Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR

TELEKOMUNIKASI 2
MODULASI PSK DAN MODULASI QPSK

DISUSUN OLEH :
NAMA : PONTIUS OTNIEL TAMPUBOLON
NIM : 1905062004
KELAS : TK-5D

PROGRAM STUDI
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2021/2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Percobaan : Praktikum Dasar Telekomunkasi 2/ TK

-5D / 2021

Judul Laporan : Modulasi PSK dan Modulasi QPSK

Tanggal Percobaan : 11 November 2021

Tanggal Penyerahan : 14 November 2021

Praktikan : Pontius Otniel Tampubolon

NIM : 1905062004

Instruktur : 1. Ir. Indra Yadi, M.T.

2. Tuti Aditama S.T., M.T.

PRAKTIKAN

(PONTIUS O.T)

Instruktur I Instruktur II

(Ir. Indra Yadi, M.T.) (Tuti Aditama S.T., M.T.)

2
DAFTAR ISI
SAMPUL LAPORAN ........................................................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
I. TUJUAN .......................................................................................................................... 4
II. DASAR TEORI.............................................................................................................. 4
III. ALAT DAN BAHAN ................................................................................................... 7
IV.LANGKAH PERCOBAAN .......................................................................................... 7
V. TABEL HASIL PERCOBAAN ..................................................................................... 10
VI. ANALISA DATA ......................................................................................................... 20
VII.KESIMPULAN ............................................................................................................ 21

3
MODULASI PSK DAN MODULASI QPSK

I. TUJUAN
1. Untuk mempelajari prinsip modulasi PSK/QPSK
2. Untuk mempelajari prinsip demodulasi PSK/QPSK
3. Untuk mengimplementasikan prinsip modulasi PSK/QPSK
4. Untuk mengimplementasikan prinsip demodulasi PSK/QPSK

II. DASAR TEORI


a. PSK/QPSK Modulator
Proses modulasi phase-shift keying (PSK) dapat dilihat sebagai kasus dari phase
modulation (PM). Sinyal pembawa merupakan sinyal sinus dengan frekuensi dan amplitudo
tetap. Sinyal modulasi adalah informasi biner, jika informasi adalah low (logika 0), maka sinyal
pembawa tetap pada fasanya. Jika informasi masukan high (logika 1), maka sinyal pembawa
memiliki fasa sebesar 180o. Pasangan gelombang sinus hanya berbeda fasanya pada pergeseran
180 derajat disebut sinyal ampliyudo. Tipe phasa shift-keying ini disebut binary PSK (BPSK)
atau Phasa Reverse keying (PRK), sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Modulasi PSK

Pada BPSK (Bi PSK), skema modulasi dikarakteristikkan oleh fakta bahwa informasi dibawa
oleh sinyal transmisi yang terdapat dalam fasanya, sebaliknya, dalam Quasi Phasa Shift
Keying (QPSK), fasa dari pembawa membawa satu dari empat harga, seperti 0o, 90o, 180o,dan
270o. Setiap harga fasa yang mungkin berhubungan dengan pasangan bit yang khusus disebut
dibit, Gambar 2.

4
Gambar 2. Modulasi QPSK
Kemungkinan pasangan set PSK dan QPSK ditunjukkan oleh Tabel 1.
Tabel1. Phase Shift yang mungkin dari PSK dan QPSK
(fase derajat)
Sistem informasi bit
Perkiraan #1 #2
PSK 0 0 180 45
1 180 0 225
QPSK 0 0 180 45
11 180 0 225
1 90 270 135
10 270 90 135

Modulator memodulasi sinyal pembawa dengan masukan informasi dan memproduksi


sinyal termodulasi PSK/QPSK. Sinyal termodulasi ditransmisikan melewati medium, seperti
radio, kabel, atau serat optik menuju masukan demodulator. Demodulator menerima sinyal
transmisi PSK/QPSK dan kemudian merekontruksikan data informasi asalnya. Secara blok
diagram ditunjukkan oleh Gambar 3. Generator sinyal pembawa membangkitkan sinyal
pembawa (sinus) menuju jaringan swtiching fasa dan gelombang persegi segabagi rangkaian
pewaktu. Jaringan swtiching fasa menghasilkan empat keluaran (0o, 90o, 180o, 270o) ke
masukan selector data.

