Anda di halaman 1dari 38

BAB IX

PERHITUNGAN POWER LINK BUDGET

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran dari bab ini adalah mempelajari perhitungan Power Link
Budget serta untuk menganalisa perancangan jaringan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran Umum
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa memahami
perhitungan Power Link Budget dan dapat menganalisa perancangan jaringan.
Capaian Pembelajaran Khusus
• Mahasiswa diharapkan mampu menghitung dan menganalisa tentang
Power Link Budget ataupun Rise time Budget.
• Mahasiswa memahami dan mengetahui hasil perhitungan tiap parameter
dalam Power Link Budget.
• Mahasiswa mengetahui proses perancangan jaringan akses Fiber To The
Home (FTTH).
• Mahasiswa mengetahui analisa dan perhitungan total loss dari serat optik,
mendapatkan parameter perancangan jaringan serat optik terutama yang
terkait dengan Power Link Budget dan Rise Time Budget yang paling tepat
dalam perancangan jaringan sesuai dengan informasi, kebutuhan
bandwidth, dan jarak transmsi.
• Mahasiswa mampu menganalisa perhitungan ukuran kabel dengan metode
OTDR (optical time domain refelctometer) dan analisis gangguan terhadap
serat optik.
9.1 Pengertian Power Link Budget dan Kegunaannya

Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang


dilakukan untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau
sama dengan level daya threshold (RSL ≥ Rth). Tujuannya untuk menjaga
keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di
receiver. Sehingga jarak maksimum antara transmitter dan receiver dapat
bekerja dengan baik dapat ditentukan. Parameter-parameter yang
mempengaruhi kondisi propagasi suatu kanal wireless adalah sebagai
berikut :
 Lingkungan propagasi

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio.


Gelombang radio dapat diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi oleh noise
dan interferensi. Tingkat peredaman tergantung frekuensi, dimana semakin
tinggi frekuensi redaman juga semakin besar. Parameter yang
memengaruhi kondisi propagasi yaitu rugi-rugi propagasi, fading, delay
spread, noise, dan interferensi.
 Rugi-rugi Propagasi
Perambatan gelombang radio di ruang bebas dari stasiun pemancar
ke stasiun penerima akan mengalami penyebaran energi di sepanjang
lintasannya, yang mengakibatkan kehilangan energi yang disebut rugi
(redaman) propagasi. Rugi propagasi adalah akumulasi dari redaman
saluran transmisi, redaman ruang bebas(free space loss), redaman oleh gas
(atmosfer), dan redaman hujan.

Power Link Budget merupakan suatu hal yang sangat menentukan


apakah suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak.
Karena power budget menjamin agar penerima dapat menerima daya optik
sinyal yang diperlukan untuk mendapatkan bit error rate (BER) yang
diinginkan. Perhitungan dan analisis power budget merupakan salah satu
metode untuk mengetahui performansi suatu jaringan. Hal ini dikarenakan
metode ini dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu jaringan untuk
mengirimkan sinyal dari pengirim sampai ke penerima atau dari central office
terminal (COT) sampai ke remote terminal (RT). Power Link Budget
bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan receiver
sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas minimum.
Tujuan dilakukannya perhitungan power budget adalah untuk
menentukan apakah komponen dan parameter desain yang dipilih dapat
menghasilkan daya sinyal di penerima sesuai dengan tuntutan persyaratan
performansi yang diinginkan.

Dalam perhitungan link power budget ada beberapa hal yang harus
dihitung, yaitu perhitungan rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui,
perhitungan redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar
ITU.T (International telekommunication Union – Telecommunication
Standardization Sector).
1. Link budget = Slope x jarak kabel ...................................................(2.4)
2. Lossline = (Redaman Kabel/km x jarak) + (Redaman per splice x
Jumlah Splice) +(Redaman Pathcore x Jumlah Connector) …........(2.5)
3. Total Loss Perhitungan = ( Jarak x Redaman/km) + (Jumlah
Sambungan x 0,15) +(Jumlah Conector x Loss Conector) ..............(2.6)
4. Total loss Pengukuran = Jarak x Redaman/km................................(2.7)
5. Level Margin = Redaman Nominal – Redaman Total.....................(2.8)
Tahap selanjutnya adalah menentukan power budget dari sistem, yaitu
dengan melakukan perhitungan daya yang mengacu kepada spesifikasi dari
peralatan yang digunakan. Hasil redaman total (Total link loss) yang terdapat
pada jalur fiber akan dikurangi dengan level margin. Sehingga akan diperoleh
hasil optical power budget yang digunakan untuk berkomunikasi. Rumus
menghitung nilai optical power budget ditunjukkan pada persamaan 2.9

Optical Power Budget = Total link loss pengukuran – Level Margin ...(2.9)

Redaman (α) sinyal atau rugi-rugi serat didefinisikan sebagai


perbandingan antara daya output optik (Pout) terhadap daya input (Pin )
sepanjang serat L. Redaman dalam serat optik untuk berbagai panjang
gelombang tidak selalu sama karena redaman ini merupakan fungsi panjang
gelombang (α)
Perhitungan daya penerima diformulasikan dengan persamaan :
 Loss Fiber (Lf)
αf = L x L f
 Loss Splice (Ls)
αs = Ns x Ls
 Loss Konektor (Lc)
αc = Nc x Lc
αtotal= αf - αs - αc
Perhitungan Power link budget:
Pr = Pt - αf-αs -αc
dimana :
Pt = Daya pemancar (dBm)
Pr = Sensitivitas penerima(dBm)
α s = Redaman penyambungan (dB)
α c = Redaman konektor (dB)
α f = Redaman fiber (dB)
Rise time budget merupakan metoda untuk menentukan batasan
dispersi pada saluran transmisi, tujuannya adalah untuk menganalisis kerja
sistem secara keseluruhan dan memenuhi kapasitas kanal yang diinginkan.
Rise time budget sistem secara keseluruhan diberikan dengan persamaan
sebagai berikut :
tf = D.σλ. Lsist

tsist2 = ttx2 + trx2 + tf2 

Dengan :
ttx = Rise time sumber optik(ps)
trx = Rise time detectoroptik(ps)
tf =Rise time fiber (ps)
D = Koefisiendispersi (ps/nm.km)
σλ = Lebar spektral (nm)
L = Jarak (km)

Nilai Rise Time Budget sistem untuk line coding berbeda dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Dimana BR adalah bit rate sistem

9.2 Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home

Langkah awal dari sebuah jaringan adalah membuat skema dari


penjaringan Fiber To The Home (FTTH) yang berguna untuk meramalkan
sebuah jaringan dengan kualitas kecepatan yang bagus dan stabil
Gambar 1 Skema Penarikan Kabel FTTH di wilayah Bali Agung 2 dan 3
Pontianak

