Anda di halaman 1dari 31

BAB III

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH


RECTANGULAR ARRAY
Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah antena mikrostrip patch

rectangular yang dapat digunakan pada sistem wireless LAN baik sebagai

penguat antena pada Access Point (AP) atau Wireless Router ataupun pada sisi

terminal (laptop, PC dan PDA). Dengan penggunaan antena microstrip dengan

harga yang relatif murah dan USB wireless adapter sebagai penangkap sinyal,

maka antena ini merupakan pilihan yang tepat untuk solusi internet yang murah

dan cepat. Perancangan antena ini dilakukan dengan menggunakan simulator

antena Ansoft HFSS v13.

3.1 Perencanaan Perancangan Antena

Tahapan perancangan dimulai dari pemilihan jenis substrat

dan selanjutnya menghitung dimensi patch antena serta lebar saluran

pencatunya. Hasil dari perhtiungan tersebut kemudian disimulasikan

dengan simulator Ansoft HFSS v13.

Untuk mendapatkan rancangan antena yang optimal dilakukan

beberapa karakterisasi berupa perubahan panjang saluran pencatu dan

perubahan dimensi patch. Dengan melakukan beberapa perubahan

selanjutnya diperoleh hasil rancangan yang lebih optimal tersebut.

Dengan simulator Ansoft HFSS v13. dapat diperoleh parameter –

http://digilib.mercubuana.ac.id/
parameter antena yang dihasilkan berupa nilai VSWR, Gain antena dan

pola radiasinya. Perancangan dan perakitan antena microstrip patch

segi empat dapat digambarkan dengan diagram alur pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Flowchart perancangan antena mikrostrip rectangular


patch array

36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2 Pemilihan Jenis substrat

Didalam pemilihan jenis substrat dibutuhkan pengetahuan secara

umum mengenai jenis substrate yang akan digunakan mulai dari

kualitas, ketersediaan di pasaran dan harga dari bahan tersebut yang

akan sangat mempengaruhi nilai jual apabila dipabrikasi secara massal

untuk dipasarkan. Jenis substrate yang digunakan dalam pembuatan

tugas akhir ini adalah : FR-4 Epoxy.

Tabel 3.1 Spesifikasi substrate yang digunakan

Jenis substrate FR4 – Epoxy


4.4
Konstanta Dielektrik Relatif (ε r)
Dielektri Loss Tangent (tanδ) 0.02

Ketebalan Substrate (h –h ) 1.6 mm


1 2

Frekuensi Kerja (fr) 2,45 GHz

3.3 Perancangan Dimensi Patch Antena

Antena yang akan dirancang pada Tugas Akhir ini adalah

antena mikrostrip dengan frekuensi kerja 2.0 – 2,5 GHz. Sebelum

merancang antena mikrostrip patch segiempat 2 sampai dengan 12 elemen

, lebih dahulu ditentukan antena mikrostrip elemen tunggal yang hasilnya

akan digunakan dalam merancang antena mikrostrip patch segiempat 2

sampai dengan 12 elemen. Untuk perancangan awal dari dimensi antena

digunakan perhitungan pada antena microstrip dengan patch berbentuk

37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
segi empat. Dalam merancang sebuah antena mikrostrip array ada

beberapa parameter yang harus dihitung terlebih dahulu :

1. Menentukan panjang gelombang dari antena yang dapat dibuat dengan

menggunakan Persamaan berikut :

…………………….……………………. (3.1)

2. Menentukan lebar patch dengan menggunakan Persamaan berikut :

………………………………… (3.2)

3. Menentukan panjang patch dengan menggunakan Persamaan sampai

berikut :

…………..…………………… (3.3)

…………………………………….... (3.4)

) ………………… (3.5)

……………... (3.6)

Dengan menggunakan persamaan (3.1) sampai dengan persamaan (3.5),

diperoleh panjang dan lebar patch sebagai berikut :

38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Menentukan Panjang Gelombang (λ):

λ = C/f

λ = (3 x 〖10〗^8 m/det)/(2.45 x 〖10〗^9 Hz)

λ = 12,24 cm =122,4 mm

b. Menentukan Lebar Patch :

W = C/(2f_r √((ε_r+1)/2))

W = (3 x 〖10〗^8 m/det)/(2x2,45x〖10〗^9 √((4,4+1)/2))