5
Gambar 3. Blok diagram sistem PSK/QPSK
Keluaran data selector didapatkan dengan memilih input A dan B, ditunjukkan oleh Gambar
4.

Gambar 4. Blok diagram modulator PSK/QPSK


Disini terdapat empat kasus berikut:
1. Jika BA=00 [Q0=Q1=Low], X=X0, sinyal dengan phase shift 0°
2. Jika BA=11 [Q0=Q1=High], X=X3, sinyal dengan phase shift 180°
3. Jika BA=01 [Q0=Q1=High], X=X1, sinyal dengan phase shift 90°
4. Jika BA=10 [Q0=Q1=Low], X=X2, sinyal dengan phase shift 270°
Rangkaian pewaktu menerima sinyal kotak (fc) dari keluaran generator sinyal pembawa
dan produksi dua output fc ke masukan kontrol beban sinyal 2 fc ke keluaran clock dan kontrol
register dan juga untuk generator sycn cycle. Kedua sinyal fc dan 2 fc dari laju data informasi
masukan digital yang digunakan untuk menentukan apakah modulator bekerja dalam mode
binary PSK/QPSK atau tidak. Disini terdapat 3 kasus yang mungkin, yaitu:

1. Bit rate = fc dan syn cycle tidak dibangkitkan pada kasus ini, laju data sama dengan
frekuensi pembawa fc dan frekuensi clock dua kali frekuensi pembawa, satu bit dari
aliran data digital diberikan pada kontrol register dua kali. Sehingga keluaran kontrol
Q-Q1 dari kontrol register adalah sama, 00 atau 11. Keluaran X dari data selector adalah
sinyal masukan, X0-X3. Sistem ini bekerja dalam mode PSK.
2. Bit rate = 2 fc dan sync cycle tidak dibangkitkan pada kasus ini, laju dan frekuensi clock
sama dengan 2 kali frekuensi pembawa 2 fc. dua aliran data diberikan pada laju kontrol
register Q0-Q1, kemungkinan bernilai 00, 01, 11 atau 10. Sistem ini bekerja dalam moe
QPSK.

6
3. Bit rate = 2 fc atau sycn cycle tidak dibangkitkan jika sycn dibutuhkan, rangkaian
kontrol sync cycle akan memproduksikan sinyal kontrol untuk mengatur keluaran
data shift register control 1, sycn cycle dan kemudian sebuah sinyal sync cycle akan
muncul pada keluaran modulator.
Kemudian sycn cycle ter-konversi adalah data 0111. ketika detector sycn cycle
menerima data ini, kondisi low merepresentasikan untuk identifikasi sycn cycle yang telah
terdeteksi.
Modul rangkaian modulator PSK/QPSK ditunjukkan oleh Gambar 5. Chip Generator sinyal
presisi, ICL 8038 berfungsi sebagai pembawa yang menghasilkan sinyal sinus dan sinyal
persegi, ditentukan oleh resistor pewaktu eksternal R2-R3 dan kapsitor C2 dan diperkirakan
7.1 kHz. Hubungan pin 7 dan 8 membuat karakteristik generator bekerja dalam mode VCO.
Sinyal persegi mucul di U1, pin 9, yang dihubungkan ke masukan rangkaian pewaktu untuk
membangkitkan sinyal dengan frekuensi 2 fc oleh frekuensi jaringan peng-ganda yang
dikontruksikan oleh U4b U4c dan U5a dan komponen kombinasi R21, C6, C7. Sinyal 2 fc
dihubungkan dengan masukan clock dari shift register, U7, dan counter, U6a dihubungkan ke
masukan jaringan swithing fasa yang terdiri dari dua amplifier non inverting dan dua amplifier
inverting. Jaringan phase shift ini memberikan 4 pahse shift dan ini memberikan 4 phase shift
0o, 90o,180o dan 270o pada masukan X0, X1, X2 dan X3 pada selector yang berurutan. Counter
biner, U6b digunakan untuk menentukan kapan membangkitkan sycn cycle frekuensi clock dari
counter biner U6a adalah 2 fc.