Tabel 1 Titik Koordinat ODP


Perangkat Latitude Longtitude

ODP 6 0° 3.681'S 109° 20.071'T


ODP 7 0° 3.707'S 109° 20.101'T
ODP 8 0° 3.739'S 109° 20.140'T
ODP 9 0° 3.766'S 109° 20.171'T
ODP 10 0° 3.666'S 109° 20.086'T
ODP 11 0° 3.706'S 109° 20.134'T
ODP 13 0° 3.644'S 109° 20.096'T
ODP 14 0° 3.685'S 109° 20.143'T
ODP 16 0° 3.613'S 109° 20.092'T
ODP 17 0° 3.651'S 109° 20.134'T

Standar jarak akses kabel fiber optik yang digunakan pada Fiber To The
Home dari STO (Sentral Telpon Otomat) hingga ke pelanggan maksimal
adalah 20 km. Pada penelitian ini jarak OLT/STO ke ODC adalah 2,2 km
dengan rute penarikan kabel melewati jalan Perdana menuju Komplek Bali
Agung 2 dan Bali Agung 3.
Tabel 2 Jarak OLT Hingga ke ONT
Perangkat ODC ke ODP ODP ke Pengguna Terjauh
ODP 6 0,671km 0,135 km
ODP 7 0,735 km 0,105 km
ODP 8 0,823 km 0,115 km
ODP 9 0,59 km 0.115 km
ODP 10 0,8 km 0,125 km
ODP 11 0,686 km 0,15 km
ODP 13 0,769 km 0,135 km
ODP 14 0,654 km 0,165 km
ODP 16 0,779 km 0,161 km
ODP 17 0,664 km 0,1 km
9.3 Perhitungan Interface Modul untuk Sistem Transmisi Serat Optik

Gambar Modul Sistem Transmisi Serat Optik

Optical Transceiver adalah chip komputer yang menggunakan teknologi


serat optik untuk berkomunikasi antara perangkat lain. Chip transceiver optik
adalah sirkuit terintegrasi (IC) yang mentransmisikan dan menerima data
menggunakan serat optik daripada kabel listrik. Transceiver optik biasanya
digunakan untuk membuat tautan bandwidth tinggi antara switch
jaringan. Dengan transceiver optik juga dapat membuat tautan transmisi data yang
mampu melakukan transmisi jarak jauh.

9.3.1 Pengembangan Modul Transceiver Optik


Transceiver optik memainkan peran penting dalam menyampaikan
informasi di seluruh saluran komunikasi untuk sistem Ethernet. Mereka bertindak
sebagai objek all-in-one yang menerima dan menyampaikan informasi, mirip
dengan yang ditemukan di radio dan sistem telepon. Dengan transceiver optik,
jaringan menghemat lebih banyak ruang dan menghindari kebutuhan memiliki
pemancar dan penerima yang terpisah di dalam jaringan. Mampu
mentransmisikan informasi lebih jauh dan lebih cepat daripada model lama,
transceiver yang lebih baru terus mengubah cara transceiver digunakan dan
muncul, membuat modul yang lebih kecil, lebih kompak daripada sebelumnya. 
Modul SFP adalah salah satu perangkat transceiver paling awal yang
diciptakan untuk jaringan Gigabit Ethernet dan lebih disukai karena
kemampuannya yang dapat ditukar. Konverter antarmuka GBIC, atau Gigabit,
memungkinkan jaringan untuk mengirimkan data melalui saluran tembaga atau
serat optik, menciptakan perangkat yang lebih fleksibel daripada pemancar dan
penerima. Tentu saja, modul GBIC juga memiliki cacat, dan banyak memiliki
masalah ukuran dan kompatibilitas yang membatasi kemampuan mereka untuk
mengirimkan data melintasi jarak tertentu dan pada panjang gelombang tertentu.
Modul XENPAK menjadi transceiver standar baru dengan peningkatan
dukungan di jarak yang lebih jauh dan untuk berbagai panjang gelombang, tidak
seperti transceiver GBIC yang mengirim informasi melalui saluran tembaga atau
serat optik, XENPAK menyertakan dukungan untuk kedua jaringan, menciptakan
modul yang lebih baik, lebih fleksibel. Dan tidak seperti transceiver GBIC yang
lebih besar, XENPAK mampu menyampaikan data melintasi jarak pendek dan
panjang karena pengaturan konfigurasi mereka yang terletak di dalam
perangkat. Ketika menggunakan konfigurasi mode-tunggal, jaringan membuat
sinar cahaya tunggal untuk mengirim data melintasi jarak jauh, sementara mereka
menggunakan pengaturan multimode untuk mengirimkan informasi melintasi
jarak pendek. Baik serat optik tunggal dan multimode digunakan oleh jaringan,
menciptakan perangkat ideal XENPAK. 10 Gigabit Ethernet X2 Transceiver dan
XPAK yang tidak bisa lagi digunakan oleh modul XENPAK yang lebih lama,
dibuat ketika standar 10 Gigabit Ethernet berlaku. Standar X2 dan XPAK yang
lebih kecil dan lebih fleksibel memungkinkan lebih banyak dukungan untuk
standar Ethernet yang berbeda dan mampu mentransmisikan data melintasi jarak
yang lebih jauh. Dan ketika 10G SFP (SFP Plus atau SFP +) muncul, standar X2
dan XPAK yang bersaing tidak dapat terus mengendalikan pasar seperti
dulu. Modul SFP + memungkinkan lebih banyak standar konfigurasi untuk
jaringan, menyediakan berbagai panjang gelombang dan konfigurasi jarak untuk
Ethernet.

9.3.2 Penerapan Modul Transceiver Optik


Transceiver optik, pada dasarnya baru saja menyelesaikan konversi data
antara media yang berbeda, dapat mewujudkan koneksi antara dua sakelar atau
komputer dalam jarak 0-120km. Fungsi utamanya adalah untuk mencapai
konversi antara optik-listrik dan listrik-optik, termasuk kontrol daya optik,
transmisi modulasi, deteksi sinyal, konversi IV dan membatasi regenerasi
keputusan amplifier. Selain itu, ada permintaan informasi keamanan, TX-disable
dan fungsi lainnya. Dalam aplikasi praktis modul transceiver sebagai berikut
1. Transceiver optik dapat mewujudkan interkoneksi antar sakelar.
2. Transceiver optik dapat mewujudkan interkoneksi antara sakelar dan
komputer.
3. Transceiver optik dapat mewujudkan interkoneksi antar komputer.
4. Transceiver optik dapat bertindak sebagai repeater transmisi.
Ketika jarak transfer aktual melebihi jarak transmisi nominal transceiver,
khususnya, jarak transfer aktual melebihi 120km peringatan, dengan 2 set
transceiver kembali ke belakang dalam hal kondisi di tempat
memungkinkan, pengulang atau penggunaan "optik- optical ”conversiona
relay, adalah solusi yang sangat hemat biaya.
5. Transceiver optik dapat menawarkan konversi antara mode tunggal dan
koneksi serat multimode. Ketika jaringan tampaknya membutuhkan
koneksi serat multimode tunggal, Anda dapat menggunakan transceiver
multimode dan koneksi back-to-back transceiver mode tunggal, yang
dapat memecahkan masalah konversi serat multimode tunggal.
6. Transceiver optik dapat menawarkan transmisi WDM.
Kurangnya sumber daya kabel serat optik jarak jauh, untuk meningkatkan
tingkat pemanfaatan kabel serat optik, dan mengurangi biaya, transceiver
dan multiplexer divisi panjang gelombang (WDM multiplexer) dengan
penggunaan informasi dua arah pada saat yang sama transmisi serat.