W = (3 x 〖10〗^(8 ) m/det)/(4,9x〖10〗^9 Hz√(5,4/2))

W = (3 x 〖10〗^(8 ) m/det)/(8,05 x〖10〗^9 Hz)

W = 0,03726 m=37,26 mm

c. Menentukan Panjang Patch :

39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
= 4,08

0,0303 m = 30,3 mm

Maka Panjang Patch adalah :

L=L_eff-2ΔL

L=30,02 mm-2 (0,69)

L=28,63 mm

40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari perhitungan parameter antenna mikrostrip rectangular pacth tunggal

di simpulkan pada table 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 Parameter Antena Mikrostrip Rectangular Patch

Parameter Simbol UkuranSatuan

Lebar Patch W 37,26 mm

Panjang Patch L 28,63 mm

Panjang Gelombang λ 122,4 mm

Bahan Antenna FR-4 (epoxy)

3.4 Perancangan Dimensi Saluran Pencatu

Salah satu teknik yang dapat mendukung impedance matching

pada saluran transmisi khususnya untuk antena mikrostrip array adalah

power divider. Dalam hal ini metoda Wilkinson merupakan teknik yang

umum digunakan. Gambar 3.2 memperlihatkan power divider metoda

Wilkinson.

41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.2 N-Way Wilkinson Combiner.

Pada metoda Wilkinson, nilai impedansi Z diberikan dengan persaamaan

berikut :

Z = Z0√ ……………………………………. (3.7)

dimana N adalah jumlah titik percabangan dan Z0 adalah impedansi

masukkan awal. T-Junction merupakan sebuah teknik power divider yang

umum digunkan pada konfigurasi antena array. Terdapat 2 jenis T-

Junction 50 Ω yang dapat digunakan sebagai power divider seperti

ditunjukkan pada Gambar 3.3

Gambar 3.3. T-Junction 50 Ohm

42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Saluran pencatu yang digunakan pada perancangan antena

mikrostrip elemen tunggal mempunyai impedansi masukan sebesar 50 Ω.

Parameter dari panjang saluran pencatu dapat diubah untuk memperoleh

nilai yang optimal sebagai berikut :

a. Dimensi saluran Pencatu pertama (a)

dibulatkan menjadi

b. Dimensi saluran Pencatu kedua (b)

dibulatkan menjadi b = 10 mm

c. Dimensi lebar pencatu pertama

= 1,5 mm

d. Dimensi Lebar Pencatu Kedua

= 3mm

43

http://digilib.mercubuana.ac.id/
37 mm

29 mm

17,5 mm 17,5 mm

1,5 mm 15 mm

3 mm 10 mm

Gambar 3.4. Gambar Mikrostrip Patch Rectangular elemen tunggal

Gambar 3.4 merupakan rancangan antena mikrostrip elemen tunggal

dengan lebar dan panjang saluran seperti yang terlihat pada gambar 3.4

3.5 Perancangan Antena Mikrostrip Patch Rectangular Array

Perancangan ini akan menggunakan data-data yang telah diperoleh

dari perancangan antena mikrostrip element tunggal. Data tersebut antara

lain : jenis substrat yang digunakan, dimensi patch antena, panjang saluran

pencatu, dan letak saluran pencatu.

Pada proses perencanaan ini terdapat 2 patch yang memiliki data

yang sama disusun secara linear. Sebelum merancang konfigurasi saluran

pencatu, tentukan dahulu jarak antar elemen (patch) terdekat. Pada

perancangan array, hal yang diperhatikan adalah jarak antar elemen patch

antena yang diberikan oleh persamaan :

…………………………………….. (3.8)

44

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jarak tersebut diukur dari titik tengah antara satu patch dengan

patch lain yang terdekat. Akan tetapi jarak tersebut dapat diubah-ubah

untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

a. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 2

Elemen Rancangan antena mikrostrip dua elemen array terlihat pada

Gambar 3.5

d = λ/2 = c/2f , Dimana λ =122,4 mm

d = 61,2 mm

Maka jarak antar elemen sebesar 61,2 mm.

