Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL


“QUADRATURE PHASE SHIFT KEYING (QPSK)”

Disusun oleh :
Febrianti Mahdar (191331043)

Tanggal Praktikum : 30 Juni 2021


Tanggal Pengumpulan : 30 Juni 2021

Instruktur :

Slameta, S.T., M.Eng.


Griffany Megiyanto R., S.ST, M.T.,

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI

D3 – TEKNIK TELEKOMUNIKASI
2B
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK)

I. Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan Untuk memplot bentuk gelombang sinyal Quadrature


Phase Shift Keying (QPSK) menggunakan aplikasi Octave.

II. Landasan Teori

Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) adalah teknik modulasi digital. Fase
Quadrature Shift Keying (QPSK) adalah bentuk Phase Shift Keying di mana dua bit
dimodulasi sekaligus, memilih salah satu dari empat kemungkinan pergeseran fasa
pembawa (0, /2, , dan 3Π/2). QPSK tampil oleh mengubah fase pembawa (carrier) In-
phase (I) dari 0 ° menjadi 180 ° dan fase Quadrature (Q) carrier antara 90 ° dan 270 °.
Ini digunakan untuk menunjukkan empat status kode biner 2-bit. Setiap keadaan
pembawa ini disebut sebagai Simbol.

Gambar 1
QPSK melakukan dengan mengubah fase carrier In-phase (I) dari 0° menjadi 180°
dan Carrier fase kuadrat (Q) antara 90 ° dan 270 °. Ini digunakan untuk menunjukkan
empat keadaan dari 2 kode biner bit. Setiap keadaan pembawa ini disebut sebagai
Simbol. Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) adalah metode yang banyak digunakan
untuk mentransfer data digital dengan mengubah atau memodulasi fase sinyal
pembawa. Dalam QPSK data digital diwakili oleh 4 titik di sekitar lingkaran yang sesuai
dengan 4 fase sinyal pembawa. Titik-titik ini disebut simbol. Gambar 1. menunjukkan
pemetaan ini.

III. Perangkat yang Diperlukan

1. 1 (satu) Buah PC multimedia OS Windows

2. 1 (satu) Perangkat lunak Octave

IV. Script Octave

clear;

clc;

b = input('Enter the Bit stream \n '); %b = [0 1 0 1 1 1 0];

n = length(b);

t = 0:.01:n;

x = 1:1:(n+2)*100;

for i = 1:n

if (b(i) == 0)

b_p(i) = -1;

else

b_p(i) = 1;

end

for j = i:.1:i+1

bw(x(i*100:(i+1)*100)) = b_p(i);

if (mod(i,2) == 0)
bow(x(i*100:(i+1)*100)) = b_p(i);

bow(x((i+1)*100:(i+2)*100)) = b_p(i);

else

bew(x(i*100:(i+1)*100)) = b_p(i);

bew(x((i+1)*100:(i+2)*100)) = b_p(i);

end

if (mod(n,2)~= 0)

bow(x(n*100:(n+1)*100)) = -1;

bow(x((n+1)*100:(n+2)*100)) = -1;

end

end

end %be = b_p(1:2:end);

%bo = b_p(2:2:end);

bw = bw(100:end);

bew = bew(100:(n+1)*100);

bow = bow(200:(n+2)*100);

cost = cos(2*pi*t);

sint = sin(2*pi*t);

st = bew.*cost+bow.*sint; 20

subplot(4,1,1)
plot(t,bw)

grid on ; axis([0 n -2 +2])

subplot(4,1,2)

plot(t,bow)

grid on ; axis([0 n -2 +2])

subplot(4,1,3)

plot(t,bew)

grid on ; axis([0 n -2 +2])

subplot(4,1,4)

plot(t,st)

grid on ; axis([0 n -2 +2])