Untuk mengetahui kualitas dari suatu pekerjaan instalasi modul pada jaringan
akses menggunakan teknologi serat optik, maka dapat dilakukan perhitungan
dengan prosedur berikut:Transmiter Type, Fiber Type, Wavelength, Typical
Optical Power (Ps), Receiver Sensitivity (PR). Berdasarkan data di atas, maka
besar Link Power budget adalah selisih antara Launch Power dan Receiver
sensitivity seperti berikut :

Loss Total (LT) = Loss Transmit (LS) - Loss Receiver (LR)


LT (dB) = LS(dBm) - LR(dBm)

9.4 Perhitungan Pengukuran dengan OTDR

Gambar Pengukuran dengan OTDR

OTDR adalah instrumen integrasi elektro-optik canggih yang terbuat dari


hamburan Rayleigh dan pantulan. Fresnel backscattering ketika cahaya ditularkan
melalui serat optic, ini secara luas digunakan dalam pemeliharaan dan
pembangunan kabel serat optik. Lakukan pengukuran panjang serat, redaman
serat, atenuasi bersama, dan pengukuran lokasi gangguan, tes OTDR dilakukan
dengan memancarkan pulsa cahaya ke dalam serat dan kemudian menerima
informasi yang dikembalikan di port OTDR. Ketika pulsa cahaya merambat di
dalam serat, hamburan atau refleksi terjadi karena sifat serat, konektor, sendi,
tikungan, atau kejadian serupa lainnya. Beberapa hamburan dan refleksi
dikembalikan ke OTDR, informasi berguna yang dikembalikan diukur oleh
detektor OTDR berfungsi sebagai segmen waktu atau kurva di lokasi yang
berbeda dalam serat.
Jarak dapat dihitung dari waktu yang diperlukan untuk sinyal ke sinyal
kembali untuk menentukan kecepatan cahaya dalam material kaca. Rumus berikut
menjelaskan bagaimana OTDR mengukur jarak. d = (c × t) / 2 (IOR), dalam
rumus ini c adalah kecepatan cahaya dalam ruang hampa, dan t adalah total waktu
setelah sinyal ditransmisikan sampai sinyal diterima (dua arah) (dua nilai
dikalikan dengan 2 Setelah jarak satu arah). Karena cahaya lebih lambat dalam
gelas daripada di ruang hampa, untuk mengukur jarak secara akurat, serat yang
diuji harus menentukan indeks bias (IOR). IOR ditandai oleh produsen serat.
Mengingat parameter serat, kekuatan hamburan Rayleigh dapat
ditentukan. Jika panjang gelombang diketahui, itu sebanding dengan lebar pulsa
sinyal: semakin panjang lebar pulsa, semakin kuat daya hamburan balik. Daya
hamburan Rayleigh juga terkait dengan panjang gelombang sinyal yang
ditransmisikan, dan panjang gelombang yang lebih pendek lebih kuat. Artinya,
lintasan yang dihasilkan oleh sinyal 1310 nm akan lebih tinggi daripada
backscatter Rayleigh dari lintasan yang dihasilkan oleh sinyal 1550 nm.
Di wilayah panjang gelombang tinggi (lebih dari 1500 nm), hamburan
Rayleigh terus menurun, tetapi fenomena lain yang disebut redaman inframerah
(atau absorpsi) terjadi, meningkatkan dan menghasilkan peningkatan nilai atenuasi
keseluruhan. Oleh karena itu, 1550 nm adalah panjang gelombang atenuasi
terendah; ini juga menjelaskan mengapa itu adalah panjang gelombang
komunikasi jarak jauh. Secara alami, fenomena ini juga mempengaruhi
OTDR. Sebagai OTDR dengan panjang gelombang 1550 nm, ia juga memiliki
kinerja atenuasi rendah, sehingga dapat diuji jarak jauh. Sebagai panjang
gelombang 1310nm atau 1625nm yang sangat dilemahkan, jarak uji OTDR
dibatasi terbatas karena peralatan uji perlu mendeteksi lonjakan tajam dalam jejak
OTDR, dan ujung lonjakan ini akan cepat jatuh ke dalam kebisingan.
9.4.1 Prinsip OTDR
1. Rayleigh Backscattering
Karena cacat dari serat optik itu sendiri dan inhomogeneity dari komponen
doping, hamburan Rayleigh terjadi pada pulsa optik disebarkan dalam
serat optik. Sebagian cahaya (sekitar 0,0001% [1]) tersebar kembali ke
arah yang berlawanan dari pulsa dan oleh karena itu disebut sebagai
backscattering Rayleigh, yang memberikan rincian redaman tergantung
panjang.

Gambar Rayleigh Backscattering

Refleksi pantulan terjadi pada batas dua media transmisi indeks bias yang
berbeda (seperti konektor, sambungan mekanis, fraktur, atau terminasi
serat). Fenomena ini digunakan oleh OTDR untuk secara akurat
menentukan posisi sepanjang panjang diskontinuitas dalam panjang
serat. Ukuran pantulan bergantung pada kerataan permukaan batas dan
perbedaan indeks bias. Refleksi Fresnel dapat dikurangi dengan
menggunakan cairan pencocokan indeks bias. Indeks kinerja utama OTDR
Memahami parameter kinerja OTDR berkontribusi pada pengukuran serat
OTDR yang sebenarnya. Parameter kinerja OTDR terutama mencakup
rentang dinamis, area buta, resolusi, dan akurasi.

