Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH JENIS RANGKAIAN DAN NILAI TEGANGAN

INPUT TERHADAP TINGKAT KECERAHAN LAMPU

TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA

DISUSUN OLEH:

ELYSA REINANINGTYAS / 20202211


M. ADAM NUR FADILAH / 20202118
RIZKY TEGUH YUNIARTO / 20202122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI ELEKTRO PERKERETAAPIAN-A


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas mengenai barang-barang elektronik, pasti akan selalu berkaitan
dengan berbagai komponen penyusunnya. Salah satu komponen tersebut yaitu resistor.
Dimana resistor mampu dirangkai secara seri maupun paralel. Jika menurut ilmu
elektro, dijelaskan tentang rumus rangkaian seri dan paralel. Bahkan ada juga
penjelasan mengenai perbedaan rangkaian seri dan paralel. Kedua jenis rangkaian
listrik atau elektronik tersebut memiliki fungsi yang berbeda beda. Jika salah satu
lampu di rumah dipadamkan, maka lampu lainnya tidak akan padam juga dan tetap
menyala. Namun untuk rangkaian serinya, apabila salah satu lampu padam, maka
lampu lainnya juga akan ikut padam.
Rangkaian seri adalah rangkaian elektronik atau elektrik yang proses
penyusunannya berlangsung secara berurutan. Komponen-komponen dalam suatu
rangkaian disusun berjajar. Oleh karena itu, semua komponen di dalamnya bisa hidup.
Sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian elektronik atau elektrik yang
pembuatannya dilakukan secara paralel atau berlapis-lapis. Sederhananya, sirkuit
terhubung secara berurutan, sehingga sumber arus bercabang di dalamnya. Setiap
komponen dalam rangkaian paralel memiliki tegangan yang sama. Oleh karena itu,
setiap komponen aliran arus menambah total arus keseluruhan.
Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel. Secara
umum, karakteristik dan hukum yang berlaku pada rangkaian campuran juga mengikuti
keduanya. Pada umumnya rangkaian listrik campuran sering digunakan pada berbagai
keperluan. Diantaranya digunakan untuk instalasi skala kecil seperti pemakaian rumah
tangga, atau bahkan skala besar seperti keperluan produksi di industri.
Rangkaian seri dan paralel digunakan dengan beberapa kondisi dan juga
pertimbangan. Misalnya, sebuah proyek pencahayaan dalam skala besar di sebuah
pembangunan, lampu rumah, baterai, dan lainnya. Oleh karena itu, penulis akan
melakuakn percobaan mengenai pengaruh jenis rangkaian terhadap tingkat kecerahan
nyala lampu.
Dengan melakukan simulasi ini kita dapat mengetahui dan mempelajari
bagaimana cara membuat rangkaian luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya lampu
pada suatu rangkaian pada aplikasi proteus 8 profesional. Selain itu kita juga dapat
merangkainya secara langsung dengan komponen yang sesungguhnya yang disesuaikan
dengan rangkaian yang telah dibuat dengan aplikasi proteus tersebut. Untuk itu kita
harus mempelajari lebih dalam tentang perbedaan nyala lampu yang diukur
menggunakan luxmeter yang telah kita rangkai tadi dengan cara mempraktekkannya
dalam percobaan dengan aplikasi simulasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jenis rangkaian (X1) terhadap nilai lux lampu (Y)?

2. Bagaimana pengaruh nilai tegangan input (X2) terhadap nilai lux lampu (Y)?

3. Bagaimana pengaruh jenis rangkaian (X1) dan nilai tegangan input (X2) terhadap
nilai lux lampu (Y)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh jenis rangkaian (X1) terhadap nilai lux lampu (Y)

2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tegangan input (X2) terhadap nilai lux lampu
(Y)

