). Perancangan Antena Dengan 2 Slot C Patch Lingkaran Planar Array
8 Elemen Dengan Defected Ground Structure Untuk Jaringan Komunikasi LTE 1800 Mhz. Jom
FTEKNIK Vol.5, no.2, pp 1-7[ONLINE]. Avalaible :
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/view/20751/20076.
Putra, Y. H. S., Roza, E., & Cahyasiwi, D. A. (2016). Rancang Bangun Antena Biquadpada Frekuensi Kerja LTE
(Long Term Evolution) 710 MHz. Seminar Nasional TEKNOKA_FT UHAMKA, 100–111.
Rochendi, A. D., Silalahi, L. M., Uli, I., Simanjuntak, V., dan Anggini, F. (2020): Journal of Informatics and
Communications Technology (JICT), Journal of Informaticsand Communications Technology (JICT),
2(2), 2–10.
S.,Efri,J.,Wisnu & P.,RIZKITA KURNIA.(2020)."Desain U-slot Ganda untuk Meningkatkan Bandwidth Antena
MIMO 5G Millimeter-wave", ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, &
Teknik Elektronika, vol.8, no.1, pp.150-162, DOI : http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v8i1.150.
Sarfina, E.,A.,Syahrial, Irhamsyah,M.(2017)."Analisis Perancangan Antena Mikrostrip Patch Segitiga Array
untuk Aplikasi WLAN 2,4 GHz",KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

186
Syiah Kuala, Vol.2, No.2[online]. Availabe
:http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kitektro/article/viewFile/8059/6543.
Sholeh, M. & Rahayu, Y.(2018). “Perancangan Antena Mimo Array 37 Ghz Untuk Jaringan Komunikasi 5G”,
Jurnal online mahasiswa fakultas teknik universitas riau vol. 5, no.2, pp. 1–9 [online]. Availabe :
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/view/20679/20005.
Simanjuntak, Imelda U.V. & Sahlah.(2019)."RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR
ARRAY DENGAN U – SLOT PADA FREKUENSI 1,8 GHZ", JETRI : JURNAL ILMIAH TEKNIK ELEKTRO
vol.16, no.2, pp.149-164, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v16i2.3319

Anda mungkin juga menyukai