1. Rentang Dinamis
Rentang dinamis adalah salah satu indikator kinerja utama OTDR, yang
menentukan panjang maksimum yang dapat diukur dari serat. Semakin
besar rentang dinamis, semakin baik jenis garis kurva dan semakin
panjang jarak terukur. Jangkauan Dinamis Saat ini tidak ada metode
penghitungan standar yang seragam. Definisi rentang dinamis yang umum
digunakan terutama mencakup empat hal berikut:
1. Definisi IEC (Bellcore):
Salah satu definisi rentang dinamis yang umum
digunakan. Perbedaan dB antara tingkat backscatter di awal dan tingkat
puncak kebisingan diambil. Kondisi pengukuran adalah lebar pulsa
maksimum OTDR dan waktu pengukuran 180 detik. 2RMS Definisi:
Definisi rentang dinamis yang paling umum digunakan. Ambil
perbedaan dalam dB antara tingkat backscatter awal dan tingkat
kebisingan RMS. Jika tingkat kebisingan adalah Gaussian, nilai RMS
yang didefinisikan adalah sekitar 1,56 dB lebih tinggi dari nilai yang
ditentukan IEC.3N = 0.1dB Definisi: Metode definisi yang paling
praktis. Ambil nilai atenuasi maksimum yang diijinkan yang dapat
mengukur kehilangan event 0.1dB. Nilai N = 0.1dB yang ditentukan
kira-kira 6.6dB lebih kecil daripada RMS mendefinisikan rasio sinyal-
ke-suara SNR = 1, yang berarti bahwa jika OTDR memiliki rentang
dinamis 30dB RMS, N = 0.1dB mendefinisikan rentang dinamis hanya
23.4dB, yang berarti hanya Kerugian dengan 0,1 dB kerugian yang
diukur selama rentang redaman 23,4dB. Deteksi akhir: Perbedaan dB
antara pantulan Fresnel 4% pada awal serat dan tingkat kebisingan
RMS, yaitu sekitar 12 dB lebih tinggi dari definisi IEC.

2. Deadzone
"Blind zone" juga disebut "dead zone" dan mengacu pada bagian di
mana kurva OTDR tidak dapat mencerminkan keadaan garis serat optik
dalam rentang jarak tertentu di bawah pengaruh pantulan
Fresnel. Fenomena ini terutama terjadi karena sinyal pantulan Fresnel
pada sambungan serat membuat photodetektor jenuh, yang
membutuhkan waktu pemulihan tertentu. Zona mati dapat terjadi di
bagian depan panel OTDR, atau pada pantulan Fresnel lainnya pada
sambungan serat optik.
Bellcore mendefinisikan dua zona mati [2]: Attenuation blind
zone (ADZ) dan Event blind zone (EDZ). Atenuasi blind zone mengacu
pada jarak minimum antara dua peristiwa refleksi ketika masing-masing
kerugian dapat diukur masing-masing. Umumnya, zona buta atenuasi
adalah 5-6 kali lebar pulsa (ditunjukkan oleh jarak); zona buta acara
berarti bahwa dua peristiwa refleksi masih dapat dibedakan. Pada jarak
minimum, jarak ke masing-masing acara dapat diukur, tetapi kerugian
individu dari setiap peristiwa tidak dapat diukur.

Gambar Rayleigh Backscattering

3. Resolusi
OTDR memiliki empat indikator resolusi utama: resolusi
sampel, resolusi layar (juga disebut resolusi pembacaan), resolusi acara,
dan resolusi jarak. Resolusi pengambilan sampel adalah jarak minimum
antara dua titik pengambilan sampel, yang menentukan kemampuan
OTDR untuk menemukan peristiwa. Resolusi pengambilan sampel
terkait dengan pilihan lebar pulsa dan ukuran jangkauan jarak. Resolusi
layar adalah nilai minimum yang dapat ditampilkan instrumen. OTDR
membagi setiap interval sampling dengan sistem mikroprosesing
sehingga kursor dapat bergerak dalam interval sampling. Jarak
terpendek yang kursornya bergerak adalah resolusi layar horizontal dan
resolusi tampilan vertikal atenuasi minimum yang ditampilkan.
Resolusi acara mengacu pada ambang OTDR untuk
mengidentifikasi titik kejadian dalam tautan yang sedang diuji, yaitu
nilai bidang kejadian (ambang deteksi). OTDR memperlakukan
perubahan kejadian lebih kecil dari ambang ini sebagai titik perubahan
kemiringan seragam di kurva. Resolusi acara ditentukan oleh ambang
resolusi fotodioda, yang menentukan redaman minimum yang dapat
diukur berdasarkan dua tingkat daya dekat. Resolusi jarak mengacu
pada jarak terpendek antara dua titik peristiwa yang berdekatan yang
dapat diselesaikan oleh instrumen. Indeks ini mirip dengan blind spot
acara, dan terkait dengan lebar pulsa dan parameter indeks bias.

9.5 BER (Bit Error Rate) TEST

Gambar BER Test


Bit Error Rate (BER) digunakan sebagai parameter penting dalam
mengkarakterisasi suatu kinerja saluran data. Saat mentransmisikan data dari satu
titik ke titik lainnya, baik melalui tautan radio / nirkabel atau tautan
telekomunikasi kabel, parameter kuncinya adalah berapa banyak kesalahan akan
muncul dalam data yang muncul di ujung jarak jauh. Dengan Bit Error Rate
berlaku untuk semua hal, Seperti
– Fiber optik
– ADSL
– Wi-Fi
– Komunikasi Data seluler
– IoT
Ketika data ditransmisikan melalui tautan data, ada kemungkinan
kesalahan dimasukkan ke dalam sistem. Jika kesalahan dimasukkan ke dalam
data, maka integritas sistem dapat dikompromikan. Akibatnya, perlu untuk
menilai kinerja sistem, dan bit error rate, BER memberikan cara yang ideal untuk
mencapai hal ini.
Tidak seperti banyak bentuk penilaian lain, bit error rate atau BER menilai kinerja
dari ujung ke ujung sistem termasuk pemancar, penerima dan media antara
keduanya. Dengan cara ini, bit error rate(BER) memungkinkan kinerja aktual
suatu sistem dalam operasi untuk diuji.

9.5.1 Tingkat kesalahan Bit Error Rate Test (BER)


Laju kesalahan bit didefinisikan sebagai laju di mana kesalahan terjadi
dalam sistem transmisi. Ini dapat langsung diterjemahkan ke dalam jumlah
kesalahan yang terjadi dalam string jumlah bit yang ditampilkan. Definisi laju
kesalahan bit dapat diterjemahkan ke dalam rumus sederhana:

9.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesalahan Bit Error Rate


Test
BER dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Dengan memanipulasi
variabel yang dapat dikontrol, dimungkinkan untuk mengoptimalkan sistem untuk
menyediakan tingkat kinerja yang diperlukan. Ini biasanya dilakukan pada tahap
desain sistem transmisi data sehingga parameter kinerja dapat disesuaikan pada
tahap konsep desain awal.
 Gangguan: Level gangguan yang ada dalam suatu sistem umumnya
ditetapkan oleh faktor-faktor eksternal dan tidak dapat diubah oleh desain
sistem. Namun dimungkinkan untuk mengatur bandwidth sistem. Dengan
mengurangi bandwidth, tingkat interferensi dapat dikurangi. Namun
mengurangi bandwidth membatasi throughput data yang dapat dicapai.
 Meningkatkan daya Trasmiter : Dimungkinkan juga untuk
meningkatkan level daya sistem sehingga daya per bit meningkat. Ini
harus diseimbangkan dengan faktor-faktor termasuk tingkat interferensi
kepada pengguna lain dan dampak peningkatan output daya pada ukuran
power amplifier dan konsumsi daya keseluruhan dan masa pakai baterai,
dll
 Mengurangi bandwidth: Pendekatan lain yang dapat diadopsi untuk
mengurangi tingkat kesalahan bit adalah dengan mengurangi bandwidth.
Tingkat kebisingan yang lebih rendah akan diterima dan oleh karena itu
rasio sinyal terhadap kebisingan akan meningkat. Sekali lagi ini
menghasilkan pengurangan throughput data yang dapat dicapai.
 Error rate  atau Bit error ratio biasa disingkat dengan BER, merupakan
sejumlah bit digital bernilai tinggi pada jaringan transmisi yang ditafsirkan
sebagai keadaan rendah atau sebaliknya, kemudian dibagi dengan
sejumlah bit yang diterima atau dikirim atau diproses selama beberapa
periode yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, diasumsikan berikut ini
urutan bit yang ditransmisikan:
0 1 1 0 0 0 1 0 1 1,
dan pada alat penerima akan menterjemahkan urutan bit sebagai berikut:
0 0 1 0 1 0 1 0 0 1,
Maka BER pada kasus ini ada 3 kesalahan penafsiran bit (yang digaris
bawah) kemudian sebagai nilai BER yang dihasilkan adalah nilai
kesalahan ini dibagi dengan sejumlah bit yang kirim yaitu 10 bit, sehingga
didapatkan 0.3 atau 30%.
 Kesalahan bit e probabilitas p adalah nilai harapan dari BER. BER ini
dapat dianggap sebagai estimasi perkiraan probabilitas kesalahan bit.
Perkiraan ini cukup akurat untuk interval waktu yang lama dipelajari dan
sejumlah besar kesalahan bit.

9.5.3 Packet tingkat kesalahan


Kesalahan paket rate (PER) adalah jumlah paket data yang ditransfer tidak
benar dibagi dengan jumlah paket yang ditransfer. Sebuah paket diasumsikan
tidak benar jika paling tidak satu bit tidak benar. Nilai harapan PER yang
dilambangkan paket probabilitas kesalahan p p, yang untuk panjang paket data
bit N dapat dinyatakan sebagai:
p  p = 1 − (1 − p  e ) N , p  p = 1 – (1 – e p)  N,
asumsi bahwa kesalahan sedikit yang independen satu sama lain Untuk
probabilitas kesalahan bit yang kecil, ini adalah sekitar:

9.5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi BER


Dalam sistem komunikasi, BER sisi penerima mungkin akan terpengaruh
oleh saluran transmisi noise , interferensi , distorsi , sinkronisasi
bit masalah, redaman , nirkabel multipath fading. BER ini dapat ditingkatkan
dengan memilih kekuatan sinyal yang kuat (kecuali ini menyebabkan lintas-talk
dan kesalahan sedikit lebih), dengan memilih lambat dan kuat modulasi atau
skema line coding skema, dan dengan menerapkan pengkodean kanal skema
seperti berlebihan maju koreksi kesalahan kode.
BER transmisi adalah jumlah bit yang salah terdeteksi sebelum koreksi
kesalahan, dibagi dengan jumlah bit yang ditransfer (termasuk kode kesalahan
berlebihan). BER informasi, kira-kira sama dengan probabilitas kesalahan
decoding, adalah jumlah bit decode yang tetap salah setelah koreksi kesalahan,
dibagi dengan jumlah bit diterjemahkan (informasi yang berguna). Biasanya BER
transmisi lebih besar dari BER informasi. BER informasi dipengaruhi oleh
kekuatan kode kesalahan koreksi ke depan.

9.5.5 Analisis BER


BER mungkin dianalisa dengan menggunakan simulasi komputer
stokastik. Jika transmisi sederhana saluran model dan sumber data model
diasumsikan, BER juga dapat dihitung secara analitik. Sebuah contoh dari model
sumber data adalah Bernoulli sumber.

Contoh seperti model saluran sederhana adalah:


 Biner simetris channel (digunakan dalam analisis probabilitas decoding
kesalahan dalam kasus bursty non-bit kesalahan pada saluran transmisi)
 Aditif white gaussian noise (AWGN) channel tanpa fading.
Sebuah skenario terburuk adalah saluran-benar acak, di mana kebisingan benar-
benar mendominasi selama sinyal berguna. Hal ini menghasilkan BER transmisi
sebesar 50% (dengan ketentuan bahwa suatu Bernoulli biner sumber data dan
kanal simetris biner diasumsikan, lihat di bawah).
Keterangan gambar di atas:
 Bit-error rate kurva untuk BPSK , QPSK , 8-PSK dan 16-
PSK, AWGN channel.
Ket gambar di samping
 BER perbandingan antara BPSK dan -encoded BPSK diferensial dengan
abu-abu-coding yang beroperasi di white noise.
 Dalam saluran bising, BER sering dinyatakan sebagai fungsi dari
dinormalisasi -to-noise rasio carrier mengukur dinotasikan Eb/N0 , (energi
per bit terhadap noise rasio kepadatan spektral daya), atau Es/N0 (energi
per simbol modulasi untuk kepadatan spektral noise).
 Misalnya, dalam kasus QPSK modulasi dan kanal AWGN, BER sebagai
fungsi dari Eb/N0 diberikan oleh: B E R = 1 / 2 r e c f (E b / N 0 / q r s
t (2 )). Orang biasanya plot BER kurva untuk menggambarkan
fungsionalitas dari sistem komunikasi digital.. Dalam komunikasi optik,
BER (dB) vs Diterima Power (dBm) biasanya digunakan, sedangkan
dalam komunikasi nirkabel, BER (dB) vs SNR (dB) digunakan.
Mengukur rasio kesalahan bit membantu orang memilih yang sesuai depan
koreksi kesalahan kode. Karena kode seperti yang paling benar hanya sedikit-
membalik, tetapi tidak dengan bit-bit insersi atau delesi, yang jarak
Hamming metrik adalah cara yang tepat untuk mengukur jumlah kesalahan bit.
Banyak FEC coders juga terus mengukur BER saat ini.
Sebuah cara yang lebih umum untuk mengukur jumlah kesalahan bit
adalah jarak Levenshtein. Jarak pengukuran Levenshtein lebih tepat untuk
mengukur kinerja kanal mentah sebelum sinkronisasi frame , dan bila
menggunakan kode koreksi kesalahan yang dirancang untuk memperbaiki bit-bit
sisipan dan penghapusan, seperti Marker Kode dan Watermark Kode.

