TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran dari bab ini adalah mempelajari perhitungan Power Link
Budget serta untuk menganalisa perancangan jaringan.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran Umum
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memahami
perhitungan Power Link Budget dan dapat menganalisa perancangan jaringan.
Capaian Pembelajaran Khusus
• Mahasiswa diharapkan mampu menghitung dan menganalisa tentang
Power Link Budget ataupun Rise time Budget.
• Mahasiswa memahami dan mengetahui hasil perhitungan tiap parameter
dalam Power Link Budget.
• Mahasiswa mengetahui proses perancangan jaringan akses Fiber To The
Home (FTTH).
• Mahasiswa mengetahui analisa dan perhitungan total loss dari serat optik,
mendapatkan parameter perancangan jaringan serat optik terutama yang
terkait dengan Power Link Budget dan Rise Time Budget yang paling tepat
dalam perancangan jaringan sesuai dengan informasi, kebutuhan
bandwidth, dan jarak transmsi.
• Mahasiswa mampu menganalisa perhitungan ukuran kabel dengan metode
OTDR (optical time domain refelctometer) dan analisis gangguan terhadap
serat optik.
9.1 Pengertian Power Link Budget dan Kegunaannya
Dalam perhitungan link power budget ada beberapa hal yang harus
dihitung, yaitu perhitungan rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui,
perhitungan redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar
ITU.T (International telekommunication Union – Telecommunication
Standardization Sector).
1. Link budget = Slope x jarak kabel ...................................................(2.4)
2. Lossline = (Redaman Kabel/km x jarak) + (Redaman per splice x
Jumlah Splice) +(Redaman Pathcore x Jumlah Connector) …........(2.5)
3. Total Loss Perhitungan = ( Jarak x Redaman/km) + (Jumlah
Sambungan x 0,15) +(Jumlah Conector x Loss Conector) ..............(2.6)
4. Total loss Pengukuran = Jarak x Redaman/km................................(2.7)
5. Level Margin = Redaman Nominal – Redaman Total.....................(2.8)
Tahap selanjutnya adalah menentukan power budget dari sistem, yaitu
dengan melakukan perhitungan daya yang mengacu kepada spesifikasi dari
peralatan yang digunakan. Hasil redaman total (Total link loss) yang terdapat
pada jalur fiber akan dikurangi dengan level margin. Sehingga akan diperoleh
hasil optical power budget yang digunakan untuk berkomunikasi. Rumus
menghitung nilai optical power budget ditunjukkan pada persamaan 2.9
Optical Power Budget = Total link loss pengukuran – Level Margin ...(2.9)
Dengan :
ttx = Rise time sumber optik(ps)
trx = Rise time detectoroptik(ps)
tf =Rise time fiber (ps)
D = Koefisiendispersi (ps/nm.km)
σλ = Lebar spektral (nm)
L = Jarak (km)
Nilai Rise Time Budget sistem untuk line coding berbeda dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Standar jarak akses kabel fiber optik yang digunakan pada Fiber To The
Home dari STO (Sentral Telpon Otomat) hingga ke pelanggan maksimal
adalah 20 km. Pada penelitian ini jarak OLT/STO ke ODC adalah 2,2 km
dengan rute penarikan kabel melewati jalan Perdana menuju Komplek Bali
Agung 2 dan Bali Agung 3.