III. ALAT DAN BAHAN


1. 1 buah modul KL-92001
2. 1 buah modul KL-94006 dan KL-94007
3. Osiloskop

IV. LANGKAH PERCOBAAN


A. Pengukuran dan Penyesuaian KL-94006

1. Pasangkan modul catu daya, KL-92001 dan Modulator PSK/QPSK, modul KL94006.
Hidupkan catu daya.
2. Dengan menggunakan Osiloskop, ukur dan catat bentuk sinyal dan test frekuensi pada
titik TP1, TP2,TP3 pada Tabel 1.

7
3. Dengan menghubungkan kanal 1 Osiloskop, CH1, ke TP3 dan kanal 2, CH2 ke ke TP
6. Ukur dan catat bentuk sinyal dan frekuensi pada tabel 2. Atur amplitudo sinyal pada
TP4 ke 1 Vpp dengan menyesuaikan VR1 dan mencatat beda fasa kedua sinyal.
4. Dengan menghubungkan kanal 1 Osiloskop, CH1, ke TP3 dan kanal 2, CH2 ke ke TP
6. Ukur dan catat bentuk sinyal dan frekuensi pada tabel 3. Atur amplitudo sinyal pada
TP4 ke 3 Vpp dengan menyesuaikan VR1 dan mencatat beda fasa kedua sinyal.
5. Dengan menghubungkan kanal 1 Osiloskop, CH1, ke TP3 dan kanal 2, CH2 ke ke TP
5. Ukur dan catat bentuk sinyal dan frekuensi pada tabel 4. Bentuk sinyal pada RX CLK
OUT haruslah sinyal pembawa terpulihkan, 500 Hz .
B.1. Pengukuran 2 fc

1. Hubungkan sinyal digital, level TTL, 500 Hz ke DATA IN.


2. Dengan menghubungkan kanal 1 Osiloskop, CH1, ke TP12 dan kanal 2, CH2 ke ke TP
13. Ukur dan catat bentuk sinyal dan frekuensi pada tabel 5. Bandingkan beda fasa
antara keduanya.
3. Hubungkan CH 1 Osiloskop ke TP15. Ukur dan catat bentuk sinyal dan frekuensi pada
tabel 6. Frekuensinya harus dua kali, 2 fc.
B.2. Pengukuran Sync Cycle
Ukur dan catat bentuk gelombang dan frekuensi pada titik uji menurut Tabel 7.

B.3. Pengukuran Kontrol Shift Register

1. Dengan menghubungkan kanal 1 Osiloskop, CH1, ke TP10 dan kanal 2, CH2 ke ke TP


11. Ukur dan catat bentuk sinyal dan frekuensi pada tabel 8.
2. Ulangi langkah 1 untuk frekuensi sinyal digital 100 Hz dan 1 kHz ke Digital DATA
IN.
3. Pulihkan kembali frekuensi sinyal digital ke 500 Hz.
B.4. Pengukuran Sinyal Termodulasi PSK/QPSK

Hubungkan kanal 1, CH1 ke masukan PSK/QPSK OUT. Ukur dan catat bentuk
gelombang dengan variasi setting TIME/DIV pada Tabel 9.
C. Demodulator PSK/QPSK

8
C.1. Pengukuran Sync Cycle Detector (Modul KL-94007)

1. Hubungkan gelombang persegi level TTL, 500 Hz ke terminal Digital DATA IN.
2. Atur tegangan dc pada TP4 ke nilai sesuai dengan Tabel 10. Gunakan Osiloskop, ukur
dan catat bentuk gelombang dan frekuensi pada TP5, TP6, dan TP13 untuk masing-
masing nilai dc.
3. Atur tegangan dc pada TP4 ke -5 V.
C.2. Pengukuran Penyearah Gelombang Penuh

1. Hubungkan gelombang persegi level TTL dengan frekuensi sesuai dengan Tabel 11 ke
terminal Digital DATA IN. Gunakan Osiloskop, ukur dan catat bentuk gelombang dan
frekuensi pada TP2, TP3, dan TP9 untuk masing-masing frekuensi.
2. Hubungkan gelombang persegi level TTL 500 Hz ke terminal Digital DATA IN.
C.3. Pengukuran 32fc, 4 fc dan 2 fc