V. Data Hasil Paktikum

Gambar 5.1 Simulasi Run Octvae dengan script QPSK

Gambar 5.2 Grafik Sinyal Hasil Modulasi QPSK


Gambar 5.3 Simulasi Run Octvae dengan script PSK

Gambar 5.4 Grafik Sinyal Hasil Modulasi PSK


VI. Analisis Data
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pada software OCTAVE mengenai
QPSK. Quadrature Shift Keying (QPSK) adalah bentuk Phase Shift Keying di mana dua
bit dimodulasi sekaligus, memilih salah satu dari empat kemungkinan pergeseran fasa
pembawa (carrier). Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) menghasilkan sinyal dengan
empat kondisi data yang berbeda pada masukannya, sehingga akan menghasilkan empat
fasa keluaran yang berbeda yakni u (+45,-135,-45,-135) jadi akan terdapat 4 phasa yang
merepresentasikan konversi data biner sebesar 2 bit yaitu 00, 01, 10 dan 11 untuk menjadi
sebuah sinyal digital yang kontinyu.
Berdasarkan script pada OCTAVE langkah pertamanya yakni meminta sebuah
input dengan pengaturan deretan biner, inputnya adalah [0 1 0 0 0 1 1 1 1]. Setelah itu me
run program dan masukkan input pada command window. Pada praktikum kali ini akan
dilakukan pembandingan antara sinyal modulasi QPSK dengan sinyal modulasi BPSK.
Pada gambar 5.2 dapat dilihat bahwa terdapat 4 grafik yakni grafik pertama merupakan
deretan biner [1 0 1 0 0 0 1 0 1], grafik kedua dan ketiga adalah h sinyal Odd dan Even
lalu grafik terakhir adalah sinyal QPSK. Pada QPSK berlangsungnya modulasi adalah
dengan mengkodekan setiap 2 bit lalu data deretan binernya merupakan data serial 9 bit.
Oleh karena itu terbagi menjadi data genap/even dan data ganjil/odd. Dapat dilihat apabila
data input “10” ke “10” maka tidak terjadi pergeseran phasa, apabila dari “10” ke “00”
maka yang terjadi adalah pergeseran phasa sebesar 90 derajat.
Sedangkan pada gambar 5.4 dapat dilihat bahwa PSK (Phase Shift Keying)
merupakan teknik modulasi sinyal digital berdasarkan phasa yang akan merepresentasikan
biner 1 dan 0 menjadi sinyal digital continyu. BPSK adalah dua PSK, angka didepan
menandakan bahwa ketka mempunya sudut 360 derajat akan dibagi dengan 2 yaitu 180,
sehingga perubahan yang terjadi sebesar 180 derajat. Perbedaan QPSK dan BPSK terdapat
pada bit pengkodean sinyalnya. Pada BPSK sinyal hanya diwakili dengan satu bit
sedangkan pada QPSK sinyal diwakili dari dua bit yang terdiri dari bit even dan bit odd.
Pergeseran phasa pada BPSK adalah sebesar 180 derajat, sedangkan pergeseran
phasa pada QPSK adalah sebesar 90 derjat. Kinerja bit error rate modulasi QPSK
dikatakan lebih baik dibandingkan BPSK karena sinyal QPSK diwakili dari dua bit data.
V. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa QPSK


memiliki 4 phasa keluaran yang besarnya adalah +45, -135,-45,-135 yakni apabila 360
dibagi 4 menjadi 90 derjat, 90 derajat ini merupakan pergeseran phasenya. Keempat phasa
tersebut mewakili bit bit biner yakni 00, 01, 10 , dan 11. Kinerja modulasi QPSK lebih
baik dibandingkan dengan kinerja BPSK.

VI. Referensi
[1] Admin, “Jobsheet Modulasi Digital”, Sistem Komunikasi Digital. [Online]. Tersedia:
https://e-learning.polban.ac.id/mod/resource/view.php?id=146120 (Diakses 30 Juni
2021)

Anda mungkin juga menyukai