61,2 mm

38 mm 38 mm

29 mm

15 mm

14,7 mm

Gambar 3.5 Peancangan Antena Mikrostrip Rectangular array 2 elemen

b. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Linear Array 4

Elemen

45

http://digilib.mercubuana.ac.id/
61,2 mm

61,2 mm

Gambar 3.6 Perancangan Antena Mikrostrip Patch Rectangular array 4

elemen

c. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Rectangular Array 12 Elemen

Rancangan antena mikrostrip 12 elemen array terlihat pada Gambar

3.7, dengan jarak antar elemen sebesar 61,2 mm

61,2 mm

61,2 mm

61,2 mm

61,2 mm

61,2 mm

61,2 mm

Gambar 3.7 Perancangan Antena Mikrostrip Rectangular patch array 12 elemen

46

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada rancang bangun antena mikrostrip patch rectangular array ini, penulis

akan membuat antena susun atau array sebanyak 4 antena, yaitu 1*2, 2*2,

2*4, 2*6.

3.6 Perancangan Model Antena Mikrostrip Patch Rectangular Array

Pada perancangan ini, diperlukan sebuah program simulator untuk

membantu proses rancang bangun antena mikrostrip patch segi empat.

Simulasi dilakukan untuk melihat apakah perhitungan yang dilakukan

telah cocok dengan VSWR yang diinginkan atau tidak dengan frekuensi

2,0 Ghz. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak simulator, Ansoft

High Frequency Structure Simulator v13.

3.6.1 Memulai HFSS

Pertama double-click di HFSS icon di desktop Windows sehingga muncul

tampilan seperti Gambar 3.8

Gambar 3.8 Tampilan awal HFSS-v13

47

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.2 Perancangan Substrate

Untuk membuat substrat, pada item Draw pilih box atau dengan langsung

memilih Draw Box pada toolbar kemudian data diisi seperti pada gambar

3.9 dengan memilih bahan FR4-epoxy kemudian mengganti nama box

tersebut dengan Substrate.

Gambar 3.9 Perancangan substrate

Setelah itu nilai koordinat dimasukan seperti pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Pengisian koordinat untuk letak dan besar substrate

48

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.3 Perancangan Patch

Tahapan setelah perancangan substrate adalah perancangan patch

adapun langkah-langkah perancangannya adalah pada item Draw pilih box

atau dengan langsung memilih Draw Box pada toolbar kemudian data

diisi seperti pada gambar 3.10 dengan memilih bahan Cooper

kemudian mengganti nama box tersebut dengan Patch. Setelah itu nilai

koordinat dimasukan seperti pada Gambar 3.11

Gambar 3.11 Pengisian koordinat untuk letak dan besar patch

Untuk pembuatan patch rectangular berikutnya agar menjadi suatu patch

rectangular array dilakukan seperti pembuatan patch 1 dengan tampilan

seperti pada gambar 11 hanya saja koordinatnya berbeda, sesuai dengan

letak dari posisi patch yang akan ditempatkan pada lembar substrade pada

program HFSS 13

49

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.6.4 Perancangan Feed line

Pada perancangan ini langkah yang harus dilakukan adalah memilih pada

tem Draw kemudian pilih box atau dengan langsung memilih Draw Box

pada toolbar kemudian data diisi seperti pada gambar 3.12 dengan

memilih bahan Cooper kemudian mengganti nama box tersebut dengan

Feed line.

Gambar 3.12 Pengisian koordinat untuk letak dan besar feed line

Untuk pembuatan feedline berikutnya agar menjadi suatu patch

rectangular array dilakukan seperti pembuatan patch 1 dengan tampilan

seperti pada gambar 11 hanya saja koordinatnya berbeda, sesuai dengan

letak dari posisi patch yang akan ditempatkan pada lembar substrade pada

program HFSS 13

Setelah feed line tebentuk maka kita harus menyatukan antara

feed line dengan patch-nya dengan cara klik CTRL kemudian pilih feed

line dengan patch lalu pada salah satu kalik kanan pilih Edit kemudian

Boelan lalu Unite pilih ok, maka kemudian kedua benda tersebut sudah

50

http://digilib.mercubuana.ac.id/
menjadi satu bagian seperti pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Tampilan feedline yang sudah menjadi satu dengan Patch

3.6.5 Perancangan Ground

Untuk membuat ground, pada item Draw pilih box atau dengan

langsung memilih Draw Box pada toolbar kemudian data diisi seperti

pada gambar 3.14 dengan memilih bahan Cooper kemudian mengganti

nama box tersebut dengan Ground.