3. Untuk mengetahui pengaruh jenis rangkaian (X1) dan nilai tegangan input (X2)
terhadap nilai lux lampu (Y)
BAB II

DASAR TEORI

Rangkaian listrik adalah sekumpulan komponen atau komponen ditambah interkoneksi


dari suatu rangkaian penghubung yang disusun dengan cara tertentu dan memiliki sekurang-
kurangnya satu jalur tertutup. Rangkaian Ada tiga rangkaian yang sering dijumpai, yaitu
rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian hibrid. Rangkaian seri adalah salah satu
rangkaian yang disusun secara paralel (seri). Rangkaian paralel adalah salah satu rangkaian
yang disusun berjajar (paralel) dengan semua masukan komponen berasal dari sumber yang
sama. Pengaturan paralel di sirkuit lebih mahal (memerlukan lebih banyak kabel
penghubung). Susunan paralel memiliki keunggulan tertentu dibandingkan susunan seri.
Keuntungan susunan paralel adalah jika salah satu komponen dilepas atau rusak, maka
komponen lainnya akan tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Gabungan rangkaian seri dan
rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran
atau rangkaian kombinasi).
Elektron dapat mengalir pada material penghantar arus listrik yakni konduktor. Oleh
karena itu kabel yang dipakai pada rangkaian listrik karena kabel terbuat dari tembaga yang
dapat menghantarkan arus listrik.
Lampu adalah beban listrik dan sumber listrik berasal dari baterai. Listrik mengalir
melalui kabel dan saklar berfungsi untuk memutus atau menyambungkan aliran listrik.
Simbol universal untuk beban listrik adalah hambatan (resistor).

Rangkaian Seri
Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian elektronik atau listrik yang proses
penyusunannya dilakukan menggunakan cara berurutan. Komponen di dalam rangkaian
tersebut disusun dengan satu jalur. Oleh karena itu, seluruh komponen yang ada di dalamnya
mampu dialiri oleh arus listrik. Berikut adalah gambar bentuk rangkaian seri.
Gambar 2.1. Rangkaian seri lampu dan resistor
Sumber : ruangguru.com

Pada rangkaian seri, kuat arus (I) akan mengalir dari sumber energi (baterai) yang ada
dari satu hambatan ke hambatan lain melewati satu kabel. Aliran listrik yang mengalir mulai
dari baterai, menuju hambatan/resistor 1, ke hambatan 2, lalu berputar dan kembali ke
baterai.
Pada rangkaian seri, berlaku :
Vtotal = V1+V2+Vn…
I total = I1=I2=In…
Rtotal = R1+R2+Rn…

Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel merupakan sebuah rangkaian elektronik atau listrik yang proses
penyusunannya dilakukan secara sejajar atau bersusun. Sederhananya, rangkaian tersebut
terhubung dengan cara berderet. Sehingga sumber arus listrik yang ada di dalamnya
bercabang-cabang. Setiap komponen yang ada di dalam rangkaian paralel memiliki besar
tegangan yang sama. Oleh karena itu, setiap komponen yang dilalui oleh arus listrik akan
dijumlahkan menjadi jumlah total arus secara keseluruhan. Berikut adalah gambar bentuk
rangkaian parallel.

Gambar 2.2. Rangkaian parallel lampu dan resistor


Sumber : ruangguru.com
Padal rangkaian parallel, aliran listrik yang berjalan dari baterai, berjalan ke arah ke
arah bawah menuju hambatan 1. Sesaat dia berada di persimpangan, si aliran listrik akan
"memecah". Ada yang masuk ke resistor 1, ada juga yang berjalan ke resistor 2. Itu artinya,
kuat arus di kedua hambatan itu akan berbeda.
Pada rangkaian parallel berlaku:
Vtotal = V1=V2=Vn…
I total = I1+I2+In…
1 1 1 +1
= +
Rtotal R 1 R 2 R 3

Rangkaian Campuran
Rangkaian listrik campuran merupakan kombinasi dari rangkaian seri dan rangkaian
paralel. Biasanya untuk karakteristik maupun hukum yang berlaku pada rangkaian campuran
juga mengikuti kedua rangkaian.

Gambar 2.3. Rangkaian campuran


Sumber : elektro.uma.ac.id

Uji Regresi Berganda


Uji regresi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat. Apabila hanya terdapat satu variabel bebas dan satu
variabel terikat, maka regresi tersebut dinamakan regresi linear sederhana (Juliandi, Irfan, &
Manurung, 2014). Sebaliknya, apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas atau variabel
terikat, maka disebut regresi linear berganda. Regresi linear berganda merupakan model
regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda
dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2018).
Uji Anova
Anova adalah analisis statistik yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antar
kelompok. Kelompok di sini bisa berarti kelompok atau perlakuan. Anova ditemukan dan
diperkenalkan oleh seorang ahli statistik bernama Ronald Fisher. ANOVA adalah singkatan
dari Analysis of Variance adalah prosedur pengujian statistik yang mirip dengan uji-t. Tetapi
Anova memiliki kelebihan yaitu dapat memeriksa perbedaan antara lebih dari dua kelompok.
Sehubungan dengan uji-t sampel independen hanya dapat menguji perbedaan antara rata-rata
kedua kelompok.
Anova digunakan sebagai alat analisis untuk menguji hipotesis penelitian yang menilai
apakah ada perbedaan rata-rata antar kelompok. Hasil akhir dari analisis ANOVA adalah
nilai F-test atau F-hitung. Nilai F yang dihitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai pada
tabel f. Jika nilai f hitung lebih besar dari f tabel maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima,
H0 ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan mean dari masing-masing kelompok.
ANOVA sering digunakan dalam studi eksperimental dengan beberapa perlakuan. Para
peneliti ingin menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan.

Gambar 2.4. Anova


Sumber: analyticsteps.co.id
Oneway ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel,
bila pada setiap sampel hanya terdiri atas satu kategori. Sedangkan two way ANOVA
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel bila peneliti melakukan
kategorisasi terhadap sampel kedalam beberapa blok, sehingga bila variabilitas atau sumber
keragaman padauji One Way ANOVA berasal dari perlakuan dan galat, maka pada two way
ANOVA sumber keragaman tidak hanya berasal dari perlakuan dan galat, tapi juga berasal
dari blok.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. Software proteus 8 professional dan IBM SPSS Statistic 26
2. Komputer/pc

B. Rancangan Percobaan

Gambar 3.1. Rancangan Percobaan Rangkaian Seri

Gambar 3.2. Rancangan Percobaan Rangkaian Parallel

Gambar 3.3. Rancangan Percobaan Rangkaian Campuran


C. Variabel
Variabel Kontrol : Nilai masing-masing resistor (100 ohm)
Variabel Manipulasi : Jenis rangkaian (seri, parallel, campuran), nilai tegangan input
(10V, 15V, 20V,25V)
Variabel Respon : Nilai tegangan rangkaian, tingkat kecerahan lampu

D. Langkah Percobaan
Nyalakan laptop/pc, buka software proteus 8 professional lalu rangkailah
rangkaian percobaan seperti gambar 1-2-3, lakukan percobaan dan catat hasil pada
table. Lakukan analisis menggunakan uji regresi linear mneggunakan IBM SPSS
Statistic 26.

E. Data dan Analisis

NILAI
TEGANGAN V RANGKAIAN I RANGKAIAN
NO RANGKAIAN LUX
INPUT (VOLT) (VOLT) (AMPER)
(LUMEN)

SERI

PARALLEL

CAMPURAN

Perumusan hipotesis

H1 = terdapat pengaruh jenis rangkaian (X1) terhadap nilai lux lampu (Y)

H2 = terapat pengaruh nilai tegangan input (X2) terhadap nilai lux lampu (Y)

H3 = terdapat pengaruh jenis rangkaian (X1) dan nilai tegangan input (X2) terhadap
nilai lux lampu (Y)

Tingkat kepercayaan 95%, alpha = 0,05


BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. Data
I NILAI
TEGANGAN V RANGKAIAN
NO RANGKAIAN RANGKAIAN LUX
INPUT (VOLT) (VOLT)
(AMPER) (LUMEN)
0,12 0,29 60
SERI 0,12 0,28 59,5
0,12 0,29 60
0,12 0,03 7
1 10 PARALLEL 0,12 0,04 8
0,12 0,03 7
0,12 0,15 30
CAMPURAN 0,12 0,16 31
0,12 0,16 31
0,12 0,44 89
SERI 0,12 0,46 89,5
0,12 0,45 89
0,12 0,05 10
2 15 PARALLEL 0,12 0,07 11,5
0,12 0,06 11
0,12 0,22 45
CAMPURAN 0,12 0,21 44
0,12 0,22 45
0,12 0,58 119
SERI 0,12 0,57 118
0,12 0,58 119
0,12 0,06 14
3 20 PARALLEL 0,12 0,05 13
0,12 0,06 14
0,12 0,3 61
CAMPURAN 0,12 0,2 60
0,12 0,3 61
0,12 0,73 149
SERI 0,12 0,73 149
0,12 0,74 150
0,12 0,08 17
4 25 PARALLEL 0,12 0,07 16
0,12 0,08 17
0,12 0,37 76
CAMPURAN 0,12 0,38 77
0,12 0,37 76
B. Analisis
Dasar pengambilan keputusan.

1. Uji T

a. Jika nilai sig < 0,05, atau t hitung > t table, maka terdapat pengaruh variable
X terhadap variable Y

b. Jika nilai sig > 0,05, atau t hitung < t table, maka tidak terdapat pengaruh
variable X terhadap variable Y

t table = t (alpha/2 ; n-k-1) = 0,025 ; 36-2-1 = 0,025 ; 33 = 2.03452 (cek di


table t dengan alpha 0,05)

2. Uji F

a. Jika nilai sig < 0,05, atau F hitung > F table, maka terdapat pengaruh
variable X secara simultan terhadap variable Y

b. Jika nilai sig > 0,05, atau F hitung < F table, maka tidak terdapat pengaruh
variable X secara simultan terhadap variable Y

F table = F (k; n-k) = F = (2, 34) = 3.28 (cek di table F dengan alpha 0,05)

Pengujian hipotesis H1 dan H2 dengan Uji T.

1. Pengujian hipotesis pertama (H1)

Nilai Sig. untuk pengaruh variable X1 terhadap Y adalah sebesar 0,001 < 0,05
dan nilai t hitung 3,564 > t table 2,035. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima, yang berarti terdapat pengaruh X1 terhadap Y

2. Pengujian hipotesis kedua (H2)


Nilai Sig. untuk pengaruh variable X2 terhadap Y adalah sebesar 0,004 < 0,05
dan nilai t hitung 3,064 > t table 2,035. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2
diterima, yang berarti terdapat pengaruh X2 terhadap Y.

Pengujian Hipotesis H3 dengan Uji F

Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Berdasarkan output diatas, diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1 dan X2


secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,0000 < 0,05 dan nilai F hitung 11,047 > F
table 3,28. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, yang berarti terdapat
pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh X1 terhadap Y. Dengan nilai Sig. sebesar 0,001 < 0,05 dan
nilai t hitung 3,564 > t table 2,035.
2. Terdapat pengaruh X2 terhadap Y. Dengan nilai Sig sebesar 0,004 < 0,05 dan
nilai t hitung 3,064 > t table 2,035.
3. Terdapat pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y. Dengan nilai
signifikansi sebesar 0,0000 < 0,05 dan nilai F hitung 11,047 > F table 3,28.

B. Saran

Dalam penulisan ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi isi maupun dari pembahasan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga
tulisan ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Dorf C. Richard, James A. Svoboda, 1996, Introduction to Electric Circuits, 3rd Edition. John
Wiley & Son, Singapore

Meisura, Besty & Nurhayati, 2021, Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Nyala Lampu
dengan Menggunakan Sensor Cahaya Light Dependent Resistor. UIN Ar-Raniry:
Banda Aceh.

Pamungkas, M., Hafiddudin, dan Rohmah, Y. S., 2015, Perancangan dan Realisasi Alat
Pengukur Intensitas Cahaya, Jurnal Elkomia, Teknik Elektro ITENAS, No. 2, Vol. 3

Hidayat et al. https://www.statistikian.com/2018/01/penjelasan-tutorial-regresi-linear-


berganda.html. Diakses pada tanggal 22 November 2022.

Elektro.uma.ac.id

Ruangguru.com
LAMPIRAN

HASIL PENGUJIAN REGRESI LINERAR MENGGUNAKAN IBM SPSS STASISTICS 26


PENGUJIAN NILAI LUX MENGGUNAKAN PROTEUS PROFESSIONAL 8

TEGANGAN INPUT 10 VOLT


SERI

Tegangan Rangkaian : 0.29 Volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 60 lux

PARALLEL

Tegangan rangkaian : 0.03 Volt


Arus : 0.12 Ampere
Intensitas : 7 lux
CAMPURAN

Tegangan rangkaian : 0.15 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 30 lux

TEGANGAN INPUT 15 VOLT


SERI

Tegangan rangkaian : 0.44 Volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 89 lux
PARALLEL

Tegangan rangkaian : 0.05 Volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 10 lux

CAMPURAN

Tegangan rangkaian : 0.22 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 45 lux
TEGANGAN INPUT 20 VOLT
SERI

Tegangan rangkaian : 0.58 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 119 lux

PARALLEL

Tegangan Rangkaian : 0.06 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 14 lux
CAMPURAN

Tegangan rangkaian : 0.30 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 61 lux

TEGANGAN INPUT 25 VOLT


SERI

Tegangan rangkaian : 0.73 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 149 lux
PARALLEL

Tegangan rangkaian : 0.08 Volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 17 lux

CAMPURAN

Tegangan rangkaian : 0.37 volt


Arus : 0.12 ampere
Intensitas : 76 lux

Anda mungkin juga menyukai