9.6 Perhitungan Power Link Budget dan Rise Time Budge


Power Link Budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang
diperlukan receiver sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas
minimum. Tujuan dilakukannya perhitungan Power Link Budget adalah untuk
menentukan apakah komponen dan parameter desain yang dipilih dapat
menghasilkan daya sinyal hingga di pelanggan sesuai dengan tuntutan persyaratan
performansi yang sesuai.

𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (L . 𝑎𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 ) + (𝑁𝑐 . ) + (𝑁𝑠 .𝑎𝑠) + 𝑎𝑠p

Keterangan Rumus :
𝑃𝑡 = Daya keluaran sumber optik (dBm)
𝑃𝑟 = Sensitivitas daya maksimum detector (dBm)
𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Redaman total system (dB)
L = Panjang Serat Optik (km)
𝑎𝑐 = Redaman Konektor (dB/buah)
𝑎𝑠 = Redaman Sambungan ( dB/sambungan)
𝑎𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 = Redaman Serat Optik ( dB/ km)
𝑁𝑠 = Jumlah Sambungan
𝑁𝑐 = Jumlah Konektor
𝑎𝑠𝑝 = Redaman Splitter (dB)
𝑃𝒓 = P𝑡 - 𝛼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai M > 0, margin daya adalah daya yang masih tersisa dari power transmit
setelah dikurangi dari loss selama proses pentransmisian, pengurangan dengan
nilai safety margin dan pengurangan sensitivitas receiver .

M = (𝑃𝑡 - 𝑃𝑟) - 𝛼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 – SM

Keterangan :
𝑃𝑡 = Daya keluaran sumber optic (dBm)
𝑃𝑟 = Sensitivitas daya maksimum detector (dBm)
𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Redaman total system (dB / km)
SM = 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛,3 Db

Rise Time Budget (RTB) digunakan untuk menganalisis kinerja jaringan


secara keseluruhan dan sesuai dengan kapasitas kanal yang dibutuhkan . Rise
Time Budget (RTB) adalah perhitungan pada lin optik berdasarkan pada dispersi
yang terjadi pada link tersebut. Rise Time terjadi karena keterbatasan sumber optik
tidak dapat langsung aktif ketika ditembakkan sinyal sehingga sinyal yang
terbentuk seperti pada gambar berikut :

Gambar Rise Time Budget


9.7 Software Optisystem
Optisystem adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
melakukan simulasi suatu jaringan fiber optik mulai dari sentral sampai end-
user, selain itu Optisystem juga mendukung untuk pengukuran jaringan
seperti Power Link Budget dan Rise Time Budget. 
Contohnya jika kita melakukan perancangan jaringan FTTH (FTT-Home) ,
kita akan menggunakan cara 2-stage untuk arah downstream dengan mengacu
pada teknologi GPON. Dalam perancangan jaringan kabel optic sendiri ada 2
cara : 1 stage dan 2 stage. Sesuai dengan namanya, cara 1 stage hanya
menggunakan splitter pasif 1:32 di posisi ODC, sedangkan 2-stage menggunakan
splitter pasif 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP. Peruntukan 2-stage adalah untuk
jaringan perumahan kelas menengah ke bawah, sedangkan 1-stage lebih
diperuntukkan untuk wilayah VIP dan berkelas serta customer enterprise seperti
hotel berbintang, office, mall, dll.
Dalam melakukan perancangan FTTX kita menggunakan arsitektur
jaringan FTTX mulai dari sentral sampai dengan user. Jika kita urutkan mulai dari
sentral berarti ada OLT, ODF, ODC, ODP, roset, dan ONU/ONT. 

Untuk arah downstream digunakan panjang gelombang 1490 nm, sedangkat untuk
arah upstream menggunakan panjang gelombang 1310 nm. 

1. Pertama yang harus kita lakukan adalah membuat road-map mulai dari
sentral (dalam hal ini berarti OLT). Pada software optisystem tidak disediakan
perangkat OLT secara implisit, tapi kita bisa menggunakan perangkat Optical
Transmitter sebagai penggantinya yang menyerupai fungsi dari OLT itu
sendiri. Buka di folder Default -> Transmitter Library -> Optical Transmitter
-> Optical Transmitter, lalu drag and drop ke lembar projectnya.
Kita bisa mengubah konfigurasi transmitter tersebut dengan cara double click
pada icon perangkat untuk menampilkan window Properties.

Pada window properties kita dapat mengatur frekuensi (atau panjang


gelombang) kerja optical source, power, extinction ratio, bitrate, jenis
modulasi, duty cycle, rise time, dll. Semua pengaturan dapat kita atur secara
manual tergantung konfigurasi yang diinginkan.
2. Selanjutnya adalah merancang bagian ODF. KIta harus tahu dulu fungsi
ODF seperti apa, ODF adalah suatu perangkat yang bisa dikatakan sebagai
perangkat pembagi dari satu sentral untuk dibagi-bagi ke dalam beberapa
wilayah yang terpisah, Bentuk dari ODF sendiri biasanya seperti rak
bertingkat yang  setiap baris dan kolomnya memiliki identitas yang berbeda
sesuai dengan wilayah/daerah yang dicatu.
Dalam merancang ODF, yang perlu kita pasang diantaranya adalah patch cord,
connector, dan adaptor. Beberapa tools tersebut dapat kita temukan di folder
Default -> Passive Library -> Optical. Sedangkan patch cord sendiri dapat kita
ibaratkan sebagai suatu optical fiber cable. Untuk mengatur kriteria dari
masing-masing tools, cukup double click untuk memunculkan window
properties.
3. Yang ketiga adalah ODC, pada ODC biasanya ditempatkan passive splitter
1:4 dimana berarti 1 core fiber input akan menghasilkan 4 core fiber output.
Untuk lebih memberikan suatu gambaran yang nyata, berikan juga adaptor
dan connector sebagai penghubung ke splitter tersebut. Untuk perangkat
splitter, yang perlu kita setting adalah besarnya loss/redaman (dalam dB)
melalui window properties sesuai dengan datasheet perangkat di lapangan.
Karena biasanya jarak dari ODF menuju ODC yang cukup jauh dan kabel
fiber optik dalam satu haspel tidak cukup jangkauannya, maka diperlukan
suatu sambungan kabel, oleh karenanya diperlukan suatu sambungan dengan
splicing. Pada optisystem, splicing dapat kita ibaratkan dengan suatu
attenuator yang memiliki loss tertentu.
4. Keempat adalah ODP, ODP biasanya diletakkan di atas tiang atau di
bawah (ground) layaknya kotak listrik di taman. Pada posisi ODP ditempatkan
passive splitter 1:8, fungsi splitter sendiri adalah untuk membagi power/daya.
Jika misalkan kita memiliki daya input 10 dBm, maka setiap cabang output
dari splitter akan menghasilkan 1,25 dBm jika dalam kondisi ideal (tanpa ada
loss perangkat, L= 0 dB). Sama halnya dengan ODC, berikan juga connector
dan adaptor untuk lebih memberikan kesan nyata (real) terhadap perancangan
yang kita buat.
5. Kelima adalah roset, roset adalah perangkat terminasi akhir setelah kabel
optik memasuki rumah (premises) sebelum menuju ke ONU/ONT. Roset
biasanya berupa kotak kecil yang berisi adaptor dan mechanical splice.
Mechanical splice dapat kita ibaratkan sebagai suatu perangkat attenuator,
oleh karenanya kita harus menentukan terlebih dahulu berapa besar attenuasi
dari perangkat tersebut. 
6. Yang terakhir adalah ONT yang merupakan terminasi terakhir dari kabel
optik dimana nantinya output sudah berupa kabel tembaga (bukan lagi kabel
fiber optik). Perangkat ONT dapat kita ibaratkan sebagai suatu Optical
Receiver yang dapat kita temukan pada folder Default -> Receivers Library ->
Optical Receivers -> Optical Receiver. Selanjutnya adalah drag and drop ke
project kita. Melalui window properties, yang  dapat kita atur diantaranya
adalah Gain, ionization ratio, responsivitas, dark current, frekuensi cut off,
insertion loss, dll.
7. Selesai.

Lalu, cara untuk mengetahui bahwa perancangan kita sudah berjalan


dengan baik atau tidak, kita cukup pasangkan perangkat BER Analyzer (Default
-> Visualizer Library -> Electrical) untuk mengecek nilai BER dan Q-Factor, atau
Optical Power Meter (Default -> Visualizer Library -> Optical) untuk mengetahui
besaran power/daya yang diterima.
Ketentuannya adalah nilai BER tidak boleh lebih besar dari 1x10^-9 (BER
<= 1x10^-9), sedangkan Q-factor harus lebih dari 6 (Q >= 6). Untuk power tidak
ada kriteria/acuan khusus melainkan harus disesuaikan dengan responsivitas
perangkat penerima (receiver).
Berikut adalah contoh hasil perancangan FTTH di Optisystem :
RANGKUMAN

 Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan


untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau sama dengan
level daya threshold (RSL ≥ Rth). Tujuannya untuk menjaga keseimbangan
gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di receiver. Sehingga jarak
maksimum antara transmitter dan receiver dapat bekerja dengan baik.
 Power Link Budget merupakan suatu hal yang sangat menentukan apakah
suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena
power budget menjamin agar penerima dapat menerima daya optik sinyal
yang diperlukan untuk mendapatkan bit error rate (BER) yang diinginkan.
 Standar jarak akses kabel fiber optik yang digunakan pada Fiber To The Home
dari STO (Sentral Telpon Otomat) hingga ke pelanggan maksimal adalah 20
km.
 Skema dari penjaringan Fiber To The Home (FTTH) Jika kita urutkan mulai
dari sentral, yakni OLT, ODF, ODC, ODP, roset, dan ONU/ONT. 
 Transceiver optik memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi
di seluruh saluran komunikasi untuk sistem Ethernet. Mereka bertindak
sebagai objek all-in-one yang menerima dan menyampaikan informasi, mirip
dengan yang ditemukan di radio dan sistem telepon
 Untuk mengetahui kualitas dari suatu pekerjaan instalasi modul pada jaringan
akses menggunakan teknologi serat optik, maka dapat dilakukan perhitungan
dengan prosedur berikut:Transmiter Type, Fiber Type, Wavelength, Typical
Optical Power (Ps), Receiver Sensitivity (PR). Sedangkan besar Link Power
budget adalah selisih antara Launch Power dan Receiver sensitivity
 Tes OTDR dilakukan dengan memancarkan pulsa cahaya ke dalam serat dan
kemudian menerima informasi yang dikembalikan di port OTDR. Ketika pulsa
cahaya merambat di dalam serat, hamburan atau refleksi terjadi karena sifat
serat, konektor, sendi, tikungan, atau kejadian serupa lainnya. Beberapa
hamburan dan refleksi dikembalikan ke OTDR, informasi berguna yang
dikembalikan diukur oleh detektor OTDR berfungsi sebagai segmen waktu
atau kurva di lokasi yang berbeda dalam serat.
 Dalam sistem komunikasi, BER sisi penerima mungkin akan terpengaruh oleh
saluran transmisi noise , interferensi , distorsi , sinkronisasi
bit masalah , redaman , nirkabel multipath fading. BER ini dapat ditingkatkan
dengan memilih kekuatan sinyal yang kuat, dengan memilih lambat dan
kuat modulasi atau skema line coding skema, dan dengan
menerapkan pengkodean kanal skema seperti berlebihan maju koreksi
kesalahan kode.
 Power Link Budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang
diperlukan receiver sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas
minimum. Tujuan dilakukannya perhitungan Power Link Budget adalah untuk
menentukan apakah komponen dan parameter desain yang dipilih dapat
menghasilkan daya sinyal hingga di pelanggan sesuai dengan tuntutan
persyaratan performansi yang sesuai.
 Rise Time Budget (RTB) digunakan untuk menganalisis kinerja jaringan
secara keseluruhan dan sesuai dengan kapasitas kanal yang dibutuhkan . Rise
Time Budget (RTB) adalah perhitungan pada lin optik berdasarkan pada
dispersi yang terjadi pada link tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/25416088/Makalah_Link_Budget (Akses 4 April


2021)
https://www.academia.edu/34699706/POWER_LINK_BUDGET (Akses 4 April
2021)
https://www.neliti.com/id/publications/192463/perancangan-jaringan-akses-fiber-
to-the-home-ftth-menggunakan-teknologi-gigabit (Akses 4 April 2021)
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA

1. Berikut adalah fungsi dari OTDR , kecuali ..


a) Redaman total serat optik ( total loss )
b) Panjang kabel serat optic
c) Redaman persatuan panjang ( section loss )
d) Waktu tempuh sinyal

2. Apa kepanjangan dari OTDR ?


a) Optical Timer Domain Reflectionmeter
b) Optical Trace Domain Reflectometer
c) Optical Tracing Domain Reflectionmeter
d) Optical Time Domain Reflectometer

3. Apa kekurangan dari Pengukur Daya Optik (OPM) ?


a) Dapat menguji daya rata rata dalam sistem serat optik
b) Bereaksi terhadap lebarnya spektrum
c) Bisa dikombinasikan dengan perangkat test optik yang berbeda
d) Jika ada panjang gelombang lain yang terdeteksi, maka hasil pengukuran
panjang gelombang nya akan salah.