Gambar 3.14 Perancangan ground

51

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Setelah itu nilai koordinat dimasukan seperti pada Gambar 3.15

Gambar 3.15 Pengisian kooordinat untuk letak dan besar ground

Setelah selesai dibuat, maka akan terlihat bahwa groundplane terletak


dibawah substrat.

. Gambar 3.16 Tampilan Groundplane di bawah subtrade

3.6.6 Asign Excitation

Untuk membuat sebuah port eksitasi langkah pertama adalah

pada item Draw pilih rectangular kemudian data koordinat diisi seperti

52

http://digilib.mercubuana.ac.id/
pada gambar 3.17.

Gambar 3.17. Perancangan Koordinat wave port

Setelah itu akan muncul pop-up pilihan seperti pada gambar 3.18

kemudian klik next lalu akan muncul pop-up kemudian pilih New Line lalu

next dan klik finish.

Gambar 3.18 Pop-up wave port

Setelah itu, maka tampaklah wave port seperti pada gambar 3.19.

53

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.19 Wave port

3.6.7 Perancangan Boundry

Untuk membuat boundary, pada item Draw pilih box atau dengan

langsung memilih Draw Box pada toolbar kemudian data diisi

seperti pada gambar 3.20 dengan memilih bahan air kemudian mengganti

nama box tersebut dengan Boundary.

Gambar 3.20 Perancangan boundary

Setelah itu nilai koordinat dimasukan seperti pada Gambar 3.21

54

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.21 Pengisian kooordinat untuk letak dan besar boundary

Setelah semua sudah dibuat sampai dengan boundry, maka proses

perancangan anten di simulator sudah selesai dan siap dilakukan analisa.

Gambar 3.22 Tampilan Rectangular Patc array setelah di Boundary

3.6.8 Analysis Setup

Setelah model antena selesai dibuat langkah selanjutnya

adalah menjalankan simulasinya. Untuk menjalankan simulasi ini

langkah adalah klik menu HFSS kemudian pilih analysis setup,

55

http://digilib.mercubuana.ac.id/
laluselanjutnya pilih add solution setup, makaakan muncul solution

setup window. Lalu isi nama setup- nya, ikuti saja yang ada di dalam

tab (misalnya setup1, setup2, dan seterusnya), kemudian isi

nilai dari solution frequency menjadi 2,4 GHz. Nilai solution

frequency ini sama untuk tiap setup. Lalu isi nilai maximum number

of phases menjadi 15 atau 20 sesuai kebutuhan. Kemudian isi nilai

maximum delta S sebesar 0,02 lalu pilih OK.

Selanjutnya klik menu HFSS kemudian pilih analysis setup

lalu pilih add sweep. Pilih solution setup-nya setup1 dan klik tombol OK.

Kemudian edit window sweep-nya, atur sweep type menjadi fast dan atur

pula requency setup type menjadi linear count. Kemudian atur

frekuensi start sebesar 1 GHz, frekuensi stop 4 GHz dan buat nilai count

menjadi 100. Lalu klik tombol OK. Setelah itu langkah selanjutnya

adalah klik menu HFSS lalu pilih validation check. Tujuan dari

validation check ini adalah untuk memeriksa apakah model yang kita

buat sudah layak dan benar untuk dijalankan. Jika model yang kita

buat telah layak dan benar untuk dijalankan maka akan muncul tanda

check list berwarna hijau. Tetapi jika belum maka akan muncul tanda

silang berwarna merah. Hal ini menandakan bahwa ada error pada

model yang kita buat. Untuk melihat pesan error gunakan message

manager yang ada di sudut kanan bawah. Ada beberapa hal yang

diperiksa pada validation check ini, yaitu :

 3D model
 Boundaries and Excitation
 Mesh Operation
 Analysis Setup

56

http://digilib.mercubuana.ac.id/
 Optimetrics
 Radiation

Adapun tampilan Validation check seperti gambar 3.23

Gambar 3.23 Tampilan Vilidation Check

Jika ada salah satu dari keenam hal ini yang tidak terpenuhi

(dalam hal ini ada error) maka proses simulasi tidak dapat dilanjutkan.

Setelah melewati validation check, langkah selanjutnya adalah

menganalisis model. Untuk menganalisis model ini caranya adalah

dengan menekan menu HFSS lalu pilih analyze. Proses menganalisis

ini berlangsung sekitar 60 menit atau lebih. Setelah proses analisis

selesai maka dapat ditampilkan grafik VSWR, pola radiasi, dan

gain nya.