Ukur frekuensi pada TP11 untuk memperoleh frekuensi sama dengan 32 fc dengan
mengatur VR3. Ukur dan catat bentuk gelombang dan frekuensi pada TP11, TP8, dan
TP12 sesuai Tabel 12.
C.4. Pengukuran Shift Register

Ukur dan catat bentuk gelombang dan frekuensi pada TP7, TP12, TP14, U7 Q2 dan U7
Q3 sesuai Tabel 13. 9

C.5. Pengukuran Keluaran Demodulator PSK/QPSK

Ukur dan catat bentuk gelombang dan frekuensi pada DATA OUT dan RX CLK OUT
sesuai Tabel 14. 2. Ulangi langkah 1 untuk frekuensi Digital DATA INI pada 100 Hz
dan 1 kHz.

9
V. TABEL HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Pengukuran dan Penyesuaian KL-94006

Tabel 2. Pengukuran Keluaran PSK/QPSK

10
Tabel 3. Pengukuran dan Pengaturan (Modul KL-94007)

Tabel 4. Pengukuran Keluaran

11
Tabel 5. Pengukuran Keluaran

12
Tabel 6. Pengukuran 2 fc

13
Tabel 7. Pengukuran Sync Cycle

14
Tabel 8. Pengukuran Shift Register

15
Tabel 9. Pengukuran Sinyal Temodulasi PSK/QPSK

16
Tabel 10. Pengukuran Demodulator PSK/QPSK

17
Tabel 11. Pengukuran Penyearah Gelombang Penuh

18
Tabel 12. Pengukuran 32fc, 4 fc dan 2 fc

19
VI. ANALISA DATA

Proses modulasi phase-shift keying (PSK) dapat dilihat sebagai kasus dari phase
modulation (PM). Sinyal pembawa merupakan sinyal sinus dengan frekuensi dan amplitudo
tetap. Sinyal modulasi adalah informasi biner, jika informasi adalah low (logika 0), maka sinyal
pembawa tetap pada fasanya. Jika informasi masukan high (logika 1), maka sinyal pembawa
memiliki fasa sebesar 180o
PSK/QPSK modulator sinyal pembawa mempresentasikan 4 keadaan fasa untuk

20
menyalakan 4 simbol yaitu satu simbol terdiri dari dua bit 00, 01, 10, dan 11. Stiap dua bit
akan mengalami perubahan fasa sebesar 90o. Sedangkan kecepatan bit informasinya sebesar 2
kali kecepatan simbolnya. Dua bit per simbol tersebut ditujukan untuk meminimalkan bit
error rate (BER). Alur kerja QPSK adalah osilator membangkitkan sinyal pembawa dan
sinyal pulsa. Sinyal pulsa dijadikan sinyal data oleh pembangkit sinyal pulsa dijadikan sinyal
acak. Sinyal data acak dibagi dua oleh bit splitter / pengkonversian serial ke paralel menjadi I
(bit urutan ganjil) dan Q (bit urutan genap). Data (I) in phase memodulasi pembawa in phase
(sinyal sinus) dan data Q. (Quadratare) memodulasi sinyal pembawa quadratime (sinyal
cosinus)sehingga menjadi BPSK – I dan BPSK – Q. Kemudian BPSK – Q dan BPSK – I
dijumlahkan oleh adder sehingga menjadi sinyal QPSK.

VII. KESIMPULAN
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang diperoleh :

1. QPSK memiliki 4 buah bentuk sinyal termodulasi yaitu 00, 01, 11 dan 10 setiap 2 bit
biner diwakili satu simbol.
2. Empat buah bentuk sinyal QPSK bentuk termodulasi memiliki fasa yang berbeda satu
sama lainnya yaitu sebesar 90o.
3. QPSK berasal dari penjumlahan BPSK-Q dan BPSK-1 pada rangkaian adder.
4. Proses modulasi phase-shift keying (PSK) dapat dilihat sebagai kasus dari phase
modulation (PM). Sinyal pembawa merupakan sinyal sinus dengan frekuensi dan
amplitudo tetap. Sinyal modulasi adalah informasi biner, jika informasi adalah low
(logika 0), maka sinyal pembawa tetap pada fasanya. Jika informasi masukan high
(logika 1), maka sinyal pembawa memiliki fasa sebesar 180o

21

Anda mungkin juga menyukai