4. Manakah yang merupakan bagian dari alat pengukur daya optik


(OPM)?
a) Cladding c) Boundary
b) Sensor Kalibrasi d) Core

5. OTDR adalah singkatan dari?


a) Optical Time-Domain Reflectometer
b) Optical Timer-Dimension Reflectometer
c) Optical Treasure-Domain Reflectometer
d) Optical Time-Donation Reflectometer
6. Kepanjangan dari MDF ….?
a) Main Distribution Frame c) Main Distributor Frame
b) Main distripoint frame d) Main Distribution Framing

7. Dalam desain Fiber To The Home (FTTH) Rumah tinggal atau tempat


usaha, baik hunian satu unit maupun hunian multi-unit seperti apartemen
dihitung sebagai satu tempat disebut..!
a) Premises c) Homes Connected
b) Homes Passed d) Subscriber

8. Dalam desain Fiber To The Home (FTTH) jumlah potensi rumah atau


bangunan dimana  operator telekomunikasi  memiliki kemampuan untuk
menghubungkan alat produksi di daerah layanan tersebut disebut..!
a) Premises c) Homes Connected
b) Homes Passed d) Subscriber

9. Dalam desain Fiber To The Home (FTTH) rumah atau bangunan yang


terhubung ke jaringan B-FTTH / dan menggunakan setidaknya satu layanan
koneksi ini dan didukung dengan kontrak komersial disebut..
a) Premises c) Homes Connected
b) Homes Passed d) Subscriber

10. Dalam desain Fiber To The Home (FTTH) jaringan yang terhubung dalam
beberapa jumlah rumah atau bangunan yang terhubung sampai dengan titik
pelanggan baik metode jaringan FTTH / FTTB  disebut..!
a) Premises c) Homes Connected
b)  Homes Passed d) Subscriber
Jawaban Pilihan Ganda:

1.d)
2.d)
3.d)
4.b)
5.a)
6.a)

7.a)

8.b)

9.d)

10.c)
LATIHAN SOAL ESSAY

1. Apakah Alat yang digunakan untuk mengukur daya sinyal optik?


2. Tuliskan bagian bagian dari OPM!
3. Apa kegunan sensor kalibrasi yang ada pada OPM?
4. Apa saja hal yang harus di perhatikan sebelum menggunakan OTDR ?
5. Apa saja hal yang harus di perhatikan saat menggunakan OTDR ?
6. Bagaimana mekanisme kerja OTDR ?
7. Jelaskan Pengertian dari Fiber to The X ( FTTX) dan Fiber To The Home
( FTTH)!
8. Tinjau link gelombang radio 100 m yang bekerja pada 1 GHz dengan daya
pancar 0,1 W, gain kedua antena pemancar dan penerima 5 dB. Jika threshold
penerima -85 dBm hitunglah link margin yang tersedia!
9. Suatu penerima sis-kom radio memiliki laju simbol 107 simbol/detik. Jika
temperatur noise ekivalen penerima ini 870 K, hitunglah noise figure
penerima dan daya noise pada output penerima!
10. Tinjau sistem penerima berikut :

Jika rugi kabel 7 dB, temperatur noise ekivalen dari reciever 630 K, berapakah
noise figure sistem ?
Jawaban Essay:
1. Optical Power Meter
2. Sensor kalibrasi,pengukur amplifier dan tampilan perangkat (display)
3. Untuk mengukur kisaran panjang gelombang secara tepat
4. Hal yang harus di perhatikan sebelum menggunakan OTDR:
 Perhatikan spesifikasi teknik yang dimiliki perangkat
 Lakukan pembersihan terhadap konektor (umper cord)
5. Hal yang harus di perhatikan saat menggunakan OTDR:
 Jangan melihat langsung laser ke mata, karena berbahaya bagi mata.
 Konektor harus bersih, agar didapatkan hasil yang benar.
 Tegangan catuan yang diijinkan.
 Penanganan kabel konektor.
 Kemampuan Spesifik dari peralatan.
6. Mekanisme kerja OTDR
 Sinyal-sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat optik.
 Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
 Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss.
 Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.

7. FTTx (Serat untuk x) adalah istilah umum untuk semua arsitektur jaringan
(broadband) berbasis serat optik yang menyediakan akses data kepada
pelanggan.
FTTH  dapat  didefinisikan  sebagai  arsitektur  jaringan  optic  mulai  dari
sentral office  (STO)  hingga  ke  perangkata  pelanggan,  sedangkan  desain
berasal dari kata  Desaino  dalam  bahasa  Itali  yang  artinya  adalah
suatu gambar yang mengandung  arti  atau  bermakna,  jadi  dalam  bahasan
disini desain merupakan suatu  seni  yang  dituangkan  dalam  bentuk
gambar dan mengandung arti, tentu didalamnya  terdapat keterangan-
keterangan seperti dimensi, symbol – symbol yang  digunakan, penamaan,
spesifikasi, ukuran dan lain – lain tergantung desain apa yang ditampilkan.
8. Penyelesaian:

Karena

Maka

Jika diasumsikan rugi-rugi hanya disebabkan oleh free space loss maka path
loss :

Sehingga diperoleh link margin :

9. Penyelesaian:
Noise equivalent bandwidth =1/Ts. Ts=1/107 detik. Jadi B=107Hz. Sehingga:

Jika terdapat beberapa peralatan lain yang disusun seri, maka noise figure
sistem keseluruhan dapat ditentukan. Misalkan jika terdapat 2 amplifier
dengan gain G1 dan G2, bandwidth B, temperatur noise efektif T e1 dan Te2,
dengan sinyal input Sin, noise input Nin :

Output amplifier pertama adalah :


F1=noise figure amplifier 1.
Output amplifier 1 adalah input untuk amplifier 2. Sehingga output amplifier
2 adalah :

seperti pada gambar di bawah :

Noise figure sistem (gabungan dari 2 ampl tersebut) adalah :

Jika terdapat lebih dari satu komponen, maka noise figure sistem keseluruhan
secara umum dapat ditulis :
10. Penyelesaian:
Noise figure reciever :

Untuk kabel atau komponen lain yang bersifat meredam, konsep noise figure
pada amplifier juga berlaku. Karena itu sebagai elemen dari suatu sistem,
noise pada terminal output kabel :
N=kT0B/L+kTeB/L=kB(T0+Te)/L
Dengan L=1/G.
Komponen resistif kabel pada temperatur ekivalen noise Te=T0 menghasilkan
daya noise pada terminal outputnya :
N=kT0B
Maka :
kB(T0+Te)/L= kT0B
L=1+Te/T0=F
Sehingga noise figure total sistem pada soal dia atas Ftotal=(5+7)dB=12dB.
Noise figure sistem juga bisa diperoleh dari SNR :
Misalkan daya sinyal pada output antena S1 dan psd noise N1=kT0 , maka
SNR input = S1/ kT0. Redaman kabel -7dB=10-0,7=1/5, atau hanya 20% dari
sinyal input yang sampai di penerima. Misalkan sinyal pada output kabel S2,
maka

Psd noise pada ouput kabel :

Sehingga :

F=10log5=7dB

Anda mungkin juga menyukai