Untuk menampilkan grafik VSWR, caranya adalah dengan

menekan tombol HFSS lalu pilih result dan kemudian pilih create

report. Atur report type menjadi modal S parameter dan atur

display set menjadi rectangular plot, lalu tekan OK. Maka akan

muncul window traces. Pada window traces ini atur solution menjadi

57

http://digilib.mercubuana.ac.id/
setup1:sweep1. Kemudian pada tab Y atur category menjadi

VSWR, atur juga quantity menjadi VSWR(lumport1), kemudian

tekan new report lalu tekan done. Maka akan muncul grafik

VSWR.

Untuk menampilkan pola radiasi, caranya adalah dengan

menekan tombol HFSS lalu pilih result dan kemudian pilih create report.

Atur report type menjadi far field dan atur display set menjadi 3D

polar plot, lalu tekan OK. Maka akan muncul window traces. Pada

window trace ini atur solution menjadi setup1:sweep1. Kemudian

pada tab Y atur category menjadi directivity, atur juga quantity

menjadi DhirTotal, kemudian tekan new report lalu tekan done. Maka

akan muncul grafik pola radiasi

Untuk menampilkan gain, caranya adalah dengan menekan tombol

HFSS lalu pilih result dan kemudian pilih create report. Atur report

type menjadi far field dan atur display set menjadi data table, lalu

tekan OK. Maka akan muncul window traces. Pada window trace

ini atur solution menjadi setup1:sweep1. Kemudian pada tab Y atur

category menjadi gain, atur juga quantity menjadi GainTotal,

kemudian tekan new report lalu tekan done. Maka akan muncul tabel

gain.

3.7 Simulasi untuk Mendapatkan Hasil yang Ideal pada HFSS

Setelah nilai – nilai yang didapat dalam perhitungan dimasukan kedalam

simulasi akan tampil seperti gambar 3.3. Ternyata setelah dilakukan report

58

http://digilib.mercubuana.ac.id/
hasil yang didapat tidak memenuhi dari tujuan yang diinginkan, maka

dilakukan beberapa perubahan dari ukuran semula antena yang meliputi

perubahan dimensi patch dan perubahan panjang saluran pencatu atau

feed line. Disini kita akan merubah - rubah nilai dimensi patch antena

sampai mendapatkan nilai yang yang dianggap ideal, dan juga melakukan

perubahan panjang feed line sampai mendapatkan hasil sesuai dengan

yang kita inginkan.

Karena simulasi HFSS ini bersifat ideal maka akan meminimalisir

perubahan atau pergeseran nilai parameter ketika di implementasikan

menjadi prototype antena mikrostri p. Adapun flowcart dari simulasi

HFSS.

Gambar 3.24 Flowcart Perancangan Antena Patch Rectangular Array

59

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.8 Pembuatan Antena Mikrostrip Patch Rectangular Array

Setelah perhitungan dan simulasi selesai dilakukan, langkah

selanjutnya adalah mengimplementasikan hasil perancangan antena

Mikrostrip patch rectangular array untuk frekuensi 2,45 GHz tadi .

Sebelum pembuatan antena ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu : bahan antena dan teknik pembuatan antena.

3.8.1 Bahan Antena

Bahan yang diperlukan untuk membuat suatu antena mikrostrip

patch rectangular arrayini diharapkan dapat memberikan daya pancar

radiasi gelombang elektromagnetik yang cukup besar, sehingga

dibutuhkan pemilihan bahan yang cukup memadai. Pada pembentukan

antena mikrostrip patch rectangular array ini dipilih dari PCB epoxy FR-4

dengan ukuran tebal 1,6 mm. Ada beberapa hal yang memungkinkan

bahan tersebut digunakan : mudah didapat, ringan, konduktivitasnya

cukup besar, mudah untuk konstruksi dan penyambungannya.

3.8.2 Teknik Pembuatan

Teknik pembuatan antena mokrostrip patch rectangular array ini cukup

rumit dilakukan tanpa peralatan yang memadai untuk mendapatkan

dimensi antena yang tepat (presisi).

 Alat dan Bahan :

 Kertas transfer paper.

 Pemotong PCB, PCB FR-4 epoxy dua layer 10 cm x 20 cm ,

20cm x 20cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm

60

http://digilib.mercubuana.ac.id/
 Paku Ripet 3 mm, Tang Ripet.