Tabel 2 Jarak OLT Hingga ke ONT
Perangkat ODC ke ODP ODP ke Pengguna Terjauh
ODP 6 0,671km 0,135 km
ODP 7 0,735 km 0,105 km
ODP 8 0,823 km 0,115 km
ODP 9 0,59 km 0.115 km
ODP 10 0,8 km 0,125 km
ODP 11 0,686 km 0,15 km
ODP 13 0,769 km 0,135 km
ODP 14 0,654 km 0,165 km
ODP 16 0,779 km 0,161 km
ODP 17 0,664 km 0,1 km
9.3 Perhitungan Interface Modul untuk Sistem Transmisi Serat Optik
Untuk mengetahui kualitas dari suatu pekerjaan instalasi modul pada jaringan
akses menggunakan teknologi serat optik, maka dapat dilakukan perhitungan
dengan prosedur berikut:Transmiter Type, Fiber Type, Wavelength, Typical
Optical Power (Ps), Receiver Sensitivity (PR). Berdasarkan data di atas, maka
besar Link Power budget adalah selisih antara Launch Power dan Receiver
sensitivity seperti berikut :
Refleksi pantulan terjadi pada batas dua media transmisi indeks bias yang
berbeda (seperti konektor, sambungan mekanis, fraktur, atau terminasi
serat). Fenomena ini digunakan oleh OTDR untuk secara akurat
menentukan posisi sepanjang panjang diskontinuitas dalam panjang
serat. Ukuran pantulan bergantung pada kerataan permukaan batas dan
perbedaan indeks bias. Refleksi Fresnel dapat dikurangi dengan
menggunakan cairan pencocokan indeks bias. Indeks kinerja utama OTDR
Memahami parameter kinerja OTDR berkontribusi pada pengukuran serat
OTDR yang sebenarnya. Parameter kinerja OTDR terutama mencakup
rentang dinamis, area buta, resolusi, dan akurasi.
1. Rentang Dinamis
Rentang dinamis adalah salah satu indikator kinerja utama OTDR, yang
menentukan panjang maksimum yang dapat diukur dari serat. Semakin
besar rentang dinamis, semakin baik jenis garis kurva dan semakin
panjang jarak terukur. Jangkauan Dinamis Saat ini tidak ada metode
penghitungan standar yang seragam. Definisi rentang dinamis yang umum
digunakan terutama mencakup empat hal berikut:
1. Definisi IEC (Bellcore):
Salah satu definisi rentang dinamis yang umum
digunakan. Perbedaan dB antara tingkat backscatter di awal dan tingkat
puncak kebisingan diambil. Kondisi pengukuran adalah lebar pulsa
maksimum OTDR dan waktu pengukuran 180 detik. 2RMS Definisi:
Definisi rentang dinamis yang paling umum digunakan. Ambil
perbedaan dalam dB antara tingkat backscatter awal dan tingkat
kebisingan RMS. Jika tingkat kebisingan adalah Gaussian, nilai RMS
yang didefinisikan adalah sekitar 1,56 dB lebih tinggi dari nilai yang
ditentukan IEC.3N = 0.1dB Definisi: Metode definisi yang paling
praktis. Ambil nilai atenuasi maksimum yang diijinkan yang dapat
mengukur kehilangan event 0.1dB. Nilai N = 0.1dB yang ditentukan
kira-kira 6.6dB lebih kecil daripada RMS mendefinisikan rasio sinyal-
ke-suara SNR = 1, yang berarti bahwa jika OTDR memiliki rentang
dinamis 30dB RMS, N = 0.1dB mendefinisikan rentang dinamis hanya
23.4dB, yang berarti hanya Kerugian dengan 0,1 dB kerugian yang
diukur selama rentang redaman 23,4dB. Deteksi akhir: Perbedaan dB
antara pantulan Fresnel 4% pada awal serat dan tingkat kebisingan
RMS, yaitu sekitar 12 dB lebih tinggi dari definisi IEC.
2. Deadzone
"Blind zone" juga disebut "dead zone" dan mengacu pada bagian di
mana kurva OTDR tidak dapat mencerminkan keadaan garis serat optik
dalam rentang jarak tertentu di bawah pengaruh pantulan
Fresnel. Fenomena ini terutama terjadi karena sinyal pantulan Fresnel
pada sambungan serat membuat photodetektor jenuh, yang
membutuhkan waktu pemulihan tertentu. Zona mati dapat terjadi di
bagian depan panel OTDR, atau pada pantulan Fresnel lainnya pada
sambungan serat optik.
Bellcore mendefinisikan dua zona mati [2]: Attenuation blind
zone (ADZ) dan Event blind zone (EDZ). Atenuasi blind zone mengacu
pada jarak minimum antara dua peristiwa refleksi ketika masing-masing
kerugian dapat diukur masing-masing. Umumnya, zona buta atenuasi
adalah 5-6 kali lebar pulsa (ditunjukkan oleh jarak); zona buta acara
berarti bahwa dua peristiwa refleksi masih dapat dibedakan. Pada jarak
minimum, jarak ke masing-masing acara dapat diukur, tetapi kerugian
individu dari setiap peristiwa tidak dapat diukur.
3. Resolusi
OTDR memiliki empat indikator resolusi utama: resolusi
sampel, resolusi layar (juga disebut resolusi pembacaan), resolusi acara,
dan resolusi jarak. Resolusi pengambilan sampel adalah jarak minimum
antara dua titik pengambilan sampel, yang menentukan kemampuan
OTDR untuk menemukan peristiwa. Resolusi pengambilan sampel
terkait dengan pilihan lebar pulsa dan ukuran jangkauan jarak. Resolusi
layar adalah nilai minimum yang dapat ditampilkan instrumen. OTDR
membagi setiap interval sampling dengan sistem mikroprosesing
sehingga kursor dapat bergerak dalam interval sampling. Jarak
terpendek yang kursornya bergerak adalah resolusi layar horizontal dan
resolusi tampilan vertikal atenuasi minimum yang ditampilkan.
Resolusi acara mengacu pada ambang OTDR untuk
mengidentifikasi titik kejadian dalam tautan yang sedang diuji, yaitu
nilai bidang kejadian (ambang deteksi). OTDR memperlakukan
perubahan kejadian lebih kecil dari ambang ini sebagai titik perubahan
kemiringan seragam di kurva. Resolusi acara ditentukan oleh ambang
resolusi fotodioda, yang menentukan redaman minimum yang dapat
diukur berdasarkan dua tingkat daya dekat. Resolusi jarak mengacu
pada jarak terpendek antara dua titik peristiwa yang berdekatan yang
dapat diselesaikan oleh instrumen. Indeks ini mirip dengan blind spot
acara, dan terkait dengan lebar pulsa dan parameter indeks bias.
Keterangan Rumus :
𝑃𝑡 = Daya keluaran sumber optik (dBm)
𝑃𝑟 = Sensitivitas daya maksimum detector (dBm)
𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Redaman total system (dB)
L = Panjang Serat Optik (km)
𝑎𝑐 = Redaman Konektor (dB/buah)
𝑎𝑠 = Redaman Sambungan ( dB/sambungan)
𝑎𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 = Redaman Serat Optik ( dB/ km)
𝑁𝑠 = Jumlah Sambungan
𝑁𝑐 = Jumlah Konektor
𝑎𝑠𝑝 = Redaman Splitter (dB)
𝑃𝒓 = P𝑡 - 𝛼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai M > 0, margin daya adalah daya yang masih tersisa dari power transmit
setelah dikurangi dari loss selama proses pentransmisian, pengurangan dengan
nilai safety margin dan pengurangan sensitivitas receiver .
Keterangan :
𝑃𝑡 = Daya keluaran sumber optic (dBm)
𝑃𝑟 = Sensitivitas daya maksimum detector (dBm)
𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Redaman total system (dB / km)
SM = 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛,3 Db
Untuk arah downstream digunakan panjang gelombang 1490 nm, sedangkat untuk
arah upstream menggunakan panjang gelombang 1310 nm.
1. Pertama yang harus kita lakukan adalah membuat road-map mulai dari
sentral (dalam hal ini berarti OLT). Pada software optisystem tidak disediakan
perangkat OLT secara implisit, tapi kita bisa menggunakan perangkat Optical
Transmitter sebagai penggantinya yang menyerupai fungsi dari OLT itu
sendiri. Buka di folder Default -> Transmitter Library -> Optical Transmitter
-> Optical Transmitter, lalu drag and drop ke lembar projectnya.
Kita bisa mengubah konfigurasi transmitter tersebut dengan cara double click
pada icon perangkat untuk menampilkan window Properties.
10. Dalam desain Fiber To The Home (FTTH) jaringan yang terhubung dalam
beberapa jumlah rumah atau bangunan yang terhubung sampai dengan titik
pelanggan baik metode jaringan FTTH / FTTB disebut..!
a) Premises c) Homes Connected
b) Homes Passed d) Subscriber
Jawaban Pilihan Ganda:
1.d)
2.d)
3.d)
4.b)
5.a)
6.a)
7.a)
8.b)
9.d)
10.c)
LATIHAN SOAL ESSAY
Jika rugi kabel 7 dB, temperatur noise ekivalen dari reciever 630 K, berapakah
noise figure sistem ?
Jawaban Essay:
1. Optical Power Meter
2. Sensor kalibrasi,pengukur amplifier dan tampilan perangkat (display)
3. Untuk mengukur kisaran panjang gelombang secara tepat
4. Hal yang harus di perhatikan sebelum menggunakan OTDR:
Perhatikan spesifikasi teknik yang dimiliki perangkat
Lakukan pembersihan terhadap konektor (umper cord)
5. Hal yang harus di perhatikan saat menggunakan OTDR:
Jangan melihat langsung laser ke mata, karena berbahaya bagi mata.
Konektor harus bersih, agar didapatkan hasil yang benar.
Tegangan catuan yang diijinkan.
Penanganan kabel konektor.
Kemampuan Spesifik dari peralatan.
6. Mekanisme kerja OTDR
Sinyal-sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat optik.
Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss.
Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.
7. FTTx (Serat untuk x) adalah istilah umum untuk semua arsitektur jaringan
(broadband) berbasis serat optik yang menyediakan akses data kepada
pelanggan.
FTTH dapat didefinisikan sebagai arsitektur jaringan optic mulai dari
sentral office (STO) hingga ke perangkata pelanggan, sedangkan desain
berasal dari kata Desaino dalam bahasa Itali yang artinya adalah
suatu gambar yang mengandung arti atau bermakna, jadi dalam bahasan
disini desain merupakan suatu seni yang dituangkan dalam bentuk
gambar dan mengandung arti, tentu didalamnya terdapat keterangan-
keterangan seperti dimensi, symbol – symbol yang digunakan, penamaan,
spesifikasi, ukuran dan lain – lain tergantung desain apa yang ditampilkan.
8. Penyelesaian:
Karena
Maka
Jika diasumsikan rugi-rugi hanya disebabkan oleh free space loss maka path
loss :
9. Penyelesaian:
Noise equivalent bandwidth =1/Ts. Ts=1/107 detik. Jadi B=107Hz. Sehingga:
Jika terdapat beberapa peralatan lain yang disusun seri, maka noise figure
sistem keseluruhan dapat ditentukan. Misalkan jika terdapat 2 amplifier
dengan gain G1 dan G2, bandwidth B, temperatur noise efektif T e1 dan Te2,
dengan sinyal input Sin, noise input Nin :
Jika terdapat lebih dari satu komponen, maka noise figure sistem keseluruhan
secara umum dapat ditulis :
10. Penyelesaian:
Noise figure reciever :
Untuk kabel atau komponen lain yang bersifat meredam, konsep noise figure
pada amplifier juga berlaku. Karena itu sebagai elemen dari suatu sistem,
noise pada terminal output kabel :
N=kT0B/L+kTeB/L=kB(T0+Te)/L
Dengan L=1/G.
Komponen resistif kabel pada temperatur ekivalen noise Te=T0 menghasilkan
daya noise pada terminal outputnya :
N=kT0B
Maka :
kB(T0+Te)/L= kT0B
L=1+Te/T0=F
Sehingga noise figure total sistem pada soal dia atas Ftotal=(5+7)dB=12dB.
Noise figure sistem juga bisa diperoleh dari SNR :
Misalkan daya sinyal pada output antena S1 dan psd noise N1=kT0 , maka
SNR input = S1/ kT0. Redaman kabel -7dB=10-0,7=1/5, atau hanya 20% dari
sinyal input yang sampai di penerima. Misalkan sinyal pada output kabel S2,
maka
Sehingga :
F=10log5=7dB