 Pelarut HCL, H2O2, dan washing tiner (M3).

 Nampan tempat Pelarutan PCB

 Langkah-langkah yang dilakukan pada pembuatan antena ini,

yaitu:

 Dimensi antena yang dirancang didapatkan dari perhitungan secara

manual.

 Membuat pola gambar mikrostrip patch rectangular array yang

sedemikian rupa dengan menggunakan program PCB Design 5.1

seperti pada gambar

 Membuat pola gambar mikrostrip patch rectangular array yang

sedemikan rupa dengan menggunakan program PCB Design 5.1

seperti pada gambar 3.25.

Gambar 3.25. Pola gambar Mikrostrip Rectangular Array di rangcang


61

http://digilib.mercubuana.ac.id/
 Menerapkan pola gambar patch antena yang sudah di gambar ke

kertas transper paper untuk mempermudah pemindahan gambar ke

papan PCB FR-4.

 Memotong papan PCB FR-4 sesuai dengan ukuran yang

dirancang,

Gambar 3.26 Papan PCB FR-4

 Menempelkan Hasil cetakan Patch dengan transper paper pada

potongan PCB polos FR-4 sesuai dengan bentuk yang

diharapkan (dimensinya cocok dengan perhitungan).

Gambar 3.27 Papan PCB (FR4) yang sudah tercetak pola gambar

62

http://digilib.mercubuana.ac.id/
 Melarutkan Papan PCB yang sudah ada gambar patch rectangular array

dengan menggunakan campuran pelarut kimia H2O2 + HCL. Setelah

PCB antena mikrostrip patch rectangular array terbentuk, selanjutnya

akan disambung dengan mal yang berbentuk haksagonal, sedangkan

untuk tuning antena ditambahkan kabel tembaga sepanjang 3 cm pada

type N-connector dan lokasi optimum untuk N-connector adalah 3,125

cm dari belakang bumbung gelombang. Berikut gambar N-

connector untuk tuning

Gambar 3.28 N-connector dengan penambahan kabel tembaga 2.8 cm

3.8.3 Hasil Rancangan Antena Mikrostrip Patch Rectanglar Array

Antena mikrostrip patch rectangular arrayyang telah dibuat merupakan

hasil dari perancangan yang ada, dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.29 Hasil Rancangan Antena Mikrostrip Patch Rectangular Array

63

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.9 Pengukuran Parameter Antena Mikrostrip Patch Rectanguler Array

Setelah menjalani proses perancangan dan pembuatan antena mokrostrip

patch rectangular array, proses berikutnya adalah pengujian atau

pengukuran beberapa parameter antena yang dibutuhkan untuk

mengetahui apakah antena yang sudah dirancang memenuhi standar

antena mikrostrip patch rectangular array2,4 GHz dan layak untuk

digunakan pada komunikasi data atau jaringan komputer secara wireless

dengan frekuensi 2,4 GHz. Ada beberapa parameter antena yang

diukur untuk menunjukkan karakteristik serta kemampuan kerja dari

antena, antara lain: SWR, impedansi, dan return loss.

3.9.1 Pengukuran VSWR dan Impedansi Input

Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan impedansi input merupakan

parameter yang mengindikasikan kesesuaian sebuah antena terhadap

saluran transmisi dan frekuensi kerjanya, sehingga mempengaruhi daya

yang diterima. Pada pengukuran ini menggunakan Advantest R3770

Network Analyzer (NA) untuk mendapatkan nilai VSWR dan impedansi

input antenna mokrostrip patch rectangular array.

Gambar 3.30 Advantest R3770 Network Analyzer

64

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Peralatan yang digunakan pada pengukuran VSWR dan impedansi input:

1. Advantest R3770 Network Analyzer

2. Antena mikrostrip patch rectangular array 2,45 GHz

3. Kabel Koaxial

Langkah-langkah pengukuran VSWR dan impedansi input::

1. Merangkai peralatan seperti pada Gambar 3.13.

2. Menghidupkan dan mengalibrasi Network Analyzer (NA).

3. Menghubungkan antena mikrostrip patch rectangular arrayyang sudah

dirancang dengan NA menggunakan kabel koaxial.

4. Mengambil gambar dari display NA untuk nilai VSWR yang kemudian

file disimpan.

5. Mengambil gambar dari display NA untuk nilai impedansi input dengan

mode diagram smith-chart yang kemudian file disimpan.

65

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai